Anda di halaman 1dari 39

Dalam Bab ini kita hanya mempelajari gerak dengan menggunakan konsep ruang dan

waktu, dengan mengabaikan penyebabnya, dan bagian mekanika yang mempelajari


masalah ini disebut Kinematika. Khususnya gerak dengan lintasan berupa garis lurus
satu dimensi. Kita mulai dengan konsep perpindahan (seperti pada Bab I),
kecepatan (velocity) dan percepatan (acceleration). Benda yang diberlakukan
dalam konsep gerak ini, hanyalah dianggap sebagai partikel, sehingga gerakannya
bersifat translasi, tanpa rotasi ataupun vibrasi selama proses geraknya.
Kecepatan Rerata
GERAK KINEMATIKA
Kecepatan Sesaat

Percepatan

Gerak Satu Dimensi dgn Percepatan


Konstan (GLBB)

Gerak Vertikal

Gerak Parabola

Gerak Melingkar Beraturan

Percepatan Tangensial dan Radial


Posisi
Kondisi gerak suatu partikel/objek digambarkan sebagai perubahan posisi
Membutuhkan sistim koordinat dengan titik referensi tertentu untuk mengukur posisi
dari objek
Perpindahan dinyatakan sebagai perubahan posisi dan dinyatakan sebagai
x x f xi (indeks i menyatakan initial, awal) ke posisi akhir xf (indeks f
menyatakan final, akhir)
Perpindahan adalah sebuah vektor

Contoh (perpindahan)
1. Kecepatan Rerata
Gerakan suatu partikel dapat diketahui secara lengkap bila posisinya setiap saat
diketahui. Kita anggap partikel bergerak sepanjang sumbu x dari titik P ke titik Q.
Posisi partikel di titik P adalah xi pada saat ti dan Posisinya di titik Q adalah xf
ketika tf. Pada saat selain ti dan tf, posisi partikel tentu berubah-ubah antara
kedua titik tersebut, seperti pada Gambar 2.1. Dengan menggunakan notasi
vektor satuan, vektor perpindahan dapat dinyatakan sebagai:
x = (xf xi)i.
Komponen kecepatan rerata terhadap sumbu x, vvxx, didefinisikan sebagai
perbandingan antara vektor perpindahan, x dengan interval waktu, t,
yakni:
x (x f x i )i
vx 1
t tf ti

Kecepatan rerata (secara geometrik) dapat


diinterpretasikan sebagai slope garis lurus yang
menghubungkan keadaan awal dan akhir pada
grafik posisi-waktu. Laju rerata didefinisikan
sebagai jarak total per total satuan waktu, dan
memiliki satuan sama dengan satuan kecepatan
rerata, hanya dia tidak memiliki arah. Gambar 2.1. Grafik posisi vs. waktu.
Contoh 1.
Suatu partikel bergerak sepanjang sumbu x, yang posisi awalnya 12 m ketika 1 s dan
posisi akhir 4 m ketika 3 s. Hitinglah perpindahannya dan kecepatan rerata selama
selang waktu tersebut.
Solusi :
Pergeserannya, x = (4 12)i = -8i m,
x (x f x i )i
Kecepatan rerata, Persamaan 1 vx -8i / 2 = -4i m/s
t tf ti

Partikel bergerak ke arah kiri atau mengarah ke penurunan x.


Contoh 2
Sebuah mobil jet melaju mecahkan rekor dunia. Jarak tempuh 1609m dari kiri kekanan
ditempuh dalam waktu 4,740 detik. Ketika bergerak dari kanan ke kiri dengan jarak
yang sama ditempuh dalam waktu 4,695 sekon. (a) Berapakah kecepatan dari kiri ke
kanan dan (b) dari kanan ke kiri

x 1609 m
a) v 339,5 m / s
t 4,750 s
x 1609 m
b) v 342,7 m / s
t 4,695 s
Perbedaan laju dan kecepatan

Lihat gambar !!!!


Sebuah mobil bergerak dari P ke Q mengikuti garis lurus, sebuah
motor bergerak dari P ke Q mengikuti kurva.
Mobil dan motor mempunyai kecepatan yang sama
Motor menempuh jarak yang lebih panjang dengan waktu tempuh
lebih lama, sehingga mempunyai laju yang lebih besar.
2. Kecepatan Sesaat
Kini bagaimana kita menentukan kecepatan partikel pada saat tertentu
(bukan pada interval waktu terbatas). Kecepatan partikel pada saat tertentu
atau pada titik-titik tertentu pada grafik posisi-waktu, disebut kecepatan
sesaat. Konsep ini menjadi penting ketika kecepatan rerata dalam interval
waktu berbeda tidak konstan. Dengan perkataan lain, kecepatan sesaat, v,
sama dengan limit ratio x/ t ketika t mendekati nol :

x Dalam notasi kalkulus, maka


v lim 2 limit pada Persamaan 2 disebut
v lim
x dx

t 0 t 3
turunan x terhadap t, atau dx/dt t 0 t dt

Laju (speed) sesaat juga merupakan besaran skalar, dan jarum speedometer
menentukan laju (besarnya kecepatan), artinya tidak menunjukan arah
gerak benda.

Contoh 3.
Contoh 3.
Suatu partikel bergerak sepanjang sumbu
x. Koordinat x berubah terhadap waktu
sesuai persamaan: x = -4t + 2t2, x dalam
meter dan t dalam detik. Grafik pada
Gambar 2.1 menunjukan hubungan posisi
gerak partikel terhadap waktu. (a)
Tentukanlah perpindahan partikel dalam
selang waktu dari t = 0 ke t = 1 s, dan dari
t = 1 s ke t = 3 s. (b) Hitunglah kecepatan
rerata untuk interval waktu dari, seperti Gambar 2.1. Grafik posisi vs. waktu.
pada (a). (c) Tentukanlah kecepatan
sesaat partikel ketika t = 2,5 s.
Solusi :
(a) Perpindahan partikel
Dari Pers tersebut, diperoleh, x01, untuk interval antara 0 dan 1 s :
x01 = [-4(1) + 2(1)2] - [-4(0) + 2(0)2] = -2 m
Untuk interval antara 1 s dan 3 s, diperoleh:
x13 = [-4(3) + 2(3)2] - [-4(1) + 2(1)2] = 8 m

Kedua hasil perpindahan di atas konsisten dengan grafik pada Gambar 2.1, yakni
pada 1 detik pertama partikel bergerak pada arah sumbu x negatip, dan untuk 2
detik kedua berbalik arah ke sumbu x positip.
(b) Hitunglah kecepatan rerata untuk interval waktu dari, seperti pada (a)
Langsung saja dari Pers. (1), dan dengan hasil pada (a), diperoleh:
2m
x (x x o )i v 2 m / s
v
01
1s
t to
x
t 8m
v13 4m/s
2s

Hasil ini merupakan slope


garis yang menghubungkan
titik-titikv pada Gambar 2.1.
(c)Tentukanlah kecepatan sesaat partikel
ketika t = 2,5 s.
x dx
v lim
t 0 t dt

v = dx/dt = d/dt (-4t + 2t2)


Gambar 2.1. Grafik posisi vs. waktu.
= 4(-1 + t) m/s,
Jadi untuk t = 2,5 s,
Maka : v = 4(-1 + 2,5)
= 6 m/s
Contoh 4.
Suatu partikel bergerak sepanjang sumbu
x mengalami perubahan terhadap waktu
sesuai persamaan: x = (3m/s2)t2, x dalam
meter dan t dalam detik. Grafik pada
Gambar 2.2. Tentukanlah kecepatan
partikel setiap saat.
Solusi :
Untuk menentukan kecepatan setiap saat
kita gunakan definisi kecepatan sesaat.
Pada saat awal t, posisi awal xo = = 3t ,
2

dan setelah t + t, posisi akhir :


x = 3(t + t)2 = 3t2 + 6t t + 3(t)2
Jadi perpindahan dalam interval waktu t Gambar 2.2. Grafik posisi vs. waktu untuk
suatu partikel yang mempunyai kordinat
adalah: x = x xo = 6t t + 3(t)2 x berubah terhadap waktu: x = 3t2

Kecepatan rerata dalam interval waktu tersebut, Pers. 1:


x x
v = 6t + 3 t Kecepatan sesaat (Pers. 3) v lim
t 0
= 6t
t t
Hasil ini konsisten dengan grafik pada Gambar 2.2, bahwa pada t = 3 s, slopenya
(kecepatan sesaat) adalah 6(3) = 18 m/s.
Contoh 5.
Sebuah kereta api berjalan pelan di rel yang lurus, perubahan kecepatan seperti
gambar; a) berapa kecepatan rerata total perjalanan; b) kecepatan rerata empat detik
pertama; c) kecepatan rerata 4 dtk beikutnya; d) kecepatan sesaat pada t=2 dtk dan
t=9 detik
Solusi :
a) Kec rerata dari (0) ke (C)

b) Kec rerata dari 4 detik pertama :

c) Kec rerata dari 4 detik kemudian :

d) Kec sesaat pd t = 2 dt dan t = 9 dt :


t = 2 dt : Kec. sesaat = kecepatan rata-rata (b) krn grafiknya grs lurus,
sehingga :

t = 9 dt : Grs slope memotong sb x di


3,0 dt dan t = 3 dt, ; x = 0 dan t = 9 dt ;
4,5 m
3. Percepatan
Ketika kecepatan suatu partikel mengalami perubahan terhadap waktu,
maka dikatakan partikel tersebut mengalami percepatan (acceleration).
Sebagai contoh, laju suatu mobil mengalami kenaikan, jika pedal gas
diinjak, dan sebaliknya akan diperlambat bila pedal rem diinjak. Untuk
memahami konsep percepatan lebih dalam, sebaiknya, kita bahas
pengertian percepatan rerata, dan percepatan sesaat yang berturut-turut,
nampak identik dengan pada Sub 1 dan 2 sebelumnya. Didefinisikan
percepatan rerata partikel dalam selang waktu t = tf ti, adalah
perbandingan antara x/t, v = (vf vi) merupakan perubahan kecepatan
dalam selang waktu tersebut:

v (v f vi ) Dimensi percepatan [L][T-2]


a 4
t tf ti satuannya adalah m/s2

Nilai percepatan rerata barangkali berbeda untuk keadaan interval waktu berbeda,
maka sebaiknya didefinisikan percepatan sesaat sebagai limit dari percepatan
rerata untuk t mendekati nol, yakni:
v dv
a lim 5
t 0 t dt
Jadi percepatan sesaat (instantaneous acceleration) sama dengan turunan
kecepatan terhadap waktu, dan merupakan slope atau kemiringan pada
grafik kecepatan waktu (Gambar 2.1). Dari Persamaan 3, maka Persamaan
5, dapat ditulis:
x dx v dv
v lim Dari Persamaan 3 a lim 5
t 0 t dt t 0 t dt

dv d dx d 2 x Dapat disimpulkan bahwa, percepatan


a 2 6 merupakan turunan kedua perpindahan
dt dt dt dt terhadap waktu
Perubahan kecepatan terhadap waktu, yang disebut percepatan, dapat berharga
positip dan negatif.
Ketika percepatan pada arah sumbu x positip atau juga menunjukan gerak benda
dipercepat. Dan ketika berharga negatip, benda bergerak pada arah sumbu x negatip,
atau mengalami perlambatan.
Sedangkan untuk kondisi percepatan nol, maka benda bergerak dengan kecepatan
konstan, artinya gerak benda dengan lintasan berupa garis lurus, dan baik besar
maupun arah kecepatannya tetap, dan ini yang disebut gerak lurus beraturan
(GLB).
Untuk kondisi gerak benda dengan percepatan konstan (dibahas pada Bagian 4),
disebut gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Selanjutnya dalam pembahasan,
yang dimaksudkan dengan percepatan berarti percepatan sesaat.
Contoh 5.
Seorang pemain basket berlari pada garis lurus, kecepatannya sebagai fungsi
waktu diperlihatkan pada gambar.
Berapa percepatan sesaat dititik A, B, dan C
Solusi :
Grafik kecepatan vs waktu berbentuk garis lurus,
jadi percepatan sesaat adalah kemiringan garis
kurva.
Percepatan sesaat di (A) :

Percepatan sesaat di (B) :

Percepatan sesaat di (C) :


4. Gerak Satu Dimensi dgn Percepatan Konstan (GLBB)
Analisis tentang gerak partikel akan menjadi lebih rumit, bila percepatan
berubah terhadap waktu. Kini kita hanya bahas persoalan gerak benda
dalam sistem satu dimensi yang setiap saat dalam interval waktu tertentu,
percepatan rerata sama dengan percepatan sesaat, atau percepatannya
konstan. Sebagai konsekuensinya, kecepatan akan mengalami kenaikan atau
penurunan pada interval waktu yang sama.
Selanjutnya, untuk sementara kita gunakan notasi percepatan tanpa indeks
dan vektor satuan, tetapi kita menganggap gerak tetap pada sumbu x.
Dari Persamaan 4, dengan menganggap percepatan konstan, a, dan ketika
ti = 0 kecepatan awal, vi, dan pada saat tf = t, kecepatan akhir vf, maka:

(v f vi ) Kecepatan
a akhir menjadi v f vi at a konstan 7
t
Karena kecepatan berubah secara linier terhadap waktu sesuai Persamaan 7, maka
kecepatan rerata setiap saat dapat dinyatakan secara aritmatik untuk keadaan awal,
vi dan keadaan akhir, vf, sehingga:
(v i v f )
v 8
2
Persamaan (8) hanya berlaku untuk percepatan konstan, sehingga
kecepatan berubah secara linier terhadap waktu. Dengan menggunakan
Persamaan (1) dan (8), perpindahan sebagai fungsi waktu untuk dapat
ditentukan, dengan catatan ti = 0, maka:

x (x f x i )i (v i vf ) 9
Pers. 1 v x Pers. 8 v
t tf ti 2
Subtitusi pers. (7) ke pers. (9) : (v i v f )
x x f xi t
v f vi at
2
Diperoleh : xf xi = vit + at2 10

Selanjutnya, kita dapat mencari persamaan kecepatan (7), tetapi tidak


tergantung pada waktu, dengan cara mengeliminasi t dari Persamaan 7 pada
Persamaan 9, yakni:

v f2 v i2 2a(x f x i ) 11
Berdasarkan Persamaan 10 yang merupakan persamaa kuadratik, maka grafik
hubungan antara posisi dengan waktu merupakan parabola, dan bila percepatan nol (a
= 0), maka hubungan antara posisi dan waktu adalah linier. Dari Persamaan 11,
kecepatan akhir = kecepatan awal (v konstan). Inilah merupakan ciri GLB. Jadi dapat
disimpulkan bahwa GLB merupakan perlakuan khusus dari GLBB. Maka untuk GLB
berlaku: xf xi = vt.
Contoh 6.
Seorang polisi patroli jalan mengejar seorang pengendara sepeda motor
yang melebihi batas kecepatan normal di daerah tertentu (misalnya, lokasi
kampus atau sekolah atau rumah sakit, dll). Pengendara sepeda motor lari
dengan kecepatan konstan 30 m/s (108 km/jam, ngeri ya) tepat melalui
seorang polisi yang sedang mengamati lalu lintas dengan RADAR
(bersembunyi di balik pohon). Satu detik setelah motor tesebut lewat, si pak
patroli mengejarnya dengan mobil patrolinya pada percepatan konstan 3
m/s2. Berapa lama pak polisi dapat melewati pengedara sepeda motor
tersebut?
Solusi:
Kita harus mencari persamaan posisi untuk masing-masing kendaraan. Kita
gunakan posisi awal pada pohon (tempat pak polisi sembunyi), sehingga
ketika t = 0, pak polisi hendak mengejar, sedangkan si pengebut (sepeda
motor) sudah mencapai jarak 30 m (mengapa?, ya ingat: xim = 30.1).
Karena si motor dengan kecepatan konstan (a = 0), maka posisi si motor
setiap saat berdasarkan Pers. 10, adalah:
xf xi = vit + at2 xfm = xim + (30 m/s) t = 30 + 30t

Untuk pak Polisi, ti = 0 dan xip = 0, dan a = 3 m/s2, maka posisinya setiap
saat (Pers. 10), adalah:

xfp = xip + at2 = 0 + (3)t2 = 1,5t2.


Polisi dapat mengejar artinya ketika mereka beriringan, maka xfm = xfp
30 + 30t = 1,5t2 1,5t2 30t - 30 = 0

b b 2 4ac t = 20,954 s
x12
2a
Dari penyelesaian persamaan kuadrat tsb. diperoleh: t 21,0 detik. Jadi setelah 21
detik pak polisi berhasil menangkap si pengebut, setelah menempuh jarak kurang
lebih 660 m dari posisi mula-mula pak polisi.

Kecepatan polisi

v f vi at v fp 0 3,0(21) 63 m / s
Contoh 7 :
Sebuah mobil bergerak dari keadaan diam
dengan percepatan tetap a = 5 m/dtk2
berapa kecepatannya setelah menempuh
jarak 100 ft?

Solusi :

Konversi (ft) ke (m) 1m


1x10 2 ft (1,00 x 10 2 ft 30,5 m x = 30,5 m
3,28 ft

Pakai persamaan (11) v f2 v i2 2a(x f x i ) Vi = 0

v pada jarak 100 ft


Tugas 2 No. 1

1. Sebuah pesawat jet mendarat pada kecepatan 160 mil/jam, dengan perlambatan 10
mil/jam/detik, bila pesawat bergerak pada kecepatan tetap selama 1 detik sebelum
ngerem. Berapa panjang landasan yang diperlukan mulai dari saat sentuh landasan
sampai diam.
5. Gerak Vertikal / Jatuh Bebas
Umumnya suatu benda jatuh ke permukaan Bumi akan mempunyai
percepatan hampir kontan, hanya berlaku untuk kondisi: kecepatan awal
nol, dan gesekan udara diabaikan, bahkan rotasi bumi pun diabaikan

Percepatan jatuh bebas disimbolkan dengan g (gravity acceleration:


percepatan yang disebabkan oleh gaya gravitasi Bumi).
Walaupun g akan mengalami penurunan bila posisi benda makin jauh atau
posisi makin tinggi dari permukaan bumi, atau juga antara daerah kutub dan
katulistiwa, tetapi sering dianggap konstan. Harga g dipermukaan bumi
sekitar 9,80 m/s2 (dalam perhitungan sering pula dibulatkan menjadi 10
m/s2, dan arah g selalu menuju ke pusat bumi.

Suatu benda jatuh bebas, artinya benda yang jatuh secara bebas karena
hanya dipengaruhi oleh gravitasi, dengan mengabaikan kecepatan awal.
Benda yang dilempar tegak lurus ke atas dengan kecepatan awal tertentu,
akan kembali, dan mengalami jatuh bebas, artinya setelah mencapai titik
tertinggi kecepatannya nol. Berarti ketika dilempar ke atas, benda
mengalami perlambatan dan ketika kembali akan mengalami percepatan
dengan nilai g yang sama, hanya arah berbeda (ketika ke atas g negatip, dan
ke bawah g positip).
Semua persamaan pada GLBB, berlaku untuk gerak jatuh bebas dan gerak
vertikal ke atas, hanya x diganti dengan y (sumbu vertikal) atau h (high),
dan a diganti dengan g (untuk vertikal ke bawah atau jatuh bebas) dan
dengan g (untuk vertikal ke atas).
Perhatikan tabel berikut :

GLBB Gerak Vertikal


vf = vi at vf = vi gt
vf2 = vi2 2a(xf xi) vf2 = vi2 2g(yf yi)
xf = xi + vit at2 yf = yi + vit gt2
Contoh 5.
Sebuah batu (yang pas-pas) dilempar vertikal ke atas
dengan kecepatan awal 20 m/s dari sebuah gedung
bertingkat yang tingginya 50 m dari tanah, dan setelah
kembali batu tersebut tepat lewat di bibir gedung
sampai tiba di tanah (Gambar 2.3).
Tentukan :
(a) waktu tempuh batu ketika mencapai tinggi maks.
(b) tinggi maksimum,
(c) waktu ketika kembali dan melalui bibir gedung,
(d) kecepatan batu saat tersebut, dan
(e) kecepatan dan posisi batu ketika t = 5 s.
(f) Waktu dan kec pd saat batu mencapai permukaan
tanah.
Solusi:
(a) Ketika mencapai tinggi maksimum, vfy = 0. Pers 7:

v f vi gt
vfy = viy gt1 0 = 20 9,8 t1, t1 = 2,04 s.
Jadi waktu untuk mencapai tinggi maksimum dari
tempat pelemparan adalah 2,04 s.
Gambar 2.3.
(b) Untuk menghitung tinggi maksimum, masukan
harga t1 pada Pers. 10, ambil: yiy = 0, maka:
xf xi = vit + at2
yfmax = vi t1 gt12
yfmax =20(2,04) (9,8)(2,04)2
yfmax =20,4 m
Jadi batu mencapai tinggi maksimum dari tempat
pelemparan adalah: 20,4 m.
(c) Waktu kembali melalui bibir gedung, dapat dihitung
dalam dua cara :
Pertama :
Gunakan cara simetri, maka dua kali waktu dari
pelempar ke yfmax, maka t2 = 2t1, yakni 4,08 s;
Kedua :
Gunaka syarat bahwa ketika batu kembali melalui
pelampar, maka yfy = 0, selanjutnya anda
berhubungan dengan Pers 10, dan dapat t2 = 4,08 s.

Gambar 2.3.
(d) Kecepatan batu ketika pas dibibir gedung, kembali
ke Pers. 7.
t2 = 4,08 s.
vfy = 20 (9,8)(4,08) = -20 m/s.
Nilai ini bukan kebetulan sama dengan kecepatan
awal, tetapi ya begitulah demikian, yakni kecepatan
awal waktu dilemparkan harus sama dengan waktu
tepat tiba di pelempar.
(e) Setelah 5 s, kec dan posisi ? :
vfy = 20 (9,8)(5) = -29 m/s.
yf = 20(5) (9,8)(5)2 = -22,5 m.
(f) Waktu dan kec pd saat batu mencapai permukaan tanah

vfy = 20 (9,8)(5,83) = -37,1 m/s.

Gambar 2.3.
6. Gerak Parabola / GERAK PADA DIMENSI 2
Bila kita mengamati lintasan gerak sebuah bola atau apa saja yang dilemparkan ke
udara, maka lintasannya berbentuk parabola, sehingga disebut gerak parabola atau
lazim disebut juga gerak peluru, kondisi ini terjadi ketika benda dilemparkan tidak
secara tegak lurus ke atas (udara) tetapi membentuk sudut < 90o terhadap permukaan
Bumi. Ada dua anggapan, (1) percepatan jatuh bebas, g, konstan pada ketinggian
tertentu (lebih kecil dari jejari bumi), dan arahnya selalu tegak lurus ke bawah, dan (2)
pengaruh resistansi atau gesekan udara diabaikan. Konsekuensi anggapan ini maka
lintasan benda selalu berbentuk parabola.
Seperti pada Gambar 2.4, bentuk lintasan
peluru, berupa parabola yang dilemparkan
dengan kecepatan awal vi dan sudut
elevasi o terhadap horisontal. Karena
pengaruh g, komponen kecepatan pada
arah sumbu y berubah baik besar dan arah,
sedangkan setiap saat komponen
kecepatan pada arah sumbu x konstan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa gerak
parabola merupakan gerak gabungan
antara GLBB (vertikal) dan GLB (horisontal).
Gambar 2.4. Lintasan peluru berupa parabola dgn
kecepatan awal, vo dan sudut elvasi, . Setiap saat
vektor kecepatan, v, berubah besar dan arah.
Dari Gambar 2.4, dengan menggunakan
definisi sinus dan cosinus, maka dapat
dirumuskan komponen kecepatan awal
terhadap sumbu x dan sumbu y,
berturut-turut adalah:
Vxi = vi cos dan vyi = vi sin .
Untuk gerak dua dimensi: ax = 0 dan ay
=-g, maka komponen kecepatan, dan
koordinat x-y gerak peluru setiap saat
dapat dinyatakan sebagai:
vx = vxi = vi cos = konstan 12 Gambar 2.4. Lintasan peluru berupa parabola dgn
vy = vyi gt = vi sin gt 13 kecepatan awal, vo dan sudut elvasi, . Setiap saat
vektor kecepatan, v, berubah besar dan arah.
x = vxit = (vi cos )t 14
y = vyit gt2 = (vi sin )t gt2 15
Jika t pada Persamaan (14) g 2
dieliminasi pada Persamaan (15),
y (tan ) x 2 2
x 16
maka diperoleh : 2vi cos
Persamaan 16 valid untuk 0 < < /2, dan merupakan pernyataan dalam
bentuk: y = ax bx2 yang merupakan persamaan parabola yang melalui
titik pusat koordinat. Besarnya kecepatan peluru, setiap saat dapat dihitung
dari Persamaan 12 dan 13, dan dapat pula dinyatakan:

lvl = (vx2 + vy2)0,5 17

Dan arah gerak peluru setiap saat diperhitungkan terhadap sb x, dapat


dinyatakan dgn : = tan-1 (vy / vx) 18

Dapat disimpulkan bahwa: gerak parabola merupakan superposisi dari dua


gerakan yakni: (1) gerak dengan kecepatan konstan pada arah awal, dan (2)
gerak jatuh bebas pada arah vertikal karena pengaruh percepatan konstan.
Kembali ke Gambar 2.4, kita dapat menentukan tinggi maksimum, h, dan
jarak horisontal maksimum, R, yang dicapai oleh peluru, maka sebelumnya
kita menentukan waktu untuk mencapai tinggi maksimum, ketika vy = 0.
maka dari Persamaan 13, diperoleh:
visin
tmax 19
g
Persamaan 19, dimasukan ke Persamaan 15 dengan menggantikan y = h, maka:
v i2 sin 2
h 20
2g
Dengan menggunakan sifat simetri (gesekan udara diabaikan), maka waktu
yang dibutuhkan peluru selama berada di udara atau waktu untuk mencapai
jarak horisontal maksimum adalah dua kali waktu untuk mencapai tinggi
maksimum, yakni thor = 2tmaks, akibatnya, dengan menggunakan Persamaan
14, dan menggantikan x = R, maka:

x = vxit = (vi cos )t 14

v isin selanjutnya, dari sifat


R = (vi cos )2 tmaks R (vi cos )2 goniometri: sin 2 = 2 sin
g cos , maka diperoleh:
v i2sin 2
R 21
g
Berdasarkan Persamaan 21, maka untuk mencapai jarak horisontal
maksimum dibutuhkan = 45o. Selanjutnya dapat diperhatikan ilustrasi
seperti pada Gambar 2.5, yakni peluru ditembakan dengan laju awal sama,
yakni 50 m/s dengan berbagai sudut elevasi: 15o, 30o, 45o, 60o, dan 75o.
Untuk sudut elevasi 15o dan 75o, R-nya sama, tapi jelas h-nya berbeda.
Demikianpun untuk 30o dan 60o. Sedangkan jarak maksimum, pada sudut
elevasi 45o.

Gambar 2.5.
Berbagai
lintasan
peluru yang
ditembak
dari titik 0,
dengan laju
awal sama,
50 m/s,
pada
berbagai
sudut
elevasi.
Contoh 6.
Sebuah pesawat penolong melontarkan sebuah
paket darurat pada pendaki yang tersesat.
Pesawat tersebut terbang horizontal dengan
kecepatan tetap 40 m/s pada ketinggian 100 m
di atas tanah. a) dimana jatuhnya paket ditanah
dari titik dilepaskannya? b) berapa komponen
kecepatan vertikal & horizontal dari paket saat
menyentuh permukaan tanah.
Solusi :
(a) Gunakan persamaan :
yo = 0, vo = 0, y = -100 m

(b) Gunakan persamaan :


vx = vxi = vxi cos = konstan
vy = vyi gt = vyi sin gt
Tugas 2 No. 2
Peluru ditembakan dengan laju awal sama, yakni 50 m/s dengan berbagai
sudut elevasi: 15o, 30o, 45o, 60o, dan 75o.
Untuk sudut elevasi 15o dan 75o, R-nya sama, tapi jelas h-nya berbeda.
Demikianpun untuk 30o dan 60o. Sedangkan jarak maksimum, pada sudut
elevasi 45o. Buktikan pernyataan ini dengan perhitungan, dan buat grafiknya
!
Tugas 2 No. 3
Seorang pelompat jauh meloncat dengan sudut 20o terhadap horizontal dan
laju 11 m/s. a) berapa lama dia mencapai tinggi maksimum? b) berapa tinggi
maksimum? c) berapa jauh lompatannya?, abaikan gerakan tangan dan kaki,
anggap pelompat adalah sebuah partikel

Tugas 2 No. 4

Sebuah batu dilempar ke atas dari atap sebuah gedung dengan sudut 30o
terhadap arah horizontal dengan laju awal 20 m/s. tinggi atap 45 m dari
muka tanah tanah a) berapa lama batu melayang sebelum membentur tanah.
b) Cari kecepatan batu sesaat menyentuh tanah c) berapa jarak horisontal
batu yang jatuh ke tanah dari gedung.
7. Kecepatan Relatif
Kecepatan relatif adalah
hubungan pengukuran dari dua
pengamat yang berbeda, satu
bergerak terhadap yang lain.
Kecepatan yang diukur dari
sebuah objek tergantung pada
kecepatan pengamat terhadap
objek
Pengukuran kecepatan relatif
membutuhkan kerangka acuan
yaitu sistim koordinat
Contoh 7.
Sebuah kereta sedang bergerak dengan laju 15 m/s relatif terhadap pusat
bumi. Seorang penumpang berdiri dibagian belakang gerbong melemparkan
bola baseball dengan laju 15 m/s relatif terhadap bagian belakang gerbong
arah berlawanan dengan gerak kereta. Berapa kecepatan relatif bola
terhadap bumi.

Solusi :
Laju kereta
Komponen x yang diketahui :
Laju baseball

Kec relatif bola terhadap bumi

Gunakan persamaan :
Contoh 8.
Sebuah perahu menyebrangi sungai yang lebar
dengan kecepatan relatif 10 km/jam terhadap air,
air mempunyai kecepatan merata 5 km/j tegak
lurus arah perahu. Tentukan kecepatan perahu
terhadap pengamat ditepi sungai.
Solusi :
Kec relatif perahu = 10 km/jam

Kec air = 5 km/jam

Kec perahu terhadap pengamat = ?????


Tugas 2 No. 5
Bila pengemudi perahu pada soal No. 8 menginginkan perahunya bergerak lurus
keseberang sungai, arah mana yang diambil dan berapa kecepatannya menurut
pengamat dari tepi sungai

Anda mungkin juga menyukai