Percepatan
Gerak Vertikal
Gerak Parabola
Contoh (perpindahan)
1. Kecepatan Rerata
Gerakan suatu partikel dapat diketahui secara lengkap bila posisinya setiap saat
diketahui. Kita anggap partikel bergerak sepanjang sumbu x dari titik P ke titik Q.
Posisi partikel di titik P adalah xi pada saat ti dan Posisinya di titik Q adalah xf
ketika tf. Pada saat selain ti dan tf, posisi partikel tentu berubah-ubah antara
kedua titik tersebut, seperti pada Gambar 2.1. Dengan menggunakan notasi
vektor satuan, vektor perpindahan dapat dinyatakan sebagai:
x = (xf xi)i.
Komponen kecepatan rerata terhadap sumbu x, vvxx, didefinisikan sebagai
perbandingan antara vektor perpindahan, x dengan interval waktu, t,
yakni:
x (x f x i )i
vx 1
t tf ti
x 1609 m
a) v 339,5 m / s
t 4,750 s
x 1609 m
b) v 342,7 m / s
t 4,695 s
Perbedaan laju dan kecepatan
Laju (speed) sesaat juga merupakan besaran skalar, dan jarum speedometer
menentukan laju (besarnya kecepatan), artinya tidak menunjukan arah
gerak benda.
Contoh 3.
Contoh 3.
Suatu partikel bergerak sepanjang sumbu
x. Koordinat x berubah terhadap waktu
sesuai persamaan: x = -4t + 2t2, x dalam
meter dan t dalam detik. Grafik pada
Gambar 2.1 menunjukan hubungan posisi
gerak partikel terhadap waktu. (a)
Tentukanlah perpindahan partikel dalam
selang waktu dari t = 0 ke t = 1 s, dan dari
t = 1 s ke t = 3 s. (b) Hitunglah kecepatan
rerata untuk interval waktu dari, seperti Gambar 2.1. Grafik posisi vs. waktu.
pada (a). (c) Tentukanlah kecepatan
sesaat partikel ketika t = 2,5 s.
Solusi :
(a) Perpindahan partikel
Dari Pers tersebut, diperoleh, x01, untuk interval antara 0 dan 1 s :
x01 = [-4(1) + 2(1)2] - [-4(0) + 2(0)2] = -2 m
Untuk interval antara 1 s dan 3 s, diperoleh:
x13 = [-4(3) + 2(3)2] - [-4(1) + 2(1)2] = 8 m
Kedua hasil perpindahan di atas konsisten dengan grafik pada Gambar 2.1, yakni
pada 1 detik pertama partikel bergerak pada arah sumbu x negatip, dan untuk 2
detik kedua berbalik arah ke sumbu x positip.
(b) Hitunglah kecepatan rerata untuk interval waktu dari, seperti pada (a)
Langsung saja dari Pers. (1), dan dengan hasil pada (a), diperoleh:
2m
x (x x o )i v 2 m / s
v
01
1s
t to
x
t 8m
v13 4m/s
2s
Nilai percepatan rerata barangkali berbeda untuk keadaan interval waktu berbeda,
maka sebaiknya didefinisikan percepatan sesaat sebagai limit dari percepatan
rerata untuk t mendekati nol, yakni:
v dv
a lim 5
t 0 t dt
Jadi percepatan sesaat (instantaneous acceleration) sama dengan turunan
kecepatan terhadap waktu, dan merupakan slope atau kemiringan pada
grafik kecepatan waktu (Gambar 2.1). Dari Persamaan 3, maka Persamaan
5, dapat ditulis:
x dx v dv
v lim Dari Persamaan 3 a lim 5
t 0 t dt t 0 t dt
(v f vi ) Kecepatan
a akhir menjadi v f vi at a konstan 7
t
Karena kecepatan berubah secara linier terhadap waktu sesuai Persamaan 7, maka
kecepatan rerata setiap saat dapat dinyatakan secara aritmatik untuk keadaan awal,
vi dan keadaan akhir, vf, sehingga:
(v i v f )
v 8
2
Persamaan (8) hanya berlaku untuk percepatan konstan, sehingga
kecepatan berubah secara linier terhadap waktu. Dengan menggunakan
Persamaan (1) dan (8), perpindahan sebagai fungsi waktu untuk dapat
ditentukan, dengan catatan ti = 0, maka:
x (x f x i )i (v i vf ) 9
Pers. 1 v x Pers. 8 v
t tf ti 2
Subtitusi pers. (7) ke pers. (9) : (v i v f )
x x f xi t
v f vi at
2
Diperoleh : xf xi = vit + at2 10
v f2 v i2 2a(x f x i ) 11
Berdasarkan Persamaan 10 yang merupakan persamaa kuadratik, maka grafik
hubungan antara posisi dengan waktu merupakan parabola, dan bila percepatan nol (a
= 0), maka hubungan antara posisi dan waktu adalah linier. Dari Persamaan 11,
kecepatan akhir = kecepatan awal (v konstan). Inilah merupakan ciri GLB. Jadi dapat
disimpulkan bahwa GLB merupakan perlakuan khusus dari GLBB. Maka untuk GLB
berlaku: xf xi = vt.
Contoh 6.
Seorang polisi patroli jalan mengejar seorang pengendara sepeda motor
yang melebihi batas kecepatan normal di daerah tertentu (misalnya, lokasi
kampus atau sekolah atau rumah sakit, dll). Pengendara sepeda motor lari
dengan kecepatan konstan 30 m/s (108 km/jam, ngeri ya) tepat melalui
seorang polisi yang sedang mengamati lalu lintas dengan RADAR
(bersembunyi di balik pohon). Satu detik setelah motor tesebut lewat, si pak
patroli mengejarnya dengan mobil patrolinya pada percepatan konstan 3
m/s2. Berapa lama pak polisi dapat melewati pengedara sepeda motor
tersebut?
Solusi:
Kita harus mencari persamaan posisi untuk masing-masing kendaraan. Kita
gunakan posisi awal pada pohon (tempat pak polisi sembunyi), sehingga
ketika t = 0, pak polisi hendak mengejar, sedangkan si pengebut (sepeda
motor) sudah mencapai jarak 30 m (mengapa?, ya ingat: xim = 30.1).
Karena si motor dengan kecepatan konstan (a = 0), maka posisi si motor
setiap saat berdasarkan Pers. 10, adalah:
xf xi = vit + at2 xfm = xim + (30 m/s) t = 30 + 30t
Untuk pak Polisi, ti = 0 dan xip = 0, dan a = 3 m/s2, maka posisinya setiap
saat (Pers. 10), adalah:
b b 2 4ac t = 20,954 s
x12
2a
Dari penyelesaian persamaan kuadrat tsb. diperoleh: t 21,0 detik. Jadi setelah 21
detik pak polisi berhasil menangkap si pengebut, setelah menempuh jarak kurang
lebih 660 m dari posisi mula-mula pak polisi.
Kecepatan polisi
v f vi at v fp 0 3,0(21) 63 m / s
Contoh 7 :
Sebuah mobil bergerak dari keadaan diam
dengan percepatan tetap a = 5 m/dtk2
berapa kecepatannya setelah menempuh
jarak 100 ft?
Solusi :
1. Sebuah pesawat jet mendarat pada kecepatan 160 mil/jam, dengan perlambatan 10
mil/jam/detik, bila pesawat bergerak pada kecepatan tetap selama 1 detik sebelum
ngerem. Berapa panjang landasan yang diperlukan mulai dari saat sentuh landasan
sampai diam.
5. Gerak Vertikal / Jatuh Bebas
Umumnya suatu benda jatuh ke permukaan Bumi akan mempunyai
percepatan hampir kontan, hanya berlaku untuk kondisi: kecepatan awal
nol, dan gesekan udara diabaikan, bahkan rotasi bumi pun diabaikan
Suatu benda jatuh bebas, artinya benda yang jatuh secara bebas karena
hanya dipengaruhi oleh gravitasi, dengan mengabaikan kecepatan awal.
Benda yang dilempar tegak lurus ke atas dengan kecepatan awal tertentu,
akan kembali, dan mengalami jatuh bebas, artinya setelah mencapai titik
tertinggi kecepatannya nol. Berarti ketika dilempar ke atas, benda
mengalami perlambatan dan ketika kembali akan mengalami percepatan
dengan nilai g yang sama, hanya arah berbeda (ketika ke atas g negatip, dan
ke bawah g positip).
Semua persamaan pada GLBB, berlaku untuk gerak jatuh bebas dan gerak
vertikal ke atas, hanya x diganti dengan y (sumbu vertikal) atau h (high),
dan a diganti dengan g (untuk vertikal ke bawah atau jatuh bebas) dan
dengan g (untuk vertikal ke atas).
Perhatikan tabel berikut :
v f vi gt
vfy = viy gt1 0 = 20 9,8 t1, t1 = 2,04 s.
Jadi waktu untuk mencapai tinggi maksimum dari
tempat pelemparan adalah 2,04 s.
Gambar 2.3.
(b) Untuk menghitung tinggi maksimum, masukan
harga t1 pada Pers. 10, ambil: yiy = 0, maka:
xf xi = vit + at2
yfmax = vi t1 gt12
yfmax =20(2,04) (9,8)(2,04)2
yfmax =20,4 m
Jadi batu mencapai tinggi maksimum dari tempat
pelemparan adalah: 20,4 m.
(c) Waktu kembali melalui bibir gedung, dapat dihitung
dalam dua cara :
Pertama :
Gunakan cara simetri, maka dua kali waktu dari
pelempar ke yfmax, maka t2 = 2t1, yakni 4,08 s;
Kedua :
Gunaka syarat bahwa ketika batu kembali melalui
pelampar, maka yfy = 0, selanjutnya anda
berhubungan dengan Pers 10, dan dapat t2 = 4,08 s.
Gambar 2.3.
(d) Kecepatan batu ketika pas dibibir gedung, kembali
ke Pers. 7.
t2 = 4,08 s.
vfy = 20 (9,8)(4,08) = -20 m/s.
Nilai ini bukan kebetulan sama dengan kecepatan
awal, tetapi ya begitulah demikian, yakni kecepatan
awal waktu dilemparkan harus sama dengan waktu
tepat tiba di pelempar.
(e) Setelah 5 s, kec dan posisi ? :
vfy = 20 (9,8)(5) = -29 m/s.
yf = 20(5) (9,8)(5)2 = -22,5 m.
(f) Waktu dan kec pd saat batu mencapai permukaan tanah
Gambar 2.3.
6. Gerak Parabola / GERAK PADA DIMENSI 2
Bila kita mengamati lintasan gerak sebuah bola atau apa saja yang dilemparkan ke
udara, maka lintasannya berbentuk parabola, sehingga disebut gerak parabola atau
lazim disebut juga gerak peluru, kondisi ini terjadi ketika benda dilemparkan tidak
secara tegak lurus ke atas (udara) tetapi membentuk sudut < 90o terhadap permukaan
Bumi. Ada dua anggapan, (1) percepatan jatuh bebas, g, konstan pada ketinggian
tertentu (lebih kecil dari jejari bumi), dan arahnya selalu tegak lurus ke bawah, dan (2)
pengaruh resistansi atau gesekan udara diabaikan. Konsekuensi anggapan ini maka
lintasan benda selalu berbentuk parabola.
Seperti pada Gambar 2.4, bentuk lintasan
peluru, berupa parabola yang dilemparkan
dengan kecepatan awal vi dan sudut
elevasi o terhadap horisontal. Karena
pengaruh g, komponen kecepatan pada
arah sumbu y berubah baik besar dan arah,
sedangkan setiap saat komponen
kecepatan pada arah sumbu x konstan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa gerak
parabola merupakan gerak gabungan
antara GLBB (vertikal) dan GLB (horisontal).
Gambar 2.4. Lintasan peluru berupa parabola dgn
kecepatan awal, vo dan sudut elvasi, . Setiap saat
vektor kecepatan, v, berubah besar dan arah.
Dari Gambar 2.4, dengan menggunakan
definisi sinus dan cosinus, maka dapat
dirumuskan komponen kecepatan awal
terhadap sumbu x dan sumbu y,
berturut-turut adalah:
Vxi = vi cos dan vyi = vi sin .
Untuk gerak dua dimensi: ax = 0 dan ay
=-g, maka komponen kecepatan, dan
koordinat x-y gerak peluru setiap saat
dapat dinyatakan sebagai:
vx = vxi = vi cos = konstan 12 Gambar 2.4. Lintasan peluru berupa parabola dgn
vy = vyi gt = vi sin gt 13 kecepatan awal, vo dan sudut elvasi, . Setiap saat
vektor kecepatan, v, berubah besar dan arah.
x = vxit = (vi cos )t 14
y = vyit gt2 = (vi sin )t gt2 15
Jika t pada Persamaan (14) g 2
dieliminasi pada Persamaan (15),
y (tan ) x 2 2
x 16
maka diperoleh : 2vi cos
Persamaan 16 valid untuk 0 < < /2, dan merupakan pernyataan dalam
bentuk: y = ax bx2 yang merupakan persamaan parabola yang melalui
titik pusat koordinat. Besarnya kecepatan peluru, setiap saat dapat dihitung
dari Persamaan 12 dan 13, dan dapat pula dinyatakan:
Gambar 2.5.
Berbagai
lintasan
peluru yang
ditembak
dari titik 0,
dengan laju
awal sama,
50 m/s,
pada
berbagai
sudut
elevasi.
Contoh 6.
Sebuah pesawat penolong melontarkan sebuah
paket darurat pada pendaki yang tersesat.
Pesawat tersebut terbang horizontal dengan
kecepatan tetap 40 m/s pada ketinggian 100 m
di atas tanah. a) dimana jatuhnya paket ditanah
dari titik dilepaskannya? b) berapa komponen
kecepatan vertikal & horizontal dari paket saat
menyentuh permukaan tanah.
Solusi :
(a) Gunakan persamaan :
yo = 0, vo = 0, y = -100 m
Tugas 2 No. 4
Sebuah batu dilempar ke atas dari atap sebuah gedung dengan sudut 30o
terhadap arah horizontal dengan laju awal 20 m/s. tinggi atap 45 m dari
muka tanah tanah a) berapa lama batu melayang sebelum membentur tanah.
b) Cari kecepatan batu sesaat menyentuh tanah c) berapa jarak horisontal
batu yang jatuh ke tanah dari gedung.
7. Kecepatan Relatif
Kecepatan relatif adalah
hubungan pengukuran dari dua
pengamat yang berbeda, satu
bergerak terhadap yang lain.
Kecepatan yang diukur dari
sebuah objek tergantung pada
kecepatan pengamat terhadap
objek
Pengukuran kecepatan relatif
membutuhkan kerangka acuan
yaitu sistim koordinat
Contoh 7.
Sebuah kereta sedang bergerak dengan laju 15 m/s relatif terhadap pusat
bumi. Seorang penumpang berdiri dibagian belakang gerbong melemparkan
bola baseball dengan laju 15 m/s relatif terhadap bagian belakang gerbong
arah berlawanan dengan gerak kereta. Berapa kecepatan relatif bola
terhadap bumi.
Solusi :
Laju kereta
Komponen x yang diketahui :
Laju baseball
Gunakan persamaan :
Contoh 8.
Sebuah perahu menyebrangi sungai yang lebar
dengan kecepatan relatif 10 km/jam terhadap air,
air mempunyai kecepatan merata 5 km/j tegak
lurus arah perahu. Tentukan kecepatan perahu
terhadap pengamat ditepi sungai.
Solusi :
Kec relatif perahu = 10 km/jam