Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH FISIKA TERAPAN

“GERAK DUA DIMENSI”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2019

P a g e 1 | 23
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Segala hambatan dan rintangan yang kami alami dalam proses
penyusunan laporan ini telah menjadi sebuah pelajaran bagi kami untuk
meningkatkan kinerja dan kesolidaritasan kelompok kerja sehingga makalah ini
diharapkan dapat menjadi makalah yang baik.

Pada kesempatan kali ini kami mengucapkam terimakasih kepada Ibu/Bapak


dosen, dan teman-teman seperjuangan mahasiswa program studi pendidikan
Teknik Sipil yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini.

Kami harapkan makalah ini dapat membantu para pembaca untuk mengerti
tentang Gerak 2 Dimensi. Selain itu kami harap makalah ini dapat menjadi jendela
kecil bagi kalangan pembaca untuk mengetahui tentang Gerak 2 Dimensi. Tetapi
kami juga menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha
Esa, untuk itu kami selalu menerima kritik dan saran membangun bagi majunya
makalah ini.

P a g e 2 | 23
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................... 2


DAFTAR ISI………......................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................ 4

BAB 2 ISI…………………………………………………………. 5-18


BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN............................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 20

PERTANYAAN …………………………………………………... 21-22

P a g e 3 | 23
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Besaran-besaran gerak seperti posisi, perpindahan, kecepatan, percepatan,


gaya, dan sebagainya merupakan besaran-besaran vektor. Oleh karena itu
pembahasan tentang gerak akan lebih lengkap kalau diungkapkan dengan metode
vektor. Awalnya penggunaan medote vektor terasa sulit. Namun, apabila kita
sudah terbiasa maka akan mendapatkan bahwa metode vektor cukup sederhana.
Analisis yang cukup panjang dan rumit yang dijumpai pada metode skalar sering
menjadi sangat singkat dan sederhana jika dilakukan dengan metode vektor.

Dan karena begitu pentingnya materi ini dan untuk menambah pematerian, maka
dengan ini kami membuat makalah Fisika tentang Gerak 2 Dimensi.

B. Perumusan Masalah

 Apa yang dimaksud dengan Gerak 2 Dimensi

 Gerak apa saja yang disebut Gerak 2 Dimensi

 Komponen - komponen apa saja yang termasuk dalam Gerak 2 Dimensi

C . Tujuan Pembuatan Makalah

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang di berikan dosen selain itu
mahasiswa dapat memahami apa yang di maksud dengan Gerak 2 Dimensi, dan
gerak-gerak apa saja yang terdapat dalam Gerak 2 Dimensi (gerak parabola dan
gerak melinggkar) beserta kompenen komponen yang termasuk dalam gerak
parabola dan gerak melinggkar (yang termasuk dalam gerak dua dimensi)

P a g e 4 | 23
BAB 2 ISI

1.1 Gerak Dua Dimensi

Gerak dua dimensi adalah  gerak dengan besaran-besaran gerak yang dapat
diuraikan ke komponen sumbu x dan sumbu y. Gerak dua dimensi lebih kompleks
dibandingkan dengan gerak satu dimensi, untuk menyederhanakan tingkat
kompeksitasnya maka perlu diuraikan ke sumbu x dan sumbu y. Komponen
besaran di sumbu x dan y dinyatakan oleh vektor satuan masing-masing sumbu.
Vektor satuan di sumbu x dilambangkan dengan huruf i dan vektor satuan di
sumbu y dilambangkan dengan huruf j. Misalkan sebuah titik partikel berada di
bidang xy dengan jarak a dari sumbu x dan berjarak b dari sumbu y, maka posisi
titik partikel dinyatakan oleh r = bi + aj. Hal ini juga berlaku pada kecepatan dan
percepatan.

Contoh gerak dua dimensi, yaitu : 1. Gerak peluru

2. Gerak melingkar

3. Gerak relatif

P a g e 5 | 23
1.2 Vektor Posisi

Penulisan vektor dapat dilakukan dengan berbagai cara, tetapi yang umumnya
digunakan dalam kinematika adalah penulisan dengan vektor satuan. r⃗ = 𝑥𝑖 +𝑦𝑗

Sehingga gambar di atas dapat dituliskan dengan r = 2i+3j

1.3 Perpindahan

Perubahan posisi pada gerak dua dimensi dapat dicari menggunakan rumus
berikut ini: Δr = r 2−r 1

 r 1 adalah posisi awal


 r 2 adalah posisi akhir

Contoh soal : Sebuah partikel bergerak dalam bidang-XY dari suatu titik dengan
koordinat (-3,5) m menuju titik dengan koordinat (-1,-8). Tuliskan (a) vektor
posisi dan (b) vektor perpindahannya.

a) Vektor Posisi
r 1= (−3i+5j) m
r 2 = (−1i–8j) m
b) Perpindahan
Δr = r 2−r 1
Δr = (−1−(−3))i + (−8−5)j
Δr = (2i–13j) m

P a g e 6 | 23
1.4 Kecepatan

1. Kecepatan rata-rata

Kecepatan rata-rata pada gerak dua dimensi dapat dicari menggunakan


rumus:

∆ r r 2−r 1
⃗v = =
∆ t t 2−t 1

maka persamaan dapat dituliskan menjadi

⃗v = ⃗v x i+ ⃗v y j

Dari persamaan ini, coba carilah vektor kecepatan rata-rata apabila dalam contoh
soal sebelumnya waktu yang diperlukan untuk berpindah adalah 2 sekon.

2i−13 j
⃗v = =i−6,5 jm/ s
2

2. Kecepatan sesaat

Misalkan seseorang berlari dengan lintasan lurus 100 meter, dan waktu yang
diperlukan untuk orang tersebut sampai ke garis finish adalah 20 sekon. Dari situ
dapat diketahui kecepatan rata-ratanya adalah 5 m/s, lalu bagaimana cara
menghitung kecepatan pada saat t? Kita bisa mengatakan kecepatan sesaat
pada t=4 s adalah juga 5 m/s bila orang tersebut berlari dengan kecepatan konstan,
tetapi apakah itu mungkin? Kita tahu kecepatan orang berlari akan berubah-ubah
tergantung pada mental dan fisik. Diperlukan kalkulus untuk menghitung
∆ r dr
kecepatan sesaat: ⃗v = lim =
∆t→0 ∆ t dt
Dalam gerak dua dimensi ini, posisi juga dapat dinyatakan dalam fungsi posisi
terhadap waktu. Sebelum kita mencoba mengerjakan contoh soal dua dimensi,
mari kita coba kerjakan soal satu dimensi.
Contoh soal : Misalkan partikel bergerak pada sumbu-x dengan
persamaan x(t)=(6t2+t+8) m, hitunglah (a) posisi pada saat t=3 s,
(b) persamaan kecepatan,
(c) kecepatan pada saat t=3 s.

a) Posisi pada saat t=3 dapat dicari dengan memasukkan angka 3 ke dalam


persamaan

P a g e 7 | 23
x(3 ) = 6.9 + 3 + 8 = 65 m

b) Persamaan kecepatan dapat dicari dengan turunan

dx
=12t +1
dt
c) Kecepatan pada saat t = 3 s dapat dicari dengan memasukkan angka 3 ke dalam
persamaan

v(t) = 12(3) + 1 = 37 m/s

Mari kita coba selesaikan contoh soal kecepatan sesaat pada gerak dua dimensi.

Contoh soal : Posisi sebuah partikel yang bergerak pada bidang-XY dinyatakan
dalam r=(t 3–2t 2)I + (3t 2)j, r dalam meter dan t dalam sekon. Carilah (a) vektor
kecepatan partikel dan (b) besar kecepatannya pada saat t =2 s

a) Vektor kecepatan dapat dicari dengan menggunakan turunan

dr
= (3t 2– 4t)i + (6t)j
dt
v (2)= (12–8)i+(12)j
v (2)= (4)i+(12)j

b) Besar kecepatan dapat dicari dengan rumus besar resultan vektor

v (2)= √ 4 2+ 122

v (2)= √ 16+144 = √ 160≈ 12,65 m/s

1.5 Percepatan

1. Percepatan rata-rata

Percepatan rata-rata pada gerak dua dimensi dapat dicari menggunakan rumus:

ΔV ⃗
⃗ Vf -  ⃗Vi
a⃗ = =
Δt tf -   ti

maka persamaan dapat dituliskan menjadi

a⃗ =⃗a x i+ a⃗ y j

P a g e 8 | 23
2. Percepatan sesaat

Dengan konsep yang sama dengan kecepatan sesaat, diperlukan kalkulus untuk
menghitung percepatan sesaat:

Δv
⃗ dv

a⃗ =lim ¿     Δt→0 =
Δt dt

Mari kita coba selesaikan contoh soal berikut.

Contoh soal : Sebuah partikel bergerak dengan persamaan kecepatan v = (3+4t)i +


(3t2)j, v dalam m/s dan t dalam s, tentukan:

a. besar percepatan rata-rata dari = 0 sampai t = 2 s,


b. besar percepatan saat t = 1 s dan t = 2 s!

Penyelesaian:

a. Percepatan rata-rata

t = 0s → v0 = (3 + (4)(0))i + 3(0)2 j = 3i

t = 2s → v = v2 = (3 + (4)(2))i + 3(2)2 j = 11 i + 12

Besarnya percepatan rata-rata:

b. Percepatan sesaat

a = 4i + (6t)j

Besarnya percepatan:

P a g e 9 | 23
1.6 Gerak Dua Dimensi dengan Percepatan Konstan

Gerak dua dimensi dapat dimodelkan sebagai dua gerakan independen, kedua
gerakan saling tegak lurus terkait dengan sumbu x dan y. Artinya, pengaruh gerak
arah y tidak mempengaruhi gerak arah x dan sebaliknya. Vektor posisi sebuah
partikel bergerak dalam bidang xy : r⃗ = 𝑥𝑖 +𝑦𝑗
dr

 Subtitusi persamaan di atas ke : ⃗v =
dt
dr x dr y
 Sehingga : ⃗v =   i+ 𝑗 = v x i + v y𝑗
dt dt
 Dari persamaan : v x𝑓 = v x i + a x𝑡 → v x𝑓 = v x𝑖 + a x𝑡
v y𝑓 = v y𝑖 + a y𝑡
 Subtitusi kedua persamaan di atas ke persamaan dibawah :
v f = v xf i + v yf j

=( v x i + a x 𝑡 )𝑖 + ( v y𝑖 + a y𝑡)𝑗
=( v xi𝑖 + v yi𝑗) + (a x 𝑖 +a y𝑗)𝑡
vf = ⃗
Maka persamaan dapat ditulis menjadi : ⃗ vi + ⃗
at
1
 Subtitusi persamaan : x f = x i+ v xi𝑡 + ax t 2
2
1
y f = y i+ v yi𝑡 + a t2
2 y
 Ke persamaan : r⃗ = 𝑥𝑖 +𝑦𝑗
1 1
 Sehingga : r⃗f = ( x i+ v xi𝑡 + a t 2)𝑖 +( y i+ v yi𝑡 + a y t 2)𝑗
2 x 2
1
= ( x i i + y i j ) + ( v xi ti + v yi tj ) + (a x t 2𝑖 + a y t 2𝑗)
2
1 2
rf = ⃗
Maka persamaan dapat ditulis menjadi : ⃗ ri + ⃗
vi t + ⃗a t
2

Mari kita coba selesaikan contoh soal berikut.

Contoh soal : Sebuah partikel bergerak pada bidang xy, dengan


komponen kecepatan awal arah x 20 m/s dan y -15 m/s. Partikel
mengalami percepatan dalam arah x sebesar ax = 4 m/s2 . Tentukan:

a. Kecepatan total

P a g e 10 | 23
b. Tentukan kecepatan dan laju pada t = 5 s

Penyelesaian :
v f =(20 + ( 4 ) 5)𝑖 + (−15𝑗)

a. Kecepatan total
=(40 𝑖 −15𝑗) m/s
vf = ⃗
⃗ vi + ⃗
at
v f = [⃗
v f ] = √ v xf + v yf
2 2

=( v x i + a x 𝑡 )𝑖 + ( v y𝑖 +a y𝑡)𝑗
= (40)2+(−15)2

b. Tentukan kecepatan dan laju pada t = 5 s

=( v x i + a x 𝑡 )𝑖 + ( v y𝑖 +a y𝑡)𝑗 = 5√ 73

=(20 + ( 4)𝑡)𝑖 + (−15 + (0)𝑡)𝑗 = 42,72

= 43 m/s
=(20 + ( 4)𝑡)𝑖 + (−15𝑗)

1.7 Gerak Peluru

Gerak Parabola juga dikenal sebagai Gerak Peluru. Dinamakan Gerak parabola


karena lintasannya berbentuk parabola, bukan bergerak lurus. Contoh bentuk
gerak ini dapat kita lihat pada gerakan bola saat dilempar, gerakan pada peluru
meriam yang ditembakkan, gerakan pada benda yang dilemparkan dari pesawat
dan gerakan pada seseorang yang melompat maju.

 Percepatan gerak jatuh bebas adalah konstan selama sepanjang gerak dan
arahnya ke bawah.
 Efek hambatan udara diabaikan.

Dengan asumsi tersebut, maka lintasan dari gerak peluru selalu parabola seperti
1
gambar di bawah. Persamaan gerak peluru adalah: ⃗ rf = ⃗ vi t + ⃗a t 2
ri + ⃗
2

v xi = vi cos θi

v yi = vi sin θi

Dimana : a x = 0

a y= −9,81 m/ s2

Mari kita coba selesaikan contoh soal berikut.

P a g e 11 | 23
Contoh soal : Seorang anak menendang bola menuju sebuah sasaran yang
terletak pada jarak 100 m dengan sudut elevasi peluru 60°  dan kecepatan awal 50 
m/s. Hitunglah kecepatan terhadap sumbu x dan kecepatan terhadap sumbu y…

Diketahui : s = 100 m vi = 50 m/s

θi= 60°

Ditanya : a. Kecepatan terhadap sumbu x ?

b. Kecepatan terhadap sumbu y ?

Jawab : a. Kecepatan terhadap sumbu x ?

v xi = vi cos θi

= 50 x cos (60° )

1
= 50 x
2

= 25 m/s

b. Kecepatan terhadap sumbu y ?

v yi = vi sin θi

= 50x sin (60° )

= 50 x
√3
2

= 25√ 3 m/s

1.8 Tinggi dan Jarak maksimum Gerak Peluru

Dua titik pada gerak peluru yang sangat menarik untuk dianalisa (lihat gambar di
samping) adalah:

• Titik puncak A, yang memiliki koordinat Cartesian (R/2 , h).

• Titik B, yang memiliki koordinat (R , 0).

P a g e 12 | 23
R disebut jarak horisontal maksimum dari peluru, dan h adalah ketinggian
maksimum.

Tinggi maksimum

v yf = v yi + a y t → v yf = v yA = 0

v i sin θi
0 = vi sin θi - ¿ A , Dengan t A =
g

1 2
Dengan menggunakan persamaan y f = y i + v yi𝑡 − 𝑔t , dimana y i = 0, maka :
2

v i sin θi 1
y f ,max = h = 0 + vi sin θi ( ) - 𝑔¿
g 2

v 2i sin 2 θi v 2i sin 2 θi
= -
g 2g

v 2i sin 2 θi
h=
2g

1.9 Jarak maksimum

Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai jarak maksimum R adalah dua kali
waktu untuk mencapai tinggi maksimum t B= 2t A, gunakan persamaan x f , max= 𝑅 =
x i+ v xi𝑡, dimana : x i = 0, dan v xi = v xB = vi cos θi, maka :

R = v xi t B

= ( vi cos θi) 2t A

2 v i sin  θi
= ( vi cos θi)
g Karena : 2 sin θi cos θi = sin 2 θi, maka :

2 v 2 sin θi cos θi v 2i sin 2θi


= i 𝑅=
g g

Mari kita coba selesaikan contoh soal tinggi dan jarak maksimum gerak peluru.

Contoh soal : Seorang pelompat jauh melompat dengan kecepatan awal 11 m/s
dan membentuk sudut 20° . Tentukan :

P a g e 13 | 23
a. Berapa jauh lompatan maksimal arah horizontal.
b. Berapa tinggi maksimum lompatan.

Diketahui : 𝑣𝑖 =11𝑚/𝑠

𝛼 = 20°

Ditanya : a. 𝑅= ......?....... m

b. ℎ=.......?....... m

Penyelesaian :

a. 𝑅 = ......?....... m

v 2i sin 2θi m 2 2(20¿¿ °)
𝑅= =   (11 ) sin ¿ = 7,93 m
g s 9,81 m/s 2

b. ℎ =.......?....... m

v 2i sin 2 θi m 2 2 (20¿¿ °)
h= = (11 ) sin ¿ = 0,72 m
2g s 2(9,81 m/ s¿¿ 2)¿

1.10 Gerak Melingkar Beraturan

Gerak melingkar beraturan (GMB) merupakan jenis gerak yang mirip,  namun
tidak sama dengan gerak lurus beraturan (GLB). Perbedaannya terdapat pada jenis
lintasannya. Pada GMB, lintasannya melingkar sesuai dengan namanya. Oleh
karena itu, GMB adalah gerak suatu benda menempuh lintasan melingkar dengan
kelajuan yang tetap. Besaran kecepatan/kelajuan linear adalah tetap, tetapi vektor
(arah) kecepatan linear berubah setiap saat atau tidak tetap.

P a g e 14 | 23
Contoh kecepatan linier tetap dan vektornya berubah.

Mengapa kecepatan/kelajuan linearnya tetap? Hal ini disebabkan oleh kecepatan


sudut yang juga tetap. Kecepatan sudut tetap, karena arah kecepatan sudut sama
dengan arah putaran partikel. Karena besar dan arahnya yang tetap, besaran vektor
yang tetap pada GMB adalah kecepatan sudut.

Bagaimana dengan percepatan sudut dan linier pada GMB? Perubahan kecepatan
sudut atau percepatan sudut adalah 0 karena kecepatan sudut tetap. Begitu pula
dengan percepatan linier, karena percepatan sudut 0 maka percepatan liniernya
pun 0. Apakah tidak ada percepatan pada gerak melingkar beraturan? Tentu saja
ada, yaitu percepatan yang tegak lurus dengan lintasan (percepatan sentripetal)
yang mengakibatkan arah kecepatan linier berubah-ubah.

Apakah tidak ada percepatan pada gerak melingkar beraturan? Tentu saja ada,
yaitu percepatan yang tegak lurus dengan lintasan atau biasa disebut dengan
percepatan sentripetal yang mengakibatkan arah kecepatan linear berubah-ubah.

Berdasarkan persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin besar


kecepatan linear/tangensial akan semakin besar pula nilai percepatan
sentripetalnya. Pada percepatan sentripetal, arah vektornya menuju pusat
lingkaran, namun vektor kecepatan linear arahnya lurus. Sedangkan, arah

P a g e 15 | 23
kecepatan sudut (ω) searah dengan putaran benda. Arah percepatan sentripetal
dengan kecepatan linear tidak sama karena vektor percepatan dan kecepatan linear
saling tegak lurus.

Begitu pula dengan arah percepatan sentripetal dan kecepatan sudut juga tidak
sama. Pada percepatan sentripetal, arahnya selalu menuju ke pusat lingkaran,
sedangkan pada kecepatan sudut sesuai dengan arah putaran benda.

Mari kita coba selesaikan contoh soal gerak melingkar beraturan.

Contoh Soal : Sebuah mobil mengitari lintasan melingkar mendatar dengan jari-
jari 20 m dan kelajuan tetap 10 m/s. Percepatan mobil adalah…

Diketahui : v = 10 m/s Ditanya : a S = …?

r = 20 m

v2
Penyelesaian : a S =
r

2
a S = 10
20

= 5 m/ s2

1.11 Gerak relatif

P a g e 16 | 23
Gerak Relatif adalah suatu pergerakan benda yang sangat terpengaruh
dengan titik acuannya dan gerak relatif terjadi apabila suatu benda bergerak
terhadap benda lainnya. Suatu benda dapat dikatakan benda bergerak apabila ada
suatu pergeseran posisi yang terjadi dan benda bergerak bisa secara menjauh
ataupun mendekat.

Berikut ini beberapa contoh gerak relatif di kehidupan sehari-hari:

1. Gerak pohon terhadap manusia

Gerak pohon terhadap manusia menjadi contoh gerak relatif dan titik acuannya
terdapat pada pohonnya. Pergerakan pada benda akan membuat wujud zat menjadi
berubah dan hal ini mempengaruhi hasil pergerakan suatu benda. Pohon menjadi
sumber daya alam yang ada di Indonesia dan pohon memiliki banyak sekali fungsi
bagi kehidupan manusia. Ada banyak sekali fungsi pohon dan Indonesia menjadi
salah satu negara yang memiliki berbagai jenis pohon. Manusia memang memiliki
ketergantungan terhadap suatu pohon, karena dengan pohon berbagai kebutuhan
manusia bisa terpenuhi dan pohon bermanfaat bagi berbagai aspek kehidupan.

2. Gerak kendaraan terhadap gedung

Gerak suatu kendaraan seperti mobil atau motor terhadap suatu bangunan atau
gedung menjadi salah satu contoh gerak relatif dengan titik acuan bangunan atau
gedung dan gerak ini menjadi salah satu gerak yang sangat sering dijumpai. Gerak
relatif memang menghasilkan perubahan wujud zat suatu benda dan gerak
kendaraan menjadi contoh gerak relatif antara benda terhadap benda. Indonesia
kini menjadi salah satu negara yang kaya akan berbagai jenis kendaraan dan hal
ini terbukti dari banyaknya kemacetan yang terjadi di berbagai wilayah, salah satu
wilayah yang memiliki kemacetan terparah adalah Ibukota Jakarta. Motor dan
mobil menjadi kendaraan yang sangat mendominasi jalanan Indonesia.

3. Gerak kereta api terhadap lintasan

Gerak kereta api terhadap lintasannya menjadi contoh gerak relatif dengan titik
acuannya lintasan dan gerak kereta api terhadap lintasan sudah terjadi sejak jaman
dahulu, karena kereta api menjadi salah satu alat transportasi jaman dulu yang ada
di Indonesia. Banyak benda yang mengalami perubahan wujud benda secara
kimia, hal ini menjadi dasar banyaknya gerak benda yang terbentuk dan gerak
relatif bisa terjadi antara benda dengan benda. Kereta api menjadi salah satu alat
transportasi yang bertarif ekonomis di Indonesia dan dengan banyaknya kereta api
membuat kemacetan di berbagai wilayah menjadi terhindarkan, kini kereta api
juga sudah mengalami kemajuan dengan menerapkan sistem beli tiket dengan cara
online.

Gambar Gerak Relatif

SS’ S’
P
P a g e 17 | 23
Mari kita coba selesaikan contoh soal gerak relatif.

Contoh Soal : Menurut kompas di dalam pesawat, pesawat sedang terbang


bergerak ke barat. Kecepatan pesawat relatif terhadap udara adalah 150 km/jam.
Angin bergerak ke utara dengan kecepatan 30 km/jam. Tentukan kecepatan
pesawat relatif terhadap tanah!

Penyelesaian:

Hubungan antar besar kecepatan dapat dilukiskan dalam bentuk vektor sebagai
berikut.

P a g e 18 | 23
dengan vPT= kecepatan pesawat terhadap tanah; vUT= kecepatan udara terhadap
tanah dan vPU= kecepatan pesawat terhadap udara. Berdasarkan gambar tersebut
maka besar kecepatan pesawat terhadap tanah adalah

v pt = √ v pu2−v ut2

= √ 1502−302
= 60√ 6 km/jam

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN


1.1 Kesimpulan

Gerak dua dimensi menjadi penting untuk dipelajari karena gerak yang terjadi
di kehidupan sehari-hari merupakan gerak di dalam ruang. Misalkan gerak
pesawat terbang saat mengudara. Informasi mengenai posisi pesawat tentu tidak
cukup hanya di sebelah mana posisi pesawat berada terhadap bidang permukaan
bumi, namun seberapa tinggi pesawat mengudara juga menjadi informasi yang
penting untuk diketahui, terutama oleh pengatur lalu lintas udara agar semua
penerbangan dapat berlangsung dengan aman dan menghindari terjadinya
tabrakan antar pesawat.

1.2 Saran

P a g e 19 | 23
Kami mengeksplorasi kinematika dari partikel yang bergerak dalam dua dimensi.
Mengetahui dasar-dasar gerak dua dimensi akan memungkinkan kita mempelajari
secara lebih rinci sifat vektor posisi, kelajuan, dan percepatan. Kita kemudian
memperlakukan gerak proyektil dan gerak melingkar seragam sebagai kasus
khusus dari gerak dalam dua dimensi. Kita juga membahas konsep gerak relatif,
yang menunjukkan mengapa pengamat dalam kerangka acuan yang berbeda dapat
mengukur posisi dan kelajuan yang berbeda untuk sebuah partikel yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.tentorku.com/kinematika-2d-vektor-posisi-perpindahan-
kecepatan-dan-percepatan/
2. http://softonezero.blogspot.com/2013/09/chapter-4-gerak-dalam-dua-
dimensi.html
3. https://docplayer.info/51420629-Gerak-dua-dimensi-gerak-dua-dimensi-
merupakan-gerak-dalam-bidang-datar-contoh-gerak-dua-dimensi-gerak-
peluru-gerak-melingkar-gerak-relatif.html
4. https://blog.ruangguru.com/gerak-melingkar-beraturan-dan-penjelasannya
5. https://www.wardayacollege.com/fisika/kinematika/gerak-dua-tiga-
dimensi/gerak-relatif/

6. https://materiipa.com/gerak-relatif
P a g e 20 | 23
PERTANYAAN

Pertanyaan Sapri dari Kelompok 2

1. Cara menentukan cos dan sin pada sumbu x dan y pada gerak peluru?

Karena membentuk sudut Ɵ, maka menggunakan cara


trigonometri :
Sa
 cos θ= P a g e 21 | 23
Mi
v xi
cos θ=
⃗vi
v xi=⃗v i × cos θ
v yi ⃗vi

θ
v xi

Pertanyaan Irfan kelompok 2

2. Dalam dunia teknik sipil apa kegunaan percepatan dan kecepatan?


Contohnya yaitu, untuk menghitung pergerakan arus lalu lintas. Dalam
pergerakan arus lalu lintas tiap kendaraan berjalan pada kecepatan yang berbeda.
Dengan demikian pada arus lalu lintas tidak dikenal karakteristik kecepatan
tunggal akan tetapi lebih sebagai distribusi dari kecepatan kendaraan tunggal.
Kecepatan akan menurun apabila kepadatan bertambah. Kecepatan arus bebas
akan terjadi apabila kepadatan sama dengan nol, dan pada saat kecepatan sama
dengan nol maka akan terjadi kemacetan (Jam Density). Jika kemacetan sudah
terjadi perlu dilakukannya pelebaran jalan di setiap titik yang biasanya terjadi
kemacetan.

Pertanyaan Kaka Senior Ucok Sitohang

3. Apakah kecepatan dan percepatan sama atau beda, dan berikan contoh
kecepatan dan percepatan?

Beda, Karena Kecepatan adalah suatu Jarak yang ditempuh dengan seberapa


cepatnya sebuah benda berpindah pada suatu waktu atau tempat, dalam
besaran Vektor. Dalam pelajaran fisika, kecepatan biasanya dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Suatu Kecepatan mengacu pada bagaimana, ” perubahannya sebuah benda
tertentu dengan posisi dari titik A menuju titik B “.

Besaran Vektor adalah suatu besaran yang mempunyai nilai & memiliki arah.
Artinya ialah nilai pada suatu besaran tersebut ditentukan oleh arah. Dengan
rumus

P a g e 22 | 23
v = S / t

Ketentuan : V = kecepatan
S = Jarak
T = waktu

Contoh kecepatan : Apabila sebuah mobil menempuh jarak sejauh 100 Km


dalam waktu 1 Jam, maka kecepatan dari mobil tersebut yaitu 100 Km/Jam.
Satuan dari kecepatan sendiri beragam, tetapi satuan yang biasa digunakan adalah
KM/Jam.

Sedangkan, Percepatan adalah perubahan yang terjadi pada suatu kecepatan dalam
waktu tertentu. Dalam pelajaran fisika, percepatan biasanya dapat dijelaskan
sebagai berikut :

Suatu Percepatan adalah sebuah perubahan yang mengacu pada suatu kecepatan


dalam melakukan perjalanan antara dua titik (titik A menuju titik B). Denngan
A =  ΔV/ ΔT

Ketentuan : A = Percepatan
ΔV = perubahan kecepatan
ΔT = perubahan waktu

Contoh Percepatan : Apabila sebuah mobil melaju dengan kecepatan 40 m/s,


lalu berjalan melalui sebuah jalan turunan. Maka dalam 20 detik, maka kecepatan
pada mobil tersebut akan naik menjadi 70 m/s, karena kecepatan pada mobil itu
dipercepat sebanyak 3 m/s

P a g e 23 | 23

Anda mungkin juga menyukai