Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan yang
diharapkan.

Dalam kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah fisika serta semua pihak yang telah memberikan saran-saran kepada kami dalam
membuat makalah ini.

Dalam penyusunan makalah fisika ini dengan materi “Momentum, impuls dan
tumbukan”, kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari sempurna,
walaupun kami berusaha dengan sekuat tenaga. Maka, dengan segala kerendahan hati, kami
mengharapkan saran serta kritik yang menuju kearah perbaikan serta penyempurnaan
makalah ini dari para pembaca sekalian.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

padang, 7 Oktober 2018

Penyusun

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………i

Daftar Isi……………………………………………………………………………………..ii

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………….1

1.1 Latar belakang……………………………………………………………………1

1.2 Topik pembahasan……………………………………………………………….1

1.2 Tujuan…………………………………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………2

2.1 Momentum dan impuls…………………………………………………………………..2

2.1.1 Momentum……………………………………………………………………..2

2.1.2 impuls…………………………………………………………………………..3

2.2 hubungan antara momentum dan impuls……………………………………………….5

2.3 Hukum kekekalan momentum dan tumbukan…………………………………………..7

2.3.1 Hukum kekekalan momentum………………………………………………..7

2.3.2 Tumbukan……………………………………………………………………..8

BAB III Penutup………………………………………………………………………………10

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Sebelum kita mengetahui latar belakang pembahasan Impuls dan Momentum Linear
maka terlebih dahulu kita pahami apa yang dimaksud dengan Impuls dan Momentum Linear.
Impuls adalah besaran vektor yang arahya sejajar dengan arah gaya dan Menyebabkan perubahan
momentum dan Momentum Linear adalah momentum yang dimiliki benda-benda yang bergerak
pada lintasan lurus

Pernahkah menyaksikan tabrakan antara dua kendaraan di jalan. apa yang terjadi ketika
dua kendaraan bertabrakan. kondisi mobil atau sepeda motor mungkin hancur berantakan. Kalau
kita tinjau dari ilmu fisika, fatal atau tidaknya tabrakan antara kedua kendaraan ditentukan oleh
momentum kendaraan tersebut. Dalam ilmu fisika terdapat dua jenis momentum yakni
momentum linear dan momentum sudut. Kadang-kadang momentum linear disingkat
momentum.

1.2. Topik Pembahasan

Penjelasan di atas merupakan contoh dari kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
Impuls dan momentum linear, dengan Hukum Newton II yang diturunkan menjadi impuls dan
momentum linear, tumbukanyang akan dijelaskan dalam makalah ini serta pembahasan yang
bersangkutan dengan penjelasan Impuls dan momentum.

1.3. Tujuan

Peningkatan kualitas pendidikan adalah suatu tugas dan tanggung jawab semua pihak
yang dilakukan. Terutama dalam pengembangan pelajaran di sektor pendidikan Untuk itu
penyusun menulis makalah ini untuk menjelaskan dari Impuls dan Momentum Linear yang tidak
mudah untuk di fahami oleh setiap individu.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Momentum dan impuls

2.1.1 Momentum

Momentum merupakan istilah fisika mengacu pada kuantitas gerak dan massa yang
dimiliki suatu objek. Definisi momentum diartikan sebagai besaran yang dihasilkan dari
perkalian antara besaran skalar massa benda dengan besaran vektor kecepatan geraknya.
Momentum Disebabkan adanya impuls serta Besar dan arahnya = besar dan arah impuls

Momentum suatu benda didefinisikan sebagai hasil kali massa benda dengan kecepatan
gerak benda tersebut

p = m .v atau P = m.v1– m.v0

Keterangan : ● p : momentum (kg m/s)

● m : massa benda (kg)

● v : kecepatan benda (m/s)

Jika kita perhatikan persamaan di atas maka kita dapat menentukan jenis besaran
momentum. Massa m merupakan besaran skalar dan kecepatan v adalah besaran vektor, berarti
momentum merupakan besaran vektor. Dimana arah p searah dengan arah vektor kecepatan (v).
Jadi momentum adalah besaran yang dimiliki oleh sebuah benda atau partikel yang bergerak.

Dari persamaan di atas, tampak bahwa momentum (p) berbanding lurus dengan massa
(m) dan kecepatan (v). Semakin besar kecepatan benda, maka semakin besar juga momentum
sebuah benda. Demikian juga sebaliknya.

Contoh :

Ada sebuah benda yaitu benda A bermassa 2 kg, bergerak kekanan dengan kelajuan 10 m/s.
Benda B yang bermassa 7 kg bergerak kekiri dengan kelajuan 4 m/s. Tentukan:

2
a. Momentum benda A

b. Momentum benda B

c. Momentum total benda A dan B

Jawab:
Diketahui: Benda A → m = 2 kg
V = 10 m/s
Benda B → m = 7 kg
V = 4 m/s
a. Momentum benda A
P=m.v
= 2 . 10
= 20 Ns
b. Momentum benda B
P=m.v
=7.4
= 28 Ns
c. Momentum total benda A dan B
P total = PA + PB
= 20 + 28
= 48 Ns
2.1.2 Impuls

Impuls adalah peristiwa gaya yang bekerja pada benda dalam waktu hanya sesaat, atau
peristiwa bekerjanya gaya dalam waktu yang sangat singkat. Untuk membuat suatu benda yang
diam menjadi bergerak diperlukan sebuah gaya yang bekerja pada benda tersebut selama interval
waktu tertentu. Gaya yang diperlukan untuk membuat sebuah benda tersebut bergerak dalam
interval waktu tertentu disebut impuls.

3
Mudahnya, impuls adalah besaran dari hasil kali antara gaya (vektor) dengan selang
waktu gaya tersebut bekerja (skalar), jadi impuls berkaitan erat dengan arah.Impuls didefinisikan
sebagai hasil kali gaya dengan waktu yang dibutuhkan gaya tersebut bekerja. Dari definisi ini
dapat dirumuskan seperti berikut.

I = F. ∆t

Keterangan: ● I : Impuls (Ns) ● m : massa (kg)

● F : Gaya (N) ● V1 : kecepatan awal (m/s)

● ∆t : Waktu (s) ● V2 : kecepatan akhir (m/s)

Contoh :
Sebuah bola ditendang dengan gaya sebesar 48N dalam waktu 0,8 sekon. Berapakah besar
impuls pada saat kaki menyentuh bola.
Jawab: Diketahui: F = 48N
∆t = 0,8 s
I = ......?
I = F . ∆t
= 48 x 0,8
= 38,4 Ns

4
2.2 Hubungan antara momentum dan impuls
Besarnya impuls sangat sulit untuk diukur secara langsung. Namun, ada cara yang lebih
mudah untuk mengukur impuls yaitu dengan bantuan momentum. Berdasarkan hukum Newton
II, apabila suatu benda dikenai suatu gaya, benda akan dipercepat.
Besarnya percepatan rata-rata adalah:
a = F/m
Keterangan: ● a = percepatan (m/s2)
● F = gaya (N)
● m = massa benda (kg)
Sehingga terdapat hubungan antara impuls dan momentum:
F V - Vo
m ∆t
F . ∆t = m (V – Vo)
I = m . V – m .V2
I = p – po
I = ∆p
Keterangan : I = Impuls
∆p = Perubahan Momentum
Menurunkan vt = vo + at
a = (dv)/(dt) atau dv = a dt Keterangan:
vt  = kecepatan akhir atau kecepatan setelah t sekon (m/s)
Dengan mengintegralkan kedua ruas
v0 = kecepatan awal (m/s)
diperoleh a = percepatan (m/s2)
v - vo = at atau v = vo + at t = selang waktu (s)
Setelah diperoleh v = vo + at jika s = jarak tempuh (m)
persamaan diintegrasikan kedua ruas terhadap t dengan batas 0 sampai t, maka diperoleh
∫V dt=∫ ( vo + at) dt
X = v0t + ½ at^2
Dari persamaan di atas dapat dikatakan bahwa impuls yang dikerjakan pada suatu benda
sama dengan perubahan momentumnya. Penjumlahan momentum mengikuti aturan penjumlahan
vektor, secara matematis:

5
p = p1 + p2
Jika dua vektor momentum p1 dan p2
Penjumlahan momentum mengikuti aturan penjumlahan vektor.
Contoh :
Dalam sebuah permainan sepak bola, seorang pemain melakukan tendangan pinalti. Tepat
setelah ditendang bola melambung dengan kecepatan 60 m/s. Bila gaya bendanya 300 N dan
sepatu pemain menyentuh bola selama 0,3 s maka tentukan:
a. Impuls yang bekerja pada bola
b. Perubahan momentumya,
c. Massa bola
Jawab
Diketahui: V0 = 60 m/s
F = 300 N
∆t = 0,3 s
a. Impuls yang bekerja pada bola sebesar:
I = F . ∆t
= 300 . 0,3
= 90 Ns
b. Perubahan momentum bola sama dengan besarnya impuls yang diterima:
∆p = 90 kg m/s
c. Massa bola dapat ditentukan dengan hubungan berikut:
∆p = I
m . ∆v = 90
m . (60-0) = 90
m = 90/60
m = 1,5 kg
F . ∆t = m (V – Vo)
I = m . V – m .V2
I = p – po
I = ∆p

6
2.3 Hukum kekekalan momentum dan tumbukan
2.3.1 Hukum kekekalan momentum
Hukum Kekekalan Momentum menyatakan bahwa “jika tidak ada gaya luar yang
bekerja pada sistem, maka momentum total sesaat sebelum sama dengan momentum total
sesudah tumbukan”. ketika menggunakan persamaan ini, kita harus memerhatikan arah
kecepatan tiap benda.
Hukum Kekekalan Momentum

Jika dua benda yang bertumbukan diilustrasikan dengan gambar di atas, maka secara
matematis,hukum kekekalan momentum dinyatakan dengan persamaan :
Momentum sebelum tumbukan = momentum setelah tumbukan
m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2
Keterangan :
m1 = massa benda 1,
m2 = massa benda 2,
v1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan,
v2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan,
v’= kecepatan benda 1 setelah tumbukan,
v’2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan
Jika dinyatakan dalam momentum, maka :
m1v1 = momentum benda 1 sebelum tumbukan,
m2v2 = momentum benda 2 sebelum tumbukan,
m1v’1 = momentum benda 1 setelah tumbukan,
m2v’2 = momentum benda 2 setelah tumbukan
2.3.2 Tumbukan

7
Tumbukan adalah pertemuan dua benda yang relatif bergerak. Pada setiap jenis tumbukan
berlaku hukum kekekalan momentum tetapi tidak selalu berlaku hukum kekekalan energi
mekanik. Sebab disini sebagian energi mungkin diubah menjadi panas akibat tumbukan atau
terjadi perubahan bentuk :
Macam tumbukan yaitu :
 Tumbukan elastis sempurna, yaitu tumbukan yang tak mengalami perubahan
energi. Koefisien restitusi e = 1
 Tumbukan elastis sebagian, yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum kekekalan
energi
mekanik sebab ada sebagian energi yang diubah dalam bentuk lain, misalnya
panas. Koefisien restitusi 0 < e < 1.
 Tumbukan tidak elastis , yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum kekekalan
energi mekanik dan kedua benda setelah tumbukan melekat dan bergerak
bersama-sama. Koefisien restitusi e = 0.
−(v ' 2−v ' 1)
Dimana e =
v 2−v 1
Tumbukan biasanya dibedakan dari kekal-tidaknya tenaga kinetik selama proses. Bila
tenaga kinetiknya kekal, tumbukannya bersifat elastik. Sedangkan bila tenaga kinetiknya tidak
kekal tumbukannya tidak elastik. Dalam kondisi setelah tumbukan kedua benda menempel dan
bergerak bersama-sama, tumbukannya tidak elastik sempurna.
Tumbukan elastik
Dari kekekalan momentum :
m₁ v₁+m₂v₂=m₁v'₁+m₂v'₂
Dari kekekalan tenaga kinetik :
1/2m₁v₁²+1/2m₁v'₁²=1/2m₂v₂²+ 1/2m₂v'₂²
Dan diperoleh :
v1 – v2 = v’2 - v’1
Tumbukan tidak elastik
Dari kekekalan momentum :
m1v1+ m2v2= m1v’1+ m2v’2

8
Kekekalan tenaga mekanik tidak berlaku, berkurang/bertambahnya tenaga mekanik ini
berubah/berasal dari tenaga potensial deformasi (perubahan bentuk).

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa momentum didefinisikan sebagai hasil
perkalian antara massa dengan kecepatannya, impuls didefinisikan sebagai hasil kali gaya
dengan selang waktu kerja gayanya.

Hukum kekekalan momentum suatu benda dapat diturunkan dari persamaan hukum
kekekalan energi mekanik suatu benda tersebut.

Apabila dua buah benda bertemu dengan kecepatan relatif maka benda tersebut akan
bertumbukan dan tumbukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu lenting sempurna dan tak
lenting. Pada tumbukan lenting sempurna energi kinetik benda tidak ber kurang atau berubah
menjadi energi lain, pada tumbukan tak lenting energi kinetik benda sebagian berubah menjadi
energi lain seperti energi bunyi, energi panas, dll.

10
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C.2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga.

Halliday dan Resnick. 1991, Fisika Jilid I (Terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga.

Tipler, P.A.1998, Fisika untuk Sains dan Teknik–Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga.

11

Anda mungkin juga menyukai