Anda di halaman 1dari 34

MOMENTUM

1. PENGERTIAN MOMENTUM
Dalam fisika, momentum adalah besaran yang berhubungan dengan kecepatan dan massa suatu
benda.

[sunting]Momentum dalam mekanika klasik


Dalam mekanika klasik, momentum (dilambangkan dengan P) didefinisikan sebagai hasil perkalian
dari massa dan kecepatan, sehingga menghasilkanvektor.

Momentum suatu benda (P) yang bermassa m dan bergerak dengan kecepatan v didefinisikan
sebagai ::

Massa merupakan besaran skalar, sedangkan kecepatan merupakan besaran vektor. Perkalian
antara besaran skalar dengan besaran vektor akan menghasilkan besaran vektor. Jadi,
momentum merupakan besaran vektor. Momentum sebuah partikel dapat dipandang sebagai
ukuran kesulitan untuk mendiamkan benda. Sebagai contoh, sebuah truk berat mempunyai
momentum yang lebih besar dibandingkan mobil yang ringan yang bergerak dengan kelajuan
yang sama. Gaya yang lebih besar dibutuhkan untuk menghentikan truk tersebut dibandingkan
dengan mobil yang ringan dalam waktu tertentu. (Besaran mv kadang-kadang dinyatakan
sebagai momentum linier partikel untuk membedakannya dari momentum angular).

[sunting]Hukum Kekekalan Momentum

Sama seperti energi, dalam kondisi tertentu, momentum suatu sistem akan kekal atau tidak
berubah. Untuk memberikan pemahaman mengenai hal tersebut, maka akan digunakan konsep
Pusat Massa. Misal jika ada sebuah sistem yang terdiri dari beberapa benda dengan
massa bergerak dengan kecepatan masing-masing adalah ,
maka kecepatan pusat massa sistem tersebut adalah :

Dan jika sistem tersebut bergerak dengan dipercepat dengan percepatan masing-masing
adalah , maka percepatan pusat massa sistem tersebut adalah :
Sekarang jika benda-benda tersebut masing-masing diberi gaya ,
maka benda-benda tersebut masing-masing memiliki percepatan :

Sehingga percepatan pusat massa sistem dapat dinyatakan sebagai :

Notasi merupakan notasi yang menyatakan resultan gaya yang


bekerja pada sistem tersebut. Jika resultan gaya yang bekerja pada sistem

bernilai nol ( ), maka sistem tersebut tidak dipercepat (

). Jika sistem tidak dipercepat, artinya sistem tersebut


kecepatan pusat massa sistem tersebut konstan ( ).
Jadi dapat disimpulkan bahwa :

Notasi di atas merupakan notasi dari hukum kekekalan momentum.


Jadi total momentum suatu sistem akan selalu kekal hanya jika
resultan gaya yang bekerja pada sistem tersebut bernilai nol.

1. MOMENTUM LINIER (p)

MOMENTUM LINIER adalah massa kali kecepatan linier benda. Jadi setiap benda yang
memiliki kecepatan pasti memiliki momentum.

p=mv

Momentum merupakan besaran vektor, dengan arah p = arah v

2. MOMENTUM ANGULER (L)


MOMENTUM ANGULER adalah hasil kali (cross product) momentum linier dengan jari jari
R. Jadi setiap benda yang bergerak melingkar pasti memiliki momentum anguler.

L = m v R = m w R2
L=pR

Momentum anguler merupakan besaran vektor dimana arah L tegak lurus arah R
sedangkan besarnya tetap.

Jika pada benda bekerja gaya F tetap selama waktu t, maka IMPULS I dari gaya itu
adalah:

t1

I =  F dt = F (t2 - t1)
t2

I = Perubahan momentum
Ft = m v akhir - m v awal

Impuls merupakan besaran vektor. Pengertian impuls biasanya dipakai dalam peristiwa
besar dimana F >> dan t <<. Jika gaya F tidak tetap (F fungsi dari waktu) maka rumus I
= F . t tidak berlaku.

Impuls dapat dihitung juga dengan cara menghitung luas kurva dari grafik gaya
F vs waktu t.
2. PENGERTIAN MOMENTUM DAN IMPULS

Setiap benda yang bergerak mempunyai momentum.


Momentum juga dinamakan jumlah gerak yang besarnya berbanding lurus dengan
massa dan kecepatan benda.
Suatu benda yang bermassa m bekerja gaya F yang konstan, maka setelah waktu Δt
benda tersebut bergerak dengan kecepatan :

vt = vo + a . Δt
vt = vo + . Δt
F . Δt = m . vt – m.vo

Besaran F. Δt disebut : IMPULS sedangkan besarnya m.v yaitu hasil kali massa dengan
kecepatan disebut : MOMENTUM

m.vt = momentum benda pada saat kecepatan vt


m.vo = momentum benda pada saat kecepatan vo

Kesimpulan

Momentum ialah :
Hasil kali sebuah benda dengan kecepatan benda itu pada suatu saat.
Momentum merupakan besaran vector yang arahnya searah dengan
Kecepatannya.
ada juga yang mengatakan sebagai karakteristik suatu benda.

Satuan dari mementum adalah kg m/det atau gram cm/det

Impuls adalah :
Hasil kali gaya dengan waktu yang ditempuhnya. Impuls merupakan
Besaran vector yang arahnya se arah dengan arah gayanya.

Perubahan momentum adalah akibat adanya impuls dan nilainya sama dengan
impuls.

IMPULS = PERUBAHAN MOMENTUM


Sumber:Serway dan Jewett, Physics for Scientists andEngineers, 6thedition, 2004

Gambar di atas adalah salah satu contoh peristiwa dari konsepmomentum dan impuls.
Masih banyak lagi di sekitar kita tentang peristiwa yang menggambarkan peristiwa tersebut.
Momentumadalah ukuran kesukaran untuk memberhentikan suatu bendayang sedang bergerak.
Makin sukar memberhentikan benda,makin besar momentumnya. Kesukaran memberhentikan
suatu benda bergantung pada massa dan kecepatan. Sedangkanimpuls berkaitan dengan
perubahan momentum. Impuls jugadidefinisikan sebagai hasil kali gaya dengan selang
waktu singkat bekerjanya gaya pada benda. Konsep momentum ini penting karena konsep ini
juga menunjukkan kekekalan, seperti halnya kekekalan energi mekanik. Konsep kekekalan
momentumdan impuls dapat membantu kita untuk menjelaskan masalahkeseharian dan
teknologi. Kejadian yang berkaitan dengan peristiwa tumbukan dapat dijelaskan dengan
hokum kekekalanmomentum dan impuls. Ada tiga jenis tumbukan berdasarkanelastisitasnya
(kelentingannya), yaitu tumbukan lenting sempurna, tak lenting sama sekali dan lenting
sebagian.

Momentum yang kita maksudkan di sini adalah momentum linear?. Dalam fisika,
momentum suatu benda didefinisikan sebagai hasil kali massa benda dengan kecepatan
gerak
benda tersebut. Secara matematis ditulis :(p = mv).
p adalah lambang momentum, m adalah massa benda dan v adalah kecepatan benda.

Momentum merupakan besaran vektor, jadi selain mempunyai besar atau nilai, momentum

juga mempunyai arah. Besar momentum p = mv. Terus arah momentum bagaimanakah ?

arahmomentum sama dengan arah kecepatan. Misalnya sebuah mobil bergerak ke timur,

maka arahmomentum adalah timur, tapi kalau mobilnya bergerak ke selatan maka arah

momentum adalahselatan. Bagaimana dengan satuan momentum ? karenap = mv, di mana

satuan m = kg dansatuan v = m/s, maka satuan momentum adalah kg m/s.

Dari persamaan di atas, tampak bahwa momentum (p) berbanding lurus dengan

massa(m) dan kecepatan (v). Semakin besar kecepatan benda, maka semakin besar juga
momentumsebuah benda. Demikian juga, semakin besar massa sebuah benda, maka

momentum bendatersebut juga bertambah besar. Perlu anda ingat bahwa momentum

adalah hasil kali antara


massa dan kecepatan. Jadi walaupun seorang berbadan gendut, momentum orang tersebut
=0

apabila dia diam alias tidak bergerak. Jadi momentum suatu benda selalu dihubungkan

denganmassa dan kecepatan benda tersebut. kita tidak bisa meninjau momentum suatu

benda hanyaberdasarkan massa atau kecepatannya saja.

Contohnya begini, sebut saja mobil muda dan mobil tua. Apabila kedua mobil

inibermassa sama tetapi mobil muda bergerak lebih kencang (v lebih besar) daripada mobil

tua,makamomentum mobil muda lebih besar dibandingkan denganmomentum mobil tua.

Contohlain, misalnya mobil muda memiliki massa besar, sedangkan mobil tua bermassa

kecil. Apabilakedua mobil ini kebut - kebutan di jalan dengan kecepatan yang sama, maka

tentu sajamomentum mobil muda lebih besar dibandingkan dengan momentum mobil tua.
Hubungan Momentum Dan Tumbukan?

Pada pembahasan di atas, sudah menjelaskan panjang lebar mengenai

pengertianmomentum dalam ilmu fisika. Nah, kali ini kita akan melihat hubungan antara

momentumdengan tumbukan. Pernahkah dirimu menyaksikan tabrakan antara dua

kendaraan beroda di jalan? apa yang dirimu amati ? yang pasti penumpangnya babak belur

dan digiring ke rumah sakit


dalam tempo yang sesingkat2nya.Tapi maksudnya, bagaimana kondisi kendaraan tersebut
?
kendaraan tersebut mungkin hancur lebur dan mungkin langsung digiring ke bengkel ?
paling
singgah bentar di kantor polisi
Sekarang coba dirimu bandingkan, bagaimana akibat yang ditimbulkan dari tabrakan

antara dua sepeda motor dan tabrakan antara sepeda motor dengan mobil ? anggap saja

kendaraan tersebut bergerak dengan laju sama. Tentu saja tabrakan antara sepeda motor

danmobil lebih fatal akibatnya dibandingkan dengan tabrakan antara dua sepeda motor.

Kalo tidakpercaya silahkan buktikan Massa mobil jauh lebih besar dari massa sepeda motor,

sehinggaketika mobil bergerak, momentum mobil tersebut lebih besar dibandingkan dengan

momentumsepeda motor. Ketika mobil dan sepeda motor bertabrakan atau juga
bertumbukan, maka pastisepeda motor yang terpental. Bisa anda bayangkan, apa yang

terjadi jika mobil bergerak sangatkencang (v sangat besar) ?

Kita bisa mengatakan bahwa makin besar momentum yang dimiliki oleh sebuah

benda,semakin besar efek yang timbulkan ketika benda tersebut bertumbukkan. Kalo dirimu

kurus,coba aja bertabrakan dengan temanmu yang gendut sebaiknya jangan dicoba, karena

pasti dirimuyang terpental dan meringis kesakitan.Sebelum kita melihat hubungan antara

momentum danimpuls, terlebih dahulu kita pahami hukum II Newton dalam bentuk

momentum.
Hukum II Newton

Pada pokok bahasan Hukum ll Newton kita telah belajar bahwa jika ada gaya total

yangbekerja pada benda maka benda tersebut akan mengalami percepatan, di mana arah

percepatanbenda sama dengan arah gaya total. Apa hubungan antara hukum II Newton

dengan momentum ?yang benar, bukan hubungan antara Hukum II Newton dengan

momentum tetapi hubunganantara gaya total denganm om entum. Sekarang pahami

penjelasan gurumuda berikut ini.


Misalnya ketika sebuah mobil bergerak di jalan dengan kecepatan tertentu, mobil tersebut
memilikim om entum. Nah, untuk mengurangi kecepatan mobil pasti dibutuhkan gaya(dalam
hal ini gaya gesekan antara kampas dan ban ketika mobil direm). Ketika kecepatan mobil
berkurang (v makin kecil), momentum mobil juga berkurang. Demikian juga sebaliknya,
sebuah
mobil yang sedang diam akan bergerak jika ada gaya total yang bekerja pada mobil tersebut
(dalam hal ini gaya dorong yang dihasilkan oleh mesin). Ketika mobil masih diam,
momentum

mobil = 0. pada saat mobil mulai bergerak dengan kecepatan tertentu, mobil tersebut

memilikimomentum. Jadi kita bisa mengatakan bahwa perubahan momentum mobil

disebabkan oleh gayatotal. Dengan kata lain, laju perubahan momentum suatu benda sama

dengan gaya total yang


bekerja pada benda tersebut. Ini adalah hukum II Newton dalam bentuk momentum. Eyang
newton pada mulanya menyatakan hukum II newton dalam bentuk momentum. Hanya
eyang
menyebut hasil kali mv sebagai “kuantitas gerak”, bukan momentum.
Secara matematis, versi momentum dari Hukum II Newton dapat dinyatakan dengan
persamaan :
Persamaan Hukum II Newton untuk kasus massa benda tetap, yang sudah kita pelajari
pada pokok bahasan Hukum II Newton. Kita menyebutnya di atas sebagai Hukum II Newton
“yang sebenarnya”.
Terus apa bedanya penggunaan hukum II Newton “yang sebenarnya” dengan hukum II

Newton versi momentum ? Hukum II Newton versi momentum di atas lebih bersifat umum,

edangkan Hukum II Newton “yang sebenarnya” hanya bisa digunakan untuk kasus

massabenda tetap. Jadi ketika menganalisis hubungan antara gaya dan gerak benda, di

mana massabenda konstan, kita bisa menggunakan Hukum II Newton “yang sebenarnya”,

tapi tidakmenutup kemungkinan untuk menggunakan Hukum II Newton versi

momentum. Ketika kitameninjau benda yang massa-nya tidak tetap alias berubah, kita tidak

bisa menggunakan HukumII Newton “yang sebenarnya” (F = ma). Kita hanya bisa

menggunakan Hukum II Newton versi


momentum. Contohnya roket yang meluncur ke ruang angkasa. Massa roket akan
berkurang
ketika bahan bakarnya berkurang atau habis.
Hubungan Antara Momentum Dan Impuls

Pernahkah dirimu dipukul teman anda ?, coba lakukan percobaan impuls dan

momentumberikut… pukul tangan seorang temanmu menggunakan jari anda. Gunakan

ujung jari anda.Coba tanyakan kepada temanmu, mana yang lebih terasa sakit; ketika

dipukul dengan cepat


(waktu kontak antara jari pemukul dan tangan yang dipukul sangat singkat) atau ketika
dipukul

lebih lambat (waktu kontak antara jari pemukul dan tangan yang dipukul lebih lambat).

Kalaudilakukan dengan benar (besar gaya sama), biasanya yang lebih sakit adalah ketika

tanganmudipukul dengan cepat. Ketika dirimu memukul tangan temanmu, tangan dirimu dan

tangantemanmu saling bersentuhan, dalam hal ini saling bertumbukan.

Ketika terjadi tumbukan, gaya meningkat dari nol pada saat terjadi kontak dan

menjadinilai yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat. Setelah turun secara

drastis menjadinol kembali. Ini yang membuat tangan terasa lebih sakit ketika dipukul sangat

cepat(waktu
kontak antara jari pemukul dan tangan yang dipukul sangat singkat).

Hukum II Newton versi momentum yang telah kita turunkan di atas menyatakan

bahwalaju perubahan momentum suatu benda sama dengan gaya total yang bekerja pada
bendatersebut. Besar gaya yang bekerja pada benda yang bertumbukan dinyatakan dengan

persamaan :

Ingat bahwa impuls diartikan sebagai gaya yang bekerja pada benda dalam waktu

yangsangat singkat. Konsep impuls membantu kita ketika meninjau gaya-gaya yang bekerja

padabenda dalam selang waktu yang sangat singkat. Misalnya ketika ronaldinho

menendang bolasepak, atau ketika tanganmu dipukul dengan cepat.


Penerapan Konsep Impuls Dalam Kehidupan Sehari-hari

Pada penjelasan di atas sudah dijelaskan bahwa impuls merupakan gaya yang

bekerjapada benda dalam waktu yang sangat singkat. Konsep ini sebenarnya sering kita

alami dalamkehidupan sehari-hari. Ketika pada tubuh kita dikerjakan gaya impuls dalam

waktu yang sangatsingkat maka akan timbul rasa sakit. Semakin cepat gaya impuls bekerja,

bagian tubuh kita yangdikenai gaya impuls dalam waktu sangat singkat tersebut akan terasa

lebih sakit. Karenanya,penerapan konsep impuls ditujukan untuk memperlama selang waktu

bekerjanya impuls,sehingga gaya impuls yang bekerja menjadi lebih kecil. Apabila selang

waktu bekerjanya gayaimpuls makin lama, maka rasa sakit menjadi berkurang, bahkan tidak

dirasakan.
Beberapa contoh penerapan konsep impuls dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
berikut :
1. Sarung Tinju

Pernah nonton pertandingan Tinju di TV ? nah, sarung tinju yang dipakaioleh para petinju itu

berfungsi untuk memperlama bekerjanya gayaimpuls. ketika petinju memukul lawannya,

pukulannya tersebut memilikiwaktu kontak yang lebih lama. Karena waktu kontak lebih lama,

makagaya impuls yang bekerja juga makin kecil.


Makin kecil gaya impuls yang bekerja maka rasa sakit menjadi berkurang.
2.Palu atau pemukul

Mengapa palu tidak dibuat dari kayu saja, kok malah dipakai besi atau baja ?

tujuannyasupaya selang waktu kontak menjadi lebih singkat, sehingga gaya impuls yang

dihasilkanlebih besar. Kalau gaya impulsnya besar maka paku, misalnya, akan tertanam

lebih dalam.
3. Matras

Matras sering dipakai ketika dirimu olahraga atau biasa dipakai parapejudo. Matras

dimanfaatkan untuk memperlama selang waktubekerjanya gaya impuls, sehingga tubuh kita

tidak terasa sakit ketikadibanting. Bayangkanlah ketika dirimu dibanting atau

berbenturandengan lantai ? hal itu disebabkan karena waktu kontak antara tubuhmudan

lantai sangat singkat.


Tapi ketika dirimu dibanting di atas matras maka waktu kontaknya lebih lama, dengan
demikian
gaya impuls yang bekerja juga menjadi lebih kecil.
4. Helm

Kalau anda perhatikan bagian dalam helm, pasti anda akan melihatlapisan lunak. Kaya

gabus atau spons… lapisan lunak tersebut bertujuanuntuk memperlama waktu kontak

seandainya kepala anda terbentur keaspal ketika terjadi tabrakan. Jika tidak ada lapisan

lunak tersebut, gayaimpuls akan bekerja lebih cepat sehingga walaupun memakai helm,

andaakan pusing-pusing ketika terbentur aspal.

3. HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM


Huygens, ilmuwan berkebangsaan belanda, melakukan eksperimen dengan menggunakan bola-bola bilyar untuk
menjelaskan hukum kekekalan momentum. Perhatikan uraian berikut. Dua buah bola pada Gambar 5.2 bergerak
berlawanan arah saling mendekati. Bola pertama massanya m1, bergerak dengan kecepatan v1. Sedangkan
bola kedua massanya m2 bergerak dengan kecepatan v2.

Jika kedua bola berada pada lintasan yang sama dan lurus, maka pada suatu saat kedua bola akan
bertabrakan. Dengan memperhatikan analisis gaya tumbukan bola pada Gambar 5.2, ternyata sesuai dengan
pernyataan hukum III Newton. Kedua bola akan saling menekan dengan gaya F yang sama besar, tetapi
arahnya berlawanan.

Akibat adanya gaya aksi dan reaksi dalam selang waktu ^t tersebut, kedua bola akan saling melepaskan diri
dengan kecepatan masing-masing sebesar v'1 dan v'2. Penurunan rumus secara umum dapat dilakukan dengan
meninjau gaya interaksi saat terjadi tumbukan berdasarkan hukum III Newton.

Contoh aplikasi dari hukum kekekalan momentum adalah roket dan pistol. Pada Gambar 5.3 tampak sebuah
pistol yang digantung pada seutas tali. Saat peluru ditembakkan ke kanan dengan alat jarak jauh seperti remote,
senapan akan tertolak ke kiri.

Percepatan yang diterima oleh pistol ini berasal dari gaya reaksi peluru pada pistol (hukum III Newton).
Percepatan roket diperoleh dengan cara yang mirip dengan bagaimana senapan memperoleh percepatan.

Percepatan roket berasal dari tolakan gas yang disemburkan roket. Tiap molekul gas dapat dianggap sebagai
peluru kecil yangditembakkan roket. Jika gaya gravitasi diabaikan, maka peristiwa peluncuran roket memenuhi
hukum kekekalan momentum. Mula-mula sistem roket diam, sehingga momentumnya nol. Sesudah gas
menyembur keluar dari ekor roket, momentum sistem tetap. Artinya momentum sebelum dan sesudah gas keluar
sama.

Berdasarkan hukum kekekalan momentum, besarnya kelajuan roket tergantung banyaknya bahan bakar yang
digunakan dan besar kelajuan semburan gas. Hal inilah yang menyebabkan wahana roket dibuat bertahap
banyak.

Hukum kekekalan momentum diterapkan pada proses tumbukan semua jenis, dimana
prinsip impuls mendasari proses tumbukan dua benda, yaitu I1 = -I2.

Jika dua benda A dan B dengan massa masing-masing MA dan MB serta kecepatannya
masing-masing VA dan VB saling bertumbukan, maka :
MA VA + MB VB = MA VA + MB VB

VA dan VB = kecepatan benda A dan B pada saat tumbukan

VA dan VB = kecepatan benda A den B setelah tumbukan.

Dalam penyelesaian soal, searah vektor ke kanan dianggap positif, sedangkan ke kiri
dianggap negatif.

Dua benda yang bertumbukan akan memenuhi tiga keadaan/sifat ditinjau dari
keelastisannya,

a. ELASTIS SEMPURNA : e = 1

e = (- VA' - VB')/(VA - VB)

e = koefisien restitusi.
Disini berlaku hukum kokokalan energi den kokekalan momentum.

b. ELASTIS SEBAGIAN: 0 < e < 1


Disini hanya berlaku hukum kekekalan momentum.

Khusus untuk benda yang jatuh ke tanah den memantul ke atas lagi maka koefisien
restitusinya adalah:

e = h'/h

h = tinggi benda mula-mula


h' = tinggi pantulan benda

C. TIDAK ELASTIS: e = 0
Setelah tumbukan, benda melakukan gerak yang sama dengan satu kecepatan v',

MA VA + MB VB = (MA + MB) v'

Disini hanya berlaku hukum kekekalan momentum

Contoh:

1. Sebuah bola dengan massa 0.1 kg dijatuhkan dari ketinggian 1.8 meter dan mengenai
lantai, kemudian dipantulkan kembali sampai ketinggian 1.2 meter. Jika g = 10 m/det 2.
Tentukanlah:
a. impuls karena beret bola ketika jatuh.
b. koefisien restitusi

Jawab:
a. Selama bola jatuh ke tanah terjadi perubahan energi potensial menjadi energi kinetik.

Ep = Ek

m g h = 1/2 mv2  v2 = 2 gh

 v = 2 g h

impuls karena berat ketika jatuh:

I = F . t = m . v

= 0.12gh = 0.1 2.10.1.8) = 0.1.6 = 0,6 N det.

b. Koefisien restitusi:

e = h'/h) = (1.2/1.8) = (2/3)

2. Sebuah bola massa 0.2 kg dipukul pada waktu sedang bergerak dengan kecepatan 30
m/det. Setelah meninggalkan pemukul, bola bergerak dengan kecepatan 40 m/det
berlawanan arah semula. Hitung impuls pada tumbukan tersebut !

Jawab:

Impuls = F . t = m (v2 - v1)

= 0.2 (-40 - 30)

= -14 N det

Tanda berarti negatif arah datangnya berlawanan dengan arah datangnya bola.

3. Sebuah peluru yang massanya M1 mengenai sebuah ayunan balistik yang massanya
M2. Ternyata pusat massa ayunan naik setinggi h, sedangkan peluru tertinggal di dalam
ayunan. Jika g = percepatan gravitasi, hitunglah kecepatan peluru pada saat
ditembakkan !

Jawab:

Penyelesaian soal ini kita bagi dalam dua tahap, yaitu:

1. Gerak A - B.

Tumbukan peluru dengan ayunan adalah tidak elastis jadi kekekalan momentumnya:

M1VA + M2VB = (M1 + M2) V


M1VA + 0 = (M1 + M2) V

VA = [(M1 + M2)/M1] . v
2. Gerak B - C.
Setelah tumbukan, peluru dengan ayunan naik setinggi h, sehingga dapat diterapkan
kekekalan energi:

EMB = EMC

EpB + EkB = EpC + EkC

0 + 1/2 (M1 + M2) v2 = (M1 + M2) gh + 0

Jadi kecepatan peluru: VA = [(M1 + M2)/M1] . (2 gh)

d. ELASTISITAS KHUSUS DALAM ZAT PADAT

Zat adalah suatu materi yang sifat-sifatnya sama di seluruh bagian, dengan kata lain,
massa terdistribusi secara merata. Jika suatu bahan (materi) berupa zat padat
mendapat beban luar, seperti tarikan, lenturan, puntiran, tekanan, maka bahan tersebut
akan mengalami perubahan bentuk tergantung pada jenis bahan dan besarnya
pembebanan. Benda yang mampu kembali ke bentuk semula, setelah diberikan
pembebanan disebut benda bersifat elastis.

Suatu benda mempunyai batas elastis. Bila batas elastis ini dilampaui maka benda akan
mengalami perubahan bentuk tetap, disebut jugabenda bersifat plastis.

Dalam fisika, hukum kekekalan menyatakan bahwa properti tertentu yang dapat diukur dari sistem
fisika terisolasi tidak berubah selagi sistem berubah. Berikut ini adalah daftar sebagian dari hukum
kekekalan yang tidak pernah menunjukan tidak tepat. (Sebenarnya, dalam relativitas umum, energi,
momentum, dan momentum sudut tidak kekal karena ada lekukan umum wakturuang "manifold" yang
tidak memiliki simetri pembunuhan untuk translasi atau rotasi).

 kekekalan energi
 hukum kekekalan massa (hanya dalam teori nonrelativitas)
 kekekalan momentum
 kekekalan momentum sudut
 kekekalan muatan listrik
 kekekalan muatan warna

Besar Impuls dinyatakan sebagai perubahan momentum:


F ∆t = ∆p. Saat F = 0, maka ∆p = 0 atau p = konstan.

Dapat disimpulkan jika suatu sistem tidak mendapat gaya dari luar, momentum sistem
selalu tetap. Hal itulah yang disebut Hukum Kekekalan Momentum.

Jumlah Momentum awal kedua benda (sebelum tumbukan):

∑P = P1 + P2

= m1v1 + m2v2
Jumlah Momentum akhir kedua benda (sesudah tumbukan):

∑P’ = P’1 + P’2

= m1v’1 + m2v’2

Hukum Kekekalan Momentum menyatakan :

Bila tidak ada gaya dari luar yang bekerja pada benda–benda yang melakukan interaksi ,
atau resultan gaya dari luar yang bekerja pada benda-benda adalah nol, maka jumlah
momentum benda-benda sebelum mengadakan interaksi selalu sama dengan jumlah
momentum benda-benda setelah mengadakan interaksi .

Hukum kekekalan Momentum berlaku pada peristiwa :

 Tumbukan benda

 Interaksi dua benda

 Peristiwa ledakan

 Peristiwa tarik-menaik

 Peristiwa jalannya roket maupun jet

Contoh Penerapan dalam kehidupan sehari-hari konsep dari Hukum Kekekalan


momentum :

a. Prinsip Peluncuran Roket.

Besar momentum yang dihasilkan gaya dorong oleh bahan bakar sama dengan
momentum meluncurnya roket.

b. Senapan/Meriam

Momentum senapan mundur ke belakang sama dengan momentum peluru yang


lepas dari senapan.

c. Orang melompat dari perahu.

Momentum perahu mundur ke belakang sama dengan momentum orang yang


melompat kedepan.

d. Ayunan Balistik

Untuk menghitung kecepatan peluru yang melesat dari sebuah senapan dan
menumbuk balok yang tergantung pada seutas tali (bandul).

1. Peluru bersarang pada bandul


2. Peluru menembus bandul

Contoh Soal Konsep Hukum Kekekalan Momentum :

Seseorang yang massanya 50 kg naik perahu dengan kecepatan tetap 4m/s. Massa
perahu 75 kg, tiba-tiba orang terjun ke dalam air dengan kecepatan 5m/s. Hitung
kecepatan perahu sesaat orang terjun, jika arah kecepatan terjunnya orang searah
perahu .

Pembahasan:

Diketahui : mp = 75 kg

mo = 50 kg

v = 4m/s

vo’ = 5 m/s
4. HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM & TUMBUKAN

Misalkan benda A dan B masing-masing mempunyai massa mA dan mB dan masing-


masing bergerak segaris dengn kecepatan vA dan vB sedangkan vA > vB. Setelah
tumbukan kecepatan benda berubah menjadi vA’ dan vB’. Bila FBA adalah gaya dari
A yang dipakai untuk menumbuk B dan FAB gaya dari B yang dipakai untuk
menumbuk A, maka menurut hukum III Newton :

Jumlah momentum dari A dan B sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama/tetap.
Hukum ini disebut sebagai HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM LINIER.

5. TUMBUKAN
JENIS-JENIS TUMBUKAN
Perlu anda ketahui bahwa biasanya dua benda yang bertumbukan bergerak mendekat satu dengan
yang lain dan setelah bertumbukan keduanya bergerak saling menjauhi. Ketika benda bergerak,
maka tentu saja benda memiliki kecepatan. Karena benda tersebut mempunyai kecepatan (dan
massa), maka benda itu pasti memiliki momentum (p = mv) dan jugaEnergi Kinetik (EK = ½ mv2).
Nah, pada kesempatan ini kita akan mempelajari jenis-jenis tumbukan antara dua benda dan
mencoba melihat hubungannya dengan Kekekalan Momentum dan Kekekalan Energi Kinetik. Napa
yang ditinjau kekekalan momentum dan kekekalan energi kinetik-nya ? bukannya Cuma momentum
dan energi kinetik ? yupz… maksudnya begini, ketika benda bergerak saling mendekati sebelum
tumbukan, kedua benda itu memiliki Momentum dan Energi Kinetik. Yang menjadi persoalan,
bagaimana dengan Momentum dan Energi Kinetik kedua benda tersebut setelah bertumbukan ?
apakah momentum dan energi kinetik kedua benda ketika sebelum tumbukan = momentum dan
energi kinetik benda setelah tumbukan ? agar dirimu semakin memahaminya, mari kita bahas jenis-
jenis tumbukan satu persatu dan meninjau kekekalan momentum dan kekekalan energi kinetik pada
kedua benda yang bertumbukan.
Secara umum terdapat beberapa jenis tumbukan, antara lain Tumbukan lenting
sempurna, Tumbukan lenting sebagian dan Tumbukan tidak lenting sama sekali.
TUMBUKAN LENTING SEMPURNA
Tumbukan lenting sempurna tu maksudnya bagaimanakah ? Dua benda dikatakan melakukan
Tumbukan lenting sempurna jika Momentum dan Energi Kinetik kedua benda sebelum tumbukan =
momentum dan energi kinetik setelah tumbukan. Dengan kata lain, pada tumbukan lenting sempurna
berlaku Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik.
Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik berlaku pada peristiwa
tumbukan lenting sempurna karena total massa dan kecepatan kedua benda sama, baik sebelum
maupun setelah tumbukan. Hukum Kekekalan Energi Kinetik berlaku pada Tumbukan lenting
sempurna karena selama tumbukan tidak ada energi yang hilang. Untuk memahami konsep ini, coba
jawab pertanyaan gurumuda berikut ini. Ketika dua bola billiard atau dua kelereng bertumbukan,
apakah anda mendengar bunyi yang diakibatkan oleh tumbukan itu ? atau ketika mobil atau sepeda
motor bertabrakan, apakah ada bunyi yang dihasilkan ? pasti ada bunyi dan juga panas yang muncul
akibat benturan antara dua benda. Bunyi dan panas ini termasuk energi. Jadi ketika dua benda
bertumbukan dan menghasilkan bunyi dan panas, maka ada energi yang hilang selama proses
tumbukan tersebut. Sebagian Energi Kinetik berubah menjadi energi panas dan energi bunyi. Dengan
kata lain, total energi kinetik sebelum tumbukan tidak sama dengan total energi kinetik setelah
tumbukan.
Nah, benda-benda yang mengalami Tumbukan Lenting Sempurna tidak menghasilkan bunyi, panas
atau bentuk energi lain ketika terjadi tumbukan. Tidak ada Energi Kinetik yang hilang selama proses
tumbukan. Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa pada peritiwa Tumbukan Lenting
Sempurna berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik.
Apakah tumbukan lenting sempurna dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari
? Tidak…. Tumbukan lenting sempurna merupakan sesuatu yang sulit kita temukan dalam kehidupan
sehari-hari. Paling tidak ada ada sedikit energi panas dan bunyi yang dihasilkan ketika terjadi
tumbukan. Salah satu contoh tumbukan yang mendekati lenting sempurna adalah tumbukan antara
dua bola elastis, seperti bola billiard. Untuk kasus tumbukan bola billiard, memang energi kinetik tidak
kekal tapi energi total selalu kekal. Lalu apa contoh Tumbukan lenting sempurna ? contoh jenis
tumbukan ini tidak bisa kita lihat dengan mata telanjang karena terjadi pada tingkat atom, yakni
tumbukan antara atom-atom dan molekul-molekul.Istirahat dulu ah…
Sekarang mari kita tinjau persamaan Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi
Kinetik pada perisitiwa Tumbukan Lenting Sempurna. Untuk memudahkan pemahaman dirimu,
perhatikan gambar di bawah.

Dua benda, benda 1 dan benda 2 bergerak saling mendekat. Benda 1 bergerak dengan kecepatan
v1 dan benda 2 bergerak dengan kecepatan v2. Kedua benda itu bertumbukan dan terpantul dalam
arah yang berlawanan. Perhatikan bahwa kecepatan merupakan besaran vektor sehingga
dipengaruhi juga oleh arah. Sesuai dengan kesepakatan, arah ke kanan bertanda positif dan arah ke
kiri bertanda negatif. Karena memiliki massa dan kecepatan, maka kedua benda memiliki
momentum (p = mv) dan energi kinetik (EK = ½ mv2). Total Momentum dan Energi Kinetik kedua
benda sama, baik sebelum tumbukan maupun setelah tumbukan.
Secara matematis, Hukum Kekekalan Momentum dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :
m1 = massa benda 1, m2 = massa benda 2
v1 = kecepatan benda sebelum tumbukan dan v2 = kecepatan benda 2 Sebelum tumbukan
v’1 = kecepatan benda Setelah tumbukan, v’2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan
Jika dinyatakan dalam momentum,
m1v1 = momentum benda 1 sebelum tumbukan, m1v’1 = momentum benda 1 setelah tumbukan
m2v2 = momentum benda 2 sebelum tumbukan, m2v’2 = momentum benda 2 setelah tumbukan
Pada Tumbukan Lenting Sempurna berlaku juga Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Secara matematis
dirumuskan sebagai berikut :

Kita telah menurunkan 2 persamaan untuk Tumbukan Lenting Sempurna, yakni persamaan Hukum
Kekekalan Momentum dan Persamaan Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Ada suatu hal yang
menarik, bahwa apabila hanya diketahui massa dan kecepatan awal, maka kecepatan setelah
tumbukan bisa kita tentukan menggunakan suatu persamaan lain. Persamaan ini diturunkan dari dua
persamaan di atas. Persamaan apakah itu ? nah, mari kita turunkan persamaan tersebut… dipahami
perlahan-lahan ya
Sekarang kita tulis kembali persamaan Hukum Kekekalan Momentum :

Kita tulis kembali persamaan Hukum Kekekalan Energi Kinetik :

Kita tulis kembali persamaan ini menjadi :


Ini merupakan salah satu persamaan penting dalam Tumbukan Lenting sempurna, selain persamaan
Kekekalan Momentum dan persamaan Kekekalan Energi Kinetik. Persamaan 3 menyatakan bahwa
pada Tumbukan Lenting Sempurna, laju kedua benda sebelum dan setelah tumbukan sama besar
tetapi berlawanan arah, berapapun massa benda tersebut.
Koofisien elastisitas Tumbukan Lenting Sempurna
Wah, istilah baru lagi ne… apaan sie koofisien elastisitas ? sebelum gurumuda menjelaskan apa itu
koofisien elastisitas, mari kita obok2 lagi rumus fisika
Perbandingan negatif antara selisih kecepatan benda setelah tumbukan dengan selisih kecepatan
benda sebelum tumbukan disebut sebagai koofisien elatisitas alias faktor kepegasan (dalam buku
Karangan Bapak Marthen Kanginan disebut koofisien restitusi). Untuk Tumbukan Lenting Sempurna,
besar koofisien elastisitas = 1. ini menunjukkan bahwa total kecepatan benda setelah tumbukan =
total kecepatan benda sebelum tumbukan.

TUMBUKAN LENTING SEBAGIAN


Pada pembahasan sebelumnya, kita telah belajar bahwa pada Tumbukan Lenting Sempurna berlaku
Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekakalan Energi Kinetik. Nah, bagaimana dengan
tumbukan lenting sebagian ?
Pada tumbukan lenting sebagian, Hukum Kekekalan Energi Kinetik tidak berlaku karena ada
perubahan energi kinetik terjadi ketika pada saat tumbukan. Perubahan energi kinetik bisa berarti
terjadi pengurangan Energi Kinetik atau penambahan energi kinetik. Pengurangan energi kinetik
terjadi ketika sebagian energi kinetik awal diubah menjadi energi lain, seperti energi panas, energi
bunyi dan energi potensial. Hal ini yang membuat total energi kinetik akhir lebih kecil dari total
energi kinetik awal. Kebanyakan tumbukan yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari termasuk
dalam jenis ini, di mana total energi kinetik akhir lebih kecil dari total energi kinetik awal. Tumbukan
antara kelereng, tabrakan antara dua kendaraan, bola yang dipantulkan ke lantai dan lenting ke
udara, dll.
Sebaliknya, energi kinetik akhir total juga bisa bertambah setelah terjadi tumbukan. Hal ini terjadi
ketika energi potensial (misalnya energi kimia atau nuklir) dilepaskan. Contoh untuk kasus ini adalah
peristiwa ledakan.
Suatu tumbukan lenting sebagian biasanya memiliki koofisien elastisitas (e) berkisar antara 0 sampai
1. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
Bagaimana dengan Hukum Kekekalan Momentum ? Hukum Kekekalan Momentum tetap berlaku
pada peristiwa tumbukan lenting sebagian, dengan anggapan bahwa tidak ada gaya luar yang
bekerja pada benda-benda yang bertumbukan.

TUMBUKAN TIDAK LENTING SAMA SEKALI


Bagaimana dengan tumbukan tidak lenting sama sekali ? suatu tumbukan dikatakan Tumbukan Tidak
Lenting sama sekali apabila dua benda yang bertumbukan bersatu alias saling menempel setelah
tumbukan. Salah satu contoh populer dari tumbukan tidak lenting sama sekali adalah pendulum
balistik. Pendulum balistik merupakan sebuah alat yang sering digunakan untuk mengukur laju
proyektil, seperti peluru. Sebuah balok besar yang terbuat dari kayu atau bahan lainnya digantung
seperti pendulum. Setelah itu, sebutir peluru ditembakkan pada balok tersebut dan biasanya peluru
tertanam dalam balok. Sebagai akibat dari tumbukan tersebut, peluru dan balok bersama-sama
terayun ke atas sampai ketinggian tertentu (ketinggian maksimum). Lihat gambar di bawah…

Apakah pada Tumbukan Tidak Lenting Sama sekali berlaku hukum Kekekalan Momentum dan
Hukum Kekekalan Energi Kinetik ?
Perhatikan gambar di atas. Hukum kekekalan momentum hanya berlaku pada waktu yang sangat
singkat ketika peluru dan balok bertumbukan, karena pada saat itu belum ada gaya luar yang bekerja.
Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2
m1v1 + m2(0) = (m1 + m2) v’
m1v1 = (m1 + m2) v’—- persamaan 1
Apakah setelah balok mulai bergerak masih berlaku hukum Kekekalan Momentum
? Tidak…. Mengapa tidak ? ketika balok (dan peluru yang tertanam di dalamnya) mulai bergerak,
akan ada gaya luar yang bekerja pada balok dan peluru, yakni gaya gravitasi. Gaya gravitasi
cenderung menarik balok kembali ke posisi setimbang. Karena ada gaya luar total yang bekerja,
maka hukum Kekekalan Momentum tidak berlaku setelah balok bergerak.
Lalu bagaimana kita menganalisis gerakan balok dan peluru setelah tumbukan ?
Nah, masih ingatkah dirimu pada Hukum Kekekalan Energi Mekanik ? kita dapat menganalisis
gerakan balok dan peluru setelah tumbukan menggunakan hukum Kekekalan Energi Mekanik. Ketika
balok mulai bergerak setelah tumbukan, sedikit demi sedikit energi kinetik berubah menjadi energi
potensial gravitasi. Ketika balok dan peluru mencapai ketinggian maksimum (h), seluruh Energi
Kinetik berubah menjadi Energi Potensial gravitasi. Dengan kata lain, pada ketinggian maksimum (h),
Energi Potensial gravitasi bernilai maksimum, sedangkan EK = 0.

Kita turunkan persamaannya ya


Catatan :
Ketika balok dan peluru tepat mulai bergerak dengan kecepatan v’, h 1 = 0. Pada saat balok dan
peluru berada pada ketinggian maksimum, h2 = h dan v2 = 0.
Persamaan Hukum Kekekalan Energi Mekanik untuk kasus tumbukan tidak lenting sama sekali.
EM1 = EM2
EP1 + EK1 = EP2 + EK2
0 + EK1 = EP2 + 0
½ (m1 + m2)v’2 = (m1 + m2) g h — persamaan 2

Pada setiap jenis tumbukan berlaku hukum kekekalan momentum tetapi tidak selalu
berlaku hukum kekekalan energi mekanik. Sebab disini sebagian energi mungkin
diubah menjadi panas akibat tumbukan atau terjadi perubahan bentuk :

Macam tumbukan yaitu :


 Tumbukan elastis sempurna
yaitu tumbukan yang tak mengalami perubahan energi.
Koefisien restitusi e = 1

 Tumbukan elastis sebagian


yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum kekekalan energi mekanik sebab ada
sebagian energi yang diubah dalam bentuk lain, misalnya panas.Koefisien restitusi 0
< style="font-weight: bold;">

 Tumbukan tidak elastis

yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum kekekalan energi mekanik dan kedua
benda setelah tumbukan melekat dan bergerak bersama-sama.
Koefisien restitusi e = 0

Besarnya koefisien restitusi (e) untuk semua jenis tumbukan berlaku :

Tumbukan yang terjadi jika bola dijatuhkan dari ketinggian h meter dari atas lanmtai.
Kecepatan bola waktu menumbuk lantai dapat dicari dengan persamaan
6. Momentum Sudut
Dalam fisika, momentum sudut secara intuitif mengukur berapa besar momentum linear yang
diarahkan di sekitar suatu titik tertentu yang disebut titik pusat; momen dari momentum.

Rumus matematika sederhana untuk momentum sudut dari suatu partikel terhadap titik pusat tertentu
adalah:

L = r×p

di mana L adalah momentum sudut dari partikel, r adalah posisi dari partikel yang dinyatakan
sebagai vektor perpindahan dari titik pusat, dan p adalah momentum linear dari partikel itu.

Gyroscop tetap bisa berdiri tegak saat berputar akibat adanya momentum sudut

Momentum sudut adalah sebuah besaran fisika yang penting, khususnya untuk masalah-masalah
pada tingkat energi dan spektra atom dan molekul. Dalam bagian ini, momentum sudut akan
didefinisikan dan sifat-sifatnya akan dijelaskan.

Momentum sudut dari sebuah partikel didefinisikan sebagai sebuah produk luar (produk vektor) r

x p dari posisi vektor r yang menyatakan posisi (x, y, z) dan momentum =( x, y, z).

(1.96)

Persamaan ini dapat ditulis ulang dengan komponen-komponen berikut.

(1.97)
Momentum sudut yang diperkenalkan di sini disebut sebagai momentum sudut orbital karena ini
berkaitan dengan gerak orbital klasik dari partikel.

Contoh 1.12 Dapatkan momentum sudut orbital l dari sebuah partikel dengan masa m yang

melingkar pada bidang x-y dengan kecepatan yang konstan v dan pada radius r. Kemudian tulis

lagi kondisi Bohr untuk kuantisasi pada persamaan (1.21) untuk batasan dari besaran momentum

sudut |l|.

(Jawaban) Karena z = 0, pz = 0 untuk gerak melingkar di sekitar titik pusat O dalam bidang x-y

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar, maka komponen x dan y dari momentum sudut l,

keduanya akan menghilang.

Dengan mengambil sudut θ dan arah dari kecepatan v sebagaimana dalam gambar, kita akan
mendapatkan persamaan-persamaan berikut.

Komponen z dari momentum sudut l menjadi

Dengan demikian, tiga komponen dari momentum sudut orbital I diekspresikan dengan

Berdasarkan persamaan (1.21) kondisi Bohr untuk kuantisasi adalah

Dengan catatan bahwa |l| = mvr dalam persamaan di atas maka kita mendapatkan
Dengan demikian, kondisi Bohr untuk kuantisasi menunjukkan bahwa besaran momentum sudut

orbital dari gerak melingkar dikuantisasi menjadi perkalian bilangan bulat dengan h.

Operator Î= (Îx, Îy, Îz) berhubungan dengan l yang dapat diperoleh dengan menggunakan

persamaan (1.53) yang digunakan juga untuk menurunkan operator Hamiltonian dengan

menggunakan koordinat polar (r, θ, φ) kita akan mendapatkan persamaan berikut.

(1.98)

Persamaan-persamaan ini akan menuju pada sebuah ekspresi yang sangat berguna untuk

momentum sudut kuadrat l2 = lx2 + ly2 + lz2 . Sehingga Î2 akan sebanding dengan operator

Legendre Λ.

(1.99)

Sifat karakteristik dari operator Λ telah dipelajari dengan baik dalam kaitannya dengan harmonik

sudut Yl,m. Beberapa contoh untuk Yl,m ditunjukkan dalam tabel 1.3. Hubungan berikut ini adalah

sangat penting.

(1.100)

atau

(1.101)

Ini adalah persamaan eigen untuk Î2 ; Yl,m adalah fungsi eigen dan l(l + 1)h2 adalah nilai

eigen. ladalah bilangan kuantum yang menentukan besarnya momentum sudut orbital. Ini adalah

bilangan kuantum untuk kuadrat dari l dan dibatasi pada nilai l = 0,1,2,3,… .

Hubungan berikut untuk kompnen z dari momentum sudut Îz dan dapat dikonfirmasi pada tabel

1.3.

(1.102)

Ini adalah persamaan eigen untuk Îz ; Yl,m adalah fungsi eigen dan mh adalah nilai eigen. m adalah

bilangan kuantum untuk komponen z dari momentum sudut orbital dan memiliki 2l + 1 nilai yang

mungkin yang berkaitan dengan bilangan kuantum l dalam daerah dari −l hingga +l. Sebagai

contoh untuk l = 1, maka nilai yang mungkin adalah m = -1, 0, 1. Karakteristik yang seperti itu

untuk l dan m adalah berkaitan dengan perilaku elektron dalam atom. Sebuah hubungan yang
sama dan juga penting dalam menjelaskan keadaan rotasional dari molekul. Sebagaimana telah
dipelajari dalam kasus rotor yang kaku dari sebuah molekul diatomik, operator Hamiltonian adalah

sebanding dengan operator Legendre Λ dalam persamaan (1.100), fungsi gelombang untuk rotasi

molekul akan menjadi fungsi harmonik sperikal Yl,m.

Tabel 1.3. Harmonik sperikal Yl,m (θ, φ)

7. Hukum Kekekalan Momentum Sudut


Momentum Sudut

Dinotasikan dengan L, satuannya kg.m2/s

Pada gerak rotasi momen inersia I merupakan analogi dari massa m dan ω merupakan
analogi dari kecepatan linier v, maka rumus momentum sudut untuk gerak rotasi dapat
dituliskan:

p = m.v dan v = ω.r maka dihasilkan

Dengan L = momentum sudut dalam kg. m2/s ; I = momen inersia dalam kg.m2 dan
ω = kecepatan sudut dalam rad/s.

Momentum sudut merupakan besaran vektor, maka arah dari momentum sudut dari
sebuah benda berotasi adalah seperti berikut:

Hubungan momentum sudut dengan momen gaya

Analogi dengan hubungan impuls dan momentum maka hubungan momentum sudut
dengan momen gaya dapat diperoleh :

dt = dL atau

dengan = momen gaya dan dL/dt adalah turunan dari momentum sudut terhadap
waktu

Hukum Kekekalan Momentum Sudut

Bila tidak ada gaya dari luar yang bekerja pada benda ( = 0) maka berlaku hukum
kekekalan momentum sudut yaitu :

a. untuk satu benda

I1 = momen inersia keadaan 1, ω1 = kecepatan sudut keadaan 1, L1 = momentum sudut


keadaan 1
I2 = momen inersia keadaan 2, ω2 = kecepatan sudut keadaan 2, L2 = momentum sudut
keadaan 2

b. untuk dua benda

I1. ω1 + I2. ω2 = ( I1 + I2 )ω Bila arah gerak searah


I1. ω1 - I2. ω2 = ( I1 + I2 )ω Bila arah gerak berlawanan arah

I1 = momen inersia benda 1 dalam kg.m2 ; ω1 = kecepatan sudut benda 1 dalam rad/s
I2 = momen inersia benda 2 dalam kg.m2 ; ω2 = kecepatan sudut benda 2 dalam rad/s
ω = kecepatan sudut benda gabungan benda 1 dan benda 2 dalam rad/s
Gerak Menggelinding

Penerapan dari hukum kekekalan momentum sudut adalah :


- peloncat indah
- penari ballet
- kursi putar

Penari ballet berputar perlahan saat membentangkan tangannya. Ketika sang penari
melipat tangannya di dada kecepatan putarannya bertambah, dan membentangkan
kembali tangannya saat akan berhenti dari putaran. Pada kejadian ini berlaku hukum
kekekalan momentum yaitu momentum sudut saat membentangkan sama dengan
momentum sudut saat melipat tangannya.

Gerak menggelinding terjadi bila sebuah benda melakukan dua macam gerakan secara
bersamaan yaitu gerak translasi dan gerak rotasi.

Contoh gerak menggelinding.


Pada sebuah roda bekerja gaya sebesar F, benda bergerak pada bidang kasar. Dalam
hal ini ada dua jenis gerakan, yaitu : gerak translasi dan gerak rotasi.

- Gerak rotasi berlaku:

=I fges . R = I

Keterangan:
a = percepatan dalam m/s2
fges = gaya gesekan dalam Newton (N)
R = jari-jari roda dalam m
I = momen kelembaman dalam kg.m2
- Gerak translasi berlaku:
ΣF = m.a
F – fges = m.a

Keterangan:
F = Gaya luar dalam newton (N)
m = massa benda dalam kg

Contoh kasus berikut ini.

Sebuah roda ditarik oleh sebuah gaya sebesar 60 N pada tepi roda (gambar). Roda
bergerak mengelinding pada lantai kasar dengan koeffisien gesekan kinetis 0,4. Jika
massa roda 5 kg dan jari-jari roda 1 m tentukan besarnya percepatan roda !

Penyelesaian :
Diket : F = 60 N
R=1m
m = 5 kg
µ = 0,4
Ditanya : a = …… ?

Jawab :

= .5.12 = 2,5 kg.m2

=I ( F + fges ). R = I

Pada gerak menggelinding berlaku hukum kekekalan energi mekanik


8. Soal-Soal dan Pembahasan
1.Hitunglah besar momentum serangga yang massanya 22 gram yang tengah terbang
dengan laju 80 m/s.
2.Sebuah bola tenis bermassa 60 gram dipukul hingga mencapai kecepatan 144 km/jam,
Hitunglah impuls bola tenis tersebut.
3.Bola kasti bermassa 145 gram dilempar dengan kecepatan 39 m/s ternyata dapat dipukul
balik hingga mencapai kecepatan 52 m/s. Hitunglah impuls yang terjadi pada bola kasti.
4.Gerbong bermassa 6500 kg bergerak dengan kecepatan 5 m/s menumbuk gerbong yang
massanya sama yang sedang diam, setelah tubukan kedua-duanya bergerak bersama-sama.
Hitunglah kecepatan kedua gerbong itu setelah tumbukan.
5.Peluru bermassa 20 gram ditembakkan dengan kecepatan 230 m/s mengenai balok yang
diam di atas lantai. Massa balok 2 kg. Ternyata peluru melewati bagian dalam balokdan
setelah keluar dari balok kecepatan peluru berkurang menjadi 160 m/s. Hitunglah
kecepatan balok setelah ditembus peluru demikian.
6.Sebuah pasak panjangnya 40 cm menancap bagian depannya di atas tanah ditumbuk
dengan martil yang dilemparkan jatuh bebas dari ketinggian 5 meter. Massa martil 10 kg.
Jika gaya tahan tanah terhadap martil 100 KN(1KN=1000 N). Perhitungkan bagaimana
pasak bisa masuk ke dalam tanah
1. Diketahui:
massa(m) = 22 gram = 0,022 kg
kecepatan(v) = 80 m/s
momentum(p) = ...
p= m.v
= 0,022.80
= 1,76 kg m/s

2. Diketahui:
massa = 60 gram = 0,060 kg
kecepatan(v) = 144 km/jam = 40 m/s
impuls(I) = ...
I=perubahan momentum(p)
p= m.v
= 0,060.40
= 2,4 kg m/s
I= 2,4 Ns
3. Diketahui:
massa = 145 gram = 0,145 kg
kecepatan(v) = 39 m/s
v’ = 52 m/s
I = ...
I= perubahan momentum(p)
p1 = 0, 145.39
= 5,655 m/s
p2 = 0,145.52
= 7,54 m/s
I = p2-p1
= 7,54-5,655
= 1,855 Ns

4. Diketahui:
m1 = 6500 kg
v1 = 5 m/s
m2 = 6500 kg
v1 = 0 m/s(diam)
kecepatan setelah tumbukan(v’) = ...
m1v1 + m2v2
v’=
m1+m2
6500.5 + 6500.0
= 6500 + 6500
=32500
13000
v’= 2,5 m/s

5. Diketahui:
m1 = 20 gram = 0,02 kg
v1 = 230 m/sv1’ = 160 m/sm2 = 2 kg
v2 = 0 m/s(diam)
v2’ = ...
m1.v1 + m2.v2 = m1.v1’ + m2.v2’
v2 = 0, maka m1.v1 = m1.v1’ + m2.v2’
0,02 . 230 =0,02 . 160 + 2.v2’
4,6 = 3,2 + 2.v2’
4,6 – 3,2 = 2.v2’
1,4 = 2.v2’
1,4=0,7
v2’ = 0,7 m/s
6. Diketahui:
panjang(l) = 40 cm = 0,4 m
m1 = 10 kg
h =5 m
Vm(kecepatan martil)=...
Ftanah = 100 KN = 100.000 N
Vm= √2.g.h
= √2.10.5
= √100
Vm= 10 m/s
P = m.v
= 10.10
P = 100 Ns
P(momentum) = I(impuls)
100 = F.t
100 = 10000.t
100
t =10000 = 0,01 s
Tugas Fisika

MOMENTUM
D
I
S
U
S
U
N

Nama : Mohammad Reyhan


Kelas : XI IPA 1

SMA NEGERI 15 Medan

Anda mungkin juga menyukai