1. PENGERTIAN MOMENTUM
Dalam fisika, momentum adalah besaran yang berhubungan dengan kecepatan dan massa suatu
benda.
Momentum suatu benda (P) yang bermassa m dan bergerak dengan kecepatan v didefinisikan
sebagai ::
Massa merupakan besaran skalar, sedangkan kecepatan merupakan besaran vektor. Perkalian
antara besaran skalar dengan besaran vektor akan menghasilkan besaran vektor. Jadi,
momentum merupakan besaran vektor. Momentum sebuah partikel dapat dipandang sebagai
ukuran kesulitan untuk mendiamkan benda. Sebagai contoh, sebuah truk berat mempunyai
momentum yang lebih besar dibandingkan mobil yang ringan yang bergerak dengan kelajuan
yang sama. Gaya yang lebih besar dibutuhkan untuk menghentikan truk tersebut dibandingkan
dengan mobil yang ringan dalam waktu tertentu. (Besaran mv kadang-kadang dinyatakan
sebagai momentum linier partikel untuk membedakannya dari momentum angular).
Sama seperti energi, dalam kondisi tertentu, momentum suatu sistem akan kekal atau tidak
berubah. Untuk memberikan pemahaman mengenai hal tersebut, maka akan digunakan konsep
Pusat Massa. Misal jika ada sebuah sistem yang terdiri dari beberapa benda dengan
massa bergerak dengan kecepatan masing-masing adalah ,
maka kecepatan pusat massa sistem tersebut adalah :
Dan jika sistem tersebut bergerak dengan dipercepat dengan percepatan masing-masing
adalah , maka percepatan pusat massa sistem tersebut adalah :
Sekarang jika benda-benda tersebut masing-masing diberi gaya ,
maka benda-benda tersebut masing-masing memiliki percepatan :
MOMENTUM LINIER adalah massa kali kecepatan linier benda. Jadi setiap benda yang
memiliki kecepatan pasti memiliki momentum.
p=mv
L = m v R = m w R2
L=pR
Momentum anguler merupakan besaran vektor dimana arah L tegak lurus arah R
sedangkan besarnya tetap.
Jika pada benda bekerja gaya F tetap selama waktu t, maka IMPULS I dari gaya itu
adalah:
t1
I = F dt = F (t2 - t1)
t2
I = Perubahan momentum
Ft = m v akhir - m v awal
Impuls merupakan besaran vektor. Pengertian impuls biasanya dipakai dalam peristiwa
besar dimana F >> dan t <<. Jika gaya F tidak tetap (F fungsi dari waktu) maka rumus I
= F . t tidak berlaku.
Impuls dapat dihitung juga dengan cara menghitung luas kurva dari grafik gaya
F vs waktu t.
2. PENGERTIAN MOMENTUM DAN IMPULS
vt = vo + a . Δt
vt = vo + . Δt
F . Δt = m . vt – m.vo
Besaran F. Δt disebut : IMPULS sedangkan besarnya m.v yaitu hasil kali massa dengan
kecepatan disebut : MOMENTUM
Kesimpulan
Momentum ialah :
Hasil kali sebuah benda dengan kecepatan benda itu pada suatu saat.
Momentum merupakan besaran vector yang arahnya searah dengan
Kecepatannya.
ada juga yang mengatakan sebagai karakteristik suatu benda.
Impuls adalah :
Hasil kali gaya dengan waktu yang ditempuhnya. Impuls merupakan
Besaran vector yang arahnya se arah dengan arah gayanya.
Perubahan momentum adalah akibat adanya impuls dan nilainya sama dengan
impuls.
Gambar di atas adalah salah satu contoh peristiwa dari konsepmomentum dan impuls.
Masih banyak lagi di sekitar kita tentang peristiwa yang menggambarkan peristiwa tersebut.
Momentumadalah ukuran kesukaran untuk memberhentikan suatu bendayang sedang bergerak.
Makin sukar memberhentikan benda,makin besar momentumnya. Kesukaran memberhentikan
suatu benda bergantung pada massa dan kecepatan. Sedangkanimpuls berkaitan dengan
perubahan momentum. Impuls jugadidefinisikan sebagai hasil kali gaya dengan selang
waktu singkat bekerjanya gaya pada benda. Konsep momentum ini penting karena konsep ini
juga menunjukkan kekekalan, seperti halnya kekekalan energi mekanik. Konsep kekekalan
momentumdan impuls dapat membantu kita untuk menjelaskan masalahkeseharian dan
teknologi. Kejadian yang berkaitan dengan peristiwa tumbukan dapat dijelaskan dengan
hokum kekekalanmomentum dan impuls. Ada tiga jenis tumbukan berdasarkanelastisitasnya
(kelentingannya), yaitu tumbukan lenting sempurna, tak lenting sama sekali dan lenting
sebagian.
Momentum yang kita maksudkan di sini adalah momentum linear?. Dalam fisika,
momentum suatu benda didefinisikan sebagai hasil kali massa benda dengan kecepatan
gerak
benda tersebut. Secara matematis ditulis :(p = mv).
p adalah lambang momentum, m adalah massa benda dan v adalah kecepatan benda.
Momentum merupakan besaran vektor, jadi selain mempunyai besar atau nilai, momentum
juga mempunyai arah. Besar momentum p = mv. Terus arah momentum bagaimanakah ?
arahmomentum sama dengan arah kecepatan. Misalnya sebuah mobil bergerak ke timur,
maka arahmomentum adalah timur, tapi kalau mobilnya bergerak ke selatan maka arah
Dari persamaan di atas, tampak bahwa momentum (p) berbanding lurus dengan
massa(m) dan kecepatan (v). Semakin besar kecepatan benda, maka semakin besar juga
momentumsebuah benda. Demikian juga, semakin besar massa sebuah benda, maka
momentum bendatersebut juga bertambah besar. Perlu anda ingat bahwa momentum
apabila dia diam alias tidak bergerak. Jadi momentum suatu benda selalu dihubungkan
denganmassa dan kecepatan benda tersebut. kita tidak bisa meninjau momentum suatu
Contohnya begini, sebut saja mobil muda dan mobil tua. Apabila kedua mobil
inibermassa sama tetapi mobil muda bergerak lebih kencang (v lebih besar) daripada mobil
Contohlain, misalnya mobil muda memiliki massa besar, sedangkan mobil tua bermassa
kecil. Apabilakedua mobil ini kebut - kebutan di jalan dengan kecepatan yang sama, maka
tentu sajamomentum mobil muda lebih besar dibandingkan dengan momentum mobil tua.
Hubungan Momentum Dan Tumbukan?
pengertianmomentum dalam ilmu fisika. Nah, kali ini kita akan melihat hubungan antara
kendaraan beroda di jalan? apa yang dirimu amati ? yang pasti penumpangnya babak belur
antara dua sepeda motor dan tabrakan antara sepeda motor dengan mobil ? anggap saja
kendaraan tersebut bergerak dengan laju sama. Tentu saja tabrakan antara sepeda motor
danmobil lebih fatal akibatnya dibandingkan dengan tabrakan antara dua sepeda motor.
Kalo tidakpercaya silahkan buktikan Massa mobil jauh lebih besar dari massa sepeda motor,
sehinggaketika mobil bergerak, momentum mobil tersebut lebih besar dibandingkan dengan
momentumsepeda motor. Ketika mobil dan sepeda motor bertabrakan atau juga
bertumbukan, maka pastisepeda motor yang terpental. Bisa anda bayangkan, apa yang
Kita bisa mengatakan bahwa makin besar momentum yang dimiliki oleh sebuah
benda,semakin besar efek yang timbulkan ketika benda tersebut bertumbukkan. Kalo dirimu
kurus,coba aja bertabrakan dengan temanmu yang gendut sebaiknya jangan dicoba, karena
pasti dirimuyang terpental dan meringis kesakitan.Sebelum kita melihat hubungan antara
momentum danimpuls, terlebih dahulu kita pahami hukum II Newton dalam bentuk
momentum.
Hukum II Newton
Pada pokok bahasan Hukum ll Newton kita telah belajar bahwa jika ada gaya total
yangbekerja pada benda maka benda tersebut akan mengalami percepatan, di mana arah
percepatanbenda sama dengan arah gaya total. Apa hubungan antara hukum II Newton
dengan momentum ?yang benar, bukan hubungan antara Hukum II Newton dengan
mobil = 0. pada saat mobil mulai bergerak dengan kecepatan tertentu, mobil tersebut
disebabkan oleh gayatotal. Dengan kata lain, laju perubahan momentum suatu benda sama
Newton versi momentum ? Hukum II Newton versi momentum di atas lebih bersifat umum,
edangkan Hukum II Newton “yang sebenarnya” hanya bisa digunakan untuk kasus
massabenda tetap. Jadi ketika menganalisis hubungan antara gaya dan gerak benda, di
mana massabenda konstan, kita bisa menggunakan Hukum II Newton “yang sebenarnya”,
momentum. Ketika kitameninjau benda yang massa-nya tidak tetap alias berubah, kita tidak
bisa menggunakan HukumII Newton “yang sebenarnya” (F = ma). Kita hanya bisa
Pernahkah dirimu dipukul teman anda ?, coba lakukan percobaan impuls dan
ujung jari anda.Coba tanyakan kepada temanmu, mana yang lebih terasa sakit; ketika
lebih lambat (waktu kontak antara jari pemukul dan tangan yang dipukul lebih lambat).
Kalaudilakukan dengan benar (besar gaya sama), biasanya yang lebih sakit adalah ketika
tanganmudipukul dengan cepat. Ketika dirimu memukul tangan temanmu, tangan dirimu dan
Ketika terjadi tumbukan, gaya meningkat dari nol pada saat terjadi kontak dan
menjadinilai yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat. Setelah turun secara
drastis menjadinol kembali. Ini yang membuat tangan terasa lebih sakit ketika dipukul sangat
cepat(waktu
kontak antara jari pemukul dan tangan yang dipukul sangat singkat).
Hukum II Newton versi momentum yang telah kita turunkan di atas menyatakan
bahwalaju perubahan momentum suatu benda sama dengan gaya total yang bekerja pada
bendatersebut. Besar gaya yang bekerja pada benda yang bertumbukan dinyatakan dengan
persamaan :
Ingat bahwa impuls diartikan sebagai gaya yang bekerja pada benda dalam waktu
yangsangat singkat. Konsep impuls membantu kita ketika meninjau gaya-gaya yang bekerja
padabenda dalam selang waktu yang sangat singkat. Misalnya ketika ronaldinho
Pada penjelasan di atas sudah dijelaskan bahwa impuls merupakan gaya yang
bekerjapada benda dalam waktu yang sangat singkat. Konsep ini sebenarnya sering kita
alami dalamkehidupan sehari-hari. Ketika pada tubuh kita dikerjakan gaya impuls dalam
waktu yang sangatsingkat maka akan timbul rasa sakit. Semakin cepat gaya impuls bekerja,
bagian tubuh kita yangdikenai gaya impuls dalam waktu sangat singkat tersebut akan terasa
lebih sakit. Karenanya,penerapan konsep impuls ditujukan untuk memperlama selang waktu
bekerjanya impuls,sehingga gaya impuls yang bekerja menjadi lebih kecil. Apabila selang
waktu bekerjanya gayaimpuls makin lama, maka rasa sakit menjadi berkurang, bahkan tidak
dirasakan.
Beberapa contoh penerapan konsep impuls dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
berikut :
1. Sarung Tinju
Pernah nonton pertandingan Tinju di TV ? nah, sarung tinju yang dipakaioleh para petinju itu
pukulannya tersebut memilikiwaktu kontak yang lebih lama. Karena waktu kontak lebih lama,
Mengapa palu tidak dibuat dari kayu saja, kok malah dipakai besi atau baja ?
tujuannyasupaya selang waktu kontak menjadi lebih singkat, sehingga gaya impuls yang
dihasilkanlebih besar. Kalau gaya impulsnya besar maka paku, misalnya, akan tertanam
lebih dalam.
3. Matras
Matras sering dipakai ketika dirimu olahraga atau biasa dipakai parapejudo. Matras
dimanfaatkan untuk memperlama selang waktubekerjanya gaya impuls, sehingga tubuh kita
berbenturandengan lantai ? hal itu disebabkan karena waktu kontak antara tubuhmudan
Kalau anda perhatikan bagian dalam helm, pasti anda akan melihatlapisan lunak. Kaya
gabus atau spons… lapisan lunak tersebut bertujuanuntuk memperlama waktu kontak
seandainya kepala anda terbentur keaspal ketika terjadi tabrakan. Jika tidak ada lapisan
lunak tersebut, gayaimpuls akan bekerja lebih cepat sehingga walaupun memakai helm,
Jika kedua bola berada pada lintasan yang sama dan lurus, maka pada suatu saat kedua bola akan
bertabrakan. Dengan memperhatikan analisis gaya tumbukan bola pada Gambar 5.2, ternyata sesuai dengan
pernyataan hukum III Newton. Kedua bola akan saling menekan dengan gaya F yang sama besar, tetapi
arahnya berlawanan.
Akibat adanya gaya aksi dan reaksi dalam selang waktu ^t tersebut, kedua bola akan saling melepaskan diri
dengan kecepatan masing-masing sebesar v'1 dan v'2. Penurunan rumus secara umum dapat dilakukan dengan
meninjau gaya interaksi saat terjadi tumbukan berdasarkan hukum III Newton.
Contoh aplikasi dari hukum kekekalan momentum adalah roket dan pistol. Pada Gambar 5.3 tampak sebuah
pistol yang digantung pada seutas tali. Saat peluru ditembakkan ke kanan dengan alat jarak jauh seperti remote,
senapan akan tertolak ke kiri.
Percepatan yang diterima oleh pistol ini berasal dari gaya reaksi peluru pada pistol (hukum III Newton).
Percepatan roket diperoleh dengan cara yang mirip dengan bagaimana senapan memperoleh percepatan.
Percepatan roket berasal dari tolakan gas yang disemburkan roket. Tiap molekul gas dapat dianggap sebagai
peluru kecil yangditembakkan roket. Jika gaya gravitasi diabaikan, maka peristiwa peluncuran roket memenuhi
hukum kekekalan momentum. Mula-mula sistem roket diam, sehingga momentumnya nol. Sesudah gas
menyembur keluar dari ekor roket, momentum sistem tetap. Artinya momentum sebelum dan sesudah gas keluar
sama.
Berdasarkan hukum kekekalan momentum, besarnya kelajuan roket tergantung banyaknya bahan bakar yang
digunakan dan besar kelajuan semburan gas. Hal inilah yang menyebabkan wahana roket dibuat bertahap
banyak.
Hukum kekekalan momentum diterapkan pada proses tumbukan semua jenis, dimana
prinsip impuls mendasari proses tumbukan dua benda, yaitu I1 = -I2.
Jika dua benda A dan B dengan massa masing-masing MA dan MB serta kecepatannya
masing-masing VA dan VB saling bertumbukan, maka :
MA VA + MB VB = MA VA + MB VB
Dalam penyelesaian soal, searah vektor ke kanan dianggap positif, sedangkan ke kiri
dianggap negatif.
Dua benda yang bertumbukan akan memenuhi tiga keadaan/sifat ditinjau dari
keelastisannya,
a. ELASTIS SEMPURNA : e = 1
e = koefisien restitusi.
Disini berlaku hukum kokokalan energi den kokekalan momentum.
Khusus untuk benda yang jatuh ke tanah den memantul ke atas lagi maka koefisien
restitusinya adalah:
e = h'/h
C. TIDAK ELASTIS: e = 0
Setelah tumbukan, benda melakukan gerak yang sama dengan satu kecepatan v',
Contoh:
1. Sebuah bola dengan massa 0.1 kg dijatuhkan dari ketinggian 1.8 meter dan mengenai
lantai, kemudian dipantulkan kembali sampai ketinggian 1.2 meter. Jika g = 10 m/det 2.
Tentukanlah:
a. impuls karena beret bola ketika jatuh.
b. koefisien restitusi
Jawab:
a. Selama bola jatuh ke tanah terjadi perubahan energi potensial menjadi energi kinetik.
Ep = Ek
m g h = 1/2 mv2 v2 = 2 gh
v = 2 g h
I = F . t = m . v
b. Koefisien restitusi:
2. Sebuah bola massa 0.2 kg dipukul pada waktu sedang bergerak dengan kecepatan 30
m/det. Setelah meninggalkan pemukul, bola bergerak dengan kecepatan 40 m/det
berlawanan arah semula. Hitung impuls pada tumbukan tersebut !
Jawab:
= -14 N det
Tanda berarti negatif arah datangnya berlawanan dengan arah datangnya bola.
3. Sebuah peluru yang massanya M1 mengenai sebuah ayunan balistik yang massanya
M2. Ternyata pusat massa ayunan naik setinggi h, sedangkan peluru tertinggal di dalam
ayunan. Jika g = percepatan gravitasi, hitunglah kecepatan peluru pada saat
ditembakkan !
Jawab:
1. Gerak A - B.
Tumbukan peluru dengan ayunan adalah tidak elastis jadi kekekalan momentumnya:
VA = [(M1 + M2)/M1] . v
2. Gerak B - C.
Setelah tumbukan, peluru dengan ayunan naik setinggi h, sehingga dapat diterapkan
kekekalan energi:
EMB = EMC
Zat adalah suatu materi yang sifat-sifatnya sama di seluruh bagian, dengan kata lain,
massa terdistribusi secara merata. Jika suatu bahan (materi) berupa zat padat
mendapat beban luar, seperti tarikan, lenturan, puntiran, tekanan, maka bahan tersebut
akan mengalami perubahan bentuk tergantung pada jenis bahan dan besarnya
pembebanan. Benda yang mampu kembali ke bentuk semula, setelah diberikan
pembebanan disebut benda bersifat elastis.
Suatu benda mempunyai batas elastis. Bila batas elastis ini dilampaui maka benda akan
mengalami perubahan bentuk tetap, disebut jugabenda bersifat plastis.
Dalam fisika, hukum kekekalan menyatakan bahwa properti tertentu yang dapat diukur dari sistem
fisika terisolasi tidak berubah selagi sistem berubah. Berikut ini adalah daftar sebagian dari hukum
kekekalan yang tidak pernah menunjukan tidak tepat. (Sebenarnya, dalam relativitas umum, energi,
momentum, dan momentum sudut tidak kekal karena ada lekukan umum wakturuang "manifold" yang
tidak memiliki simetri pembunuhan untuk translasi atau rotasi).
kekekalan energi
hukum kekekalan massa (hanya dalam teori nonrelativitas)
kekekalan momentum
kekekalan momentum sudut
kekekalan muatan listrik
kekekalan muatan warna
Dapat disimpulkan jika suatu sistem tidak mendapat gaya dari luar, momentum sistem
selalu tetap. Hal itulah yang disebut Hukum Kekekalan Momentum.
∑P = P1 + P2
= m1v1 + m2v2
Jumlah Momentum akhir kedua benda (sesudah tumbukan):
= m1v’1 + m2v’2
Bila tidak ada gaya dari luar yang bekerja pada benda–benda yang melakukan interaksi ,
atau resultan gaya dari luar yang bekerja pada benda-benda adalah nol, maka jumlah
momentum benda-benda sebelum mengadakan interaksi selalu sama dengan jumlah
momentum benda-benda setelah mengadakan interaksi .
Tumbukan benda
Peristiwa ledakan
Peristiwa tarik-menaik
Besar momentum yang dihasilkan gaya dorong oleh bahan bakar sama dengan
momentum meluncurnya roket.
b. Senapan/Meriam
d. Ayunan Balistik
Untuk menghitung kecepatan peluru yang melesat dari sebuah senapan dan
menumbuk balok yang tergantung pada seutas tali (bandul).
Seseorang yang massanya 50 kg naik perahu dengan kecepatan tetap 4m/s. Massa
perahu 75 kg, tiba-tiba orang terjun ke dalam air dengan kecepatan 5m/s. Hitung
kecepatan perahu sesaat orang terjun, jika arah kecepatan terjunnya orang searah
perahu .
Pembahasan:
Diketahui : mp = 75 kg
mo = 50 kg
v = 4m/s
vo’ = 5 m/s
4. HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM & TUMBUKAN
Jumlah momentum dari A dan B sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama/tetap.
Hukum ini disebut sebagai HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM LINIER.
5. TUMBUKAN
JENIS-JENIS TUMBUKAN
Perlu anda ketahui bahwa biasanya dua benda yang bertumbukan bergerak mendekat satu dengan
yang lain dan setelah bertumbukan keduanya bergerak saling menjauhi. Ketika benda bergerak,
maka tentu saja benda memiliki kecepatan. Karena benda tersebut mempunyai kecepatan (dan
massa), maka benda itu pasti memiliki momentum (p = mv) dan jugaEnergi Kinetik (EK = ½ mv2).
Nah, pada kesempatan ini kita akan mempelajari jenis-jenis tumbukan antara dua benda dan
mencoba melihat hubungannya dengan Kekekalan Momentum dan Kekekalan Energi Kinetik. Napa
yang ditinjau kekekalan momentum dan kekekalan energi kinetik-nya ? bukannya Cuma momentum
dan energi kinetik ? yupz… maksudnya begini, ketika benda bergerak saling mendekati sebelum
tumbukan, kedua benda itu memiliki Momentum dan Energi Kinetik. Yang menjadi persoalan,
bagaimana dengan Momentum dan Energi Kinetik kedua benda tersebut setelah bertumbukan ?
apakah momentum dan energi kinetik kedua benda ketika sebelum tumbukan = momentum dan
energi kinetik benda setelah tumbukan ? agar dirimu semakin memahaminya, mari kita bahas jenis-
jenis tumbukan satu persatu dan meninjau kekekalan momentum dan kekekalan energi kinetik pada
kedua benda yang bertumbukan.
Secara umum terdapat beberapa jenis tumbukan, antara lain Tumbukan lenting
sempurna, Tumbukan lenting sebagian dan Tumbukan tidak lenting sama sekali.
TUMBUKAN LENTING SEMPURNA
Tumbukan lenting sempurna tu maksudnya bagaimanakah ? Dua benda dikatakan melakukan
Tumbukan lenting sempurna jika Momentum dan Energi Kinetik kedua benda sebelum tumbukan =
momentum dan energi kinetik setelah tumbukan. Dengan kata lain, pada tumbukan lenting sempurna
berlaku Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik.
Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik berlaku pada peristiwa
tumbukan lenting sempurna karena total massa dan kecepatan kedua benda sama, baik sebelum
maupun setelah tumbukan. Hukum Kekekalan Energi Kinetik berlaku pada Tumbukan lenting
sempurna karena selama tumbukan tidak ada energi yang hilang. Untuk memahami konsep ini, coba
jawab pertanyaan gurumuda berikut ini. Ketika dua bola billiard atau dua kelereng bertumbukan,
apakah anda mendengar bunyi yang diakibatkan oleh tumbukan itu ? atau ketika mobil atau sepeda
motor bertabrakan, apakah ada bunyi yang dihasilkan ? pasti ada bunyi dan juga panas yang muncul
akibat benturan antara dua benda. Bunyi dan panas ini termasuk energi. Jadi ketika dua benda
bertumbukan dan menghasilkan bunyi dan panas, maka ada energi yang hilang selama proses
tumbukan tersebut. Sebagian Energi Kinetik berubah menjadi energi panas dan energi bunyi. Dengan
kata lain, total energi kinetik sebelum tumbukan tidak sama dengan total energi kinetik setelah
tumbukan.
Nah, benda-benda yang mengalami Tumbukan Lenting Sempurna tidak menghasilkan bunyi, panas
atau bentuk energi lain ketika terjadi tumbukan. Tidak ada Energi Kinetik yang hilang selama proses
tumbukan. Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa pada peritiwa Tumbukan Lenting
Sempurna berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik.
Apakah tumbukan lenting sempurna dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari
? Tidak…. Tumbukan lenting sempurna merupakan sesuatu yang sulit kita temukan dalam kehidupan
sehari-hari. Paling tidak ada ada sedikit energi panas dan bunyi yang dihasilkan ketika terjadi
tumbukan. Salah satu contoh tumbukan yang mendekati lenting sempurna adalah tumbukan antara
dua bola elastis, seperti bola billiard. Untuk kasus tumbukan bola billiard, memang energi kinetik tidak
kekal tapi energi total selalu kekal. Lalu apa contoh Tumbukan lenting sempurna ? contoh jenis
tumbukan ini tidak bisa kita lihat dengan mata telanjang karena terjadi pada tingkat atom, yakni
tumbukan antara atom-atom dan molekul-molekul.Istirahat dulu ah…
Sekarang mari kita tinjau persamaan Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi
Kinetik pada perisitiwa Tumbukan Lenting Sempurna. Untuk memudahkan pemahaman dirimu,
perhatikan gambar di bawah.
Dua benda, benda 1 dan benda 2 bergerak saling mendekat. Benda 1 bergerak dengan kecepatan
v1 dan benda 2 bergerak dengan kecepatan v2. Kedua benda itu bertumbukan dan terpantul dalam
arah yang berlawanan. Perhatikan bahwa kecepatan merupakan besaran vektor sehingga
dipengaruhi juga oleh arah. Sesuai dengan kesepakatan, arah ke kanan bertanda positif dan arah ke
kiri bertanda negatif. Karena memiliki massa dan kecepatan, maka kedua benda memiliki
momentum (p = mv) dan energi kinetik (EK = ½ mv2). Total Momentum dan Energi Kinetik kedua
benda sama, baik sebelum tumbukan maupun setelah tumbukan.
Secara matematis, Hukum Kekekalan Momentum dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
m1 = massa benda 1, m2 = massa benda 2
v1 = kecepatan benda sebelum tumbukan dan v2 = kecepatan benda 2 Sebelum tumbukan
v’1 = kecepatan benda Setelah tumbukan, v’2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan
Jika dinyatakan dalam momentum,
m1v1 = momentum benda 1 sebelum tumbukan, m1v’1 = momentum benda 1 setelah tumbukan
m2v2 = momentum benda 2 sebelum tumbukan, m2v’2 = momentum benda 2 setelah tumbukan
Pada Tumbukan Lenting Sempurna berlaku juga Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Secara matematis
dirumuskan sebagai berikut :
Kita telah menurunkan 2 persamaan untuk Tumbukan Lenting Sempurna, yakni persamaan Hukum
Kekekalan Momentum dan Persamaan Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Ada suatu hal yang
menarik, bahwa apabila hanya diketahui massa dan kecepatan awal, maka kecepatan setelah
tumbukan bisa kita tentukan menggunakan suatu persamaan lain. Persamaan ini diturunkan dari dua
persamaan di atas. Persamaan apakah itu ? nah, mari kita turunkan persamaan tersebut… dipahami
perlahan-lahan ya
Sekarang kita tulis kembali persamaan Hukum Kekekalan Momentum :
Apakah pada Tumbukan Tidak Lenting Sama sekali berlaku hukum Kekekalan Momentum dan
Hukum Kekekalan Energi Kinetik ?
Perhatikan gambar di atas. Hukum kekekalan momentum hanya berlaku pada waktu yang sangat
singkat ketika peluru dan balok bertumbukan, karena pada saat itu belum ada gaya luar yang bekerja.
Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2
m1v1 + m2(0) = (m1 + m2) v’
m1v1 = (m1 + m2) v’—- persamaan 1
Apakah setelah balok mulai bergerak masih berlaku hukum Kekekalan Momentum
? Tidak…. Mengapa tidak ? ketika balok (dan peluru yang tertanam di dalamnya) mulai bergerak,
akan ada gaya luar yang bekerja pada balok dan peluru, yakni gaya gravitasi. Gaya gravitasi
cenderung menarik balok kembali ke posisi setimbang. Karena ada gaya luar total yang bekerja,
maka hukum Kekekalan Momentum tidak berlaku setelah balok bergerak.
Lalu bagaimana kita menganalisis gerakan balok dan peluru setelah tumbukan ?
Nah, masih ingatkah dirimu pada Hukum Kekekalan Energi Mekanik ? kita dapat menganalisis
gerakan balok dan peluru setelah tumbukan menggunakan hukum Kekekalan Energi Mekanik. Ketika
balok mulai bergerak setelah tumbukan, sedikit demi sedikit energi kinetik berubah menjadi energi
potensial gravitasi. Ketika balok dan peluru mencapai ketinggian maksimum (h), seluruh Energi
Kinetik berubah menjadi Energi Potensial gravitasi. Dengan kata lain, pada ketinggian maksimum (h),
Energi Potensial gravitasi bernilai maksimum, sedangkan EK = 0.
Pada setiap jenis tumbukan berlaku hukum kekekalan momentum tetapi tidak selalu
berlaku hukum kekekalan energi mekanik. Sebab disini sebagian energi mungkin
diubah menjadi panas akibat tumbukan atau terjadi perubahan bentuk :
yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum kekekalan energi mekanik dan kedua
benda setelah tumbukan melekat dan bergerak bersama-sama.
Koefisien restitusi e = 0
Tumbukan yang terjadi jika bola dijatuhkan dari ketinggian h meter dari atas lanmtai.
Kecepatan bola waktu menumbuk lantai dapat dicari dengan persamaan
6. Momentum Sudut
Dalam fisika, momentum sudut secara intuitif mengukur berapa besar momentum linear yang
diarahkan di sekitar suatu titik tertentu yang disebut titik pusat; momen dari momentum.
Rumus matematika sederhana untuk momentum sudut dari suatu partikel terhadap titik pusat tertentu
adalah:
L = r×p
di mana L adalah momentum sudut dari partikel, r adalah posisi dari partikel yang dinyatakan
sebagai vektor perpindahan dari titik pusat, dan p adalah momentum linear dari partikel itu.
Gyroscop tetap bisa berdiri tegak saat berputar akibat adanya momentum sudut
Momentum sudut adalah sebuah besaran fisika yang penting, khususnya untuk masalah-masalah
pada tingkat energi dan spektra atom dan molekul. Dalam bagian ini, momentum sudut akan
didefinisikan dan sifat-sifatnya akan dijelaskan.
Momentum sudut dari sebuah partikel didefinisikan sebagai sebuah produk luar (produk vektor) r
x p dari posisi vektor r yang menyatakan posisi (x, y, z) dan momentum =( x, y, z).
(1.96)
(1.97)
Momentum sudut yang diperkenalkan di sini disebut sebagai momentum sudut orbital karena ini
berkaitan dengan gerak orbital klasik dari partikel.
Contoh 1.12 Dapatkan momentum sudut orbital l dari sebuah partikel dengan masa m yang
melingkar pada bidang x-y dengan kecepatan yang konstan v dan pada radius r. Kemudian tulis
lagi kondisi Bohr untuk kuantisasi pada persamaan (1.21) untuk batasan dari besaran momentum
sudut |l|.
(Jawaban) Karena z = 0, pz = 0 untuk gerak melingkar di sekitar titik pusat O dalam bidang x-y
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar, maka komponen x dan y dari momentum sudut l,
Dengan mengambil sudut θ dan arah dari kecepatan v sebagaimana dalam gambar, kita akan
mendapatkan persamaan-persamaan berikut.
Dengan demikian, tiga komponen dari momentum sudut orbital I diekspresikan dengan
Dengan catatan bahwa |l| = mvr dalam persamaan di atas maka kita mendapatkan
Dengan demikian, kondisi Bohr untuk kuantisasi menunjukkan bahwa besaran momentum sudut
orbital dari gerak melingkar dikuantisasi menjadi perkalian bilangan bulat dengan h.
Operator Î= (Îx, Îy, Îz) berhubungan dengan l yang dapat diperoleh dengan menggunakan
persamaan (1.53) yang digunakan juga untuk menurunkan operator Hamiltonian dengan
(1.98)
Persamaan-persamaan ini akan menuju pada sebuah ekspresi yang sangat berguna untuk
momentum sudut kuadrat l2 = lx2 + ly2 + lz2 . Sehingga Î2 akan sebanding dengan operator
Legendre Λ.
(1.99)
Sifat karakteristik dari operator Λ telah dipelajari dengan baik dalam kaitannya dengan harmonik
sudut Yl,m. Beberapa contoh untuk Yl,m ditunjukkan dalam tabel 1.3. Hubungan berikut ini adalah
sangat penting.
(1.100)
atau
(1.101)
Ini adalah persamaan eigen untuk Î2 ; Yl,m adalah fungsi eigen dan l(l + 1)h2 adalah nilai
eigen. ladalah bilangan kuantum yang menentukan besarnya momentum sudut orbital. Ini adalah
bilangan kuantum untuk kuadrat dari l dan dibatasi pada nilai l = 0,1,2,3,… .
Hubungan berikut untuk kompnen z dari momentum sudut Îz dan dapat dikonfirmasi pada tabel
1.3.
(1.102)
Ini adalah persamaan eigen untuk Îz ; Yl,m adalah fungsi eigen dan mh adalah nilai eigen. m adalah
bilangan kuantum untuk komponen z dari momentum sudut orbital dan memiliki 2l + 1 nilai yang
mungkin yang berkaitan dengan bilangan kuantum l dalam daerah dari −l hingga +l. Sebagai
contoh untuk l = 1, maka nilai yang mungkin adalah m = -1, 0, 1. Karakteristik yang seperti itu
untuk l dan m adalah berkaitan dengan perilaku elektron dalam atom. Sebuah hubungan yang
sama dan juga penting dalam menjelaskan keadaan rotasional dari molekul. Sebagaimana telah
dipelajari dalam kasus rotor yang kaku dari sebuah molekul diatomik, operator Hamiltonian adalah
sebanding dengan operator Legendre Λ dalam persamaan (1.100), fungsi gelombang untuk rotasi
Pada gerak rotasi momen inersia I merupakan analogi dari massa m dan ω merupakan
analogi dari kecepatan linier v, maka rumus momentum sudut untuk gerak rotasi dapat
dituliskan:
Dengan L = momentum sudut dalam kg. m2/s ; I = momen inersia dalam kg.m2 dan
ω = kecepatan sudut dalam rad/s.
Momentum sudut merupakan besaran vektor, maka arah dari momentum sudut dari
sebuah benda berotasi adalah seperti berikut:
Analogi dengan hubungan impuls dan momentum maka hubungan momentum sudut
dengan momen gaya dapat diperoleh :
dt = dL atau
dengan = momen gaya dan dL/dt adalah turunan dari momentum sudut terhadap
waktu
Bila tidak ada gaya dari luar yang bekerja pada benda ( = 0) maka berlaku hukum
kekekalan momentum sudut yaitu :
I1 = momen inersia benda 1 dalam kg.m2 ; ω1 = kecepatan sudut benda 1 dalam rad/s
I2 = momen inersia benda 2 dalam kg.m2 ; ω2 = kecepatan sudut benda 2 dalam rad/s
ω = kecepatan sudut benda gabungan benda 1 dan benda 2 dalam rad/s
Gerak Menggelinding
Penari ballet berputar perlahan saat membentangkan tangannya. Ketika sang penari
melipat tangannya di dada kecepatan putarannya bertambah, dan membentangkan
kembali tangannya saat akan berhenti dari putaran. Pada kejadian ini berlaku hukum
kekekalan momentum yaitu momentum sudut saat membentangkan sama dengan
momentum sudut saat melipat tangannya.
Gerak menggelinding terjadi bila sebuah benda melakukan dua macam gerakan secara
bersamaan yaitu gerak translasi dan gerak rotasi.
=I fges . R = I
Keterangan:
a = percepatan dalam m/s2
fges = gaya gesekan dalam Newton (N)
R = jari-jari roda dalam m
I = momen kelembaman dalam kg.m2
- Gerak translasi berlaku:
ΣF = m.a
F – fges = m.a
Keterangan:
F = Gaya luar dalam newton (N)
m = massa benda dalam kg
Sebuah roda ditarik oleh sebuah gaya sebesar 60 N pada tepi roda (gambar). Roda
bergerak mengelinding pada lantai kasar dengan koeffisien gesekan kinetis 0,4. Jika
massa roda 5 kg dan jari-jari roda 1 m tentukan besarnya percepatan roda !
Penyelesaian :
Diket : F = 60 N
R=1m
m = 5 kg
µ = 0,4
Ditanya : a = …… ?
Jawab :
=I ( F + fges ). R = I
2. Diketahui:
massa = 60 gram = 0,060 kg
kecepatan(v) = 144 km/jam = 40 m/s
impuls(I) = ...
I=perubahan momentum(p)
p= m.v
= 0,060.40
= 2,4 kg m/s
I= 2,4 Ns
3. Diketahui:
massa = 145 gram = 0,145 kg
kecepatan(v) = 39 m/s
v’ = 52 m/s
I = ...
I= perubahan momentum(p)
p1 = 0, 145.39
= 5,655 m/s
p2 = 0,145.52
= 7,54 m/s
I = p2-p1
= 7,54-5,655
= 1,855 Ns
4. Diketahui:
m1 = 6500 kg
v1 = 5 m/s
m2 = 6500 kg
v1 = 0 m/s(diam)
kecepatan setelah tumbukan(v’) = ...
m1v1 + m2v2
v’=
m1+m2
6500.5 + 6500.0
= 6500 + 6500
=32500
13000
v’= 2,5 m/s
5. Diketahui:
m1 = 20 gram = 0,02 kg
v1 = 230 m/sv1’ = 160 m/sm2 = 2 kg
v2 = 0 m/s(diam)
v2’ = ...
m1.v1 + m2.v2 = m1.v1’ + m2.v2’
v2 = 0, maka m1.v1 = m1.v1’ + m2.v2’
0,02 . 230 =0,02 . 160 + 2.v2’
4,6 = 3,2 + 2.v2’
4,6 – 3,2 = 2.v2’
1,4 = 2.v2’
1,4=0,7
v2’ = 0,7 m/s
6. Diketahui:
panjang(l) = 40 cm = 0,4 m
m1 = 10 kg
h =5 m
Vm(kecepatan martil)=...
Ftanah = 100 KN = 100.000 N
Vm= √2.g.h
= √2.10.5
= √100
Vm= 10 m/s
P = m.v
= 10.10
P = 100 Ns
P(momentum) = I(impuls)
100 = F.t
100 = 10000.t
100
t =10000 = 0,01 s
Tugas Fisika
MOMENTUM
D
I
S
U
S
U
N