Anda di halaman 1dari 16

Daftar Isi

Daftar Isi.....................................................................................1
Kata Pengantar..........................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................3
BAB II ISI
2.1. Persamaan Nilai Eigen................................................5
2.2. Operator Momentum...................................................8
2.2.1. Komutator.................................................................8
2.2.2. Persamaan Gerak Heisenbarg...................................9
2.3. Operator Hermit........................................................10
2.4. Paritas........................................................................11
BAB III KESIMPULAN.........................................................12
Daftar Pustaka.........................................................................13

Kata Pengantar

Kata Pengantar
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
wkatu . Makalah ini berjudul tentang Operator Kuantum. Penulis juga berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Tak lupa juga penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada bapak ibu dosen sebagai dosen
pengampu mata kuliah Fisika Kuantum. Adapun tujuan dari makalah ini yaitu
untuk memenuhi mata kuliah Fisika Kuantum.
Dalam pembuatan makalan ini masih banyak kesalahan yang harus
diperhatikan, maka untuk itu sangat penulis harapkan kritk dan saran yang
membangun dari pembaca. Demikianlah makalah ini buat semoga bermanfaat
sekian dan terima kasih.

Medan,

November 2014

Penulis

Kelompok I

BAB I
PENDAHULUAN

Setelah mempelajari persamaan Schr dinger (fungsi gelombang), kita


akan menemukan bahwa momentum dalam mekanika kuantum dinyatakan dengan
sebuah operator
^p=i

Dimana operator
Operator

x
^p dapat digunakan untuk menghitung nilai ekspektasi.
^p

adalah sebuah operator yang berlaku untuk fungsi

gelombang sesuai dengan keadaan dengan momen yang terdefinisi. Yang mana
berarti bahwa operator

^p

adalah operator yang keadaan eigen nya adalah

keadaan dari momen terdefinisi, dan nilai eigen yang sesuai adalah nilai dari
momentum keadaan tersebut.
Operator

^p

adalah salah satu pembuktian dimana dalam kuantum

mekanik berkaitan dengan penggunaan operator.


Operator sendiri dapat diartikan sebagai aturan untuk membangun sebuah
fungsi dari fungsi lain. Setiap besaran fisis suatu partikel dikaitkan dengan
operatornya; misalnya operator untuk momentum di paragraph sebelumnya.
Untuk memahami operator ini, kita harus mengingat kembali pengertian
operator linear dan pengertian nilai rata-rata. Operator linear adalah operator yang
mewakili besaran fisik, misal operator energi, operator energi kinetik, operator
momentum angular dan lain-lain.
Operator linier adalah sebuah operator yang memenuhi superposisi:
3

^ ( af ( x ) +bg ( x ) )=a O
^ f ( x ) +b O
^ g(x)
O

Bagi suatu operator besaran fisis berlaku istilah matematik berikut:


1. Harga suatu besaran fisis adalah nilai eigen dari operatornya;
2. Setiap nilai eigen dari suatu operator berkaitan dengan suatu fungsi
eigen; nilai eigen adalah riil.
Semua operator muncul dengan sebuah pengaturan dalam tiap-tiap
fungsinya. Untuk operator

^
A , jika

^
A f ( x ; A )= A . f ( x ; A )

Untuk nilai
^
A

A C , maka f(x) adalah sebuah fungsi eigen dari operator

dan A adalah nilai eigen yang sesuai. Operator berlaku sebagai fungsi eigen

untuk mengalikan fungsi eigen dengan konstanta.


Secara umum, kebanyakan fungsi bukanlah fungsi eigen dari operator
yang diberikan. Itulah sebabnya fungsi eigen dan nilai eigen dari operator yang
diberikan sangat khusus.

BAB II
ISI

2.1. Persamaan Nilai Eigen


Umumnya, sebuah operator yang berlaku dalam sebuah fungsi
mengarahkannya ke fungsi lain. Perhatikan beberapa contoh berikut:
Of ( x )=f ( x ) + x

Of ( x )=

Of ( x )=[ f ( x ) ]

df ( x )
2 f ( x )
dx

Of ( x )=f ( 3 x +1 )

Of ( x )=f ( x )

[ ]

df ( x )
Of ( x )=
dx

(2.1)

Semua contoh diatas memiliki sifat yang diberikan sebuah fungsi f(x), ada
sebuah aturan yang menentukan Of(x) untuk kita. Ada tingkatan khusus dari
operator, yang disebut operator linier (kita nyatakan operator ini dalam L agar
tidak menyamai operator sebelumnya). Yang memiliki komponen
L [ f 1 ( x ) + f 2 ( x ) ]=L f 1 ( x ) + L f 2 (x)

(2.2)

Dan, dengan c merupakan bilangan kompleks.


Lcf ( x )=cLf ( x)

(2.3)

Maka, dalam daftar sebelumnya, operator ke-tiga, ke-lima, dan ke-enam


merupakan operator linier.
Sebuah operator linier akan mengarahkan satu fungsi kedalam fungsi lain,
seperti dalam contoh

Lf ( x )=

df ( x )
2 f ( x )
dx

Disini, sebuah operator bertindak untuk mengubah sebuah vektor menjadi


vektor lainnya. Dalam sebuah kasus khusus dimana vektor dalam unit satuan,
sebuah operator akan mengubah satu titik dalam sebuah unit lingkaran kedalam
titik lainnya.
Mari kita perhatikan contoh khusus beikut. Kita menentukan sebuah
operator yang bertindak dalam sebuah vektor satuan dalam beberapa cara:
operator tersebut merotasi vektor di sekitar sumbu kutubnya dalam cara dimana
ujung dari vektor bergerak dalam jarak dalam sebuah lingkatan dari koordinat
tetap (lihat Gbr 2.1). Jika kita menyebut operator ini sebagai operator R, maka
nilai eigen yang diberikan adalah
(2.4)

r ' =Rr=r

Karena panjang vektor tidak berubah, r 2 = r2 = 1 sehingga 2 = 1 dan dengan


demikian = 1. Kita sekarang dapat mempelajari fungsi eigen yang mana,
arah dari vektor r yang memenuhi persamaan diatas. Untuk = 1, vektor akan
kembali ke titik awalnya jika jarak sama dengan bilangan genap pengali keliling
lingkaran. Karena untuk lingkaran jari-jari satuan dari lingkaran adalah sin ,
maka kelilingnya adalah 2 sin, kita harus membatasi vektor menjadi nilai
seperti
=n( 2 sin )
Dimana,
sin =

1
2n

n = 1, 2, 3...

Gambar 2.1 Operator R dalam vektor satuan dalam lingkaran.


Dengan demikian vektor eigen berada dalam rangkaian lingkaran dimulai dari 30
dan mendekati kutub utara, dan sebuah rangkaian serupa dalam lingkaran dimulai
dari 150 dan mendekati kutub selatan. Hanya ada satu nilai yang dibolehkan
untuk nilai eigen = -1. Sebuah perubahan tanda hanya dapat terjadi untuk vektor
yang berada pada garis ekuator, sehingga = /2.
Persamaan Schr dinger bebas waktu dapat ditulis sebagai
(2.5)

H u E ( x )=E u E ( x)

Persamaan ini menyatakan bahwa H, operator Hamilton bertindak dalam sebuah


tingkatan khusus dari fungsi, akan mengembalikan fungsi dimana ia berlaku,
dikalikan dengan sebuah konstanta, disebut nilai eigen. Soulusi dari persamaan
bergantung E dan kita telah melabelinya sengan E. solusi u E(x) disebut fungsi
eigen sesuai dengan nilai eigen E dari operator H. Kita akan melihat bahwa nilai
eigen dapat membentuk sebuah kontinu atau diskrit.
Karena operator H berbentuk

H=

p2op
+V (x )
2m

Nilai eigen disebut energi nilai eigen dan fungsi eigen disebut energi fungsi eigen.
2.2. Operator Momentum
Menurut de Broglie, sebuah partikel yang bergerak sepanjang sumbu-x
mempunyai momentum linier px= k dengan k =2/. Fungsi gelombang
partikel itu adalah
( x )=a e ikx
Persamaan eigen yang berlaku adalah
ikx

^px ( x )=k ( x )

^px ( x )= i

( x )=a e k ( x )=i

d
( x )
dx

Jadi operator momentum linier adalah:


^px i

d
dx

Secara umum, operator momentum:


^p=i
Ingat energi kinetik:
^
K=

2
2
^p 2x
1
d
d
d
=
i
i
=
2m 2m
dx
dx
2 m dx 2

)(

d ( x )
dx

2.2.1. Komutator
Tinjau dua buah operator:

^
A

^
dan B

Jika keduanya merupakan operator besaran fisis maka didefinisika


komutatornya seperti
^ B
^^
[ ^A , B^ ] = ^A B
A

[ ^A , B^ ]

Jika

= 0 kedua operator disebut komut.

Dua buah operator yang komut satu sama lain mempunyai fungsi eigen
yang sama.
^
A = A ; ^B =b

^
^^
A B B
A =ba ab=0

^
^ ^B ^
^ ] =0
A B
A=0 [ ^
A ,B
2.2.2. Persamaan Gerak Heisenberg
Secara umum jika Aav adalah harga rata-rata operator
dengan fungsi gelombang (x , t) maka:

A av = ( x , t ) ^
A ( x , t ) dx

Variasi harga rata-rata itu terhadap waktu adalah

^
d A av
^

A
=
+
A + ^
A
dx
dt
t
t
t

^
A

besaran fisis

Mengingat:

(x , t)
^
H ( x )=i
t

(x ,t )
^
dan [ H ( x) ] =i
t

1
1
^^
^ = 1 [ ^
^ ^
A + ^
A
=i H
A+ ^
AH
AH
H^
A ] = [ ^
A,^
H ] dx
t
t
i
i
i
maka
dAav
^
A 1 ^ ^
=
+ [ A , H ] dx
dt
t i

Jadi,
dAav
^
A
=
dx
dt
t
Dengan
^
A ^
A 1 ^ ^
=
+ [ A, H]
t
t i
d^
A
dt

operator turunan dari

^
A
t

turunan dari

^
A

^
A

Jika operator

^
A komut dengan

Jika operator

^
A

^
H , maka

selain komut dengan

d^
A
=0
dt

10

d^
A ^
A
=
dt
t

^
H juga tak bergantung waktu:

Besaran fisis seperti itu disebut tetapan gerak dari partikel (kekal dalam
pengertian klasik).
2.3. Operator Hermit
Untuk memahami operator ini, kita harus mengingat kembali pengertian
operator linear dan pengertian nilai rata-rata. Operator linear adalah operator yang
mewakili besaran fisik, misal operator energi, operator energi kinetik, operator
momentum angular dan lain-lain. Selanjutnya telah kita ketahui pula bahwa jika

adalah operator linear yang mewakili besaran fisik A, maka nilai rata-rata A

dinyatakan dengan:
A

(2.6)
dengan adalah fungsi keadaan sistem. Karena nilai rata-rata selalu merupakan
A

bilangan real, maka:

atau:

A
*

d=

(2.7)
Persamaan (2.7) harus berlaku bagi setiap fungsi yang mewakili keadaan
tertentu suatu sistem atau persamaan (2.7) harus berlaku bagi setiap fungsi
berkelakuan baik (well behaved function). Operator linear yang memenuhi
persamaan (2.7) itulah yang disebut operator Hermit.
Beberapa buku teks menulis operator Hermit sebagai operator yang mengikuti
persamaan:

11

f * Ag
d =

*
g
(
A
f)

(2.8)
untuk fungsi f dan g yang berkelakuan baik. Perlu dicatat secara khusus bahwa

pada ruas kiri persamaan (2.8), operator

bekerja pada fungsi g sedang di ruas

kanan, operator bekerja pada fungsi f. Dalam kasus khusus yaitu jika f = g maka
bentuk (2.8) akan tereduksi menjadi bentuk (2.7).
Teorema yang berhubungan dengan Operator Hermit
Ada beberapa teorema penting sehubungan dengan operator Hermit, yaitu:
Teorema 1: Nilai eigen untuk operator Hermit pasti merupakan bilangan real.

Teorema 2: Dua buah fungsi 1 dan 2 berhubungan dengan operator Hermit


dan baik 1 maupun 2 adalah fungsi eigen terhadap operator

dengan nilai

eigen yang berbeda, maka 1 dan 2 adalah ortogonal. Jika kedua fungsi tersebut
mempunyai nilai eigen yang sama atau degenerate (jadi tidak ortogonal), maka
selalu ada cara agar dijadikan orthogonal.
2.4. Paritas
Ada operator mekanika kuantum yang tidak dikenal dalam mekanika
klasik, contohnya adalah operator paritas. Marilah kita ingat kembali bahwa
dalam osilator harmonis, kita mengenal adanya fungsi genap dan ganjil. Akan kita
lihat bagaimana sifat ini dikaitkan dengan operator paritas.

12

Operator paritas,

dapat dilihat dari efeknya apabila ia bekerja pada

sembarang fungsi. Operator ini akan mengubah tanda semua koordinat Cartessius,

sehingga kita boleh mendefinisikan:

Contohnya:

f ( x, y, z ) = f (x, y, z)

( x2 2 x. e2y + 3 z3 ) = { (x)2 2 (-x). e2y + 3 (z)3 }


= x2 + 2 x e2y 3z3

Jika seandainya g i adalah fungsi eigen dari operator paritas dengan nilai

eigen a i maka kita dapat menulis:

gi = ai gi

(2.9)

Sifat paling penting dari operator ini adalah kuadratnya:

f ( x, y, z ) =

f ( x, y, z ) =

Karena f nya fungsi sembarang maka

f (x, y, z) = f ( x, y, z )

adalah operator satuan (unit Operator),

jadi:

(2.10)

Sekarang, bagaimana jika kita gunakan

Karena

gi =

gi =

ai gi = ai

untuk (2.9) ? Hasilnya adalah:

a i2

gi =

adalah unit operator, maka (2.11) menjadi:


13

gi

(2.11)

a i2

gi =
atau:

gi

(2.12)

ai = + 1

(2.13)

Karena ai adalah nilai eigen untuk

, maka nilai eigen untuk

adalah 1 dan

1. Perlu dicatat bahwa hal ini berlaku untuk semua operator yang kuadratnya
merupakan operator satuan.
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan isi dari pada makalah mengenai operator dalam mekanika


kuantum dapat disimpulkan bahwa:
1. Operator dapat diartikan sebagai aturan untuk membangun sebuah
fungsi dari fungsi lain. Setiap besaran fisis suatu partikel dikaitkan dengan
operatornya.
2. Operator linear adalah operator yang mewakili besaran fisik, misal
operator energi, operator energi kinetik, operator momentum angular dan
lain-lain.
3. Bagi suatu operator besaran fisis berlaku istilah matematik berikut:
a. Harga suatu besaran fisis adalah nilai eigen dari operatornya;
b. Setiap nilai eigen dari suatu operator berkaitan dengan suatu fungsi
eigen; nilai eigen adalah riil.
4. Sebuah operator bertindak untuk mengubah sebuah vektor menjadi
vektor lainnya. Dalam sebuah kasus khusus dimana vektor dalam unit

14

satuan, sebuah operator akan mengubah satu titik dalam sebuah unit
lingkaran kedalam titik lainnya.

15

Daftar Pustaka

Gasiorowicz, Steven. 2003. Quantum Physics: Third Edition. New Jersey: John
Wiley and Sons, Inc.
Anonim. 2014. Teorema Mekanika Kuantum.
Adams, Allan. 2013. Quantum Mechanics. Massachusetts: Massachusetts
Institute of Technology
Siregar, R. E. 2009. Fisika Kuantum (Artikel).

16

Anda mungkin juga menyukai