ELEKTROKIMIA
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
1. Erient Delama Harefa (061440421747)
2. Rando Suhendra
(061440421758)
3. Tiara Pracetia
(061440421761)
Kelas: 1.KI-B
Jurusan Teknik Kimia
Program Study (DIV) Teknologi Kimia Industri
Politeknik Negeri Sriwijaya 2014
BAB I
PENDAHULUAN
I.I
Latar Belakang
Sel elektrolisis merupakan pemanfaatan arus listrik untuk menghasilkan
reaksi redoks. Oleh karena itu, elektrolisis adalah proses penguraian suatu senyawa
dengan pengaliran arus listrik yang melaluinya. Dalam elektrolisis, terjadi perubahan
energy listrik menjadi energy kimia. Sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta
karena listrik digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tak spontan. Proses
elektrolisis dimulai dengan masuknya electron dari arus listrik searahke dalam larutan
melalui kutub negative. Spesi tertentu atau ion yang bermuatan positif akan menyerap
electron dan mengalami reaksi reduksi di katoda. Spesi yang lain atau ion bermuatan
negative akan melepas electron dan mengalami reaksi oksidasi di kutub positif atau
anoda. Elektroda positif dan negative pada sel elektrolisis ditentukan oleh sumber arus
listrik. Jenis elektroda yang digunakan dalam proses elektrolisis sangat berpengaruh pada
hasil elektrolisis. Elektroda dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan keaktifannya, yaitu
elektrodatidak aktif (tidak ikut bereaksi atau inert) seperti C, Pt, dan elektroda aktif (ikut
bereaksi atau tidak inert, selain C, Pt) pada proses elektrolisis. Pada proses elektrolisis
dengan elektroda aktif berlangsung reaksi elektroda dan reaksi elektrolit, sedangkan
proses elektrolisis dengan elektroda inert hanya berlangsung reaksi elektrolitnya saja.
Jika dalam elektrolisis digunakan elektrolit berupa larutan, maka reaksi yang terjadi tidak
hanya melibatkan ion-ion d alam larutan, tapi juga air. Hal tersebut menyebabkan
terjadinya kompetisi antara ion dengan molekul pelarutnya atau ion-ion lain dalam
larutan pada saat mengalami reaksi di anoda dan katoda. Spesi yang memiliki E0 lebih
besar akan menang dalam kompetisi tersebut.
I.II
Rumusan Masalah
Tujuan
Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka ada beberapa tujuan yang akan diperoleh
Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar
sel elektrokimia harus mempunyai rangkaian dalam, ion dapat mengalir dalam bentuk
ionnya berdifusi.
Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan
(reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan sel elektrokimia yang
menerapkan prinsip reaksi redoks dalam aplikasinya. Elemen yang digunakan dalam
reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan banyaknya elektron yang dimiliki.
Elektrokimia adalah cabang kimia yang mempelajari reaksi kimia yang
berlangsung dalam larutan pada antarmuka konduktor elektron (logam atau
semikonduktor) dan konduktor ionik (elektrolit), dan melibatkan perpindahan elektron
antara elektroda dan elektrolit atau sejenis dalam larutan.Jika reaksi kimia didorong oleh
tegangan eksternal, maka akan seperti elektrolisis, atau jika tegangan yang dibuat oleh
reaksi kimia seperti di baterai, maka akan terjadi reaksi elektrokimia. Sebaliknya, reaksi
kimia terjadi di mana elektron yang ditransfer antara molekul yang disebut oksidasi /
reduksi (redoks) reaksi. Secara umum, elektrokimia berkaitan dengan situasi di mana
oksidasi dan reduksi reaksi dipisahkan dalam ruang atau waktu, dihubungkan oleh sebuah
sirkuit listrik eksternal.
Elektrokimia adalah cabang kimia yang mempelajari perpindahan antara energi
listrik dan energi kimia. Dengan kata lain, reaksi kimia yang terjadi pada antarmuka
konduktor listrik (disebut elektroda yang dapat menjadi logam atau semikonduktor) dan
konduktor ionik (elektrolit) dapat menjadi solusi dan dalam beberapa kasus khusus, zat
padat .
Jika reaksi kimia didorong oleh beda potensial maka, secara eksternal disebut
elektrolisis. Namun, jika penurunan potensi listrik dibuat sebagai hasil dari reaksi kimia,
yang dikenal sebagai "daya baterai", juga disebut sel baterai atau galvanik. Reaksi kimia
yang menghasilkan perpindahan elektron antara molekul yang dikenal sebagai reaksi
redoks, dan pentingnya dalam elektrokimia sangat penting, karena melalui reaksi tersebut
dilakukan proses yang menghasilkan listrik atau sebaliknya, yang diproduksi sebagai
Sel galvani/sel volta adalah reaksi redoks yang menghasilkan listrik. Contohnya
baterai.
Sel elektrolisis adalah listrik yang mengakibatkan reaksi redoks. Contohnya adalah
pemurnian logam dan pelapisan logam.
Sel galvani menghasilkan arus listrik bila reaksi berlangsung spontan. Sel
elektrolit menggunakan elektrolit untuk menghasilkan perubahan kimia. Pada gambar ,
logam Zn akan mengalami oksidasi, sedangkan logam Cu akan mengalami reduksi.
Reaksi kimianya adalah:
Zn Zn2+ + 2 e, E0 = 0,76 volt
Cu2+ + 2 e Cu, E0 = 0,34 volt
Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu, Esel = 1,1 Volt.
Fungsi dari jembatan garam adalah untuk menetralkan kelebihan anion dan kation pada
larutan dan untuk menutup rangkaian sehingga reaksi dapat berlangsung terus-menerus.
Sel Galvanik
Adalah sel dimana energi bebas dari reaksi kimia diubah menjad energi listrik.
Hubungan antara energi bebas dari reaksi kimia dengan tegangan dinyatakan dengan
persamaan berikut :
DG = -nFE
dimana :
DG = energi bebas Gibbs
F = Faraday
E = electromotive force cell ( volt )
n = jumlah molekul elektron yang berperan pada reaksi kesetimbangan
Contoh : batu baterai dan aki
potensial yang diberikan harus melebihi potensial arus nol, sekurang-kurangnya sebesar
potensial lebih sel, yaitu jumlah potensial ubin pada kedua elektroda dan penurunan
Ohm(l x R) yang disebabkan oleh arus yang melewati elektrolit. Potensial tambahan yang
diperlukan untuk mencapai laju reaksi yang dapat terdeteksi, mungkin harus besar, jika
rapatan arus pertukaran pada elektrodanya kecil, bengan alas an yang sama, sel galvani
menghasilkan potensial lebih kecil dari pada kondisi arus nol.
Sel elektrolisis adalah arus listrik yang menimbulkan reaksi redoks.
Pada sel elektrolisis, katoda akan tereduksi dan anoda yang akan teroksidasi.
Pada katoda, terdapat 2 kemungkinan zat yang ada, yaitu:
kation (K+) atau
air (H20) (bisa ada atau tidak ada tergantung dari apa yang disebutkan, cairan atau
lelehan.)
Pada anoda, terdapat 3 kemungkinan zat yang ada, yaitu:
anion (A-) atau
air (H20) (bisa ada atau tidak ada tergantung dari apa yang disebutkan, cairan atau
lelehan.)
elektroda, elektroda ada 2 macam, inert (tidak mudah bereaksi, ada 3 macam zat
yaitu platina (Pt), emas (Aurum/Au), dan karbon (C)) dan tak inert (mudah
bereaksi, zat lainnya selain Pt, C, dan Au).
Ada berbagai macam reaksi pada sel elektrolisis, yaitu:
Reaksi yang terjadi pada katoda
Jika kation merupakan logam golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr), IIA (Be,
Mg, Cr, Sr, Ba, Ra), Al, dan Mn, maka reaksi yang terjadi adalah 2 H20 + 2
e H2 + 2 OH Jika kationnya berupa H+, maka reaksinya 2H+ + 2 e H2
M = M+n + eMisalnya elektroda Zn, Cu, Cd, Na, dan lain lain.
2. Elektroda Amalgama
Elektroda ini hampir sama dengan elektroda Logam-Ion Logam, tetapi amalgama l
ebih aktif dan aktifitas logamnya lebih rendah sebab diencerkan oleh Hg. Misalnya el
ektroda Pb(Hg) dalam larutan Pb++ reaksinya adalah sebagai berikut:
Pb(Hg)
Pb++ (apb++) + 2e + Hg
3.Elektroda Gas
Elektroda gas terdiri dari gelembung gas dari kawat atau foil logam yang inert yan
g dicelupkan dalam larutan yang berisi ion. Elektroda gas yang umum digunakan adal
ah elektroda hidrogen, elektroda chlorine, dan elektroda oksigen. Elektroda gas terdiri
atas gas yang dimasukkan bergelembung ke dalam larutan yang berisi in yang setimba
ng dengannya, sebagai hubungan luar biasa dipakai Pt dilapisi Pt hitam.
4.
5.
Sb2O3(s) + 3H2O + 6e
Maka,
6.
Sb(s)
+ 3H2O
Sb2O3(s)
+ 6H+
Elektroda Oksidasi-Reduksi
Elektroda ini terdiri atas logam Pt yang dimasukkan dalam larutan yang berbentuk
oksidasi dan reduksinya.
Misalnya: elektroda Pt/Fe++, Fe+++
(Soekardjo.Kimia Fisika.p403-408)
Pada sel elektrokimia, baik itu sel Volta maupun sel elektrolisis, berlangsung reaks
i redoks pada bagian-bagian sel yang disebut dengan elektroda. Ada dua jenis elektroda,
yaitu :
Anoda
Adalah elektroda tempat terjadinya proses oksidasi. Pada sel Volta, karena adanya rea
ksi yang spontan dan karena adanya pelepasan elektron dari elektroda ini, maka anoda
bermuatan negatif. Sedangkan pada sel elektrolisis, sumber eksternal tegangan didapa
t dari luar sehingga anoda bermuatan positif bila dihubungkan dengan katoda. Denga
n demikian ionion bermuatan negatif mengalir ke anoda untuk dioksidasi.
Katoda
Adalah elektroda tempat terjadinya proses reduksi. Pada sel Volta, katoda bermuatan
positif bila dihubungkan dengan anoda. Ion ion bermuatan positif mengalir ke elektr
oda ini ( katoda ) untuk direduksi oleh elektron elektron yang datang dari anoda. Se
dangkan pada sel elektrolisis, katoda bermuatan negatif. Ion ion bermuatan positif (
kation) mengalir ke elektroda ini untuk direduksi. Dengan demikian, pada sel Volta, el
ektron bergerak dari anoda ke katoda dalam sirkuit eksternal. Sedangkan pada sel elek
trolisis, elektron didapat dari aki atau baterai eksternal masuk melalui katoda dan kelu
ar lewat anoda.
(Dogra,kimia Fisika dan Soal-Soal.p513 )
Potensial Elektroda Standar
Untuk mengetahui peristiwa reduksi oksidasi yang terjadi didalam sel-sel elektrokimia
perlu mengetahui tentang potensial reduksi atau potensial elektroda standar atau Eo. Har
ga Eo dari suatu reaksi reduksi sebenarnya tidak dapat dihitung, sebab reaksi ini selalu di
sertai oleh reaksi oksidasi. Sehingga harga Eo tidak dapat dihitung dari setengah reaksi sa
ja (reaksi yang penuh adalah reaksi oksidasi - reduksi ). Harga Eo yang dipakai adalah ha
rga Eo relatif yang dibandingkan dengan elektroda standar yaitu elektroda Hidrogen.
(Maron & Lando.Fundamental of Physical Chemistry.p568)
Harga Eo diatas lebih tepat disebut potensial reduksi standard atau potensial elektroda sta
ndard. Harga Eo atau potensial elektroda standart (elektroda hidrogen) adalah 0 volt. Elek
troda pembanding ini terdiri dari gas hidrogen murni bertekanan 1 atmosfer dan suhu 25o
C, yang dialirkan pada elektroda platina (Pt), yang bersentuhan dengan larutan asam (H+)
yang mengandung 1 M (H+). Reaksi yang terjadi pada permukaan platina adalah reaksi re
duksi.
2 H+ + 2 e -
H2(g)
Eo = 0 volt
dengan 1 m
olar.
2. Untuk semua gas, tekanan parsialnya adalah 1 atm.
3. Untuk semua zat cair dan zat padat murni keadaannya stabil pada 25 C.
(Maron & Lando.Fundamental of Physical Chemistry.p569)
Potensial Elektroda
Muatan pada suatu elektroda, karena adanya kelebihan atau kekurangan elektron pada log
am. Muatan negatif yang besar, menunjukkkan adanya senyawa pereduksi yang kuat (ele
ktron donor yang bagus). Potensial suatu elektroda adalah beda potensial antara dua titik,
yaitu elektrode dari suatu sel.Suatu titik yang memiliki potensial listrik yang tinggi juga p
unya muata positif (+) yang tinggi. Beda potensial merupakan beda muatan pada dua titik
.
Potensial elektrode adalah beda potensial terhadap elektroda standar reference, sedangkan
potensial sel adalah beda potensial antara dua elektroda dan lebih sering disebut voltage s
el / ElektroMotive Force (EMF) dinyatakan sebagai Esel atau DE.
(Maron & Lando.Fundamental of Physical Chemistry.p573)
Elektrolisis
Elektrolisis adalah penguraian suatu elektrolit yang disebabkan oleh arus listrik. D
alam sel ini akan terjadi reaksi kimia yang disebabkan energi listrik. Sel ini terdiri dari ele
ktrolit yaitu sel atau zat yang dapat menghantarkan arus listrik, dan kedua elektroda yang
ada dihubungkan dengan sumber arus listrik searah.
Elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif dari sumber arus searah disebut katod
a, dan elektroda yang dihubungkan dengan kutup positif sumber arus disebut anoda. Pada
katoda terjadi reaksi reduksi sedangkan pada anoda terjadi reaksi oksidasi.
Reaksi-reaksi yang terjadi pada elektroda tergantung pada jenis ion dalam larutan
jenis elektroda. Elektroda yang biasanya dipakai adalah elektroda yang inert, yaitu elektr
oda yang tidak mengalami reaksi dengan zat yang dielektrolisis, misalnya elektroda (Pt) d
an carbon (C).
Ada dua prinsip yang khas dari elektrolisis yaitu,
1. Kaitan antara beda potensial yang digunakan dan arus yang mengalir melalui elektr
olisis.
2. discas yang selektif diantara ion-ion pada permukaan elektroda.
Reaksi-reaksi yang mungkin terjadi pada katoda :
1. Ion Hidrogen (H+) direduksi menjadi H2 :
2 H+ + 2 e -
H2 (g)
2. Jika yang dielektrolisis adalah larutan dari ion-ion logam alkali, maka ion-ion logam te
rsebut tidak direduksi dari larutan, tetapi yang mengalami reduksi adalah air dari larut
an. Karena Eo air lebih besar,
Reaksinya:
2 H2 O + e -
H2 + 2 O
Tetapi apabila yang dielektrolisis adalah lelehan atau leburan dari logam-logam diata
s tadi, maka ion-ion itu direduksi menjadi logamnya.
Contoh :
Na+ + eCa2+
Al3+
Na
+ 2e
+ 3e-
Ca
Al
3. Apabila yang dielektrolisis adalah ion-ion logam Ag, Zn, dan Cr, maka ion-ion
lo
e-
Ag(s)
Zn2+ + e-
Zn(s)
Cr3+ + 3e-
Cr(s)
Reaksi -reaksi yang mungkin terjadi pada anoda atau reaksi oksidasi adalah :
Anoda yang dapat dipakai antara lain Pt dan Au serta batang grafit karena tidak mengala
mi reaksi oksidasi.
1. Ion OH - dioksidasi menjadi gas O2 dan H2O
Reaksinya :
4 OH -
2 H2 O + O2 + 4 e -
2. Jika anion terdiri dari anion yang mengandung oksigen seperti NO3-, SO42- , PO43- ,m
aka yang mengalami oksidasi adalah H2O karena E0 oksidasinya besar. Reaksinya :
2 H2O
4 H + + O2 + 4 e -
3. Jika anion terdiri dari anion halogen ( F- , Cl- , Br - , I - ) maka anion itu dioksidasi menj
adi molekul halogennya.
Contoh :
2 Cl -
Cl2 + 2 e -
2I-
I2 + 2 e
Hukum Faraday
Michael Faraday mengemukakan bahwa jumlah zat pada katoda dan anoda sebaga
i produk elektrolisis. Contoh :
Elektrolisis larutan AgNO3 akan diperoleh endapan perak (Ag) dikatoda.
Ag + + e -
Ag(S)
BAB III
INSTRUMENTASI
Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk
pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih
kompleks.Jadi berikut aalah sebagian alat yang digunakan dalam disiplin ilmu
elektrokimia
1. Potensiometri
Potensiometri adalah suatu cara analisis berdasarkan pengukuran beda potensial sel dari
suatu sel elektrokimia. Metode potensiometri digunakan untuk menentukan konsentrasi
suatu ion (ion selective electrode), pH suatu larutan, dan menentukan titik akhir titrasi.
Dari gambar dapat dilihat bahwa sel potensiometri disusun dari dua setengah sel yang
dihubungkan dengan jembatan garam yang berfungsi penyeimbangkan muatan larutan
pada masing-masing setengah sel, selain itu juga berfungsi sebagai penghubung antara
dua setengah sel tersebut. Masing-masing setengah sel terdapat elektroda yang tercelup
dalam larutan elektrolit untuk ditentukan konsentrasinya oleh potensial elektrodanya.
Pemisahan elektrode ini diperlukan untuk mencegah terjadinya reaksi redoks spontan
dari laruan-larutan elektrolit yang digunakan dalam sel potensiometri.
2.
Glucometer
Glucometer bekerja dengan prinsip elektrokimia amperometrik. Prinsip ini
merupakan reaksi antara enzim glucose oxidase dan cholesterol oxidase dengan sample
darah yang diukur. Proses reaksi kimiawi ini menghasilkan aliran arus listrik yang
kemudian diproses oleh signa conditioning dan data akusisi.
3.
Urine Analyzer
Urine analyzer adalah alat semi-otomatis untuk pengecekan yang dilakukan diluar tubuh
untuk mendapatkan hasil pengecekan urine dengan hasil yang lebih tepat. Urine Analyzer
digunakan untuk membaca dan mengevaluasi hasil dari Urine Test Strip. (Contoh:
Chemstrip 10MD*, Chemstrip 7, dan Chemstrip 5 OB). Strip tes urine ini digunakan
untuk strip multiparameter penentuan berat jenis, pH, leukosit, nitrit, protein, glukosa,
keton, urobilinogen,bilirubin dan darah dalam urin.
Urine Analyzer adalah alat fotometer reflektansi (reflectance photometer).Urine Analyzer
membaca strip tes urine pada kondisi standar, menyimpan hasil ke memori dan
menampilkan hasil melalui printer built-in dan / atau serial interface pada alat tersebut.
Urine Analyzer menstandarisasi hasil Urine Test Strip dengan dengan menghilangkan
faktor-faktor yang diketahui dapat mempengaruhi evaluasi/pengecekan secara visual
pada strip tes urine.
BAB IV
APLIKASI INDUSTRI
Terdapat beberapa proses elektrokimia yang penting artinya bagi ilmu
pengetahuan dan industri. Penggunaan energi listrik pada produksi komersial dari
hidrogen, oksigen,ozon,hidrogen peroksida, sodium hidrksida, senyawa oksigen dan
halogen. Aplikasi lainnya dari elektrokimia termasuk produksi dari bahan kimia lainnya,
seperti elektrorefining dari metal, elektroplating dari metal dan campura n metal, serta
prduksi peralatan dari metal dengan elektrodeposisi.
Elektrolisis banyak diaplikasikan pada berbagai produksi, antara lain :
1. ekstraksi berbagai logam dari senyawanya seperti alumunium, natrium, kalium,
magnesium, seng dan kalsium.
2. Pemurnian tembaga.
3. Produksi natrium hidroksida dan klor dari larutan natrium klorida.
4.Pelapisan kromium, nekel, timah, seng pada baja.
5.Penyepuhan emas dan perak.
6. Mengisi AKI.
7. Pelapisan alumuniun oksida pada permukaan alumunium (anodasi).
Contoh lainnya adalah:
oksidasi alkohol industri yang menggunakan kromium oksidan untuk mengubah alkohol
menjadi keton. Dalam proses ini, kromium, yang awalnya kromium VI, mengambil
elektron dan menjadi kromium IV. Kromium IV adalah produk limbah reaksi oksidasi.
Dalam kasus ini, ada solusi parsial. Natrium periodat digunakan untuk mendaur ulang
kromium IV yang sangat beracun. Sebagai garam, natrium periodat berdisosiasi dalam
larutan dan ion periodat (atom yodium dengan oksigen-oksigen menempel) berinteraksi
dengan kromium, mengembalikannya ke kondisi oksidasi awal. Ada cara lain
melakukannya. Elektrokimia dapat mengoksidasi molekul-molekul dengan potensial
oksidasi apapun, karena tegangan elektroda dapat disetel, atau saya dapat menjalankan
reaksi sedemikian hingga ia menyetel dirinya sendiri.
BAB V
PENUTUP
a. Definisi elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aksi antara sifat-sifat listrik
dengan reaksi kimia. Misalnya perubahan energy kimia menjadi energy listrik pada
elemen elektrokimia, reaksi oksidasi-oksidasi secara spontan pada elemen yang dijadikan
sumber arus listrik, dan perpindahan electron dan perpindahan electron dalam larutan
elektrolit dan terjadi pada aki. Eletrokimia adalah kajian reaksi redoks yang dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga di dalam system itu dapat ditentukan potensial listrik yang
dapat diukur.
b. Dalam sebuah reaksi oksidasi, sebuah elektron dibuang dari sebuah molekul. Namun
elektron tersebut harus dipindah entah kemana, jadi setiap reaksi oksidasi dipasangkan
dengan reaksi reduksi, dimana sebuah elektron ditambahkan pada molekul kedua.
DAFTAR PUSTAKA:
:http://antarakojot.blogspot.com/2011/10/makalah-elektro-kimia.html
http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Kimia/Materi:Elektrokimia
http://syukriatululya.blogspot.com/2013/05/instrumen-diagnostik-kesehatan-idk.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Instrumentasi
http://blogspot.blog.com/definisi-definisi-elektrokimia.html
http://atarblog.blogspot.com/2012/04/.maklah-elektrokimia.html
http://desajaya.net/2008/.makalah-percobaan-elektrokimia.html