Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN/JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR TEKNIK

LABORATORIUM

Oleh :

Nama : Novian Rico Saputra NIM :


211810301001

Kelas/Kelompok : Kelas F/Kelompok 1


Asisten : Dinda Anugraning Putri

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
I. Judul :
Teknik Laboratorium
II. Tujuan
- Mengetahui beberapa peralatan dasar laboratorium kimia dan
penggunaannya.

- Mengetahui praktik Pemakaian dan Penggunaan alat alat Ukur laboratorium

- Memahami Alur pengukuran dan perhitungan massa jenis zat


- Memahami Tata cara Pengenceran suatu larutan Asam atau Basa -
Mengetahui siasat perawatan alat dan bahan Laboratorium

III. Pendahuluan
Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan, struktur,
sifat, perubahan, dan energi yang menyertai perubahan suatu zat atau
materi. Zat atau materi adalah segala sesuatu yang mempunyai massa dan
menempati ruang. Susanan materi meliputi komponen-komponen
pembentuk materi sedangkan struktur materi mencakup susunan partikel.
Hakikat ilmu kimia adalah suatu benda memiliki dapat mengalami
perubahan bentuk dan strukturnya. (Fahardjo dkk, 2016).

Ilmu kimia adalah ilmu yang didasarkan pada penelitian-penelitian


tentang konsep-konsep yang ada pada materi kimia yang bersifat konkret.
Para ahli sains memandang kimia stidak hanya sebagai pembelajaran yang
terfokus pada fakta, konsep dan hafalan. Menurut para ilmuwan ilmu kimia
terbagi dalam dua hal yaitu ilmu kimia sebagai produk yang terdiri dari
fakta, konsep juga keterampilan dan ilmu sebagai proses yang terdiri dari
sikap para ilmuwan didalam menemukan dan mengembangkan ilmu kimia
tersebut (Nurbaiti dkk, 2018).

Ilmu kimia adalah cabang dari ilmu sains yang mempelajari fenomena
yang terjadi dialam. Hal-hal yang dipelajari dalam ilmu ini meliputi
perubahan, susunan dan materi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Masyarakat tidak mengenal ilmu kimia dengan baik, mereka lebih
mengenal kimia sebagai hal yang berbahaya bagi kehidupan. Ilmu kimia jika
dipelajari lebih dalam justru akan sangat berperan penting dalam kelanjutan
hidup manusia (Parning dkk, 2007).
Ilmu kimia adalah ilmu yang bersifat abstrak sehingga perlu dilakukan
praktikum untuk menjadikanya lebih konkret. Pelaksanaan praktikum ini
dilakukan didalam tempat khusus yang dinamakan laboratorium. Saat
melakukan praktikum, praktikan harus sudah mengetahui dasar-dasar dalam
melakukan praktikum oleh karena itu mereka diharuskan membaca dan
memahami buku petunjuk praktikum. Praktikum dalam ilmu kimia tanpa
didasari dengan pengetahuan dan pemahaman yang mumpuni adalah hal
yang tidak memiliki manfaat dan tidak memiliki nilai guna. Pada praktikum
kimia pemahaman ini lebih diutamakan daripada hasil dari penelitian itu
sendiri (Lubis dkk, 2016). 3.1 MSDS (Material Safety Data

Sheet)

3.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)


3.1.1 Akuades (H2O)

Akuades memiliki rumus kimia yaitu H2O. Air adalah senyawa yang
penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini
di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71%
permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³)
tersedia di

Bumi. Rumus kimianya adalah H


2O, yang setiap molekulnya mengandung satu oksigen dan dua atom
hidrogen yang dihubungkan oleh ikatan kovalen. Air sebagian besar
terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan
puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan,
hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air
dalam objek-objek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air,
yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan
tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air
bersih penting bagi kehidupan manusia. Akuades biasa disebut
sebagai air murni. Akuades memiliki sifat fisik berupa cairan dengan
memiliki pH 7 dan berat molekul 18 g/mol Keadaan fisik dari
Aquades adalah Cair, Tidak berwarna dan tidak Berbau. Sehingga
dikatakan tidak ada ambang bau yg tersedia untuk air. Air memiliki
titik lebur 0° C danTitik didih 100° C dengan Titik beku yg belum
didatakan. Suhu Kritis Air 374,1 ° C dan Tekanan Kritis Air sebesar
218,3 atm dengan titik nyala yang belum ditemukan. Air merupakan
material alam yang sukar terbakar. Tekanan Uapnya sendiri sekitar
17,535 mm Hg, Kepadatan relatif dari air sekitar 1, Densitasnya
sekitar : 0.99823 g/ml . Air merupakan sebuah cairan yang larut
dalam Asam asetat, Aseton, Amonia, dan Ammonium

Klorida, Etanol, Gliserol dll. Viskositas, kinematic Air sekitar :


1,004 mm²/s dan Viskositas, dinamisnya sekitar : 1,002 cP (LabChem,
2019).

3.1.2 Asam Sulfat (H2SO4)

Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang


kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat
mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk
utama industri kimia. Produksi dunia asam sulfat pada tahun 2001
adalah 165 juta ton, dengan nilai perdagangan seharga US$8 juta.
Kegunaan utamanya termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis
kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak. Asam sulfat
murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami di
bumi oleh karena sifatnya yang higroskopis. Walaupun demikian,
asam sulfat merupakan komponen utama hujan asam, yang terjadi
karena oksidasi sulfur dioksida di atmosfer dengan keberadaan air
(oksidasi asam sulfit). Sulfur dioksida adalah produk sampingan
utama dari pembakaran bahan bakar seperti batu bara dan minyak
yang mengandung sulfur (belerang).

Asam sulfat terbentuk secara alami melalui oksidasi mineral sulfida,


misalnya besi sulfida. Air yang dihasilkan dari oksidasi ini sangat
asam dan disebut sebagai air asam tambang. Air asam ini mampu
melarutkan logam-logam yang ada dalam bijih sulfida, yang akan
menghasilkan uap berwarna cerah yang beracun. Oksidasi besi
sulfida pirit oleh oksigen molekuler menghasilkan besi(II), atau
Fe2+. Walaupun asam sulfat yang mendekati 100% dapat dibuat, ia
akan melepaskan SO3 pada titik didihnya dan menghasilkan asam
98,3%. Asam sulfat 98% lebih stabil untuk disimpan, dan merupakan
bentuk asam sulfat yang paling umum. Asam sulfat 98% umumnya
disebut sebagai asam sulfat pekat.

Asam sulfat murni berupa cairan bening seperti minyak, dan oleh
karenanya pada zaman dahulu ia dinamakan 'minyak vitriol'. Asam
sulfat merupakan komoditas kimia yang sangat penting, dan
sebenarnya pula, produksi asam sulfat suatu negara merupakan
indikator yang baik terhadap kekuatan industri negara tersebut.[8]
Kegunaan utama (60% dari total produksi di seluruh dunia) asam
sulfat adalah dalam "metode basah" produksi asam fosfat, yang
digunakan untuk membuat pupuk fosfat dan juga trinatrium fosfat
untuk deterjen. Pada metode ini, batuan fosfat digunakan dan
diproses lebih dari 100 juta ton setiap tahunnya. Bahan-bahan baku
yang ditunjukkan pada persamaan di bawah ini merupakan
fluorapatit, walaupun komposisinya dapat bervariasi. Bahan baku ini
kemudian diberi 93% asam suflat untuk menghasilkan kalsium sulfat,
hidrogen fluorida (HF), dan asam fosfat. HF dipisahan sebagai asam
fluorida.

Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri besi dan
baja untuk menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual
ke industri otomobil. Asam yang telah digunakan sering kali didaur ulang
dalam kilang regenerasi asam bekas (Spent Acid Regeneration (SAR)
plant). Kilang ini membakar asam bekas dengan gas alam, gas kilang,
bahan bakar minyak, ataupun sumber bahan bakar lainnya. Proses
pembakaran ini akan menghasilkan gas sulfur dioksida (SO2) dan sulfur
trioksida (SO3) yang kemudian digunakan untuk membuat asam sulfat
yang "baru". Kegunaan asam sulfat lainnya yang penting adalah untuk
pembuatan aluminium sulfat. Alumunium sulfat dapat bereaksi dengan
sejumlah kecil sabun pada serat pulp kertas untuk menghasilkan
aluminium karboksilat yang membantu mengentalkan serat pulp menjadi
permukaan kertas yang keras. Aluminium sulfat juga digunakan untuk
membuat aluminium hidroksida. Asam sulfat juga memiliki berbagai
kegunaan di industri kimia. Sebagai contoh, asam sulfat merupakan
katalis asam yang umumnya digunakan untuk mengubah
sikloheksanonoksim menjadi kaprolaktam, yang digunakan untuk
membuat nilon. Ia juga digunakan untuk membuat asam klorida dari
garam melalui proses Mannheim. Banyak H2SO4 digunakan dalam
pengilangan minyak bumi, contohnya sebagai katalis untuk reaksi
isobutana dengan isobutilena yang menghasilkan isooktana
(Wikipedia,2010 dkk Labchem,2009).

3.1.3 Tembaga (Cu)

Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang


memiliki lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari
bahasa

Latin Cuprum.Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yan


g baik. Selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali.
Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan
berwarna jingga kemerahan. Tembaga dicampurkan
dengan timah untuk membuat perunggu.

Ion Tembaga(II) dapat berlarut ke dalam air, di mana fungsi mereka


dalam konsentrasi tinggi adalah sebagai agen anti bakteri, fungisi,
dan bahan tambahan kayu. Dalam konsentrasi tinggi maka tembaga
akan bersifat racun, tetapi dalam jumlah sedikit tembaga merupakan
nutrien yang penting bagi kehidupan manusia dan tanaman tingkat
rendah. Di dalam tubuh, tembaga biasanya ditemukan di bagian hati,
otak, usus, jantung, dan ginjal.

Logam tembaga ini kemerahan yang tidak terbakar dalam jumlah


besar. Awan debu tembaga tidak akan mudah meledak, jika sama
sekali, di udara. Jatuh tempo ke titik leleh yang tinggi, logam
tembaga cair tidak mungkin terjadi di sebagian besar situasi
kebakaran. Logam ini relatif tidak beracun , menimbulkan sedikit
bahaya langsung bagi personel atau lingkungan dalam situasi darurat.

Potensi Efek Kesehatan: Menghirup debu dapat menyebabkan iritasi


pada selaput lendir hidung. Menghirup oksida tembaga asap dapat
menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan bagian atas dan dapat
menyebabkan bentuk demam asap logam, yang ditandai dengan
seperti flu gejala seperti menggigil, demam, mual, dan muntah.
Menelan logam tembaga dapat menyebabkan rasa logam dan
gastrointestinal gangguan. Partikel tembaga yang tertanam di mata
dapat menyebabkan kemerahan, nyeri, dan perubahan warna pada
jaringan mata. Kontak kulit langsung dapat mengakibatkan iritasi
pada beberapa pekerja. Perubahan warna kulit telah diamati dari
penanganan tembaga, tetapi tidak menunjukkan yang sebenarnya

cedera. Tembaga tidak terdaftar sebagai karsinogen oleh OSHA, NTP,


ACGIH, IARC, atau UE (lihat Informasi Toksikologi, Bagian Kontak
Tembaga dengan Mata memiliki Gejala Iritasi mata ringan, kemerahan.
Jangan biarkan korban menggosok mata. Biarkan mata berair secara
alami selama beberapa saat menit. Jika partikel/debu tidak hilang, siram
dengan air hangat yang mengalir perlahan selama lima menit atau sampai
partikel/debu hilang.

dilepas, sambil menahan kelopak mata terbuka. Jika iritasi berlanjut,


segera dapatkan bantuan medis. JANGAN mencoba secara manual
singkirkan apa pun yang menempel di mata, tetapi cari bantuan
medis segera dalam kasus ini.

Kontak Kulit dengan tembaga memiliki Gejala Kotoran kulit. Debu:


Diperkirakan tidak ada efek kesehatan. Jika terjadi iritasi, bilas
dengan suam-suam kuku, dengan lembut air mengalir dan sabun
lembut selama lima menit atau sampai produk dikeluarkan. Jika
iritasi kulit berlanjut atau jika Anda merasa tidak sehat, dapatkan
saran medis. Logam Cair: Bilas area kontak untuk mengeras dan
dinginkan, tetapi jangan mencoba untuk menghilangkan bahan atau
pakaian yang bertatahkan.

Tutupi luka bakar dan segera dapatkan bantuan medis.


Terhirup: Tanda-tanda: Batuk dan iritasi pada awan debu/asap tebal. Jika
gejala dialami, singkirkan sumber

kontaminasi atau pindahkan korban dari area paparan ke udara segar.


Dapatkan saran/perhatian medis jika Anda merasa tidak sehat atau
khawatir.
Demam asap logam dapat berkembang 3-10 jam setelah terpapar
asap tembaga. Jika gejala demam asap logam (flu) gejala)
berkembang, dapatkan perhatian medis (LabChem, 2020).

3.2 Tinjauan Pustaka

Kimia (dari bahasa Arab: ‫ءاي مي ك‬, transliterasi: kimiya =


perubahan benda/zat atau bahasa Yunani: χημεία, transliterasi: khemeia)
adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat
zat atau materi dari skala atom sampai molekul serta perubahan atau
transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang
ditemukan sehari-hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan
interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan ilmu tersebut
pada tingkat makroskopik. Menurut kimia modern, sifat fisik materi
umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada
gilirannya ditentukan oleh gaya antaratom dan ikatan kimia. Kimia
sering dinamakan sebagai "ilmu pusat" karena menghubungkan
bermacam ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi,
farmasi, kedokteran, bioinformatika, dan geologi. Koneksi ini timbul
melalui bermacam subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari
bermacam disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan
penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom dan
molekul (Ensiklopedia Kimia,2018).

Para ahli berbeda pendapat mengenai etimologi dari kata kimia.


Sejarah kimia dapat ditelusuri kembali sampai pada alkimia, yang sudah
dipraktikkan selama beberapa milenia di berbagai belahan dunia
(Wikipedia, 2009).
Pembelajaran dalam laboratorium diawali dengan pengenalan alat –
alat yang terdapat dalam laboratorium bla bla bla dst rnya, juga dapat
meminimalisir kesalahan sehingga mendapatkan data yang baik dan
benar (Hokayuruke, 2013).
Salah satu cara untuk memberdayakan potensi peserta didik
adalah menyediakan laboratorium. Laboratorium dibutuhkan sebagai
sarana peningkatan pengetahuan dan kertrampilan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran IPA atau sains. Laboratorium merupakan salah
satu prasarana pembelajaran yang dapat digunakan sebagai tempat
untuk melatih peserta dalam memahami konsep-konsep dan
meningkatkan keterampilan dalam melakukan percobaan ilmiah (Amma
Emda, 2017).

Fungsi dari alat alat tersebut diberikan secara umum karena saat
melangsungkan kegiatan, tidak mungkin disampaikan penulisan alat alat
diurutkan sesuai abjad untuk memudahkan dalam memahami fungsi dari
alat itu (Koesmdja, 2006).

Praktikan juga perlu memahami tentang penyimpanan bahan


bahan kimia. Menyimpan bahan-bahan kimia hendaknya jangan
sembarangan. Secara umum alat dan bahan kimia sebaiknya
dihindarkan dari sengatan matahari secara langsung. Penyimpanan bagi
alat dan bahan yang dapat rusak jika terkena cahaya matahari langsung,
sebaiknya disimpan dalam lemari tertutup. Bahan kimianya sebaiknya
disimpan dalam botol yang berwarna gelap.

Cara menyimpan bahan laboratorium Kimia dengan


memperhatikan kaidah penyimpanan, seperti halnya pada penyimpanan
alat laboratorium. Sifat masing-masing bahan harus diketahui sebelum
melakukan penyimpanan, seperti: Bahan yang dapat bereaksi dengan
kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastik. Bahan yang dapat
bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol kaca. Bahan
yang dapat berubah ketika terkenan matahari langsung, sebaiknya
disimpan dalam botol gelap dan diletakkan dalam lemari tertutup.
Sedangkan bahan yang tidak mudah rusak oleh cahaya matahari secara
langsung dalam disimpan dalam botol berwarna bening. Bahan
berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan
lainnya. Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang
berukuran besar dan dapat pula menggunakan botol berkran.
Pengambilan bahan kimia dari botol sebaiknya secukupnya saja sesuai
kebutuhan praktikum pada saat itu. Sisa bahan praktikum disimpam
dalam botol kecil, jangan dikembalikan pada botol induk. Hal ini untuk
menghindari rusaknya bahan dalam botol induk karena bahan sisa
praktikum mungkin sudah rusak atau tidak murni lagi. Bahan disimpan
dalam botol yang diberi simbol karakteristik masing-masing bahan.

3.3 Pengertian Laboratorium

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi No 03 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium
Pendidikan dan Angka Kreditnya menjelaskan bahwa yang disebut
laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga Pendidikan,
berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola
secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan atau produksi dalam
skala terbatas, dengan menggunakan alat dan bahan berdasarkan metode
keilmuan tertentu dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat (Wardiyah 2016). Laboratorium merupakan
jantung dari sains terutama bidang kimia karena laboratorium adalah tempat
untuk mencoba, melihat, menguji, menilai konsepkonsep yang sains yang
sudah dipelajari secara teori sehinga para siswa dapat mengetahui kebenaran
teori tersebut melalui analisis kritis berdasarkan kemampuan anumena
(Wiratma dkk, 2014). Menurut PP RI no 19 tahun 2005 tentang Standart
Nasional Pendidikan dan dan Permendiknas no 24 tahun 2007 tentang Standart
Sarana dan Laboratorium, laboratorium adalah suatu ruangan atau tempat
dimana teori-teori keilmuan di pelajari, diaplikasikan, dan dibuktikan
kebenarannya. Laboratorium merupakan ruang tertutup yang didalamnya
terdapat alat-alat dan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk mendukung
kegiatan penelitian (Saliraswati, 2018). 3.2.2 Peralatan dasar di Laboratoium
IV. Metodologi Percobaan
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat

- Gelas ukur
- Gelas Kimia
- Corong Pisah
- Gelas beaker
- Bunsen Pemanas
- Pipet
- Buret
- Termometer
- Statif
- Kertas Serap (Tisu)
- Timbangan/Neraca
- Gelas Arloji
- Erlenmeyer

4.1.2 Bahan
- Asam pekat (HCl)
- Aquades (H2O)
- Tembaga (Cu)

4.2 Diagram Alir


4.2.1 Diagram Alir Teknik Pengenceran Asam Pekat

-Dimasukkan ke dalam gelas ukur sejumlah volume yang di

inginkan hingga tanda meniscus

Aquades

Hasil
-Dimasukkan kedalam gelas beaker

-Diambil asam pekat sebanyak yang diperlukan

-Dimasukkan kedalam gelas beaker yang berisi aquades


-Diaduk aduk
-Diamati perubahan yang terjadi
4.2.2 Teknik pemanasan tabung reaksi

Tabung reaksi
-Dihadapkan mulut tabung reaksi
kearah aman

-Dipanaskan diatas Bunsen spiritus

dengan menggunakan penjepit


Hasil
-Dimatikan bunsennya jika sudah

selesai

4.2.3 Penanganan reaksi dari bahan yang menimbulkan gas berbahaya

-Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

-Dilakukan didalam lemari asam

4.2.4 Teknik pemasangan thermometer


Termometer

-Dibasahi dengan aquades terlebih dahulu

-Dimasukkan kedalam gelas beaker yang berisi


larutan yang ingin diukur

-Dibaca suhu yang didapat

Hasil

4.2.1 Mengatasi kebocoran buret


Buret

- dikeluarkan semua isinya


-dibuka kerannya

Hasil

-diolesi dengan vaselin secara merata di kran buret


-dipasang kembali krannya

4.3 Prosedur Kerja


4.3.1 Mengencerkan Asam Pekat
Akuades dimasukkan ke dalam gelas ukur sejumlah volume yang
dibutuhkan hingga tanda meniscus. Kemudian akuades dipindahkan ke
gelas beaker. Asam pekat diambil dan dimasukkan kedalam gelas beaker
melewati bagian dindingnya Bakar tabung Kimia dengan menghadapkan
mulut tabung ke tempat yang aman. .

4.3.2 Teknik Pemasangan Termometer


Basahi Termometer dengan Air. Pegang bagian dekat yang akan
dimasukkan dengan Kain basah. Kemudian masukkan dengan Gerakan
mengulir.

4.3.3 Teknik penanganan kebocoran Buret


Tuangkan cairan yang didalam buret ke wadah lain. Buka Keran dan
lapnya dengan kertas saring. Lumuri bagian lubangnya dengan veselin.
Ingat saluran cirannya tidak boleh tersumbat. Pasang lagi dan putar keran
sampai veseline benar benar berjalan.

4.3.4 Mengambil cairan dengan Pipet menggunakan Pipet Seukuran


Pastikan Ujung Pipet tercelup kedalam Cairan. Hisap sampai sedikit
melewati batas. Keringkan bagian luar pipet yang terkena cairan
mengguakan tissue. Atur desedemikian rupa sehingga pipet tegak vertikal
denan Cairan. Ingat cairan yang beracun mudah menguap, maka tidak
boleh posisi kepala langsung berada diatas Pipet.

4.3.5 Teknik Menimbang


Zat yang ditimbang tidak boleh langsung diletakkan diatas neraca tanpa
ada gelas arloji yang membatasinya. Gunakan gelas Kimia, Botol timbang,
kaca Aroji, Kertas saring, tau wadah lain yang sesuai.

V. Data dan Perhitungan

Data dan Perhitungan


5.1.Data
5.1.1 Pengukuran Volume Gelas
ukur = 10 mL

Akuades = 5 mL
5.1.2 Pengukuran massa Massa
1 = 0,20 g

Massa 2 = 0,16 g
5.1.3 Menentukan massa jenis cairan dan padatan menggunakan gelas ukur
 Percobaan 1
Massa gelas ukur = 31,30 g
Massa gelas ukur + akuades = 41,19 g
Massa akuades = 9,89 g
 Percobaan 2
Massa gelas ukur = 31,32 g
Massa gelas ukur + akuades = 41,20 g
Massa akuades = 9,88 g
5.1.4 Menentukan massa jenis cairan dan padatan menggunakan buret
Volume akuades = 80 mL
Massa botol + tutup = 16,79 g
Volume akuades dalam botol 1 = 5 mL
Volume akhir buret = 42 mL
Massa botol + akuades = 21,93 g
Massa akuades = 5,14 g
Volume akuades dalam botol 2 = 6 mL
Volume akhir buret = 41 mL
Massa botol + akuades = 22,91 g
Massa akuades = 6,12 g

5.2. Perhitungan
5.2.1.Pengukuran massa

Massa 1 = 0,20 gram


Massa 2 = 0,16 gram

Rata-rata = gram
5.2.2. Menentukan massa jenis cairan dan padatan menggunakan gelas ukur
 Percobaan 1
Massa gelas ukur = 31,30 g
Volume akuades = 100 mL = 0,1 L
Massa gelas ukur + akuades = 41,19 g
Massa akuades = (massa gelas ukur +akuades) – massa gelas ukur
= 41,19-31,30 = 9,89 g
Massa jenis g/L
 Percobaan 2
Massa gelas ukur = 31,32 g
Volume akuades = 100 mL = 0,1 L
Massa gelas ukur + akuades = 41,20 g
Massa akuades = (massa gelas ukur +akuades) – massa gelas ukur
= 41,20-31,32 = 9,88 g

Massa jenis g/L


5.2.3.Menentukan massa jenis cairan dan padatan menggunakan buret
Massa Jenis
Percobaan Volume Akuades (L) Massa (g)
(g/L)
1. 0,005 5,14 1,028
2. 0,006 6,12 1,020

 Percobaan 1
Volume = 5 mL = 0,005 L

Massa jenis = g/L

 Percobaan 2
Volume = 6 mL = 0,006 L

Massa jenis = g/L

 Rata-rata = g
6.1.1 Tabel Hasil Penentuan Massa Jenis Cairan dan Padatan Menggunakan
Gelas
Ukur
Massa Massa gelas Massa Volume Massa jenis
No gelas ukur ukur + akuades
(g) (mL) (g/mL)
kering (g) akuades (g)

1. 31,30 41,19 9,89 100 0,989

2. 31,32 41,20 9,88 100 0,988


6.1.2 Tabel Hasil Penentuan Massa Jenis Cairan dan Padatan Menggunakan
Buret
Percobaan Volume Akuades (L) Massa (g) Massa Jenis (g/L)
1. 0,005 5,14 1,028
2. 0,006 6,12 1,020

PEMBAHASAN
Dalam mengencarkan asam sulfat pekat, kita harus menuangkan
aquades terlebih dahulu sebelum memasukan asam sulfat pekat. Hal ini
karena asam sulfat bersifat asam kuat dan eksotermis. Dan untuk
pelarutannya sebaiknya air dahulu lalu ditambahkan larutan Asam
sulfat. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-
kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada
pengenceran asam klorida pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan
dengan aman, asam klorida pekat yang harus ditambahkan ke dalam air,
tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam klorida
pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat
menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam klorida
memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini bisa
merusak kulit
Termometer memang harus kita basahi terlebih dahulu, agar
mengstabilkan suhunya, karena terkadang Suhu dari termometer sendiri
bisa berubah akibat kontak dengan kulit manusia ketika memegangnya

Ketika Termometer dimasukkan Usahakan harus diulir , agar


tekanan yg kita berikan pada termometer itu sejajar dari semua arag,
jadi meningkatkan tigkat kepresisian pengukuran menggunakan
Termometer nantinya.

Vasseline dapat digunakan saat teknik penanganan Kebocoran gas


karena memang sifat yang dimiliki Vasseline sebagai hidrokarbon dapat
menghindari Buret dari pada kebocoran . Ketika mengolesinya tidak
boleh terkena lubang kran Buret dikarenakan khawatir akan
menyumbat laju psikositas perjalanan cairan yang didalam buret
nantinya.

Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan,


kadangkadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi
pada pengenceran asam klorida pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan
dengan aman, asam klorida pekat yang harus ditambahkan ke dalam air,
tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam klorida
pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat
menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam klorida
memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini bisa
merusak kulit

Jangan meletakkan bahan kimia secara langsung pada pan neraca


kecuali jika tidak reaktif dan pada suhu kamar. Wadah, gelas, atau
potongan logam dapat digunakan secara langsung pada pan neraca,
tetapi untuk kebanyakan bahan kimia, anda harus menggunakan wadah
untuk bahan kimia(Wadah, tentunya dari bahan kimia, tapi wadah tidak
reaktif). Alasan untuk aturan ini karena banyak bahan kimia yang
bereaksi dengan pan neraca. Beberapa dapat menarik kelembaban dan
menyebabkan korosi. Residu yang menempel pada pan dapat
mengganggu penimbangan. Selain itu dapat juga mengkontaminsasi
bahan kimia lain yang ditimbang di kemudian dengan cara yang sama.
Jadi, dibandingkan dengan penimbangan langsung pada pan, selalu
timbang bahan kimia di dalam atau pada sesuatu, seperti kaca arloji,
piala gelas atau kertas timbang.

Massa jenis atau densitas atau rapatan adalah pengukuran massa


setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda,
maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis ratarata
setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya.
Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi akan memiliki
volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang
memiliki massa jenis lebih rendah (Wikipedia,2007).

Saat Anda membaca skala di sisi wadah dengan meniskus, seperti


silinder ukur atau labu ukur, penting bahwa pengukuran
memperhitungkan meniskus. Ukur sehingga garis yang Anda baca
sejajar dengan bagian tengah meniskus. Untuk air dan sebagian besar
cairan, ini adalah bagian bawah meniskus (Greelane,2019).

VI. Hasil Dan Pembahasan

6.1.Hasil

6.1.1 Tabel Hasil

6.1 Memanaskan Tabung Reaksi

N Alat Fungsi Gambar


o.
1. Tabung Sebagai wadah atau tempat
Reaksi mereaksikan bahan– bahan kimia
dalam skala kecil

2. Gelas Mengukur Volume Larutan atau zat


Ukur dengan Presisi

3. Corong Memisahkan zat senyawa tertentu


Pisah dalam sampel berdasarkan kelarutan
dalam pelarut tertentu yang memiliki
perbedaan fase
4. Gelas sebagai tempat mereaksikan bahan,
beaker tempat menampung bahan kimia
berupa larutan, padatan, pasta
ataupun tepung, tempat melarutkan
bahan dan tempat memanaskan
bahan.

5. Bunsen menghasilkan api gas terbuka


Pemanas tunggal,yang digunakan untuk
pemanasan, sterilisasi, dan
pembakaran. Gas dapat berupa gas
alam (yang terutama metana ) atau
gas minyak cair, seperti propana,
butana, atau campuran keduanya.

6. Pipet tetes sebagai saluran tunggal yang


biasa digunakan di laboratorium
biologi dan kimia untuk
memindahkan cairan dengan
volume kecil, dan merupakan alat
ukur untuk memindahkan cairan
dari wadah aslinya ke wadah lain
dalam jarak tertentu

7. Buret mengukur volume suatu cairan atau


gas.

8. Termom alat untuk mengukur suhu atau


eter temperatur, serta perubahan suhu.

9. Statif pendukung dalam berbagai proses


kimia, termasuk menjepit peralatan
gelas seperti buret dalam proses
filtrasi, perlengkapan soxhlet, atau
penjepit kondensor pada proses
pemanasan dengan pendingin balik

10 Tissue Kertas Serap dan pembersih Alat


.
11 Timbang kerap dipakai untuk melakukan
. an/Nerac pengukuran massa pada suatu
a benda

12 Gelas (penguapan), sebagai tempat untuk


. Arloji mengeringkan padatan dalam
desikator, sebagai tempat benda
yang tengah berada dalam proses
pengamatan

13 Erlenme menjadi wadah dari bahan kimia


. yer cair. Gelas ini juga sering
digunakan untuk proses titrasi
untuk menampung larutan yang
akan digunakan

6.2 Data Hasil Perhitungan

No. Massa jenis saat Massa jenis saat 6mL ssa jenis saat 8 mL
5 mL (mL) (g/mL) (g/mL)
1. 4.729 g/mL 4.1 g/mL 0.878 g/m
6.2.1.Menentukan massa jenis cairan dan padatan menggunakan buret

Massa Jenis
Percobaan Volume Akuades (L) Massa (g)
(g/L)
1. 0,005 5,14 1,028
2. 0,006 6,12 1,020

6.2.2 Tabel Hasil Penentuan Massa Jenis Cairan dan Padatan Menggunakan
Gelas Ukur

Massa Massa gelas Massa Volume Massa jenis


No gelas ukur ukur + akuades
(g) (mL) (g/mL)
kering (g) akuades (g)

1. 31,30 41,19 9,89 100 0,989

2. 31,32 41,20 9,88 100 0,988

6.2.3Tabel Hasil Penentuan Massa Jenis Cairan dan Padatan


Menggunakan Buret

Percobaan Volume Akuades (L) Massa (g) Massa Jenis (g/L)


1. 0,005 5,14 1,028
2. 0,006 6,12 1,020

6.2 Pembahasan

Pembelajaran dalam laboraorium praktikan hendaknya mengetahui dasar dari


teknik laboratorium. Pemahaman tentang pembelajaran dalam laboratorium
Penting Untuk menghindari Kecelakaan didalam laboratorium, Maka dari itu
Keselamatan Kerja sangat penting dalam penggunaan bahan bahan keras
seperti HCl,dan asam asam lainnya.
Teknik laboratorium adalah kiat untuk mengetahui apa saja yang
berhubungan dengan laboratorium. Teknik ini meliputi tempat, alat dan bahan
yang ada didalam laboratorium. Para praktikan harus bisa menguasai Teknik
ini. Laboratorium adalah tempat dimana para praktikan melakukan percobaan.
Bekerja didalam laboratorium tidak akan lepas dari berbagai kemungkinan
adanya bahaya dan terjadinya kecelakaan yang berkaitan dengan bahan kimia.
Peralatan yang ada dalam laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang
terkadang akan beresiko tinggi bagi praktikan. Para praktikan harus
mengetahui bagaimana cara menggunakan alat dan bahan didalam kimia serta
cara menangani ketika terjadi kecelakaan kerja (Tim Kimia Dasar, 2012:1)

Meniscus adalah gelombang kecil yang terletak pada bagian paling atas
saat pengukuran pada alat ukur. Meniscus ini dapat terlihat jelas pada alat ukur
volume dengan diameter yang relative kecil, seperti pada gelas ukur. Cara
membaca meniscus dilakukan dengan membaca skala atas pada cairan yang
berwarna dan membaca skala bawah pada cairan yang bening. Meniskus
dibagi menjadi dua yaitu meniskus cekung dan meniskus cembung. Adanya
meniskus digunakan untuk membaca batas pengukuran zat cair sesuai
kebutuhan. Timbulnya meniskus disebabkan oleh adanya gaya kohesi dan
adhesi pada gelas ukur (Arisworo, 2006)

Pengenceran adalah mencampur larutan pekat dengan cara menambahkan


pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Saat melakukan
pengenceran asam pekat kita harus melakukannya di dalam lemari asam
karena asam pekat merupakan zat kimia yang mudah menguap dan berbahaya
jika terhirup. Saat melakukan pengenceranpun asam pekat harus ditambahkan
ke air kemudian diaduk bukan malah sebaliknya. Jika kita mencampurkan air
kedalam asam pekat maka akan menimbulkan resiko yang sangat berbahaya
yaitu terjadinya pendidihan dan akhirnya meledak. Suatu zat kimia diencerkan
akan timbul panas yang akan memicu terjadinya ledakan. Untuk
menghilangkan panas ini adalah dengan mencampurkan zat kimia tersebut
kedalam air (Rusman et all, 2018)

Pada pengukuran massa menggunakan benda yang sama tetapi diukur


dengan alat yang berbeda, hal ini untuk menguji ketelitian dan ketepatan.
Ketelitian adalah kepastian hasil dari suatu pengukuran. Cara ini bisa
membantu kita agar tau seberapa dekat jarak atau selisih antara alat ukur satu
dengan alat ukur lainnya. Ketepatan merupakan penentuan seberapa dekat
hasil yang diperoleh dengan keadaan atau ukuran sebenarnya. Kendala saat
praktikum titrasi yang sering terjadi adalah kebocoran pada buret. Bila kran
bocor kita bisa mengoleskan Vaseline pada kran buret. Fungsi vaselin didalam
Teknik laboratorium adalah untuk mengatasi kebocoran buret. Vaselin
memiliki tekstur yang tidak cair dan juga tidak padat sehingga sangat cocok
untuk mengatasi kebocoran pada buret (Lutfi, 2006)

Keselamatan kerja adalah sarana utama pencegahan kecelakaan, cacat, dan


kematian sebagai akibat kecelakaan dalam melakukan kerja. Tindakan
keselamatan kerja bertujuan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan,
baik jasmani maupun rokhani manusia. Menurut WHO/ILO (1995), kesehatan
kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik,
mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis
pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan
oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari
risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan; dan penempatan serta
pemeliharaan pekerja dalam suatu 9 lingkungan kerja yang disesuaikan dengan
kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan penyesuaian
pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau
jabatannya. Keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting untuk diterapkan
baik itu di dalam suatu proses produksi ataupun bekerja di dalam laboratorium
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Oleh karena pentingnya
penerapan K3 dalam bekerja maka pemerintah mengatur tentang kesehatan
dan keselamatan kerja ini di dalam perundangan-undangan (Teknik Dasar
Laboratorium Kimia,2009).

6.2.1 Bahaya HCl

Jika asam klorida masuk ke mulut atau saluran sistem pernapasan akan sangat
berbahaya. Karena itu uap atau asap dari asam klorida sebisa mungkin harus
dihindari. Bagi orang – orang yang bekerja di perusahaan yang kegiatan sehari
– harinya berkecimpung dengan zat asam klorida, maka penting bagi mereka
untuk selalu mengetahui bagaimana cara kerja agar zat asam klorida tidak
terkontaminasi dengan dirinya.
6.2.2 Pertolongan Pertama ketika terkena HCl

Jika asam klorida terhirup, orang yang bersangkutan harus segera menghirup
udara segar agar saluran nafas tidak keracunan

Jika asam klorida tersentuh dengan tangan atau bagian tubuh lain, maka
bagian tubuh yang menyentuh asam klorida tersebut harus segera di cuci dan
dibersihkan kemudian disterilkan

Jika asam klorida tertelan, maka orang yang bersangkutan harus segera di
bawa ke dokter karena berpotensi menyebabkan gangguan sistem cerna
bahkan kematian

6.2.3 Penyimpanan HCl

Pastikan menyimpan HCL di tempat yang kering dan dingin


Jauhkan dari api
Jauhkan dari berbagai macam zat yang sifatnya mudah untuk terbakar
Pastikan tempat penyimpanan HCL memiliki ventilasi yang baik
Simpan di tempat yang jauh dari material yang tidak cocok

Kesimpulan

Menurut Wikipedia Kimia adalah cabang dari ilmu fisik yang mempelajari
tentang susunan, struktur, sifat, dan perubahan materi.[1][2] Ilmu kimia
meliputi topik-topik seperti sifat-sifat atom, cara atom membentuk ikatan
kimia untuk menghasilkan senyawa kimia, interaksi zat-zat melalui gaya
antarmolekul yang menghasilkan sifat-sifat umum dari materi, dan interaksi
antar zat melalui reaksi kimia untuk membentuk zat-zat yang berbeda.

Laboratorium disingkat dengan lab. Fungsinya adalah tempat eksperimen dan


riset ilmiah. Tempat yang memungkinkan untuk dilakukannya kegiatankegiatan
secara terkendali. Laboratorium ilmiah ini biasanya dibedakan menurut disiplin
ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium
biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. Berikut ini contoh
laboratorium (Mengenal Lab Kimia, 2017).

Laboratorium adalah tempat yang dilengkapi peralatan untuk


melangsungkan eksperimen di dalam sains atau melakukan pengujian dan
analisis. Bisa juga diartikan sebuah bangunan yang dilengkapi peralatan untuk
melangsungkan penelitian ilmiah maupun praktikum. Berdasarkan pengertian
tersebut, laboratorium kimia adalah suatu bangunan yang di dalamnya
terdapat peralatan dan bahan-bahan kimia untuk pelaksanaan eksperimen (Uji
Saputro, 2017).

Dari praktikum ini kita bisa mengambil kesimpulan diantaranya:


• Kita dapat mengetahui peralatan dasar dan cara penggunaanya
• Kita dapat mengetahui Teknik-teknik dasar laboratorium dan
keselamatan kerja di laboratorium

• Kita dapat mengetahui cara pengukuran yang benar didalam


laboratorium

DAFTAR PUSTAKA
Hokayuruke, 2013. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Industri. Banjar Baru:
Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat.

Koesmadja, 2006. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga

LabChem, 2020. Material Safety Data Sheet of Aquades. [Serial Online] di


akses pada18 Oktober 2020.

Labchem. 2018. Material Safety Data Sheet of water. [Serial Online]


http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC26750. Diakses pada 19
September 2021.

Labchem. 2018. Material Safety Data Sheet of sulfiric acid. [Serial Online]
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC25550. Diakses pada 19
September 2021.

Herliani, An An, 2011. Memahami dan Menerapkan Teknik Dasar Pekerjaan


Laboratorium Kimia. Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan

Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pertanian Cianjur

Sofian D., dan Edi Marwanda, 2005, Menguasai Penggunaan


Alat/Perlengkapan Keselamatan Kerja. Direktorat PSMK Departemen
Pendidikan Nasional.

H. Sastrohamidjojo, 2018. Kimia Dasar. Universitas Gadjah Maja,


Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

RH Petrucci, WS Harwood, FG Herring, 2007. Kimia Dasar; Prinsip-


Prinsip & Aplikasi Modern. ISBN 2014 ; Jeffry D

Uji Saputro, 2017. Mengenal Lab Kimia Yuk. Yogyakarta ; LeutikaPrio


2017
Lubis, L.T., Silaban R., & Jahro I.S. 2016. Pengembangan Penuntun Praktikum
Kimdas 1 Terintegrasi Pendekatan Inkuri. 8(2).

Lutfi. 2006. IPA Kimia IA SMP&MTS untuk Kelas VII. Jakarta: Esis.
Parning., Horale., & Topan. 2007. KIMIA 1A. Jakarta: Ghalia Indonesia
Printing.

Rusman, Ratu, F., & Mukhlis. 2018. Buku Ajar Kimia Larutan. Aceh:
Syiah Kuala University Press

Saliraswati, D. 2018. Smart Teaching. Jakarta: Bumi Aksara.

Tim Kimia Dasar. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar Jurusan Pendidikan
IPA. Jember: Universitas Jember

Wardiyah, 2016 Praktikum Kimia Dasar. Jakarta: Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia.

Wiratma, Lanang I.G., & Subagia W. 2014. Pengelolaan Laboratorium


Kimia pada SMAN di Kota Singaraja. Acuan Pengembangan Model Panduan
Pengelolaan Laboratorium Kimia Berbasis Kearifan Lokal. 3(2).
LAMPIRAN

DATA PERHITUNGAN
A. Penentuan massa jenis cairan dan padatan menggunakan gelas ukur
Pengulangan 1
Massa gelas ukur Massa gelas isi 10 Suhu
kosong mL
31,30 gram 41,19 gram 28⁰C
Pengulangan 2
Massa gelas ukur Massa gelas isi 10 Suhu
kosong mL
31,32 gram 41,20 gram 28⁰C

B. Penentuan massa jenis cairan dan padatan menggunakan buret


Skala
Skala volume awal = 3 m L
Skala volume akhir (1) = 8 mL
Skala volume akhir (2) = 9 mL
Volume 1= 5 mL
Volume 2 = 6 mL
Massa botol + tutup = 16,79 gram
Massa botol+tutup+ air (pengulangan 1) = 21,93 gram
Massa botol+tutup+ air (pengulangan 2)= 22,91 gram

Anda mungkin juga menyukai