Oleh
NIM : 211810301001
II. Tujuan
III. Pendahuluan
3.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
3.1.1 Barium Klorida (BaCl2)
Barium Diklorida memiliki rumus kimia (BaCl2). Barium Diklorida
berupa padatan yaang berbentuk kristal, berwarna putih, tidak berbau dan
memiliki rasa pahit dan asin. Memiliki titik leleh 963 ⁰C , titik didih 1500
⁰C, memiliki berat jenis 3,917 serta stabil pada suhu tekanan normal.
Menyebabkaniritasi kulit, menyebabbkan iritasi pada mata, dan diduga
merusak fertilitas atau janin. Tindakan yang harus dilakukan ketika
terhirup yaitu keluarkan praktikan daari laaboratorium dan bawa ke tempat
terbuka agar dapat menghirup udara segar. Jangan dirangsang maakanan
atau minuman ketika korban tidak sadarkan diri. Basuh mata dengan ait
mengalir jika terkena cairan ini. Lepaskan segera jika baju yaang
dikenakan terkontaminasi oleh cairan ini (LabChem, 2021).
3.1.2 Natrium Bikarbonat (NaHCO3)
Natrium Bikarbonat memiliki rumus molekul (NaHCO3). Natrium
Bikarbonat meemiliki wujud padat dan tidak berbau serta berwrna putih.
Natrium Bikarbonat memiliki pH 8,3, titik leleh 270 ⁰C, dan kelarutan
10%. Natrium Bikarbonat memiliki berat jenis 2,159 g/cm3 dan berat
molekul 84,01 g/mol. Bahaya dari Natrium Bikarbonat jika mengenai kulit
akan menyebabkan iritasi. Cairan yang mengenai mata ,segera bilas
dengan air mengalir. Keluarjab praktikan jika bahan terhirup oleh
praktikan. Konsultasi kepada dokter jika bahan tertelan oleh praktikan
(LabChem, 2021).
3.1.3 Natrium Sulfat (Na2SO4)
Natrium Sulfat memiliki rumus kmia(Na2SO4). Natrium Sulfat
memiliki bentuk padatan yang berwujud kristal berwarna putih. Memiliki
titik didih 1429 ⁰C dan titik leleh 884 ⁰C serta massa molar 142,04 g/mol.
Bahan ini diklasifikasi berbahaya. Hirup udara segar apabila telah
menghirup Natrium Sulfat. Cuci dengan air mengalir dan lepas pakaian
yang terkontaminasi apabila terjadi kontak langsung dengan kulit. Bilar
dengan air yang banyak apabila terjadi kontak dengan mata. Minum
(paling banyak 2 gelas) dan konsultasikan kepada dokter apabila bahan
tertelan (LabChem, 2021).
рV = ( NAN ) RT
dengan: P = tekanan (N/m2 ),
V = volume (m3 ),
N = Banyak partikel gas, dan
NA = Bilangan avogadro
= 6,02 × 1023 molekul/mol
= 6,02 × 1026 molekul/kmol.
Konsep tentang atom pertama sekali dicetuskan oleh Demokritus,
menurut Demokritus semua dapat dipecahkan menjadi partikel terkecil, dimana
partikel-partikel tidak bisa lagi dibagi lebih lanjut disebut atom. Atom berasal
dari kata atomos, (a: tidak, tomos: memotong), tidak dapat dipotong atau tidak
dapat dibagi. 1 Setelah beberapa abad lamanya teori tentang atom mendapat
perhatian yang serius, sehingga ditemukan bahwa partikel dasar atom adalah:
proton, elektron dan neutrron. Partikel-partikel inilah yang menyebabkan
terjadinya atom. Dalam ilmu kimia disebutkan “setiap atom memiliki titik
pusat atau inti atau nucleus yang terdiri dari beberapa neutron dan proton”.
Proton bermuatan positif dan elektron bermuatan negatif, sedangkan neutron
tidak bermuatan atau netral. Hal ini disebabkan karena proton bergabung
dengan elektron maka sifatnya berubah menjadi netral (Sabarni, 2014).
Molekul adalah sekumpulan yang terikat dan merupakan kesatuan serta
mempunyai sifat-sifat fisika dan kimia yang khas. Berdasarkan hal tersebut
molekul ada karena adanya atom-atom, yaitu apabila atom terasosiasi dengan
sesama jenisnya atau dengan atom lain (tak sejenis) maka terjadinya molekul.
Gabungan atom – atom sejenis dapat membentuk molekul unsur, sedangkan
gabungan unsur-unsur yang tidak sejenis dapat membentuk molekul senyawa.
Molekul dikatakan bagian terkecil dari benda yang dapat berdiri sendiri. Satu
molekul panjangnya kurang lebih satu per milliyar centimeter
(1/100.000.000cm)6. Seperti halnya atom, molekul juga mempunyai massa dan
bentuknya. Massa molekul sesuatu zat adalah jumlah massa atom yang
membentuknya (Sabarni, 2014).
Perhitungan stoikiometri paling baik dikerjakan dengan menyatakan
kuantitas yang diketahui dan yang tidak diketahui dalam mol kemudian bila
perlu dikonvensi menjadi satuan lain. Pereaksi pembatas adalah reaktan yang
ada dalam jumlah stoikiometri terkecil. Reaktan ini membatasi jumlah produk
yang dapat dibentuk Jumlah produk yang dihasilkan dalam suatu reaksi (hasil
sebenanya) mungkin lebih kecil daripada jumlah maksimum yang mungkin
diperoleh (hasil teoritis). Perbandingan keduanya dinyatakan sebagai persen
hasil. Berikut adalah beberapa teori yang dibutuhkan pada perhitungan
stoikiometri(Chang, 2005).
a. Masa Atom
Masa suatu atom terkait dengan jumlah elektron, proton dan neutron yang
dimiliki atom tersebut. Pengetahuan untuk massa atom penting untuk
melakukan pekerjaan dilaboratorium. Atom adalah partikel yang sangat kecil
bahkan butir debu terkecil yang dapat kita lihat dengan mata telanjang
memiliki 1 x 1016 atom jelaslah bahwa kita tidak dapat menimbang satu atom
tetapi dalam percobaan kita dapat menentukan massa atom relatife terhadap
atom lainnya. Langkah pertama adalah memberikan nilai pada massa dari satu
atom tertentu agar kemudian dapat digunakan sebagai standar. Berdasarkan
perjanjian internasional, satu atom dari isotop karbon (disebut karbon 12) yang
mempunyai enam proton dan enam neutron memiliki massa tepat 12 satuan
massa atom (sma). Atom karbon-12 ini dipakai sebagai standar, sehingga satu
satuan massa atom didefinisikan sebagai satuan massa atom yang besarnya
tepat sama dengan seperduabelas massa dari satu atom karbon-12.
Massa satu atom karbon -12 = 12 sma
massa satuatom karbon−12
1 sma=
12
Hasil percobaan menunjukan bahwa, kerapatan satu atom hydrogen secara
rata-rata hanya 8,400 persen dari kerapatan atom karbon – 12 standar. Massa
satu atom karbon – 12 adalah tepat 12 sma, maka massa atom (yaitu massa
atom dalam satuan massa atom) hidrogen tentunya adalah0,08400 x 12,00 sma,
atau 1,008 sma (ingat kembali bahawa massa atom disebut juga berat atom).
Perhitungan serupa menunjukan bahwa massa atom oksigen adalah 16,00 sma
dan massa atom besi adalah 55,85 sma. Disimpulkan meskipun kita tidak
mengetahui berapa massa rata-rata atom besi, kita tahu bahwa massanya
kurang lebih 56 kali massa atom hidrogen (Chang, 2005).
b. Massa Atom Rata-rata
Mencari massa atom karbon yang ada pada sebuah tabel periodik, maka
akan menemukan bawa nilainya bukan 12,00 sma tetapi 12,01 sma. Perbedaan
ini terjadi karena sebagian besar unsur yang ada diaalam (termasuk karbon)
memiliki lebih dari satu isotop. Hal ini berarti bahwa ketika kita mengukur
massa atom suatu unsuryang kita peroleh adalah massa atom rata-rata dari
berbagai jenis isotop yangada dialam. Contohnnya, kelimpahan alami dari
karbon – 12 dan karbon – 13 masing- masing adalah 98,90 persen dan 1,10
persen. Massa atom karbon dapat dihitung berbagai berikut :
Massa atom rata-rata dari karbon alam
= (0,9890)(12,00000 sma) + (0,0110)(13,0335 sma)
= 12 sma
Perhitungan massa atom karbon yang lebih akurat memberikanhasil 12,01
sma perhatikan bahwa dalam perhitungan yang melibatkan persen, kita harus
mengubah angka persen menjadi angka pecahan atau desimal. Maka massa
atom rata-ratannya lebih mendekati 12 sma daripada 13 sma penting untuk
dipahami bahwa ketika menyebut massa atom karbon 12,01 sma, maka yang
dimaksud adalah nilai rata-rata (Chang, 2005).
c. Massa Molar Unsur dan Bilangan Avogadro
Sistem SI, mol adalah banyaknya suatu zat yang mengandung indentitas
dasar (atom, molekul, atau partikel lain) sebanyak jumlah atom yang terdapat
dalam tepat 12 g (atau 0,012 kg) isotope karbon – 12. Jumlah atom sebenarnya
didalam 12 g karbon -12 ditentukan melalui percobaan. Jumlah ini disebut
bilangan Avogadro (Avogador’s number)(NA), untuk menghormati ilmuan
Italia, Amedeo Avogadro. Nilai yang diterima saat ini adalah NA = 6,0221367
x 1023. Umumnya kita membulatkan bilangan Avogaro menjadi 6,022 x 1023,
Jadi 1 mol hidrogen mengandung 6,022 x 1023 atom H. Massa dari karbon –
12 ini adalah massa molar (M), didefinisikan sebagai massa (dalam gram atau
kilogram) dari 1 mol entitas (seperti atom atau molekul) zat (Chang, 2005).
d. Massa Molekul
Massa Molekul (Molecullar Mass) (Kadang disebut berat molekul) adalah
jumlah dari massa-massa atom (dalam sma) dalamsuatu molekul. Contohnya
massa molekul H2O adalah 2 (massa atom H) + massa atom O2 (1,008 sma) +
16,00 sma = 18,02 sma. Umumnya kita perlu mengalikan massa atom dari tiap
unsur dengan jumlah atom dari unsur itu yang ada dalam molekul dan
kemudian menjumlahkannya untuk seluruh unsur (Chang, 2005).
e. Reaksi Pengendapan
Salah satu jenis reaksi yang umumnya berlangsung dalam larutan berair
adalah reaksi pengendapan (precipitation reaction) yang cirinya adalah
terbentuknya produk yang tak larut, atau endapan. Endapan (Precipitate)
adalah padatan tak larut yang terpisah dalam larutan. Reaksi pengendapan
biasanya melibatkan senyawa-senyawa ionik. Bagaimana kita dapat
meramalkan apakah endapan akan terbentuk ketika dua larutan dicampurkan
atau ketika satu senyawa ditambahkan kedalam satu larutan hal itu bergantung
pada kelarutan dari zat terlarut, yaitu jumlah maksimum zat terlarut yang akan
larut dalam tertentu pelarut pada suhu tertentu. Dalam konteks kualitatif,ahli
kimia membagi zat-zat sebagai dapat larut, sedikit larut, atau tak dapat larut.
Zat dikatakan dapat larut jika sebagian besar zat tersebut melarut bila
ditambahkan air. Jika tidak, zat tersebut digambarkan sebagai sedikit larut atau
tidak dapat larut. Semua senyawa ionik merupakan elektrolit kuat,tetapi daya
larutnya tidak sama (Chang, 2005).
V. Metodologi Percobaan
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
- Cawan porselin
- Pemanas spiritus (Bunsen)
- Gelas kimia 50 mL
- Spatula
- Corong
4.1.2 Bahan
- Soda kue (Kristal NaHCO3)
- Barium Klorida 2 M (BaCl2 2 M)
- Natrium Sulfat 2 M (Na2SO4 2 M)
4.2 Diagram Alir
4.2.1 Reaksi Pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)
Hasil
4.2.2 Reaksi Penguraian Soda Kue (Kristal NaHCO3)
Kristal NaHCO3
Hasil