Anda di halaman 1dari 32

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Kimia Anorganik dengan judul “Pembuatan


Natrium Tiosulfat” oleh:
nama : Namira Althafiah
NIM : 200106502008
kelas/kelompok : Kimia Sains / Enam (VI)
telah dikoreksi secara seksama oleh Asisten dan Kordinator Asisten, maka
dinyatakan diterima.

Makassar, Juni 2022


Kordinator Asisten, Asisten,

Muhammad Ali Yazid ARS Panji Mujahid Al Haq


NIM. 1813141003 NIM. 1713041007

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Munawwarah, S.Pd., M.Pd .


NIP. 19930531 201903 2 019
ABSTRAK
Pada percobaan pembuatan Natrium Tiosulfat diperoleh dengan
mereaksikan natrium sulfit dengan sulfur dalam bentuk S8 yang kemudian
direfluks. Natrium tiosulfat (Na2S2O3) adalah salah satu jenis dari garam
terhidrat. Garam terhidrat adalah garam yang terbentuk dari senyawa-
senyawa kimia yang dapat mengikat molekul-molekul air pada suhu
kamar. Pada percobaan ini diperoleh kristal sebanyak 2,2768 gram serta
rendemen yaitu 6,68%. Dari hasil pengujian sifat-sifat kimia diperoleh
reaksi natrium tiosulfat dengan iod menghasilkan larutan tidak berwana
dan pada reaksi dengan asam encer menghasilkan larutan berwarna kuning
keruh serta berbau tengik.

Kata Kunci : Natrium Tiosulfat, Belerang, Refluks.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kimia organik didefinisikan sebagai kimia senyawa hidrokarbon
dan turunannya, kimia anorganik dapat digambarkan secara luas sebagai
kimia "segalanya" lain. Ini termasuk semua elemen yang tersisa dalam
tabel periodik, serta karbon, yang memainkan peran utama dan terus
berkembang dalam kimia anorganik. Bidang besar kimia organologam
menjembatani kedua bidang dengan mempertimbangkan senyawa yang
mengandung ikatan logam-karbon; itu juga mencakup katalisis banyak
reaksi organik. Kimia bioanorganik menjembatani biokimia dan kimia
anorganik dan memiliki fokus penting pada aplikasi medis. Kimia
lingkungan mencakup studi tentang senyawa anorganik dan organik.
Singkatnya, ranah anorganik sangat luas, menyediakan area yang pada
dasarnya tidak terbatas untuk penyelidikan dan aplikasi praktis yang
potensial (Miessler, 2014:1)
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari percobaan ini :
1. Bagaimana cara membuat Natrium Tiosulfat?
2. Bagaimana sifat-sifat dari Natrium Tiosulfat?
C. Tujuan
1. Untuk mempelajari cara membuat Natrium Tiosulfat
2. Untuk mempelajari sifat-sifat dari Natrium Tiosulfat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum
Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan pada percobaan. Oleh karena
itu pengajaran kimia harus disertai dengan pekerjaan laboratorium. Eksperimen
merupakan mata rantai untuk menghubungkan antara apresiasi aspek estetika dari
ilmu kimia, kemudian mengembangkitkan keingintahuan terhadap ilmu kimia,
kemudian mengembangkitkan keingintahuan terhadap ilmu kimia, dan juga dapat
mengenal dengan baik zat-zat yang umum dan reaksinya. Dalam pelajaran kimia,
pengajaran sains harus disertai dengan eksperimen, meskipun dalam
pelaksanaannya demonstrasi eksperimen dilakukan oleh guru (Ahmad, 2012:1).
Studi kimia anorganik melibatkan interpretasi, korelasi, dan prediksi sifat
dan struktur berbagai bahan. Asam sulfat adalah senyawa anorganik yang sangat
penting. Di sisi lain, ahli kimia anorganik mempelajari senyawa seperti
heksaamminkobalt(III) klorida dan garam Zeise. Senyawa tersebut dikenal
sebagai senyawa koordinasi atau senyawa koordinasi kompleks. Kimia anorganik
juga mencakup bidang studi seperti pelarut tidak berair dan kimia asam basa.
Senyawa organologam, struktur dan sifat padatan, dan kimia unsur selain karbon
terdiri dari bidang kimia anorganik. Namun, bahkan banyak senyawa karbon juga
merupakan senyawa anorganik. Itu berbagai bahan yang dipelajari dalam kimia
anorganik sangat besar, dan banyak pound dan proses yang penting industri.
Kimia anorganik adalah tubuh pengetahuan yang berkembang pada tingkat yang
sangat cepat, dan pengetahuan tentang perilaku orang bahan ganik adalah dasar
untuk mempelajari bidang kimia lainnya (House, 2013:3).
Beberapa perbandingan antara senyawa organik dan anorganik adalah
berurutan. Di kedua daerah tersebut, ikatan kovalen tunggal, ganda, dan rangkap
tiga untuk senyawa anorganik, ini termasuk ikatan logam—logam langsung dan
ikatan logam—karbon. Meskipun secara maksimal jumlah ikatan antara dua atom
karbon adalah tiga, ada banyak senyawa yang mengandung ikatan rangkap empat
antara atom logam. Selain ikatan sigma dan pi umum dalam kimia organik, atom
logam yang terikat empat kali lipat mengandung ikatan delta (d) kombinasi satu
ikatan sigma, dua ikatan pi, dan satu ikatan delta membuat naik ikatan rangkap
empat. Ikatan delta dimungkinkan dalam kasus ini karena atom logam memiliki
orbital d untuk digunakan dalam ikatan, sedangkan karbon hanya memiliki orbital
s dan p secara energik dapat diakses untuk ikatan (Miessler, 2014:1)
Karena kimia anorganik berkaitan dengan struktur dan sifat serta sintesis
tesis bahan, studi kimia anorganik membutuhkan keakraban dengan jumlah
informasi yang biasanya dianggap di bidang kimia fisik Akibatnya, kimia fisik
biasanya merupakan prasyarat untuk mengambil kursus yang komprehensif dalam
kimia anorganik. Tentu saja, ada banyak tumpang tindih dari beberapa area
anorganik kimia dengan bidang terkait dalam cabang kimia lainnya. Namun,
pengetahuan tentang struktur atom dan sifat atom sangat penting untuk
menggambarkan baik ionik dan kovalen ikatan. Karena pentingnya struktur atom
untuk beberapa bidang kimia anorganik, coba, adalah tepat untuk memulai studi
kita tentang kimia anorganik dengan tinjauan singkat tentang atom struktur dan
bagaimana ide-ide kita tentang atom dikembangkan (House, 2013:3).
Analisis terbagi menjadi dua mtode yaitu metode analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif adalah salah satu metode analisis yang
pada umumnya berkaitan dengan identifikasi zat-zat kimia seperti mengenali
unsuer atau senyawa apa saja yang ada dalam suatu sampel. Analisis pertama
yang harus dilakukan adalah analisis kualitatif dimana sejumlah unsur dipisahkan
dan diidentifikasi melalui pengendapan. Sedangkan untuk analisisi kuantitatif
pada umumnya biasa berkaitan dengan berapa banyak atau berapa jumlah suatu
zat yang terkandung dalam suatu sampel (Day&Underwood, 2001 : 2).
Asam tiosulfat tidak stabil pada suhu kamar. Asam ini dipisahkan pada
suhu 78°C dari persamaan reaksi :
SO3 + H2S H2SO3
Atau dari reaksi
HO3SCl + H2S H2S2O3 + HCl
Molekul gas sulfurtrioksida memiliki struktur segitiga datar dapat mengalami
resonansi dengan melibatkan πp-πp dari S-O. Adanya orbital p untuk ikatan dan
orbital d kosong dari s menyebabkan Panjang S-O sangat pendek. Ion tiosulfat
memiliki struktur [S-SO3]2- dengan Panjang gelombang ikatan masing-masing
1,99 ± 0,10 dan 1,48 ± 0,06 (Tim Dosen, 2022).
Natrium adalah logam putih perak yang lunak yang, melebur pada 97,5°C.
Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan
terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras
dengan air membentuk natrium hidroksida dan hidrogen. Dalam garam-garamnya,
natrium berada sebagai kation monovalent Na+. Garam-garam ini membentuk
larutan terberwarna kecuali jika anionnya berwarna; hamper semua garam natrium
larut dalam air (Svehla, 1979 : 310).
Pada metode refluks, sampel dimasukkan bersma pelarut ke dalam labu
yang dihubungkan dengan kondensor. Pelarut dipanaskan hingga mencapai titik
didih. Uap terkondensasi dan kembali kedalam labu. Destilasi uap memiliki
proses yang sama dan biasanya digunakan untuk mengekstraksi minyak esensial
(campuran berbagai senyawa menguap). Selama pemansan, uap terkondensasi dan
destilat (terpisah menjadi dua bagian yang tidak saling campur) ditampung dalam
wadah yang terhubung dengan kondensor. Kerugian dari metode ini adalah
senyawa bersofat termolabil dapat terdegradasi (Mukhriani, 2018 : 363).
Sebagian besar tiosulfat yang telah dibuat larut dalam air. Yang dari
timbal, perak dan barium sngat sedikit larut. Banyak dari mereka larut dalam
bentuk larutan natrium tiosulfat berlebih membentuk garam kompleks (Svehla,
1979 : 325).
Secara sederhana ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses pemindahan
satu atau lebih komponen dari saru fase ke fase lainnya. Metode ekstraksi
dikembangkan berdasarkan perpindahan massa komponen menuju kesetimbangan
sehingga kinetika perpindahan massa tidak dapat diabaikan secara garis besar,
proses pemisahan secara ekstraksi terdiri dari tiga Langkah dasar yaitu
penambahan sejumlah massa pelarut untuk dikontakkan dengan sampel biasanya
melalui proses difusi; solute akan terpisah dari sampel dan larut dalam pelarut
membentuk fase Ekstrak pemisahan fase Ekstrak dengan sampel (Widagdyo, 2018
: 5)
Filtrasi adalah salah satu metode pemisahan berdasarkan pada ukuran
partikel padat dari suatu fluida dengan cara melewatkannya pada suatu media
saringan atau menyaring atau septum dimana zat padat akan tertahan. Fluida akan
mengalir melalui media penyaring karena adanya perbedaan tekanan yang melalui
media tersebut (Parahita, 2018 : 9)
Proses kristalisasi sangat lambat dan memerlukan waktu yang relative
lama untuk menjamin agar tidak ada pengotor terjebak dalam kisi kristal sewaktu
kristal tumbuh. Pengendapan biasa merupakan proses-proses yang relative cepat
dan berlangsung dalam menit atau jam. Dalam hal ini, penotor yang ada dalam
larutan sebenarnya terjebak sewakti pengendapan berlangsung., menghasilkan
kristal tak murni (Arifin, dkk, 2017 : 61).
Rekristalisasi adalah salah satu Teknik pemisahan atau pemurnian suatu
zat padat dari campurannya atau pengotornya dengan cara mengkristalkan
kembali zat tersebut setelah dilarutkan dengan pelarut yang sesuai. Prinsip dasar
yang digunakan yaitu pada perbedaan kelarutan . metode rekristalisasi ini
merupakan metode yang paling sering digunakan untuk memurnikan senyawa
dalam bentuk padatan (Maulan, 2017)
Destiliasi adalah cara pemisahan zat cair dari campuran berdasarkan
perbedaan titik didih atau berdasarkan kemampuan zat untuk menguap. Dimana
zat cair dipanaskan hingga titik didihnya, serta mengalirkan uap kedalam alat
pendingin atau kondensor dan mengumpulkan hasil pengembunan sebagai zat
cair. Pada kondensor digunakan air mengalir (Setiawan, 2018)
Menurut definisi yang kuno, garam adalah hasil reaksi antara asam dan
basa. Proses-proses semacam ini disebut netralisasi. Definisi ini adalah benar
dalam artian bahwa jika sejumlah asam dan basa murni yang ekuivalen dicampur,
dan larutannya diuapkan, suatu zat kristalin tertinggal, yang tak mempunyai ciri-
ciri khas suatu asam atapun basa. Zat-zat ini dinamakan garam oleh ahli-ahli
kimia zaman dulu. Jika persamaan reaksi dinyatakan sebagai interaksi molekul-
molekul, pembentukan garam seakan akan merupakan hasil dari suatu proses
kimia sejati. Tetapi sebenarnya tidak tepat. Kita tahu bahwa baik asam (kuat)
maupun basa (kuat), serta pula garam hamper sempurna berdisosiasi dalam larutan
sedangkan air yang juga terbentuk pada proses ini hampir-hampir tak berdisosiasi
sama sekali. Karena itu lebih tepat untuk menyatakan reaksi netralisasi sebagai
penggabungan ion-ion secara kimia (Svehla, 1979 : 29).
B. Tinjauan Hasil
Garam alkali tiosulfat layak diproduksi terutama untuk kebutuhan
dibidang fotografi, dimana garam ini digunakan untuk melarutkan klorida yang
tidak beraksi dalam suatu emulsi. Ion tiosulfat dengan ion perak dapat membentuk
kompleks Ag(S2O3)- dan Ag(S2O3)23-. Ion tiosulfat juga dapat membentuk
kompleks dengan ion-ion logam lainnya. Dalam percobaan ini akan dipelajari cara
pembuatan garam natrium tiosulfat dari reaksi antara sulfur dengan natrium sulfit.
Stuktur molekul sulfur ada dua jenis, yaitu berbentuk rombik dan monoklin. Pada
temperature dibawah 96°C stabil dalam bentuk rombik dan diatas temperature
tersebut stabil dalam bentuk monoklin. Dalam dua struktur tersebut molekul
sulfur membentuk cincin yang mengandung 8 atom. Agar sulfur dapat bereaksi
maka harus dilakukan pemutusan cinicn yang ada terlebih dahulu. Oleh karena itu
mekanisme reaksi yang melibatkan sulfur sangat rumit (Tim Dosen, 2022).
Penyesuaian pH sangat penting untuk mencegah penghambatan
pencoklatan yang salah karena perubahan pada pH yang disebabkan oleh
penambahan natrium sulfit. Secara umum, sulfit pengobatan mengurangi
polimerisasi kuinon, seperti yang ditunjukkan oleh a penurunan derajat
pencoklatan dan peningkatan perolehan polifenol bebas dalam sampel UCJ.
Selanjutnya, penambahan natrium sulfit menurunkan pembentukan quinoprotein
di kedua UCJ dan ACP. Hasil ini menunjukkan bahwa pembentukan browning
dan quinoprotein dalam jus alfalfa sampai batas tertentu diatur oleh oksidasi fenol
menjadi kuinon, mungkin melalui aktivitas enzim redoks. Namun, itu harus diakui
bahwa uji blotting NBT sampai batas tertentu dipengaruhi oleh ada/tidaknya DTE.
Penjelasan yang mungkin untuk ini adalah bahwa selain mendeteksi quinoprotein,
blotting NBT juga telah terbukti memperhitungkan fenol yang terkait dengan
protein melalui ikatan non-kovalen (Tanambell, 2022 : 7)
Tiosulfat (S2O32− ) dan sulfat (SO42− ) konsentrasinya adalahdianalisis
dengan kromatografi ion menurut di Capua et al. [19]. Itu satu-satunya modifikasi
adalah kolom pertukaran anion Dionex IonPac AS22 (Thermo Scientific)
dipasang pada kromatografi ion. Sampel diencerkan dengan MilliQ-water (~ pH
10) untuk mencegah auto-oksidasi. PH dan DO sampel (sistem reaktor dan uji
toksisitas) adalah diukur dengan pH-meter (pH 3110, WTW, Jerman) dan HQ40d
multimeter portabel yang dilengkapi dengan probe LDO101 intelektual (HACH,
AS), masing-masing (Aquino,2021 : 3).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


1. Alat

No Nama Alat Jumlah Fungsi Pada


Percobaan
1. Alat refluks 1 Untuk merefluks
2. Batang pengaduk 1 Untuk mengaduk
3. Botol semprot 1 Sebagai wadah
menyimpan aquades
4. Botol timbang 1 Untuk menimbang
5. Corong biasa 1 Untuk memindahkan
cairan dari satu tempat
ke tempat lain dan
menyaring
6. Cawan poselin 1 Untuk menguapkan
7. Gelas ukur 10 mL 1 Untuk mengukur
larutan
8. Gelas kimia 100 mL 1 Untuk menyimpan
larutan
9. Pembakar spritus 1 Untuk memanaskan
larutan
10. Kasa asbes 1 Sebagai alas wadah
yang dipanaskan
11. Spatula 1 Untuk mengambil zat
padatan
12. Kaca arloji 1 Sebagai wadah
menaruh zat saat
penimbangan
13. Kaki tiga 1 Untuk menyangga kasa
asbes
14. Neraca analitik 1 Untuk menimbang zat
15. Spiritus 1 Untuk memanaskan
16. Pipet tetes 1 Untuk memipet larutan
17. Lap kasar 1 Untuk melapisi meja
agar tidak basah
18. Lap halus 1 Untuk melap tumpahan
bahan kimia
19. Tabung reaksi 4 Untuk mereaksikan zat
20. Rak tabung 1 Untuk menyimpan
tabung reaksi
21. Stopwatch 1 Untuk mengukur waktu
2. Bahan

No Nama Bahan Rumus Kimia Jumlah


(mL/mg)
1. Natrium sulfit Na2SO3
anhidrat
2. Natrium tiosulfat Na2SO3.5H2O
pentahidrat
3. Natrium tiosulfat Na2SO3.10H2O
dekahidrat
4. Aquades H2O
5. Larutan Iod I2
6. Es Batu H2O
7. Larutan asam klorida HCl
8. Serbuk belerang S
7. Korek Api

B. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Natrium Tiosulfat Pentahidrat

25 gram Natrium Sulfit

Ditimbang dan dimasukkan ke


dalam labu bundar 250 mL
15 mL H2O

Dimasukkan ke dalam labu


bundar 250 mL
4 gram Serbuk

Ditimbang dan dimasukkan ke


dalam labu bundar 250 mL
Larutan

Direfluks selama 45 menit

Larutan keruh, berendapan


warna kuning

Didinginkan lalu disaring

Filtrat

Dipindahkan ke cawan penguap lalu


diuapkan sampai ½ volume awal
Larutan keruh

Didinginkan lalu disaring

Kristal

Ditimbang

2,2768 kristal Na2S2O3.5H2O

2. Mempelajari Sifat-sifat Kimia Natrium Tiosulfat


a. Reaksi dengan Iod

1,0669 gram kristal


Na2S2O3.5H2O
Dilarutkan dengan
10 mL H2O

2 mL Iod

Larutan tidak berwarna

b. Pengaruh Asam Encer

2,4912 gram kristal


Na2S2O3.5H2O
Dilarutkan dengan
5 mL H2O

Larutan tidak berwarna

Ditambahkan 3
mL HCl

Kuning susu & berbau gas sulfur


C. Teknik Analisis Data
1. Rumus mencari mol
m
n=
mr
keterangan :
n : mol
m : massa (g)
Mr: massa molekul relative (g/mol)
2. Rumus mencari rendemen
Berat praktek
% rendemen = x 100%
Berat teori
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN
1. Pembuatan Natrium Tiosulfat Pentahidrat

No Perlakuan Hasil Pengamatan


1 25 g Na2S2O3 + 15 mL H2O + Natrium tiosulfat larutan
4 g Sulfur bening, serbk belerang
berwarna kuning dan
tidak larut dalam air
2 Direfluks selama 45 menit Larutan keruh dan
terdapat endapan kuning
3 Larutan didinginkan Larutan keruh dan
terdapat endapan kuning
4 Larutan disaring Filtrat berwarna keruh
5 Filtrat diuapkan hingga ½ Larutan keruh
volume awal larutan
6 Didinginkan dan sisanya Terbentuk kristal
disaring dengan corong biasa
7 Kristal ditimbang 2,2768 g

2. Mempelajari sifat-sifat kimia Natrium tiosulfat

No Perlakuan Hasil Pengamatan


1 Reaksi dengan iod
1,0669 g kristal Na2S2O3.5H2O Kristal putih
+ 10 mL H2O + 2 mL iod Larutan tidak berwarna
2 Pengaruh asam encer
2,4912 g kristal Na2S2O3.5H2O Kristal putih
+ 5 mL H2O Larutan tidak berwarna
+ 3 mL HCl Larutan berubah warna
menjadi warna kuning
susus dan berbau gas
sulfur

B. Analisis Data
Diketahui : M Na2S2O3 = 25 gram
Mr Na2S2O3 = 126 g/mol
M S8 = 4 gram
Mr S8 = 256 g/mol
V H2O = 15 mL
Mr H2O = 18 g/mol
M Na2S2O3 praktek = 2,2768 gram

Ditanyakan : % Rendemen Na2S2O3.5H2O =.....


Penyelesaian : 8Na2SO3 + S8 + 5H2O ® 8 Na2S2O3.5H2O
massa
 Mol Na2S2O3 =
Mr
25 gram
=
126 g /mol
= 0,198 mol
massa
 Mol S8 =
Mr
4 gram
=
256 g /mol
= 0,015 mol
massa
 Mol H2O =
Mr
1g
×15 mL
= mL
18 g /mol
= 0,83 mol
 Mol Na2S2O3.5H2O = 8 x mol S8
= 8 x 0,015 mol
= 0,12 mol
 Mol Na2S2O3 yang bereaksi = 8 x mol S8
= 8 x 0,015 mol
= 0,12 mol
 Mol H2O yang bereaksi = 8 x mol S8
= 5 x 0,015 mol
= 0,075 mol

8Na2SO3 + S8 + 5H2O ® 8 Na2S2O3.5H2O



Mula-mula : 0,198 0,015 0,83 -
Berat
Bereaksi : 0,12 0.015 0,075 0,12
Sisa : 0,078 - 0,755 0,12
teori Na2S2O3.5H2O = mol sisa x Mr
= 0,12 mol x 248 g/mol
= 34,08 g
Berat praktek
 % Rendemen Na2S2O3.5H2O = x
Berat teori
100%
2,2768 g
= x 100%
34,08 g
= 6,68 %
C. Pembahasan

Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan garam natrium


tiosulfat dan sifat-sifat kimianya. Natrium tiosulfat (Na2S2O3) adalah salah satu
jenis dari garam terhidrat. Garam terhidrat adalah garam yang terbentuk dari
senyawa-senyawa kimia yang dapat mengikat molekul-molekul air pada suhu
kamar. Pada percobaan ini dilakukan beberapa aktivitas, dalam hal ini untuk
setiap aktivitas dilakukan beberapa pengamatan yaitu pembuatan natrium
tiosulfat pentahidrat dan mempelajari sifat-sifat kimia natrium tiosulfat.
1. Pembuatan Natrium Tiosulfat Pentahidrat
Pada percobaan ini natrium tiosulfat diperoleh dengan mereaksikan
natrium sulfit dengan sulfur dalam bentuk S8. Percobaan ini diawali dengan
mereaksikan natrium sulfit (Na2SO3) dengan serbuk belerang dan air.
Kemudian dimasukkan ke dalam labu refluks dan ditambahkan beberapa batu
didih. Batu didih berfungsi untuk menyerap letupan-letupan karena memiliki
pori-pori yang dapat menyerap panas. Adapun prinsip dasar dari refluks adalah
pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan
didinginkan oleh kondensor hingga pelarut akan tetap ada selama reaksi
berlangsung. Sedangkan prinsip kerja dari refluks adalah pemanasan,
penguapan, pendinginan serta pengembunan. Tujuan dari proses refluks yaitu
untuk mereaksikan secara sempurna seluruh bahan karena natrium tiosulfit dan
belerang sangat sukar bereaksi dan juga untuk memutuskan struktur molekul
sulfur yang membentuk cincin dengan 8 atom sehingga dapat bereaksi dengan
natrium sulfit.
Pembentukan garam tiosulfat berdasarkan reaksi yang terjadi antara
belerang dan sulfit yaitu:
SO32- + S → S2O32-
Bila dalam reaksi ditambahkan belerang dalam jumlah berlebih maka semua
ion sulfit akan membentuk ion S 2O32-. Pada proses refluks menghasilkan
larutan keruh dan endapan kuning, hal ini menandakan bahwa sulfur telah
bereaksi dengan natrium sulfit yang ditandai dengan terbentuknya larutan
berwarna kuning atau endapan kuning.
Setelah direfluks, larutan tersebut kemudian didinginkan pada suhu
kamar lalu disaring. Fungsi didinginkan pada suhu kamar yaitu untuk
memudahkan penyaringan agar sulfur tidak larut. Fungsi dari penyaringan
tersebut yaitu untuk memisahkan antara filtrat dan residu, dimana filtrat yang
diperoleh yaitu berwarna bening, dan residu yaitu endapan kuning. Filtrat ini
merupakan hasil reaksi antara Na2SO3, belerang dan air pada Na2SO3.5H2O.
Pada percobaan ini didapatkan kristal 2,2768 gram Natrium tiosulfat Adapun
rendemen yang diperoleh yaitu 6,68%.
Mempelajari sifat-sifat kimia Natrium Tiosulfat
a. Reaksi dengan Iod
Salah satu sifat kimia dari Natrium tiosulfat adalah berfungsi sebagai
zat pereduksi atau dapat mengalami oksidasi. Natrium tiosulfat pada perlakuan
ini direaksikan dengan air dan diperoleh kristal larut. Setelah itu, ditambahkan
dengan larutan iod yang berwarna coklat dan diperoleh larutan berwarna
bening. Pada perlakuan ini terjadi reaksi redoks. Reaksi redoks adalah suatu
reaksi dimana keadaan bilangan oksidasi berubah dan disertai pertukaran
elektron antara pereaksi. Dalam hal ini I 2 mengalami reduksi menjadi I- dan
biloksnya mengalami perubahan dari 0 menjadi -1. Sedangkan 2S 2O32-
mengalami oksidasi menjadi S4O62- dan biloksnya meningkat dari -4 menjadi -
2. Dalam hal ini I2 bertindak sebagai oksidator sedangakan S2O32- bertindak
sebagai reduktor. Adapun reaksi yang terjadi yaitu:
2Na2S2O3 (aq) + I2 (aq) → 2NaI(aq) + Na2S4O6 (aq)
Oksidasi : 2 S2O3 → S4O62- + 2e
Reduksi : I2 + 2e → 2I-
2S2O32- + I2 → S4O62- + 2I-
Reaksi lengkap yaitu:
2Na2S2O3 + I2 → Na2S4O6 + 2NaI
b. Pengaruh Asam Encer
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asam encer
terhadap natrium tiosulfat. Dalam hal ini digunakan HCl encer. Pertama,
melarutkan kristal dengan beberapa mL air dan diperoleh kristal larut dalam
air. Selanjutnya ditambah dengan asam klorida encer menghasilkan larutan
berwarna kuning keruh yang berbau tengik atau bau sulfur. Bau yang
dihasilkan pada saat natrium tiosulfat direaksikan dengan HCl yaitu gas SO2
yang menjadikannya berbau sulfur. Reaksi yang terjadi yaitu:
Na2S2O3 (aq) + 2HCl (aq) → H2S2O3 (aq) + 2NaCl (aq)
H2S2O3 (aq) → SO3 (s) + S(g)↑ + H2O(l)↓
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa


natrium tiosulfat pentahidrat dapat dibuat dengan merefluks campuran antara
natrium tiosulfat, air dan serbuk belerang. Pada reaksi dengan iod, iod akan
membentuk larutan tak berwarna karena adanya iod yang mengoksidasi
tiosulfat menjadi tetrarionat. Pada reaksi dengan HCl encer menghasilkan
larutan kuning keruh dan berbau tengik disebabkan karena mengendapnya
sulfur dan menguapnya SO2.

B. Saran
Untuk praktikan selanjutnya untuk menggunakan pereaksi dengan
konsentrasi yang lebih encer dan melakukan perefluksan lebih lama agar hasil
yang didapatkan lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Day, R. A. JR & Underwood, A.L. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:


Erlangga,

House, J. E. (2013). Inorganic Chemistry. UK: Library of Congress Cataloc-in-


Publication Data.
Miessler, G. L., Fisher, P. J., & Tarr, D. A. (2014). Inorganic Chemistry.
Germany:Library of Congress catalog-in-Publication Data
Maulana, K. D., Muhammad M. J., Priyus E. M. P., Baiti R., Rahmawati. (2017).
Peningkatan Kualitas Garam Bledug Kuwu Melalui Proses Rekristalisasi
dengan peningkatan Pengotor CaO, Ba(OH) 2, dan (NH4)2CO3. Journal of
Creativity Student. ISSN 2502-1958.
Mukhriani. (2014). Ekstraksi, Pemisahan senyawa dan Identifikasi senyawa Aktif.
Ekstraksi Pemisahan Senyawa dan Identifikasi. Vol VII. No. 2
Parahita, C. K. (2018). Pengaruh Waktu Pengadukan dan Pengambilan Sampel
Larutan CaCO3 4% Terhadap Jumlah Endapan Pada Alat Filter Press.
Jurnal Inovasi Proses. Vol 3. No. 1
Setiawan, Tia. (2018). Rancang Bangun Alat Destilasi Uap Bioetanol Dengan
Baku Batang Pisang. Jurnal Media Teknologi. Vol. 04. No. 02
Svehla, G. (1989). Vogels's Textbook of Macro and Semimicro Qualitative
Inorganic Analysis. Londo: Longman Group Limited.
Temmel, E, Eicke, M.J, Cascella. F, Morgenstern. A.S, Lorenz. H. (2019).
Resolution of Racemic Guaifenesin Applying a Coupled Preferential
Crystallization-Selective Dissolution Process: Rational Process
Development. Crystal Growth & Design: 19(31).

Tim Dosen Kimia Anorganik . 2022. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik.


Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Widagdyo, D. R., Velina, A. B., Aylianawati., Nani, I. (2013). Ekstraksi Kafeina


Serbuk Java Robusta Dengan Pelarut Minyak Jagung. Widya Teknik. Vol
2. No. 1
DOKUMENTASI
PEMBUATAN NATRIUM TIOSULFAT

1. Pembuatan Natrium Tiosulfat Pentahidrat

Ditimbang 25 gram Ditimbang 4 g Sulfur Dimasukkan Na2S2O3


dalam labu bundar
Na2S2O3

Direfluks selama Dimasukkan 15 mL H2O Dimasukkan Sulfur


45 menit dalam labu bundar
Didinginkan lalu disaring

Filtrat diuapkan sampai volume ½


dari volume awal

Ditimbang kristal
Na2S2O3.5H2O Disaring dan dikeringkan
2. Mempelajari Sifat-Sifat Kimia Natrium Tiosulfat
a. Reaksi dengan Iod

Ditimbang kristal Ditambahkan 10 mL


Na2S2O3.5H2O aquades

Hasil Ditambahkan 2 mL
Iod
b. Pengaruh Asam Encer

Ditimbang kristal Dilarutkan dengan 5


Na2S2O3.5H2O mL H2O

Dipindahkan ketabung
reaksi + 3 mL HCl

Anda mungkin juga menyukai