Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
A. Latar Belakang
Kimia organik didefinisikan sebagai kimia senyawa hidrokarbon
dan turunannya, kimia anorganik dapat digambarkan secara luas sebagai
kimia "segalanya" lain. Ini termasuk semua elemen yang tersisa dalam
tabel periodik, serta karbon, yang memainkan peran utama dan terus
berkembang dalam kimia anorganik. Bidang besar kimia organologam
menjembatani kedua bidang dengan mempertimbangkan senyawa yang
mengandung ikatan logam-karbon; itu juga mencakup katalisis banyak
reaksi organik. Kimia bioanorganik menjembatani biokimia dan kimia
anorganik dan memiliki fokus penting pada aplikasi medis. Kimia
lingkungan mencakup studi tentang senyawa anorganik dan organik.
Singkatnya, ranah anorganik sangat luas, menyediakan area yang pada
dasarnya tidak terbatas untuk penyelidikan dan aplikasi praktis yang
potensial (Miessler, 2014:1)
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari percobaan ini :
1. Bagaimana cara membuat Natrium Tiosulfat?
2. Bagaimana sifat-sifat dari Natrium Tiosulfat?
C. Tujuan
1. Untuk mempelajari cara membuat Natrium Tiosulfat
2. Untuk mempelajari sifat-sifat dari Natrium Tiosulfat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum
Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan pada percobaan. Oleh karena
itu pengajaran kimia harus disertai dengan pekerjaan laboratorium. Eksperimen
merupakan mata rantai untuk menghubungkan antara apresiasi aspek estetika dari
ilmu kimia, kemudian mengembangkitkan keingintahuan terhadap ilmu kimia,
kemudian mengembangkitkan keingintahuan terhadap ilmu kimia, dan juga dapat
mengenal dengan baik zat-zat yang umum dan reaksinya. Dalam pelajaran kimia,
pengajaran sains harus disertai dengan eksperimen, meskipun dalam
pelaksanaannya demonstrasi eksperimen dilakukan oleh guru (Ahmad, 2012:1).
Studi kimia anorganik melibatkan interpretasi, korelasi, dan prediksi sifat
dan struktur berbagai bahan. Asam sulfat adalah senyawa anorganik yang sangat
penting. Di sisi lain, ahli kimia anorganik mempelajari senyawa seperti
heksaamminkobalt(III) klorida dan garam Zeise. Senyawa tersebut dikenal
sebagai senyawa koordinasi atau senyawa koordinasi kompleks. Kimia anorganik
juga mencakup bidang studi seperti pelarut tidak berair dan kimia asam basa.
Senyawa organologam, struktur dan sifat padatan, dan kimia unsur selain karbon
terdiri dari bidang kimia anorganik. Namun, bahkan banyak senyawa karbon juga
merupakan senyawa anorganik. Itu berbagai bahan yang dipelajari dalam kimia
anorganik sangat besar, dan banyak pound dan proses yang penting industri.
Kimia anorganik adalah tubuh pengetahuan yang berkembang pada tingkat yang
sangat cepat, dan pengetahuan tentang perilaku orang bahan ganik adalah dasar
untuk mempelajari bidang kimia lainnya (House, 2013:3).
Beberapa perbandingan antara senyawa organik dan anorganik adalah
berurutan. Di kedua daerah tersebut, ikatan kovalen tunggal, ganda, dan rangkap
tiga untuk senyawa anorganik, ini termasuk ikatan logam—logam langsung dan
ikatan logam—karbon. Meskipun secara maksimal jumlah ikatan antara dua atom
karbon adalah tiga, ada banyak senyawa yang mengandung ikatan rangkap empat
antara atom logam. Selain ikatan sigma dan pi umum dalam kimia organik, atom
logam yang terikat empat kali lipat mengandung ikatan delta (d) kombinasi satu
ikatan sigma, dua ikatan pi, dan satu ikatan delta membuat naik ikatan rangkap
empat. Ikatan delta dimungkinkan dalam kasus ini karena atom logam memiliki
orbital d untuk digunakan dalam ikatan, sedangkan karbon hanya memiliki orbital
s dan p secara energik dapat diakses untuk ikatan (Miessler, 2014:1)
Karena kimia anorganik berkaitan dengan struktur dan sifat serta sintesis
tesis bahan, studi kimia anorganik membutuhkan keakraban dengan jumlah
informasi yang biasanya dianggap di bidang kimia fisik Akibatnya, kimia fisik
biasanya merupakan prasyarat untuk mengambil kursus yang komprehensif dalam
kimia anorganik. Tentu saja, ada banyak tumpang tindih dari beberapa area
anorganik kimia dengan bidang terkait dalam cabang kimia lainnya. Namun,
pengetahuan tentang struktur atom dan sifat atom sangat penting untuk
menggambarkan baik ionik dan kovalen ikatan. Karena pentingnya struktur atom
untuk beberapa bidang kimia anorganik, coba, adalah tepat untuk memulai studi
kita tentang kimia anorganik dengan tinjauan singkat tentang atom struktur dan
bagaimana ide-ide kita tentang atom dikembangkan (House, 2013:3).
Analisis terbagi menjadi dua mtode yaitu metode analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif adalah salah satu metode analisis yang
pada umumnya berkaitan dengan identifikasi zat-zat kimia seperti mengenali
unsuer atau senyawa apa saja yang ada dalam suatu sampel. Analisis pertama
yang harus dilakukan adalah analisis kualitatif dimana sejumlah unsur dipisahkan
dan diidentifikasi melalui pengendapan. Sedangkan untuk analisisi kuantitatif
pada umumnya biasa berkaitan dengan berapa banyak atau berapa jumlah suatu
zat yang terkandung dalam suatu sampel (Day&Underwood, 2001 : 2).
Asam tiosulfat tidak stabil pada suhu kamar. Asam ini dipisahkan pada
suhu 78°C dari persamaan reaksi :
SO3 + H2S H2SO3
Atau dari reaksi
HO3SCl + H2S H2S2O3 + HCl
Molekul gas sulfurtrioksida memiliki struktur segitiga datar dapat mengalami
resonansi dengan melibatkan πp-πp dari S-O. Adanya orbital p untuk ikatan dan
orbital d kosong dari s menyebabkan Panjang S-O sangat pendek. Ion tiosulfat
memiliki struktur [S-SO3]2- dengan Panjang gelombang ikatan masing-masing
1,99 ± 0,10 dan 1,48 ± 0,06 (Tim Dosen, 2022).
Natrium adalah logam putih perak yang lunak yang, melebur pada 97,5°C.
Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan
terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras
dengan air membentuk natrium hidroksida dan hidrogen. Dalam garam-garamnya,
natrium berada sebagai kation monovalent Na+. Garam-garam ini membentuk
larutan terberwarna kecuali jika anionnya berwarna; hamper semua garam natrium
larut dalam air (Svehla, 1979 : 310).
Pada metode refluks, sampel dimasukkan bersma pelarut ke dalam labu
yang dihubungkan dengan kondensor. Pelarut dipanaskan hingga mencapai titik
didih. Uap terkondensasi dan kembali kedalam labu. Destilasi uap memiliki
proses yang sama dan biasanya digunakan untuk mengekstraksi minyak esensial
(campuran berbagai senyawa menguap). Selama pemansan, uap terkondensasi dan
destilat (terpisah menjadi dua bagian yang tidak saling campur) ditampung dalam
wadah yang terhubung dengan kondensor. Kerugian dari metode ini adalah
senyawa bersofat termolabil dapat terdegradasi (Mukhriani, 2018 : 363).
Sebagian besar tiosulfat yang telah dibuat larut dalam air. Yang dari
timbal, perak dan barium sngat sedikit larut. Banyak dari mereka larut dalam
bentuk larutan natrium tiosulfat berlebih membentuk garam kompleks (Svehla,
1979 : 325).
Secara sederhana ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses pemindahan
satu atau lebih komponen dari saru fase ke fase lainnya. Metode ekstraksi
dikembangkan berdasarkan perpindahan massa komponen menuju kesetimbangan
sehingga kinetika perpindahan massa tidak dapat diabaikan secara garis besar,
proses pemisahan secara ekstraksi terdiri dari tiga Langkah dasar yaitu
penambahan sejumlah massa pelarut untuk dikontakkan dengan sampel biasanya
melalui proses difusi; solute akan terpisah dari sampel dan larut dalam pelarut
membentuk fase Ekstrak pemisahan fase Ekstrak dengan sampel (Widagdyo, 2018
: 5)
Filtrasi adalah salah satu metode pemisahan berdasarkan pada ukuran
partikel padat dari suatu fluida dengan cara melewatkannya pada suatu media
saringan atau menyaring atau septum dimana zat padat akan tertahan. Fluida akan
mengalir melalui media penyaring karena adanya perbedaan tekanan yang melalui
media tersebut (Parahita, 2018 : 9)
Proses kristalisasi sangat lambat dan memerlukan waktu yang relative
lama untuk menjamin agar tidak ada pengotor terjebak dalam kisi kristal sewaktu
kristal tumbuh. Pengendapan biasa merupakan proses-proses yang relative cepat
dan berlangsung dalam menit atau jam. Dalam hal ini, penotor yang ada dalam
larutan sebenarnya terjebak sewakti pengendapan berlangsung., menghasilkan
kristal tak murni (Arifin, dkk, 2017 : 61).
Rekristalisasi adalah salah satu Teknik pemisahan atau pemurnian suatu
zat padat dari campurannya atau pengotornya dengan cara mengkristalkan
kembali zat tersebut setelah dilarutkan dengan pelarut yang sesuai. Prinsip dasar
yang digunakan yaitu pada perbedaan kelarutan . metode rekristalisasi ini
merupakan metode yang paling sering digunakan untuk memurnikan senyawa
dalam bentuk padatan (Maulan, 2017)
Destiliasi adalah cara pemisahan zat cair dari campuran berdasarkan
perbedaan titik didih atau berdasarkan kemampuan zat untuk menguap. Dimana
zat cair dipanaskan hingga titik didihnya, serta mengalirkan uap kedalam alat
pendingin atau kondensor dan mengumpulkan hasil pengembunan sebagai zat
cair. Pada kondensor digunakan air mengalir (Setiawan, 2018)
Menurut definisi yang kuno, garam adalah hasil reaksi antara asam dan
basa. Proses-proses semacam ini disebut netralisasi. Definisi ini adalah benar
dalam artian bahwa jika sejumlah asam dan basa murni yang ekuivalen dicampur,
dan larutannya diuapkan, suatu zat kristalin tertinggal, yang tak mempunyai ciri-
ciri khas suatu asam atapun basa. Zat-zat ini dinamakan garam oleh ahli-ahli
kimia zaman dulu. Jika persamaan reaksi dinyatakan sebagai interaksi molekul-
molekul, pembentukan garam seakan akan merupakan hasil dari suatu proses
kimia sejati. Tetapi sebenarnya tidak tepat. Kita tahu bahwa baik asam (kuat)
maupun basa (kuat), serta pula garam hamper sempurna berdisosiasi dalam larutan
sedangkan air yang juga terbentuk pada proses ini hampir-hampir tak berdisosiasi
sama sekali. Karena itu lebih tepat untuk menyatakan reaksi netralisasi sebagai
penggabungan ion-ion secara kimia (Svehla, 1979 : 29).
B. Tinjauan Hasil
Garam alkali tiosulfat layak diproduksi terutama untuk kebutuhan
dibidang fotografi, dimana garam ini digunakan untuk melarutkan klorida yang
tidak beraksi dalam suatu emulsi. Ion tiosulfat dengan ion perak dapat membentuk
kompleks Ag(S2O3)- dan Ag(S2O3)23-. Ion tiosulfat juga dapat membentuk
kompleks dengan ion-ion logam lainnya. Dalam percobaan ini akan dipelajari cara
pembuatan garam natrium tiosulfat dari reaksi antara sulfur dengan natrium sulfit.
Stuktur molekul sulfur ada dua jenis, yaitu berbentuk rombik dan monoklin. Pada
temperature dibawah 96°C stabil dalam bentuk rombik dan diatas temperature
tersebut stabil dalam bentuk monoklin. Dalam dua struktur tersebut molekul
sulfur membentuk cincin yang mengandung 8 atom. Agar sulfur dapat bereaksi
maka harus dilakukan pemutusan cinicn yang ada terlebih dahulu. Oleh karena itu
mekanisme reaksi yang melibatkan sulfur sangat rumit (Tim Dosen, 2022).
Penyesuaian pH sangat penting untuk mencegah penghambatan
pencoklatan yang salah karena perubahan pada pH yang disebabkan oleh
penambahan natrium sulfit. Secara umum, sulfit pengobatan mengurangi
polimerisasi kuinon, seperti yang ditunjukkan oleh a penurunan derajat
pencoklatan dan peningkatan perolehan polifenol bebas dalam sampel UCJ.
Selanjutnya, penambahan natrium sulfit menurunkan pembentukan quinoprotein
di kedua UCJ dan ACP. Hasil ini menunjukkan bahwa pembentukan browning
dan quinoprotein dalam jus alfalfa sampai batas tertentu diatur oleh oksidasi fenol
menjadi kuinon, mungkin melalui aktivitas enzim redoks. Namun, itu harus diakui
bahwa uji blotting NBT sampai batas tertentu dipengaruhi oleh ada/tidaknya DTE.
Penjelasan yang mungkin untuk ini adalah bahwa selain mendeteksi quinoprotein,
blotting NBT juga telah terbukti memperhitungkan fenol yang terkait dengan
protein melalui ikatan non-kovalen (Tanambell, 2022 : 7)
Tiosulfat (S2O32− ) dan sulfat (SO42− ) konsentrasinya adalahdianalisis
dengan kromatografi ion menurut di Capua et al. [19]. Itu satu-satunya modifikasi
adalah kolom pertukaran anion Dionex IonPac AS22 (Thermo Scientific)
dipasang pada kromatografi ion. Sampel diencerkan dengan MilliQ-water (~ pH
10) untuk mencegah auto-oksidasi. PH dan DO sampel (sistem reaktor dan uji
toksisitas) adalah diukur dengan pH-meter (pH 3110, WTW, Jerman) dan HQ40d
multimeter portabel yang dilengkapi dengan probe LDO101 intelektual (HACH,
AS), masing-masing (Aquino,2021 : 3).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
B. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Natrium Tiosulfat Pentahidrat
Filtrat
Kristal
Ditimbang
2 mL Iod
Ditambahkan 3
mL HCl
A. HASIL PENGAMATAN
1. Pembuatan Natrium Tiosulfat Pentahidrat
B. Analisis Data
Diketahui : M Na2S2O3 = 25 gram
Mr Na2S2O3 = 126 g/mol
M S8 = 4 gram
Mr S8 = 256 g/mol
V H2O = 15 mL
Mr H2O = 18 g/mol
M Na2S2O3 praktek = 2,2768 gram
A. Kesimpulan
B. Saran
Untuk praktikan selanjutnya untuk menggunakan pereaksi dengan
konsentrasi yang lebih encer dan melakukan perefluksan lebih lama agar hasil
yang didapatkan lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ditimbang kristal
Na2S2O3.5H2O Disaring dan dikeringkan
2. Mempelajari Sifat-Sifat Kimia Natrium Tiosulfat
a. Reaksi dengan Iod
Hasil Ditambahkan 2 mL
Iod
b. Pengaruh Asam Encer
Dipindahkan ketabung
reaksi + 3 mL HCl