Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Tanggal Praktikum : 5 April 2024


Judul Praktikum : Reaksi Oksidasi dan Reduksi

Disusun Oleh :
Kelompok : 4 (Empat)
Program Studi : Teknik Elektro

Nama :
Gofar Sanjaya (2309076008)

Asisten Praktikum :
Kamilah Nurul Azizah (2209066038)

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehidupan sehari-hari yang kita jalani tidaklah bisa terlepad dari unsur-unsur dan
senyawa-senyawa. Reaksi-reaksi kimia ini sebenarnya bukanlah hal asing bagi kita,
reaksi kimia terjadi sepanjang waktu dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya pada saat
kita makan, akan berlangsung reaksi-reaksi kimia yang bertujuan untuk memecah
makanan-makanan tersebut menjadi energi-energi yang siap digunakan oleh tubuh kita
untuk melakukan aktifitas.

Didalam kehidupan yang kita jalanin sehari - harinya kita tidak luput pula dari sebuah
rekasi kimia, salah satu reaksi kimia yaitu adalah reaksi oksidasi dan reduksi. Salah satu
contoh reaksi redoks yaitu sebuah besi yang berkarat dan dibiarkan di luar ruangan
tanpa pelindung akan berkarat. Kondisi tersebut terjadi karena adanya reaksi oksidasi
yang disebabkan oleh partikel logam atau besi mengikat oksigen dari udara. Reaksi
redoks sangat banyak dimanfaatkan oleh organisme untuk menyimpan energi dan juga
memainkan peran penting dalam elektrokimia, energi tersebut disimpan dan diangkut
dalam bentuk senyawa kimia. Reaksi oksidasi dan reduksi memiliki peran penting juga
di dunia industri, reaksi redoks dapat diterapkan secara luas di dunia industri. Industri
sangat mengandalkan reaksi redoks untuk menghasilkan bahan kimia penting seperti
pupuk, obat-obatan, dan polimer.

Oleh karena itu, tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar praktikan dapat
mengetahui pengertian dari reaksi oksidasi dan reduksi, dan juga untuk mempelajari
reaksi-reaksi reduksi oksidasi, yang merupakan bagian dari ilmu kimia dasar. serta
kegunaan atau manfaat reaksi reduksi oksidasi dalam kehidupan sehari – hari dan juga
di dunia industri.
1.2 Tujuan Percobaan
a. Untuk mempelajari reaksi yang terjadi bila larutan H 2C2O4 dan H2SO4 bila dititrasi
dengan KMnO4.
b. Untuk mempelajari zat yang dihasilkan dari reaksi oksidasi dan reduksi.
c. Untuk mempelajari perubahan warna yang terjadi pada larutan jika dipanaskan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pelucutan Gas Adalah peristiwa mengalirnya muatan-muatan listrik di dalam tabung


lucutan gas pada tekanan yang sangat kecil. Sebuah tabung lucutan adalah tabung yang
berisi udara, didalam tabung berisi elektrode-elektrode, yang biasanya disebut anoda
dan katode. Udara dalam tabung ini tidak dapat mengalirkan arus listrik walaupun
ujung-ujung elektroda tersebut dihubungkan dengan induktor Ruhmkorf. Partikel dasar
penyusun atom adalah proton, netron dan elektron. Inti atom terdiri dari proton dan
netron dikelilingi elektron yang terletak pada kulit atom. Atom bersifat netral berarti
jumlah proton (muatan positif) sama dengan jumlah elektron (muatan negatif) (Kusuma,
2012).

Kimia analitik (analytical chemistry) merupakan salah satu bagian dari ilmu kimia yang
terkait dengan pengembangan metode analisis yang sudah ada maupun merancang suatu
metode baru untuk menghitung dan mempelajari fenomena-fenomena kimia. Selain itu,
kimia analitik juga mengembangkan metode-metode analisis untuk memperluas
cakupan sampel yang dapat dianalisis sehingga dapat diterapkan untuk sampel-sampel
yang lebih kompleks, konsentrasi yang lebih kecil, dan atau waktu analisis yang lebih
singkat. Dengan kata lain, kimia analitik mencakup penemuan dan penerapan konsep,
prinsip dan strategi untuk menentukan karakteristik suatu spesi dan sistem kimia
(Alauhdin, 2020).

Sejarah Kimia Organik. - Sekitar tahun 1780 an, ilmuwan bernama Karl Wilhelm
Scheele sudah mulai membedakan antara senyawa organik dan senyawa anorganik.
Scheele mendefinisikan senyawa organik sebagai senyawa yang dihasilkan dari
makhluk hidup, sedangkan senyawa anorganik didefinisikan sebagai senyawa yang
tidak dihasilkan dari makhluk hidup. Kemudian pada 1807, seorang ahli kimia bernama
Jons Jacob Berzelius mengemukakan teori yang menyatakan bahwa senyawa organik
hanya diperoleh dari makhluk hidup karena keberadaan roh atau nyawa dan tidak dapat
dibuat di laboratorium. Teori ini kemudian dikenal sebagai vital force theory. Pada
tahun 1828, seorang ilmuwan Jerman bernama Friedrich Wohler yang merupakan murid
Berzelius berhasil mensintesis Urea (sebuah senyawa organik yang biasa ditemukan
pada urin) dari senyawa anorganik ammonium isosianat (Kiagus, 2021).
Struktur atom adalah susunan partikel dasar dalam atom. Atom sebagai partikel
penyusun materi dapat menentukan sifat materi. Berukuran sangat kecil dan kita tidak
sanggup untuk melihatnya. Sedangkan para ahli memperkirakan bentuk molekul dari
berbagai percobaan dan fakta yang ada dengan suatu model. Kebenaran suatu model
atau teori atom tidak mutlak. Dalam perkembangannya model atau teori atom terus
mengalami perbaikan dan penyempurnaan. Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan
percobaan. Para ahli telah berhasil menggolongkan unsur-unsur berdasarkan kemiripan
sifat dan disusun dalam suatu daftar. Daftar unsur-unsur ini disebut Sistim Periodik.
Sistim periodik modern dapat dihubungkan dengan konfigurasi elekron dalam atom-
atom suatu unsur (Opir, 2017).

Energi ikat adalah perubahan entalpi pada dissosiasi molekul gas pada temperatur 280K
menjadi atom-atom gas ground state. Sehingga energi ikat merupakan kebalikan dari
entalpi pembentukan, contohnya:
H(g) + H(g) → H2(g) ΔH = -432 kj/mol (entalpi pembentukan H2)….………
(2.1)
H(g) + H(g) → H2(g) ΔH = 432 kj/mol (energi-energi ikat H2)...………..
(2.2)
Konsep energi ikat dapat digunakan untuk memprediksi struktur molekul seperti pada
penentuan struktur molekul NOF3. Langkah-langkah yang harus dikerjakan
menentukan struktur Lewis dari NOF3 terlebih dahulu. Berdasarkan 2 struktur Lewis
tersebut dicari mana yang lebih disukai dengan menentukan muatan formal yang
dimiliki pada tiap atom. Muatan yang saling berdekatan merupakan salah satu faktor
Buku Daras : Dasar Reaksi Kimia Anorganik 7 yang dapat menentukan kestabilan. Pada
struktur (a) terdapat muatan berbeda yang saling berdekatan, sedangkan pada (b) tidak,
namun pada (b) jika dihitung total energi ikatnya adalah akan lebih rendah (Syamsidar,
2013).

Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis contoh atau
cuplikan material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya. Secara
tradisional, analisis kimia (kimia analitik) dibagi menjadi dua jenis yaitu analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. 11 analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui
keberadaan suatu unsur atau senyawa kimia, baik organik maupun inorganik. Dengan
kata lain analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya zat tertentu dalam
contoh yang diuji (Sahirman, 2013).
Logam atau metal memiliki beberapa karakter umum yaitu wujud padat, menunjukkan
kilap, massa jenis tinggi, titik didih dan titik lebur tinggi, konduktor panas dan listrik
yang baik, kuat atau keras namun mudah dibentuk misalnya dapat ditempa (malleable)
dan direnggangkan (ductile). Walaupun demikian terdapat beberapa sifat yang
menyimpang misalnya raksa pada suhu kamar merupakan satu-satunya logam yang
berwujud padat dan hingga saat ini belum diketahui mengapa raksa berwujud cair.
Selain itu titik leleh beberapa unsur logam sangat rendah yaitu Hg, Cs dan Rb dengan
titik didih berturut-turut adalah -38,83 °C, 29°C dan 39°C dan Li dan K memiliki massa
jenis yang rendah yaitu 0,534 dan 0,86 g/mL (Syamsidar, 2013).

Dalam analisis cara H2S kation-kation diklasifikan dalam lima golongan berdasarkan
sifat –sifat larutan contoh terhadap beberapa pereaksi. Pereaksi yang paling umum
adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium karbonat. Jadi
klasifikasi kation dilakukan berdasarkan atas perbedaan reaksi dari klorida, sulfida, dan
karbonat kation tersebut. Penambahan pereaksi golongan akan mengendapkan ion-ion
dalam golongan tersebut. Masing-masing golongan kemudian dipisahkan kemudian
dilakukan pemisahan ion-ion segolongan dan dilakukan identifikasi terhadap masing-
masing ion. Pemisahan dengan cara H2S dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.
Analisis kation metode H2S dilakukan dengan menambahkan perekasi golongan
(Sahirman, 2013).

Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan ini terjadi
karena adanya berat air yang membuat cairan tersebut mengeluarkan tekanan. Tekanan
sebuah cairan bergantung pada kedalaman cairan di dalam sebuah ruang dan gravitasi
juga menentukan tekanan air tersebut. Hubungan ini dirumuskan sebagai berikut: "P =
ρgh" dimana ρ adalah masa jenis cairan, g (10 m/s2) adalah gravitasi, dan h adalah
kedalaman cairan. h dihitung dari permukaan air menuju ke kedalaman benda,
Kebanyakan gas yang diketahui adalah udara. Pada kenyataannya, udara merupakan
campuran dari beberapa gas, terutama nitrogen (78,08%), oksigen (20,95%), argon
(0,93%), dan karbon dioksida (0,03%). Hidup di atas permukaan bumi ini tidak ubahnya
berbada di bawah “samudera” udara yang disebut atmosfer, dan semua obyek yang
berada di atas bumi mengalami tekanan yang dihasilkan oleh selimut udara ini.
Barometer merupakan alat untuk mengukur tekanan atmosfer (Opir, 2017).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
a. Pipet tetes
b. Buret
c. Statif
d. Klem
e. Labu Erlenmeyer
f. Gelas kimia
g. Termometer
h. Tabung reaksi
i. Botol semprot
j. Hot plate
k. Rak tabung
l. Corong kaca
m. Gelas ukur 10mL
n. Penjepit tabung
o. Bulb

3.1.2 Bahan
a. Larutan vitamin C
b. Larutan KMnO4 0,1 N (Kalium Permanganat)
c. Larutan H2C2O4 0,1 M (Asam Oksalat)
d. Larutan I2 (Iodin atau Betadine)
e. Larutan H2SO4 0,1 M (Asam Sulfat)
f. Akuades
g. Aluminium Foil
h. Tisu

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Prosedur Percobaan Kualitatif
3.2.1.1 Prosedur Percobaan Kualitatif 1
a. Dihomogenkan semua larutan yang memiliki endapan.
b. Diambil 2 mL vitamin C didalam tabung reaksi.
c. Ditambahkan 10 tetes larutan KMnO4 0,1 N.
d. Diamati perubahan warna yang terjadi (warna awal dan warna campuran).

3.2.1.2 Prosedur Percobaan Kualitatif 2


a. Dihomogenkan semua larutan yang memiliki endapan.
b. Diambil 2 mL vitamin C didalam tabung reaksi.
c. Ditambahkan 10 (5 tetes – 5 tetes) tetes I2.
d. Diamati perubahan warna yang terjadi (warna awal dan warna campuran).

3.2.1.3 Prosedur Percobaan kualitatif 3


a. Diambil 10 mL H2C2O4 0,1 M dalam tabung reaksi.
b. Ditambahkan 1 mL KMnO4 0,1 N.
c. Dipanaskan hingga suhu 50-66° C diatas hot plate.
d. Diamati perubahan warna yang terjadi (warna awal dan warna campuran).

3.2.1.4 Prosedur Percobaan Kuantitatif


a. Diambil 10 mL larutan H2C2O4 0,1 M dan masukan kedalam labu erlenmeyer
secara triplo.
b. Ditambahkan 3 mL H2SO4 0,1 M.
c. Ditutup semua labu erlenmeyer menggunakan aluminium foil.
d. Dipanaskan pada suhu 65-70° C diatas hot plate.
e. Dijaga suhu komposisi dalam labu erlenmeyer agar tetap konstan.
f. Dituangkan larutan KMnO4 0,1 N ke dalam buret sebanyak 50 mL.
g. Dititrasi dengan KMnO4 0,1 N hingga terjadi perubahan warna.
h. Diamati perubahan warna yang terjadi (warna awal dan warna campuran).
i. Dilakukan secara triplo.
j. Dicatat volume KMnO4 yang digunakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan


4.1.1 Data Hasil Percobaan Kualitatif
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Kualitatif
Perlakuan Pengamatan
1. Larutan vitamin C + KmnO4 0,1 N
a.Diteteskan 2 mL vitamin C a.Didapatkan 2 mL vitamin C di dalam tabung
menggunakan pipet tetes ke dalam reaksi.
tabung reaksi. b.Didapatkan larutan vitamin C yang telah di
b.Setelah itu di masukkan 10 tetes larutan tambahkan larutan KmnO4.
KmnO4 0,1 N ke dalam tabung reaksi. c.Didapatkan larutan vitamin C yang telah
c.Dihomogenkan kedua larutan dan ditambahkan menggunakan larutan KmnO4 dan
diamati perubahan warna yang akan tidak ada perubahan warna.
terjadi.
2. Vitamin C + Betadine (I2)
a.Diteteskan 2 mL vitamin C a.Didapatkan 2 mL vitamin C di dalam tabung
menggunakan pipet tetes ke dalam reaksi.
tabung reaksi. b.Didapatkan larutan vitamin C yang di tambahkan
b.Setelah itu di masukkan 10 tetes larutan 5 tetes betadine (I2) di tabung reaksi.
betadine (I2) ke dalam tabung reaksi. c.Didapatkan warna pada 5 tetes kedua lalu tidak
c.Dihomogenkan kedua larutan dan ada perubahan warna.
diamati perubahan yang akan terjadi.
3. H2C2O4 + KMnO4
a.Dimasukkan 10 mL larutan H2C2O4 ke a.Didapatkan 10 mL larutan H2C2O4 di dalam
dalam gelas ukur, lalu pindahkan ke tabung reaksi.
dalam tabung reaksi.
b.Diteteskan 1 mL KMnO4 ke dalam b.Didapatkan perubahan warna, di awal berwarna
tabung reaksi menggunakan pipet tetes. bening berubah ke warna ungu pekat.

c.Dihomogenkan kedual larutan, setelah c.Didapatkan perubahan warna setiap suhunya


itu dipanaskan menggunakan hot plate naik, pada suhu 32oC berwarna ungu pekat,
di ukur suhu 30oC menggunakan setelah itu pada suhu 33oC menjadi kecokelatan,
thermometer dan gelas kimia yang telah lalu pada suhu 34oC berubah menjadi warna
diisikan akuades. cokelat kekuningan, lalu pada suhu 35oC berubah
menjadi warna kuning, setelah itu pada suhu 40oC
menjadi kuning bening, lalu pada suhu 45oC
berubah menjadi bening kekuningan dan yang
terakhir pada saat suhu 50 oC berubah menjadi
warna bening.

4.1.2 Data Hasil Percobaan Kuantitatif


Tabel 4.2 Hasil Percobaan Kuantitatif
Perlakuan Pengamatan
1. Dituangkan 10 mL larutan H2C2O4 0,1 M Didapatkan 10 mL larutan H2C2O4 0,1 M pada labu
ke dalam labu erlenmeyer menggunakan erlenmeyer yang berwarna bening.
gelas ukur dengan corong kaca.

2. Dituangkan larutan H2SO4 0,1 M sebanyak Didapatkan 3 mL larutan H 2SO4 0,1 M dengan 10
3 mL ke labu erlenmeyer menggunakan mL larutan H2C2O4 kedalam labu erlenmeyer dan
corong kaca. warnanya tetap bening.

3. Dituangkan 50 mL larutan KMnO4 0,1 N Didapatkan 50 mL larutan KMnO4 0,1 N di dalam


ke dalam buret dengan menggunakan buret.
corong kaca.
4. Ditutup labu erlenemyer yang berisi Didapatkan larutan H2SO4 dan larutan KMnO4 saat
larutan H2SO4 dan KMnO4 dengan dipanaskan warna tidak berubah.
aluminium foil, setelah itu dipanaskan
menggunakan hot plate sampai suhu 65oC.

5. Dititrasi larutan H2C2O4 dan H2SO4 yang Didapatkan perubahan warna larutan yang di awal
telah dihomogenkan dan dipanaskan bening menjadi warna hitam.
menggunakan larutan KMnO4.
6. Dilakukan perulangan percobaan sebanyak Didapatkan volume:
2 kali lalu dicatat perubahan warna dan V1 = 3,5 mL
volume larutan KMnO4. V2 = 4,2 mL
V3 = 4,5 mL

4.2 Reaksi
4.2.1 Reaksi Percobaan Kualitatif
a. Reaksi Larutan Vitamin C Dengan Larutan KMnO4
O O

C C

H C C

OH C O + MnO4 + 8H+ O C O+Mn2+ +4H2O

H C H C

OH C H OH C

H C H H C

OH OH
Gambar 4.1 Reaksi Vitamin C dengan Larutan KMnO4
b. Reaksi Vitamin C dengan I2
O O

C C

OH C C

OH C O + I2 C O + I2 +2H+

H C H C

H C H OH C H

OH C H H C H

OH OH
Gambar 4.2 Reaksi Vitamin C dengan Larutan I2

c. Reaksi H2C2O4 + KMnO4


C2O42- + MnO4 2 CO2 + Mn2+
Reduksi = MnO4 Mn2+
Oksidasi = C2O4 2 CO2
Reduksi = MnO4- + 8 H+ + 5e- Mn2++1
Oksidasi = C2O42- 2CO2 + 2e-
Reduksi = 2 MnO4- + 16 H+ + 10e- 2 Mn2+ 8 H2O
Oksidasi = 5 C2O42- 10 CO2 + 10e-
2 MnO4- + 16 H+ + SC2O42- 2 Mn2 + 8 H2O + 10 CO2

4.2.2 Reaksi Percobaan Kuantitatif


KMnO4 + H2SO4 + H2C2O4 MnSO4 + K2SO4 + H2O + CO2
a.
Turun 5x2

+7 +2

KMnO4 + H2SO4 + H2C2O4 KMnO4 + H2SO4 + H2C2O4


+6 +8

Naik 2x5

2KMnO4 + 3H2SO4 + 5H2C2O4


2MnSO4 + K2SO4 + 8H2O + 10CO2
Gambar 4.3 Reaksi Percobaan Kuantitatif

4.3 Perhitungan
Diketahui : N KMnO4 = 0,1 N
V1 KMnO4 = 3,5 mL
V2 KMnO4 = 4,2 mL
V3 KMnO4 = 4,5 mL
V H2C2O4 = 10 mL
Ditanya : N H2C2O4 =…?
v1 + v2+ v3
Dijawab : Vrata-rata KMnO4 =
3
3,5 mL+4,2 mL+4,5 mL
=
3
= 4,066 mL

N H2C2O4 . V H2C2O4 = N KMnO4 . V KMnO4


N KMnO4 . V KMnO4
N H2C2O4 =
V H2C2O4
0 ,1 N . 4,066 mL
N H2C2O4 =
10 mL
0,4066
N H2C2O4 = N
10 mL
N H2C2O4 = 0,04066 N
Jadi, normalitas larutan H2C2O4 yang didapat adalah 0,04066 N
4.4 Pembahasan
Prinsip pengujian kuantitatif adalah untuk menentukan konsentrasi suatu zat
tertentu dengan mengukur jumlah zat reduktor yang diperlukan dalam reaksi
redoks. pada percobaan kualitatif melibatkan tiga percobaan yang berbeda. Pada
percobaan pertama, dicampurkan 2 mL larutan vitamin C dengan 0,1 N KMnO 4
(Kalium Permanganat), lalu dihomogenkan. Warna larutan awalnya tidak
berubah. Warna orange yang tidak berubah menunjukkan bahwa KMnO4 tidak
mengalami reaksi oksidasi. Dalam hal ini, KMnO 4 tidak mengalami oksidasi dari
bentuk ion Permanganat (MnO4-).

Pada percobaan kedua, dicampurkan 2 mL larutan vitamin C dengan 10 tetes


larutan I2 (Betadine) dengan cara menambahkan 5 tetes, menghomogenkan, dan
kemudian menambahkan 5 tetes lagi. Setelah dihomogenkan, warna larutan tetap
orange tanpa mengalami perubahan warna. I 2 (Iodin) yang terkandung dalam
larutan betadine adalah bentuk molekuler Iodin, bukan ion Iodin yang dapat
berperan sebagai agen pengoksidasi. Dalam reaksi redoks, iodin harus tereduksi
menjadi ion iodida (I-) untuk berperan sebagai agen pengoksidasi, tetapi reaksi
tersebut tidak terjadi dalam situasi ini.

Pada percobaan ketiga, dicampurkan larutan H 2C2O4 (Asam Oksalat) 0,1M


dengan 0,1 N KMnO4 (Kalium Permanganat) dalam tabung reaksi. Terjadi
perubahan warna menjadi ungu pekat. Kemudian, campuran dipanaskan dalam
gelas kimia yang berisi air di atas hotplate. Selama kenaikan suhu secara
bertahap dari 50°C warna larutan berubah menjadi ungu kemerahan. Perubahan
warna pertama dari larutan jernih asam oksalat menjadi ungu pekat
menunjukkan bahwa KMnO4 (Kalium Permanganat) mengalami reduksi oleh
asam oksalat. KMnO4 adalah agen pengoksidasi yang kuat, dan dalam reaksi ini,
ia tereduksi menjadi ion Mangan (Mn2+), yang memiliki warna ungu. Saat
campuran dipanaskan di atas hotplate, perubahan warna menjadi ungu
kemerahan mengindikasikan bahwa reaksi redoks berlanjut dan berubah menjadi
produk lain. Seharusnya Pada tahap ini, Mn 2+ mengalami oksidasi kembali ke
bentuk ion Permanganat (MnO4-) dan mengalami perunahan warna. Dan Ketika
suhu terus meningkat hingga mencapai suhu tertentu (dalam hal ini, pada
kenaikan suhu dari 50°C ke 60°C), reaksi oksidasi-reduksi yang melibatkan
asam oksalat dan kalium permanganat berubah ke arah yang berbeda. Yang
membuat reaksi redoks ini telah selesai, dan campuran akhirnya menjadi bening.
Hal ini tidak terjadi karena perbandingan dari pencampuran larutan yang tidak
tepat.

Pada percobaan kuantitatif dilakukan 1 percobaan dalam 6 tahapan, tahapan


pertama dimulai dengan menuangkan larutan Asam Oksalat (H 2C2O4) 0,1 M
sebanyak 10 mL ke dalam labu erlenmeyer menggunakan gelas ukur 25 mL
melalui corong kaca, kemudian menuangkan Asam Sulfat (H 2SO4) 0,1 M
sebanyak 3 mL ke dalam labu erlenmeyer yang diukur dengan gelas ukur 10 mL,
menuangkan larutan Kalium Permanganat (KMnO4) 0,1 N 50 mL ke dalam buret
dibantu corong kaca, panaskan labu erlenmeyer di atas hotplate berisi larutan
homogen Asam Oksalat (H2C2O4) 0,1 M 10 mL dan Asam Sulfat (H2SO4) 0,1 M
3 mL yang ditutup dengan aluminium foil hingga suhu 65°C diukur dengan
termometer menitrasi larutan Asam Oksalat (H 2C2O4) 0,1 M dan larutan Asam
Sulfat (H2SO4) 0,1 M yang telah di homogen dengan larutan kalium
permanganat 0,1 N, dan terakhir mengulangi cara yang sama sebanyak 3 kali
(triplo) dan diamati serta dicatat volume Kalium Permanganat (KMnO 4) 0,1 N.
Diukur dengan termometer. Prinsip dalam pengujian kuantitatif adalah
menggunakan larutan standar dan teknik titrasi untuk menentukan konsentrasi
atau jumlah zat yang diuji.

Metode yang digunakan dalam praktikum reaksi redoks adalah


menghomogenkan larutan dengan mencampurkan zat pelarut dan zat terlarut dari
larutan dengan pipet tetes sesuai dengan kadar yang ditentukan. Dalam
percobaan ini, digunakan larutan vitamin C sebagai pelarut untuk larutan
KMnO4 (Kalium Permanganat) dan larutan I2 (Betadine) sebagai zat terlarut.
Selain itu, metode kedua dalam percobaan ini adalah titrasi larutan. Titrasi
dilakukan dengan mengalirkan larutan KMnO4 (Kalium Permanganat) dari buret
ke dalam larutan H2C2O4 (Asam Oksalat) dan larutan H2SO4 (Asam Sulfat) yang
sudah dihomogenkan dan dipanaskan menggunakan hotplate.
Dalam percobaan reaksi redoks, data perlakuan dan pengamatan diperoleh dalam
tiga percobaan berbeda. Pada percobaan pertama, vitamin C sebanyak 2 mL
ditambahkan ke dalam tabung reaksi, kemudian dicampur dengan larutan
KMnO4 (Kalium Permanganat) sebanyak 10 tetes. Awalnya, larutan dalam
tabung reaksi berwarna orange, namun setelah dihomogenkan, tidak terjadi
perubahan warna. Pada percobaan kedua, vitamin C sebanyak 2 mL
ditambahkan ke dalam tabung reaksi, kemudian dicampur dengan larutan I 2
(Betadine) sebanyak 10 tetes (5 tetes - 5 tetes). Dalam percobaan ini, tidak
terjadi perubahan warna saat larutan vitamin C dicampur dengan betadine. Pada
percobaan ketiga, larutan H2C2O4 (Asam Oksalat) sebanyak 10 mL dimasukkan
ke dalam tabung reaksi. Kemudian, larutan KMnO 4 (Kalium Permanganat)
sebanyak 1 mL ditambahkan ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan H 2C2O4.
Selanjutnya, larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan larutan KMnO 4 dipanaskan
di atas hotplate dengan suhu awal 31°C dangan warna larutan ungu pekat.
Perubahan warna terjadi pada kenaikan suhu 50°C hingga 60°C, larutan berubah
menjadi berwarna ungu kemerahan.

Data perlakuan dan pengamatan pada percobaan kuantitatif terdapat beberapa


tahapan. Pertama, langkah awal melibatkan penambahan larutan H 2C2O4 (Asam
Oksalat) sebanyak 10 mL ke dalam labu erlenmeyer, menggunakan gelas ukur.
Selanjutnya, larutan H2SO4 (Asam Sulfat) sebanyak 3 mL dituangkan ke dalam
labu erlenmeyer yang diukur dengan gelas ukur. Tahap selanjutnya melibatkan
penambahan larutan KMnO4 (Kalium Permanganat) sebanyak 50 mL ke dalam
buret, dengan bantuan corong kaca. Kemudian, labu erlenmeyer yang berisi
larutan H2C2O4 (Asam Oksalat) yang telah dihomogenkan dan H 2SO4 (Asam
Sulfat) yang ditutup dengan aluminium foil dipanaskan di atas hotplate hingga
mencapai suhu 65°C. Setelah mencapai suhu yang diinginkan, dilakukanlah
titrasi larutan H2C2O4 (Asam Oksalat) dan H2SO4 (Asam Sulfat) yang telah
dihomogenkan dengan larutan KMnO4 (Kalium Permanganat). Tahap terakhir
adalah pengulangan proses ini dengan cara yang sama sebanyak 3 kali (triplo).
Hasil dari percobaan ini adalah volume KMnO4 (Kalium Permanganat) yang
tercatat, yaitu V1=3,5 mL, V2=4,2 mL, V3=4,5 mL, dengan rata-rata volume
Vrata-rata=3,4 mL.
Alat yang dipakai saat melaksanakan praktikum reaksi oksidasi dan reduksi
diantaranya adalah pipet tetes yang digunakan untuk mengambil dan
memindahkan larutan, ada juga tabung reaksi yang digunakan untuk
menampung larutan kimia, rak tabung reaksi yang digunakan untuk menyimpan
tabung reaksi, termometer yang digunakan untuk mengukur suhu larutan pada
saat dipanaskan, hot plate digunakan untuk memanaskan larutan, ada pun gelas
ukur yang digunakan untuk mengukur sebayak apa larutan yang akan digunakan,
corong kaca digunakan untuk membantu menuangkan larutan, botol semprot
digunakan untuk menyimpan akuades, gelas kimia sebagai wadah reaksi, labu
erlenmeyer digunakan wadah untuk memanaskan larutan, buret digunakan untuk
menyimpan larutan titrasi, klem dan statif digunakan untuk alat penegak atau
penahan buret, yang terakhir ada penjepit tabung yang digunakan untuk menjepit
tabung reaksi dan labu erlenmeyer.

Bahan yang dipakai vitamin C yang berfungsi sebagai reduktor, yang berarti ia
mengalami oksidasi, ada pula betadine (I2) atau iodine berfungsi sebagai
oksidator. Larutan KMnO4 digunakan sebagai pointer dan juga untuk
meningkatkan bilangan oksidasi zat yang akan diukur, seperti iodine (betadine),
yang berubah menjadi iodur atau iodat dalam reaksi reduksi-oksidasi. Larutan
H2C2O4 berfungsi sebagai reduktor. Asam oksalat dapat mengalami oksidasi
menjadi asam oksalat dikarbonat atau asam oksalat dikarbonat dikalium dalam
reaksi reduksi-oksidasi. Larutan H2SO4 berfungsi sebagai oksidator. Asam
sulfat dapat mengalami reduksi menjadi asam sulfat dikarbonat atau asam sulfat
dikalium dalam reaksi reduksi-oksidasi.

Faktor kesalahan yang terjadi saat pelaksanaan praktikum kimia dasar tentang
reaksi oksidasi dan reduksi adalah praktikan kurang memahami modul
praktikum, sehingga pada saat praktikum berlangsung praktikan kesusahan
dalam melakukan praktikum, dan juga akan menghambat shift selanjutnya untuk
dimulainya praktikum.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
a. Dari praktikum ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada reaksi antara vitamin C
dan larutan I2 (Betadine), tidak terjadi perubahan warna dalam reaksi tersebut
karena jumlah partikel yang terdapat dalam vitamin C tidak mencukupi untuk
menghasilkan perubahan warna saat dicampurkan dengan betadine, sehingga
tidak ada perubahan warna yang terlihat dalam larutan tersebut.
b. Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa yang terjadi pada percobaan
kuantitatif adalah asam oksalat (H 2C2O4) akan mengalami oksidasi oleh ion
permanganat (MnO4-) dalam suasana asam. Reaksi oksidasi asam oksalat
menghasilkan produk yang kurang berwarna dan lebih jernih, yaitu ion karbon
dioksida (CO2), air (H2O), dan ion mangan (Mn2+).
c. Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa perubahan warna yang terjadi
pada percobaan kualitatif 3 berlangsung secara bertahap pada suhu yang berbeda
dari suhu 31°C warna menjadi ungu pekat, 50°C warna menjadi ungu kemerahan.
Hubungan suhu terhadap perubahan warna adalah pada beberapa reaksi redoks
kualitatif mungkin memerlukan suhu tertentu untuk terjadi atau untuk mencapai
tingkat kejelasan yang maksimal.
5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya diharapkan kepada para praktikan untuk
lebih memahami tentang modul praktikkan sendiri, agar tidak terjadi kesalahan
pada saat praktikum berlangsung, dan juga praktikkan diharapkan mempelajari
cara penggunaan alat-alat praktikum, agar saat praktikum berlangsung praktikkan
dapat lebih mudah menggunakan alat-alat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

M. Alauhdin (2020). Kimia Analitik Dasar. Yogyakarta : UNNES PRESS.

Kusuma Kencanawati (2012). Diktat Matakuliah Kimia Dasar. Bukit Jimbaran : Cok
Istri Putri Kusuma Kencanawati, ST. MSi.

Kiagus Ahmad Roni Legiso (2021). Kimia Organik. Palembang : Universitas


Muhammadiyah Palembang.

Opir Rumape (2017). Kimia Dasar I. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo.

Sahirman (2013). Analisis Kimia Dasar. Jakarta : Sekolah Menengah Kejuruan Jakarta.

Syamsidar (2013). Dasar Reaksi Kimia Anorganik. Makassar : Universitas Islam Negeri
(UIN) Alauddin Makassar.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai