Disusun Oleh :
Kelompok : 4 (Empat)
Program Studi : Teknik Elektro
Nama :
Gofar Sanjaya (2309076008)
Asisten Praktikum :
Kamilah Nurul Azizah (2209066038)
Didalam kehidupan yang kita jalanin sehari - harinya kita tidak luput pula dari sebuah
rekasi kimia, salah satu reaksi kimia yaitu adalah reaksi oksidasi dan reduksi. Salah satu
contoh reaksi redoks yaitu sebuah besi yang berkarat dan dibiarkan di luar ruangan
tanpa pelindung akan berkarat. Kondisi tersebut terjadi karena adanya reaksi oksidasi
yang disebabkan oleh partikel logam atau besi mengikat oksigen dari udara. Reaksi
redoks sangat banyak dimanfaatkan oleh organisme untuk menyimpan energi dan juga
memainkan peran penting dalam elektrokimia, energi tersebut disimpan dan diangkut
dalam bentuk senyawa kimia. Reaksi oksidasi dan reduksi memiliki peran penting juga
di dunia industri, reaksi redoks dapat diterapkan secara luas di dunia industri. Industri
sangat mengandalkan reaksi redoks untuk menghasilkan bahan kimia penting seperti
pupuk, obat-obatan, dan polimer.
Oleh karena itu, tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar praktikan dapat
mengetahui pengertian dari reaksi oksidasi dan reduksi, dan juga untuk mempelajari
reaksi-reaksi reduksi oksidasi, yang merupakan bagian dari ilmu kimia dasar. serta
kegunaan atau manfaat reaksi reduksi oksidasi dalam kehidupan sehari – hari dan juga
di dunia industri.
1.2 Tujuan Percobaan
a. Untuk mempelajari reaksi yang terjadi bila larutan H 2C2O4 dan H2SO4 bila dititrasi
dengan KMnO4.
b. Untuk mempelajari zat yang dihasilkan dari reaksi oksidasi dan reduksi.
c. Untuk mempelajari perubahan warna yang terjadi pada larutan jika dipanaskan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kimia analitik (analytical chemistry) merupakan salah satu bagian dari ilmu kimia yang
terkait dengan pengembangan metode analisis yang sudah ada maupun merancang suatu
metode baru untuk menghitung dan mempelajari fenomena-fenomena kimia. Selain itu,
kimia analitik juga mengembangkan metode-metode analisis untuk memperluas
cakupan sampel yang dapat dianalisis sehingga dapat diterapkan untuk sampel-sampel
yang lebih kompleks, konsentrasi yang lebih kecil, dan atau waktu analisis yang lebih
singkat. Dengan kata lain, kimia analitik mencakup penemuan dan penerapan konsep,
prinsip dan strategi untuk menentukan karakteristik suatu spesi dan sistem kimia
(Alauhdin, 2020).
Sejarah Kimia Organik. - Sekitar tahun 1780 an, ilmuwan bernama Karl Wilhelm
Scheele sudah mulai membedakan antara senyawa organik dan senyawa anorganik.
Scheele mendefinisikan senyawa organik sebagai senyawa yang dihasilkan dari
makhluk hidup, sedangkan senyawa anorganik didefinisikan sebagai senyawa yang
tidak dihasilkan dari makhluk hidup. Kemudian pada 1807, seorang ahli kimia bernama
Jons Jacob Berzelius mengemukakan teori yang menyatakan bahwa senyawa organik
hanya diperoleh dari makhluk hidup karena keberadaan roh atau nyawa dan tidak dapat
dibuat di laboratorium. Teori ini kemudian dikenal sebagai vital force theory. Pada
tahun 1828, seorang ilmuwan Jerman bernama Friedrich Wohler yang merupakan murid
Berzelius berhasil mensintesis Urea (sebuah senyawa organik yang biasa ditemukan
pada urin) dari senyawa anorganik ammonium isosianat (Kiagus, 2021).
Struktur atom adalah susunan partikel dasar dalam atom. Atom sebagai partikel
penyusun materi dapat menentukan sifat materi. Berukuran sangat kecil dan kita tidak
sanggup untuk melihatnya. Sedangkan para ahli memperkirakan bentuk molekul dari
berbagai percobaan dan fakta yang ada dengan suatu model. Kebenaran suatu model
atau teori atom tidak mutlak. Dalam perkembangannya model atau teori atom terus
mengalami perbaikan dan penyempurnaan. Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan
percobaan. Para ahli telah berhasil menggolongkan unsur-unsur berdasarkan kemiripan
sifat dan disusun dalam suatu daftar. Daftar unsur-unsur ini disebut Sistim Periodik.
Sistim periodik modern dapat dihubungkan dengan konfigurasi elekron dalam atom-
atom suatu unsur (Opir, 2017).
Energi ikat adalah perubahan entalpi pada dissosiasi molekul gas pada temperatur 280K
menjadi atom-atom gas ground state. Sehingga energi ikat merupakan kebalikan dari
entalpi pembentukan, contohnya:
H(g) + H(g) → H2(g) ΔH = -432 kj/mol (entalpi pembentukan H2)….………
(2.1)
H(g) + H(g) → H2(g) ΔH = 432 kj/mol (energi-energi ikat H2)...………..
(2.2)
Konsep energi ikat dapat digunakan untuk memprediksi struktur molekul seperti pada
penentuan struktur molekul NOF3. Langkah-langkah yang harus dikerjakan
menentukan struktur Lewis dari NOF3 terlebih dahulu. Berdasarkan 2 struktur Lewis
tersebut dicari mana yang lebih disukai dengan menentukan muatan formal yang
dimiliki pada tiap atom. Muatan yang saling berdekatan merupakan salah satu faktor
Buku Daras : Dasar Reaksi Kimia Anorganik 7 yang dapat menentukan kestabilan. Pada
struktur (a) terdapat muatan berbeda yang saling berdekatan, sedangkan pada (b) tidak,
namun pada (b) jika dihitung total energi ikatnya adalah akan lebih rendah (Syamsidar,
2013).
Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis contoh atau
cuplikan material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya. Secara
tradisional, analisis kimia (kimia analitik) dibagi menjadi dua jenis yaitu analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. 11 analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui
keberadaan suatu unsur atau senyawa kimia, baik organik maupun inorganik. Dengan
kata lain analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya zat tertentu dalam
contoh yang diuji (Sahirman, 2013).
Logam atau metal memiliki beberapa karakter umum yaitu wujud padat, menunjukkan
kilap, massa jenis tinggi, titik didih dan titik lebur tinggi, konduktor panas dan listrik
yang baik, kuat atau keras namun mudah dibentuk misalnya dapat ditempa (malleable)
dan direnggangkan (ductile). Walaupun demikian terdapat beberapa sifat yang
menyimpang misalnya raksa pada suhu kamar merupakan satu-satunya logam yang
berwujud padat dan hingga saat ini belum diketahui mengapa raksa berwujud cair.
Selain itu titik leleh beberapa unsur logam sangat rendah yaitu Hg, Cs dan Rb dengan
titik didih berturut-turut adalah -38,83 °C, 29°C dan 39°C dan Li dan K memiliki massa
jenis yang rendah yaitu 0,534 dan 0,86 g/mL (Syamsidar, 2013).
Dalam analisis cara H2S kation-kation diklasifikan dalam lima golongan berdasarkan
sifat –sifat larutan contoh terhadap beberapa pereaksi. Pereaksi yang paling umum
adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium karbonat. Jadi
klasifikasi kation dilakukan berdasarkan atas perbedaan reaksi dari klorida, sulfida, dan
karbonat kation tersebut. Penambahan pereaksi golongan akan mengendapkan ion-ion
dalam golongan tersebut. Masing-masing golongan kemudian dipisahkan kemudian
dilakukan pemisahan ion-ion segolongan dan dilakukan identifikasi terhadap masing-
masing ion. Pemisahan dengan cara H2S dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.
Analisis kation metode H2S dilakukan dengan menambahkan perekasi golongan
(Sahirman, 2013).
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan ini terjadi
karena adanya berat air yang membuat cairan tersebut mengeluarkan tekanan. Tekanan
sebuah cairan bergantung pada kedalaman cairan di dalam sebuah ruang dan gravitasi
juga menentukan tekanan air tersebut. Hubungan ini dirumuskan sebagai berikut: "P =
ρgh" dimana ρ adalah masa jenis cairan, g (10 m/s2) adalah gravitasi, dan h adalah
kedalaman cairan. h dihitung dari permukaan air menuju ke kedalaman benda,
Kebanyakan gas yang diketahui adalah udara. Pada kenyataannya, udara merupakan
campuran dari beberapa gas, terutama nitrogen (78,08%), oksigen (20,95%), argon
(0,93%), dan karbon dioksida (0,03%). Hidup di atas permukaan bumi ini tidak ubahnya
berbada di bawah “samudera” udara yang disebut atmosfer, dan semua obyek yang
berada di atas bumi mengalami tekanan yang dihasilkan oleh selimut udara ini.
Barometer merupakan alat untuk mengukur tekanan atmosfer (Opir, 2017).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.2 Bahan
a. Larutan vitamin C
b. Larutan KMnO4 0,1 N (Kalium Permanganat)
c. Larutan H2C2O4 0,1 M (Asam Oksalat)
d. Larutan I2 (Iodin atau Betadine)
e. Larutan H2SO4 0,1 M (Asam Sulfat)
f. Akuades
g. Aluminium Foil
h. Tisu
2. Dituangkan larutan H2SO4 0,1 M sebanyak Didapatkan 3 mL larutan H 2SO4 0,1 M dengan 10
3 mL ke labu erlenmeyer menggunakan mL larutan H2C2O4 kedalam labu erlenmeyer dan
corong kaca. warnanya tetap bening.
5. Dititrasi larutan H2C2O4 dan H2SO4 yang Didapatkan perubahan warna larutan yang di awal
telah dihomogenkan dan dipanaskan bening menjadi warna hitam.
menggunakan larutan KMnO4.
6. Dilakukan perulangan percobaan sebanyak Didapatkan volume:
2 kali lalu dicatat perubahan warna dan V1 = 3,5 mL
volume larutan KMnO4. V2 = 4,2 mL
V3 = 4,5 mL
4.2 Reaksi
4.2.1 Reaksi Percobaan Kualitatif
a. Reaksi Larutan Vitamin C Dengan Larutan KMnO4
O O
C C
H C C
H C H C
OH C H OH C
H C H H C
OH OH
Gambar 4.1 Reaksi Vitamin C dengan Larutan KMnO4
b. Reaksi Vitamin C dengan I2
O O
C C
OH C C
OH C O + I2 C O + I2 +2H+
H C H C
H C H OH C H
OH C H H C H
OH OH
Gambar 4.2 Reaksi Vitamin C dengan Larutan I2
+7 +2
Naik 2x5
4.3 Perhitungan
Diketahui : N KMnO4 = 0,1 N
V1 KMnO4 = 3,5 mL
V2 KMnO4 = 4,2 mL
V3 KMnO4 = 4,5 mL
V H2C2O4 = 10 mL
Ditanya : N H2C2O4 =…?
v1 + v2+ v3
Dijawab : Vrata-rata KMnO4 =
3
3,5 mL+4,2 mL+4,5 mL
=
3
= 4,066 mL
Bahan yang dipakai vitamin C yang berfungsi sebagai reduktor, yang berarti ia
mengalami oksidasi, ada pula betadine (I2) atau iodine berfungsi sebagai
oksidator. Larutan KMnO4 digunakan sebagai pointer dan juga untuk
meningkatkan bilangan oksidasi zat yang akan diukur, seperti iodine (betadine),
yang berubah menjadi iodur atau iodat dalam reaksi reduksi-oksidasi. Larutan
H2C2O4 berfungsi sebagai reduktor. Asam oksalat dapat mengalami oksidasi
menjadi asam oksalat dikarbonat atau asam oksalat dikarbonat dikalium dalam
reaksi reduksi-oksidasi. Larutan H2SO4 berfungsi sebagai oksidator. Asam
sulfat dapat mengalami reduksi menjadi asam sulfat dikarbonat atau asam sulfat
dikalium dalam reaksi reduksi-oksidasi.
Faktor kesalahan yang terjadi saat pelaksanaan praktikum kimia dasar tentang
reaksi oksidasi dan reduksi adalah praktikan kurang memahami modul
praktikum, sehingga pada saat praktikum berlangsung praktikan kesusahan
dalam melakukan praktikum, dan juga akan menghambat shift selanjutnya untuk
dimulainya praktikum.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
a. Dari praktikum ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada reaksi antara vitamin C
dan larutan I2 (Betadine), tidak terjadi perubahan warna dalam reaksi tersebut
karena jumlah partikel yang terdapat dalam vitamin C tidak mencukupi untuk
menghasilkan perubahan warna saat dicampurkan dengan betadine, sehingga
tidak ada perubahan warna yang terlihat dalam larutan tersebut.
b. Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa yang terjadi pada percobaan
kuantitatif adalah asam oksalat (H 2C2O4) akan mengalami oksidasi oleh ion
permanganat (MnO4-) dalam suasana asam. Reaksi oksidasi asam oksalat
menghasilkan produk yang kurang berwarna dan lebih jernih, yaitu ion karbon
dioksida (CO2), air (H2O), dan ion mangan (Mn2+).
c. Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa perubahan warna yang terjadi
pada percobaan kualitatif 3 berlangsung secara bertahap pada suhu yang berbeda
dari suhu 31°C warna menjadi ungu pekat, 50°C warna menjadi ungu kemerahan.
Hubungan suhu terhadap perubahan warna adalah pada beberapa reaksi redoks
kualitatif mungkin memerlukan suhu tertentu untuk terjadi atau untuk mencapai
tingkat kejelasan yang maksimal.
5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya diharapkan kepada para praktikan untuk
lebih memahami tentang modul praktikkan sendiri, agar tidak terjadi kesalahan
pada saat praktikum berlangsung, dan juga praktikkan diharapkan mempelajari
cara penggunaan alat-alat praktikum, agar saat praktikum berlangsung praktikkan
dapat lebih mudah menggunakan alat-alat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Kusuma Kencanawati (2012). Diktat Matakuliah Kimia Dasar. Bukit Jimbaran : Cok
Istri Putri Kusuma Kencanawati, ST. MSi.
Sahirman (2013). Analisis Kimia Dasar. Jakarta : Sekolah Menengah Kejuruan Jakarta.
Syamsidar (2013). Dasar Reaksi Kimia Anorganik. Makassar : Universitas Islam Negeri
(UIN) Alauddin Makassar.
LAMPIRAN