PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Kimia berasal dari bahasa Arab yaitu, alkimia yang berarti perubahan
materi, oleh ilmuwan Arab Jabir bin Hayyan (700-778M). Kata al-kimia diatas, dapat
disimpulkan secara singkat bahwa ilmu kimia berarti ilmu yang mempelajari rekayasa
materi yaitu, mengubah materi menjadi materi lain. Secara lengkapnya, kimia suatu
bagian dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari materi mengenai sturktur dan
sifat materi (zat) perubahan materi (zat) dan energi yang turut serta dalam perubahan
suatu zat atau materi. Ilmu kimia mempelajari tentang komposisi, struktur, sifat dan
perubahan dari suatu zat. Ilmu ini erat kaitannya dengan permasalahan-permasalahan
sifat suatu unsur dan atom, bagaimana pembentukan suatu senyawa, bagaimana atom
berikatan satu sama lainnya, apa kegunaan dari suatu material, bagaimana reaksi yang
Selain itu ilmu kimia juga memiliki beberapa karakteristik yang khas antara
lain sebagian besar materi kimia bersifat abstrak yaitu konsep yang termasuk dalam
tataran mikroskopis seperti atom, molekul, elektron dan ikatan kimia. Ilmu kimia
salah satu penyederhanaan dari yang sebenarnya, materi kimia tidak hanya sekedar
dikelompokkan menjadi dua, yaitu matematis dan non matematis (Seliwati, 2017:
130).
1
Reaksi kimia suatu proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi. Reaksi
kimia ada yang berlangsung lambat dan ada yang cepat. Reaksi-reaksi yang terjadi
pada
2
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stoikiometri
pada reaktan dan produk yang terlibat dalam reaksi kimia. Stoikiometri kimia
merupakan salah pokok bahasan yang dianggap sulit dan menjadi momok bagi
yang bersifat abstrak dan berjenjang, dari konsep yang sederhana menuju konsep
dituntut mampu menentukan rumus yang digunakan dalam pemecahan masalah serta
mampu menghubungkan
kuantitatif zat yang terlibat dalam proses reaksi. Konsep yang dipelajari dalam
stoikiometri diantaranya hukum dasar kimia dan konsep mol merupakan konsep dasar
yang harus dipahami sebelum mempelajari konsep kimia lain, misalnya termokimia,
Stoikiometri larutan berperan sebagai topik dalam ilmu kimia yang melibatkan
4
pemecahan masalah dimana siswa mengingat jumlah suatu zat dalam reaksi kimia
dan menghitung jumlah zat lain yang diperlukan untuk bereaksi sepenuhnya dengan
5
6
substansi yang diberikan, atau jumlah zat yang dihasilkan dalam reaksi kimia
B. Reaksi Kimia
Reaksi kimia merupakan suatu proses dimana zat (atau senyawa) di ubah
menjadi satu atau lebih senyawa baru, atau perubahan pereaksi menjadi hasil reaksi.
Persamaan reaksi menggunakan lambang kimia untuk menunjukan apa yang terjadi
saat reaksi kimia berlangsung. Suatu reaksi tidak boleh melanggar hukum Kekekalan
Massa, artinya jenis dan jumlah atom sebelum (pereaksi) dan sesudah reaksi (hasil
reaksi) harus sama. Contoh: gas hidrogen (H2) terbakar di udara (yang mengandung
O2) untuk membentuk aiar (H2O). Hidrogen (H2) + (O2) Oksigen air
“menghasilkan”. Maka, dapat dibaca gas hidrogen bereaksi dengan molekul oksigen
Reaksi kimia banyak sekali terjadi di alam. Contohnya, besi berkarat, apel
yang dikupas kulitnya jika dibiarkan beberapa saat, akan berubah menghitam dan
banyak lagi contoh lainnya di alam. Reaksi kimia juga terjadi di laboratorium. Reaksi
C. Persamaan Reaksi
pembakaran C2H5OH, alkohol yang dicampur dengan bensin dalam bahan bakar
untuk membentuk suatu senyawa sama dengan perbandingan jumlah molekul atom
(identik). Perbandingan antara molekul yang bereaksi atau yang terbentuk sama
dengan perbandingan antara mol dari zat tersebut yang bereaksi atau terbentuk
diketahui dari perubahan yang diakibatkan oleh reaksi tersebut. Perubahan tersebut
menghasilkan materi baru yang sifatnya baru (berbeda dengan sifat materi asal).
Materi baru ini bersifat kekal karena sukar untuk berubah kembali ke materi asal.
Apabila suatu materi mengalami perubahan kimia. Maka perubahan fisis dari materi
tersebut juga akan terjadi. Reaksi pengendapan adalah reaksi yang menghasilkan
suatu senyawa yang berbentuk padatan. Padatan tersebut tidak larut (tidak bercampur
secara homogen) dengan cairan di sekitarnya sehingga disebut endapan. Salah satu
contoh reaksi yang dapat membentuk endapan ialah reaksi antara barium klorida
Asam sulfat dengan rumus molekul H 2SO4 dan massa molar 98,078 g/mol
adalah bahan yang sangat banyak dibutuhkan oleh berbagai industri. Asam sulfat
merupakan cairan yang agak kental, tidak berbau, berat jenis sebesar 1,839 g cm −3 ,
tidak berwarna dan bersifat korosif. Titik leleh 10°C, titik didih 290°C, (asam murni.
98% larutan mendidih pada 338°C) (Rumintang, 2009: 20). Dapat bercampur dengan
perusahaan produsen asam sulfat memproduksi asam sulfat teknis, yang umumnya
dipakai sebagai bahan baku industri hilir. Kadar asam sulfat yang dipasarkan
Asam klorida memiliki massa atom : 36,452, massa jenis : 3,21 gr/cm3, titik
leleh : -1010°C. Sifat kimia Asam klorida yaitu, merupakan oksidator kuat,
2009: 20).
Tembaga (II) memiliki bentuk Tembaga (II) : Kristal, titik didih : 150 °C, titik
beku : 110°C, berat moleku : 249,68. Sifat kimia CuSO4 yaitu, Pada suhu 650 °C,
tembaga (II) sulfat akan terdekomposisi menjadi tembaga (II) oksida (CuO)
dan belerang trioksida (SO3). Tembaga yang terbentuk akan terlapisi di permukaan
logam lainnya. Reaksi akan berhenti ketika tidak ada lagi permukaan kosong pada
logam yang dapat dilapisi oleh tembaga. Tembaga(II) sulfat juga dapat bereaksi
dengan logam lain yang lebih reaktif dari tembaga misalnya magnesium (Mg), besi
(Fe), seng (Zn), aluminium (Al), timah (Sn) (Rumintang, 2009: 20).
BAB III
METODE PERCOBAAN
Percobaan ini telah dilakukan pada hari jumat, 18 november 2022, pukul
1. Alat
Alat-aalat yang di gunakan pada percobaan ini adalah gelas kimia 15 ml,
tabung reaksi, rak tabung reaksi, batang pengaduk, pipet skala 5ml, thermometer dan
botol semprot.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah yaitu Asam klorida
C. Prosedur Kerja
5 mL larutan H2SO4. Temperatur dari tiap macam larutan tersebut, kemudian dicatat
sehingga volume campuran larutan asam dan basa selalu tetap yaitu 6 mL. Perubahan
9
10
larutan H2SO4. Temperatur dari tiap macam larutan tersebut, kemudian dicatat TM
sehingga volume campuran larutan asam dan basa selalu tetap yaitu 6 mL. Perubahan
larutan CuSO4. Selanjutnya dilihat temperatur dari tiap macam larutan tersebut,
sedemikian rupa, amati perubahan yang terjadi dan dicatat temperatur maksimum
campuran.
BAB IV
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel pengamatan
Volume (mL)
TM (° C) TA (° C) ∆T (° C) Keterangan
NaOH H2SO4
1 5 30 39 9 Bergelembung
2 4 30 39 9 Bergelembung
3 3 30 40 10 Bergelembung
4 2 30 40 10 Bergelembung
5 1 30 40 10 Bergelembung
Volume (mL)
TM (° C) TA (° C) ∆T (° C) Keterangan
NaOH HCl
11
12
Volume (mL)
TM (° C) TA (° C) ∆T (° C) Keterangan
NaOH CuSO4
2. Reaksi
3. Analisis Data
a. S toikiometri NaOH dan H2SO4
Dik : TM = 30℃
TA = 39℃
Dit : ∆T ?
13
Penyelesaian :
∆T = TA – TM
= (39 – 30)℃
= 9℃
Dik : TM = 30℃
TA = 39℃
Dit : ∆T ?
Penyelesaian :
∆T = TA – TM
= (39 – 30)℃
= 9℃
Dik : TM = 30℃
TA = 40℃
Dit : ∆T ?
Penyelesaian :
∆T = TA – TM
= (40 – 30)℃
= 10℃
Dik : TM = 30℃
TA = 40℃
Dit : ∆T ?
Penyelesaian :
14
∆T = TA – TM
= (40 – 30)℃
= 10℃
Dik : TM = 30℃
TA = 40℃
Dit : ∆T ?
Penyelesaian :
∆T = TA – TM
= (40 – 30)℃
= 10℃
Dik : TM = 20,6℃
TA = 30℃
Dit : ∆T ?
Penyelesaian :
∆T = TA – TM
= (30 – 20,6)℃
= 9, 4 ℃
Dik : TM = 20,6℃
TA = 30,3℃
Dit : ∆T ?
Penyelesaian :
15
∆T = TA – TM
= (30,3 – 20,6)℃
= 9,7℃
Dik : TM = 20,6℃
TA = 30,2℃
Dit : ∆T ?
Penyelesaian :
∆T = TA – TM
= (30,2 – 20,6)℃
= 9, 6 ℃
Dik : TM = 20,6℃
TA = 30℃
Dit : ∆T ?
Penyelesaian :
∆T = TA – TM
= (30 – 20,6)℃
= 9, 4 ℃
Dik : TM = 20,6℃
TA = 30,1℃
Dit : ∆T ?
Penyelesaian :
∆T = TA – TM
16
= (30,1– 20,6)℃
= 9,5℃
Dik : TM = 20,9℃
TA = 30,1℃
Dit : ∆T ?
Penyelesaian :
∆T = TA – TM
= (30,1 – 20,9)℃
= 9, 2 ℃
Dik : TM = 20,9℃
TA = 30,2℃
Dit : ∆T ?
Penyelesaian :
∆T = TA – TM
= (30,2 – 20,9)℃
= 9, 3 ℃
Dik : TM = 20,9℃
TA = 30,5℃
Dit : ∆T ?
17
Penyelesaian :
∆T = TA – TM
= (30,5 – 20,9)℃
= 9, 6 ℃
Dik : TM = 20,9℃
TA = 30,3℃
Dit : ∆T ?
Penyelesaian :
∆T = TA – TM
= (30,3 – 20,9)℃
= 9, 4 ℃
4. Grafik
9.8
9.7
9.6 Y-Values
9.5
9.4
9.3
9.2
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
B. Pembahasan
menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia
direaksikan dan terjadi Themperatur akhir yaitu 39°C. Larutan NaOH habis
bereaksi. Sehingga hasil reaksi bersifat asam karena yang bersisa asam kuat.
∆T℃ dari reaksi ini adalah 9℃ . Terjadi gelembung dan terdapat garam.
karena yang bersisa asam kuat. ∆T℃ dari reaksi ini adalah 9℃ . Terjadi
Pencampuran ketiga NaOH 3 mL dan H2SO4 3 mL, setelah tabung reaksi di isi 3 mL
(NaOH + H2SO4) direaksikan dan terjadi Themperatur akhir yaitu 40°C. Larutan yang
habis bereaksi adalah NaOH dan H2SO4. Sehingga hasil reaksi bersifat netral. ∆T℃
dari reaksi ini adalah 10℃ . Terjadi gelembung dan terdapat garam. Percampuran
NaOH 4 mL dan H2SO4 2 mL, setelah tabung reaksi di isi 4 mL NaOH yang mula-
mula berwarna bening dan bersuhu TM 30°C. Kemudian direaksikan dengan 2 mL
direaksikan dan terjadi Themperatur akhir yaitu 40°C. Larutan yang habis bereaksi
adalah H2SO4. Sehingga hasil reaksi bersifat basa. ∆T℃ dari reaksi ini adalah 10℃ .
Terjadi gelembung dan terdapat garam. Pencampuran yang terakhir NaOH 5 mL dan
H2SO4 1 mL, setelah tabung reaksi di isi 5 mL NaOH yang mula-mula berwarna
mula-mula berwarna bening. Setelah larutan (NaOH + H 2SO4) direaksikan dan terjadi
20
Themperatur yaitu akhir 40°C. Larutan yang habis bereaksi adalah H 2SO4. Sehingga
hasil reaksi bersifat basa. ∆T℃ dari reaksi ini adalah 10℃ . Terjadi gelembung dan
terdapat garam.
Pencampuran pertama NaOH 1 mL dan HCl 5 mL. Setelah tabung reaksi di isi
sempurna, yang habis bereaksi adalah NaOH. Sehingga hasil reaksi bersifat asam
karena yang bersisa asam kuat. ∆T℃ dari reaksi ini adalah 9,4℃ . Pencampuran
kedua NaOH 1 mL dan HCl 5 mL. Setelah tabung reaksi di isi 2 mL NaOH yang
direaksikan dan terjadi Themperatur akhir 30,3°C. Dengan terlarut sempurna, yang
habis bereaksi adalah NaOH. Sehingga hasil reaksi bersifat asam karena yang bersisa
asam kuat. ∆T℃ dari reaksi ini adalah 9,7℃ . Pencampuran ketiga NaOH 3 mL dan
HCl 3 mL. Setelah tabung reaksi di isi 3 mL NaOH yang mula-mula berwarna bening
dan bersuhu TM 20,6°C. Kemudian direaksikan dengan 3 mL HCI yang mula-mula
berwarna bening. Setelah larutan (NaOH+ HCI) direaksikan dan terjadi Themperatur
akhir 30,2°C. Dengan terlarut sempurna, yang habis bereaksi adalah NaOH dan HCl.
Sehingga hasil reaksi bersifat netral, karena kedua larutan pada reaksi ini habis tidak
ada sisa yang bersisa asam kuat. ∆T℃ dari reaksi ini adalah 9,6℃ . Pencampuran
NaOH 4 mL dan HCl 2 mL. Setelah tabung reaksi di isi 4 mL NaOH yang mula-mula
yang mula-mula berwarna bening. Setelah (NaOH+ HCI) direaksikan dan terjadi T
21
akhir 30°C. Dengan terlarut sempurna, yang habis bereaksi adalah HCl. Sehingga
hasil reaksi bersifat basa, karena yang bersisa ini adalah NaOH (basa kuat). ∆T ℃
dari reaksi ini adalah 9,7℃ . Pencampuran NaOH 5 mL dan HCl 1 mL. Setelah
tabung reaksi di isi 5 mL NaOH yang mula-mula berwarna bening dan bersuhu TM
Setelah larutan (NaOH+ HCI) direaksikan dan terjadi Themperatur akhir 30,1°C.
Dengan terlarut sempurna, yang habis bereaksi adalah HCl. Sehingga hasil reaksi
bersifat basa, karena yang bersisa ini adalah NaOH (basa kuat). ∆T ℃ dari reaksi ini
adalah 9,5℃ .
CuSO4) direaksikan dan terjadi Themperatur akhir 30,1°C. Sehingga yang habis
brereaksi adalah NaOH, sementara yang bersisa CuSO4. ∆T℃ dari reaksi ini adalah
9,2℃ . Terjadi warna campuran baru dan terdapat endapan. Pencampuran kedua
NaOH 2 mL dan CuSO4 3 mL. Setelah tabung reaksi di isi 2 mL NaOH yang mula-
mula berwarna bening dan bersuhu TM 20,9°C. Kemudian direaksikan dengan 3 mL
CuSO4 yang berwarna biru. Setelah larutan (NaOH+ CuSO4) direaksikan dan terjadi
Themperatur akhir 30,2°C. Sehingga yang habis bereaksi adalah NaOH, sementara
yang bersisa CuSO4. ∆T℃ dari reaksi ini adalah 9,3℃ . Terjadi warna campuran baru
dan terdapat endapan. Pencampuran NaOH 3 mL dan CuSO4 2 mL. Setelah tabung
(NaOH+ CuSO4) direaksikan dan terjadi Themperatur akhir 30,5°C. Sehingga yang
22
habis bereaksi adalah CuSO4 , sementara yang bersisa NaOH. ∆T℃ dari reaksi ini
adalah 9,6℃ . Terjadi warna campuran baru dan terdapat endapan. Pencampuran
CuSO4 yang berwarna biru. Setelah larutan (NaOH+ CuSO4) direaksikan dan terjadi
Themperatur akhir 30,3°C. Sehingga yang habis bereaksi adalah CuSO 4 , sementara
yang bersisa NaOH. ∆T℃ dari reaksi ini adalah 9,4℃ . Terjadi warna campuran
baru dan terdapat endapan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini sebagai berikut:
1. Titik stoikiometri pada sistem NaOH-H 2SO4 yaitu titik maksimun stoikiometri
sebesar suhu 100C. Sedangkan, titik minimun stoikiometri sebesar suhu 390C.
sebesar suhu 90C. Sedangkan titik minimun stoikiometri sebesar suhu 30,10C.
B. Saran
Dalam praktikum selanjutnya diharapkan untuk dapat menggunakan zat lain
seperti CH3COOH yang merupakan asam lemah sehingga dapat menghasilkan data
23
DAFTAR PUSTAKA
Fatah, Abdul H. dan Agtri Wulandari. "Pengembangan Bahan Ajar Materi Unsur
Nitrogen dan Fosfor Berbasis Kontekstual untuk Mata Kuliah Kimia Dasar."
Ilmiah Kanderang Tingang 8, no. 2 (2017): h. 68-76.
Fathonah, dkk. “Pengaruh Integrasi Jurnal Belajar Dalam Pembelajaran Berbasis
Problem Solving Terhadap Pemahaman Konseptual dan Algoritmik
Mahasiswa pada Pokok Bahasan Stoikiometri.” Nasional Teknologi
Pendidikan UM, (2015): ha.l 464-467.
Juwita, Ratulani. “Teori dan Latihan Kimia Dasar.” Padang, 2017.
Mellyzar, Mellyzar, et al. "Penguatan Konsep Stoikiometri sebagai Dasar Pemecahan
Masalah Soal Perhitungan Kimia : (Persiapan KSN-K Kimia 2022 di SMAN
Modal Bangsa Arun Kota Lhokseumawe Aceh." Selaparang 6, no. 2
(2022): h. 576-583.
Supartono, Astuti. “Bahan Ajar Kimia Bidang Keahlian Agrobisnis dan
Agroteknologi”. 2017.
Seliwati, Seliwati. "Kesulitan Memahami Konseptual dan Prosedural Kesetimbangan
Kimia pada Siswa SMA di Kota Palangka Raya." Ilmiah Kanderang
Tingang 8, no. 2 (2017): h. 130-139.
Debora, Anita. “ Kimia Dasar”. Jawa Tengah: Eureka Media aksara, 2022.
Rumintang. “ Sifat Logam Alkali dan Alkali Tanah” Pendidikan Nasioanl 5, no. 4
(2009): h. 20.
Yusuf, Yusnidar. “Kimia Dasar.” Jakarta: EduCenter Indonesia, 2018.
Rahmawati, Irma. "Kemampuan Siswa dalam Memecahkan Masalah pada Konsep
Stoikiometri Larutan dengan Menggunakan Diagram Submikroskopik Model
Pembelajaran More (Model, Observe, Reflect, dan Explain)." Syntax Literate
4, no. 4 (2019), h.. 68-87.
24
25
LAMPIRAN I
SKEMA KERJA
- Diambil lima buah tabung reaksi dan dimasukkan larutan NaOH berturut-turut
1,2,3,4,5 mL
- Dilihat temperatur atau suhu masing-masing larutan dan dicatat
- Diambil lima buah tabung reaksi lain dan dimasukkan larutan H 2SO4
berturut-turut 5,4,3,2,1 mL
- Dicampurkan atau dihomogenkan kedua larutan tersebut dari H2SO4 ke NaOH
sehingga volume campuran asam dan basa selalu tetap yaitu 6 mL
- Dicatat temperatur atau suhu terakhir masing-masing larutan
- Dibuat grafik titik stoikiometrinya.
HASIL