Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Kimia berasal dari bahasa Arab yaitu, alkimia yang berarti perubahan

materi, oleh ilmuwan Arab Jabir bin Hayyan (700-778M). Kata al-kimia diatas, dapat

disimpulkan secara singkat bahwa ilmu kimia berarti ilmu yang mempelajari rekayasa
materi yaitu, mengubah materi menjadi materi lain. Secara lengkapnya, kimia suatu

bagian dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari materi mengenai sturktur dan

sifat materi (zat) perubahan materi (zat) dan energi yang turut serta dalam perubahan

suatu zat atau materi. Ilmu kimia mempelajari tentang komposisi, struktur, sifat dan

perubahan dari suatu zat. Ilmu ini erat kaitannya dengan permasalahan-permasalahan

sifat suatu unsur dan atom, bagaimana pembentukan suatu senyawa, bagaimana atom

berikatan satu sama lainnya, apa kegunaan dari suatu material, bagaimana reaksi yang

dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia (Debora, 2022).

Selain itu ilmu kimia juga memiliki beberapa karakteristik yang khas antara

lain sebagian besar materi kimia bersifat abstrak yaitu konsep yang termasuk dalam
tataran mikroskopis seperti atom, molekul, elektron dan ikatan kimia. Ilmu kimia

salah satu penyederhanaan dari yang sebenarnya, materi kimia tidak hanya sekedar

memecahkan soal-soal secara matematis melainkan harus mempelajari deskripsi

kimia, peristilahan khusus dan aturan-aturan kimia. Karakteristik ini dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu matematis dan non matematis (Seliwati, 2017:

130).

1
Reaksi kimia suatu proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi. Reaksi

kimia ada yang berlangsung lambat dan ada yang cepat. Reaksi-reaksi yang terjadi

pada

2
3

senyawa anorganik biasanya berlangsung secara cepat sehingga sulit dipelajari

mekanisme reaksi yang terjadi. Sedangkan reaksireaksi pada senyawa organik

berlangsung lambat. Pembahasan tentang kecepatan (laju) reaksi disebut kinetika

kimia (Yusuf, 2019: 12).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana menentukan titik stoikiometri sistem NaOH dan H2SO4 ?


2. Bagaimana menentukan titik stoikiometri sistem NaOH dan HCl ?

3. Bagaimana menentukan titik stoikiometri sistem NaOH dan CuSO4 ?

C. Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui titik stoikiometri sistem NaOH dan H2SO4.

2. Untuk mengetahui titik stoikiometri sistem NaOH dan HCl.

Untuk mengetahui titik stoikiometri sistem NaOH dan CuS


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stoikiometri

Stoikiometri adalah cabang dari ilmu kimia yang menyediakan informasi

secara kuantitatif tentang reaksi kimia termasuk menyelesaikan perhitungan kimia

pada reaktan dan produk yang terlibat dalam reaksi kimia. Stoikiometri kimia
merupakan salah pokok bahasan yang dianggap sulit dan menjadi momok bagi

sebagian pebelajar, karena dalam stoikiometri sebagian besar mengandung konsep

yang bersifat abstrak dan berjenjang, dari konsep yang sederhana menuju konsep

yang lebih kompleks dan diajarkan secara konvensional. Perhitungan stoikiometri

membutuhkan rumus-rumus kimia yang mewakili konsep-konsep kimia dan peelajar

dituntut mampu menentukan rumus yang digunakan dalam pemecahan masalah serta

mampu menghubungkan

data-data antar konsep yang mendasarinya (Fathonah, dkk., 2015: 464).

Stokiometri merupakan perhitungan kimia yang menyangkut hubungan

kuantitatif zat yang terlibat dalam proses reaksi. Konsep yang dipelajari dalam
stoikiometri diantaranya hukum dasar kimia dan konsep mol merupakan konsep dasar

yang harus dipahami sebelum mempelajari konsep kimia lain, misalnya termokimia,

laju reaksi, dan kesetimbangan kimia (Mellyzar, 2022: 576).

Sebuah pemahaman yang menyeluruh dalam stoikiometri larutan memerlukan

kemampuan algoritma (hitungan), karena koefisien stoikiometri mewakili lebih dari

sebuah metode matematika sederhana untuk menyeimbangkan persamaan.

Stoikiometri larutan berperan sebagai topik dalam ilmu kimia yang melibatkan

4
pemecahan masalah dimana siswa mengingat jumlah suatu zat dalam reaksi kimia

dan menghitung jumlah zat lain yang diperlukan untuk bereaksi sepenuhnya dengan

5
6

substansi yang diberikan, atau jumlah zat yang dihasilkan dalam reaksi kimia

(Rahmawati, 2019: 1).

B. Reaksi Kimia

Reaksi kimia merupakan suatu proses dimana zat (atau senyawa) di ubah

menjadi satu atau lebih senyawa baru, atau perubahan pereaksi menjadi hasil reaksi.

Persamaan reaksi menggunakan lambang kimia untuk menunjukan apa yang terjadi

saat reaksi kimia berlangsung. Suatu reaksi tidak boleh melanggar hukum Kekekalan
Massa, artinya jenis dan jumlah atom sebelum (pereaksi) dan sesudah reaksi (hasil

reaksi) harus sama. Contoh: gas hidrogen (H2) terbakar di udara (yang mengandung

O2) untuk membentuk aiar (H2O). Hidrogen (H2) + (O2) Oksigen air

(H2O), dimana tanda + berarti “bereaksi dengan” dan tanda berarti

“menghasilkan”. Maka, dapat dibaca gas hidrogen bereaksi dengan molekul oksigen

menghasilkan air (Juwita, 2017: 27).

Reaksi kimia banyak sekali terjadi di alam. Contohnya, besi berkarat, apel

yang dikupas kulitnya jika dibiarkan beberapa saat, akan berubah menghitam dan

banyak lagi contoh lainnya di alam. Reaksi kimia juga terjadi di laboratorium. Reaksi

kimia yang terjadi di laboratorium ditandai oleh beberapa ciri, di antaranya


pembentukan endapan, pembentukan gas, perubahan warna, atau perubahan panas

(Supartono, 2017: 37).

C. Persamaan Reaksi

Persamaan reaksi dapat diartikan bermacam-macam, sebagai contoh

pembakaran C2H5OH, alkohol yang dicampur dengan bensin dalam bahan bakar

yang disebut gasohol.

C2H5OH + 3O2 2CO2 + 3H2O…………………(II.1)


7

Pada tingkat molekul mengandung reaksi tersebut sebagai reaksi antara

molekul-molekul individu. Perbandingan antara atom suatu unsur yang digunakan

untuk membentuk suatu senyawa sama dengan perbandingan jumlah molekul atom

yang digunakan. Perbandingan atom dan perbandingan molekul adalah sama

(identik). Perbandingan antara molekul yang bereaksi atau yang terbentuk sama

dengan perbandingan antara mol dari zat tersebut yang bereaksi atau terbentuk

(Juwita, 2017: 42).


Perubahan kimia atau reaksi kimia yang terjadi pada suatu materi dapat

diketahui dari perubahan yang diakibatkan oleh reaksi tersebut. Perubahan tersebut

menghasilkan materi baru yang sifatnya baru (berbeda dengan sifat materi asal).

Materi baru ini bersifat kekal karena sukar untuk berubah kembali ke materi asal.

Apabila suatu materi mengalami perubahan kimia. Maka perubahan fisis dari materi

tersebut juga akan terjadi. Reaksi pengendapan adalah reaksi yang menghasilkan

suatu senyawa yang berbentuk padatan. Padatan tersebut tidak larut (tidak bercampur

secara homogen) dengan cairan di sekitarnya sehingga disebut endapan. Salah satu

contoh reaksi yang dapat membentuk endapan ialah reaksi antara barium klorida

(BaCl2) dan natrium sulfat (Na2SO4) (Supartono, 2017: 13).


D. Sifat Fisik dan Kimia Bahan

1. Sifat fisik dan kimia asam sulfat (H2SO4)

Asam sulfat dengan rumus molekul H 2SO4 dan massa molar 98,078 g/mol

adalah bahan yang sangat banyak dibutuhkan oleh berbagai industri. Asam sulfat

merupakan cairan yang agak kental, tidak berbau, berat jenis sebesar 1,839 g cm −3 ,

tidak berwarna dan bersifat korosif. Titik leleh 10°C, titik didih 290°C, (asam murni.

98% larutan mendidih pada 338°C) (Rumintang, 2009: 20). Dapat bercampur dengan

air dalam segala perbandingan dengan mengeluarkan panas (eksotermik). Semua


8

perusahaan produsen asam sulfat memproduksi asam sulfat teknis, yang umumnya

dipakai sebagai bahan baku industri hilir. Kadar asam sulfat yang dipasarkan

bervariasi dari 93% - 98% (Rumintang, 2009: 20).

2. Sifat fisik dan kimia HCl

Asam klorida memiliki massa atom : 36,452, massa jenis : 3,21 gr/cm3, titik

leleh : -1010°C. Sifat kimia Asam klorida yaitu, merupakan oksidator kuat,

berafinitas besar sekali terhadap unsur-unsur lainnya, racun bagi pernapasan


(Rumintang,

2009: 20).

3. Sifat fisik dan kimia CuSO4

Tembaga (II) memiliki bentuk Tembaga (II) : Kristal, titik didih : 150 °C, titik

beku : 110°C, berat moleku : 249,68. Sifat kimia CuSO4 yaitu, Pada suhu 650 °C,

tembaga (II) sulfat akan terdekomposisi menjadi tembaga (II) oksida (CuO)

dan belerang trioksida (SO3). Tembaga yang terbentuk akan terlapisi di permukaan

logam lainnya. Reaksi akan berhenti ketika tidak ada lagi permukaan kosong pada

logam yang dapat dilapisi oleh tembaga. Tembaga(II) sulfat juga dapat bereaksi

dengan logam lain yang lebih reaktif dari tembaga misalnya magnesium (Mg), besi
(Fe), seng (Zn), aluminium (Al), timah (Sn) (Rumintang, 2009: 20).
BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

Percobaan ini telah dilakukan pada hari jumat, 18 november 2022, pukul

13.00-selesai WITA, di Laboratorium Anorganik Jurusan Kimia Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.


B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-aalat yang di gunakan pada percobaan ini adalah gelas kimia 15 ml,

tabung reaksi, rak tabung reaksi, batang pengaduk, pipet skala 5ml, thermometer dan

botol semprot.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah yaitu Asam klorida

(HCl), Asam sulfat (H2SO4) dan Tembaga (II) sulfat (CuSO4).

C. Prosedur Kerja

1. Stoikiometri Sistem NaOH - H2SO4


Lima buah reaksi dan dimasukkan berturut-turut 1, 2, 3, 4, 5 mL larutan

NaOH 1 M dan ke dalam 5 tabung reaksi lainnya dimasukkan berturut-turut 1, 2, 3, 4,

5 mL larutan H2SO4. Temperatur dari tiap macam larutan tersebut, kemudian dicatat

TM (suhu mula-mula). Selanjutnya kedua larutan tersebut dicampur sedemikian rupa

sehingga volume campuran larutan asam dan basa selalu tetap yaitu 6 mL. Perubahan

temperature yang terjadi selama pencampuran diamati dan dicatat sebagai

temperature akhir (TA).

9
10

2. Stoikiometri Sistem NaOH - HCl

Lima buah reaksi dan dimasukkan berturut-turut 1, 2, 3, 4, 5 mL larutan NaOH

1 M dan ke dalam 5 tabung reaksi lainnya dimasukkan berturut-turut 1, 2, 3, 4, 5 mL

larutan H2SO4. Temperatur dari tiap macam larutan tersebut, kemudian dicatat TM

(suhu mula-mula). Selanjutnya kedua larutan tersebut dicampur sedemikian rupa

sehingga volume campuran larutan asam dan basa selalu tetap yaitu 6 mL. Perubahan

temperature yang terjadi selama pencampuran diamati dan dicatat sebagai


temperature akhir (TA).

3. Stoikiometri Sistem NaOH - CuSO4

Larutan NaOH 1 M dimasukkan berturut-turut 1, 2, 3, 4 mL ke dalam tabung

reaksi dan ke dalam 4 tabung reaksi lainnya dimasukkan berturut-turut 1, 2, 3, 4 mL

larutan CuSO4. Selanjutnya dilihat temperatur dari tiap macam larutan tersebut,

kemudian dicatat TM (suhu mula-mula). Setelah kedua larutan tersebut dicampur

sedemikian rupa, amati perubahan yang terjadi dan dicatat temperatur maksimum

campuran.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tabel pengamatan

a. Penentuan titik stoikometri system NaOH – H2SO4

Tabel 4.1 Penentuan titik stoikometri sistem NaOH – H2SO4

Volume (mL)
TM (° C) TA (° C) ∆T (° C) Keterangan
NaOH H2SO4

1 5 30 39 9 Bergelembung

2 4 30 39 9 Bergelembung

3 3 30 40 10 Bergelembung

4 2 30 40 10 Bergelembung

5 1 30 40 10 Bergelembung

b. Penentuan titik stoikometri system NaOH – HCl

Tabel 4.2 Penentuan titik stoikometri sistem NaOH – HCl

Volume (mL)
TM (° C) TA (° C) ∆T (° C) Keterangan
NaOH HCl

1 5 20,6 30 9,4 Terlarut sempurna

2 4 20,6 30,3 9,7 Terlarut sempurna

3 3 20,6 30,2 9,6 Terlarut sempurna

4 2 20,6 30 9,4 Terlarut sempurna

5 1 20,6 30,1 9,5 Terlarut sempurna

11
12

c. Penentuan titik stoikometri system NaOH – CuSO4

Tabel 4. 3 Penentuan titik stoikometri sistem NaOH – CuSO4

Volume (mL)
TM (° C) TA (° C) ∆T (° C) Keterangan
NaOH CuSO4

1 5 20,9 30,1 9,2 Mengendap

2 4 20,9 30,2 9,3 Mengendap

3 3 20,9 30,5 9,6 Mengendap

4 2 20,9 30,3 9,4 Mengendap

2. Reaksi

a. Reaksi Natrium Hidroksida (NaOH) dan Asam Sulfat (H2SO4)

2NaOH + H2SO4 Na2SO4 + 2H2O

b. Reaksi Natrium Hidroksida (NaOH) dan Asam Klorida (HCl)

NaOH + HCl NaCl + H2O

c. Reaksi Natrium Hidroksida (NaOH) dan Tembaga (II) Sulfat (CuSo4)

2NaOH + CuSO4 Na2SO4 + CuSO4 + Cu(OH)2

3. Analisis Data
a. S toikiometri NaOH dan H2SO4

1) NaOH 1 mL dan H2SO4 5 mL

Dik : TM = 30℃

TA = 39℃

Dit : ∆T ?
13

Penyelesaian :

∆T = TA – TM

= (39 – 30)℃

= 9℃

2) NaOH 2 mL dan H2SO4 4 mL

Dik : TM = 30℃

TA = 39℃
Dit : ∆T ?

Penyelesaian :

∆T = TA – TM

= (39 – 30)℃

= 9℃

3) NaOH 3 mL dan H2SO4 3 mL

Dik : TM = 30℃

TA = 40℃

Dit : ∆T ?

Penyelesaian :
∆T = TA – TM

= (40 – 30)℃

= 10℃

4) NaOH 4 mL dan H2SO4 2 mL

Dik : TM = 30℃

TA = 40℃

Dit : ∆T ?

Penyelesaian :
14

∆T = TA – TM

= (40 – 30)℃

= 10℃

5) NaOH 5 mL dan H2SO4 1 mL

Dik : TM = 30℃

TA = 40℃

Dit : ∆T ?
Penyelesaian :

∆T = TA – TM

= (40 – 30)℃

= 10℃

b. Stoikiometri NaOH dan HCl

1) NaOH 1 mL dan HCl 5 mL

Dik : TM = 20,6℃

TA = 30℃

Dit : ∆T ?

Penyelesaian :
∆T = TA – TM

= (30 – 20,6)℃

= 9, 4 ℃

2) NaOH 2 mL dan HCl 4 mL

Dik : TM = 20,6℃

TA = 30,3℃

Dit : ∆T ?

Penyelesaian :
15

∆T = TA – TM

= (30,3 – 20,6)℃

= 9,7℃

3) NaOH 3 mL dan HCl 3 mL

Dik : TM = 20,6℃

TA = 30,2℃

Dit : ∆T ?
Penyelesaian :

∆T = TA – TM

= (30,2 – 20,6)℃

= 9, 6 ℃

4) NaOH 4 mL dan HCl 2 mL

Dik : TM = 20,6℃

TA = 30℃

Dit : ∆T ?

Penyelesaian :

∆T = TA – TM
= (30 – 20,6)℃

= 9, 4 ℃

5) NaOH 1 mL dan HCl 5 mL

Dik : TM = 20,6℃

TA = 30,1℃

Dit : ∆T ?

Penyelesaian :

∆T = TA – TM
16

= (30,1– 20,6)℃

= 9,5℃

c. Stoikiometri NaOH dan CuSO4

1) NaOH 1 mL dan CuSO4 5 mL

Dik : TM = 20,9℃

TA = 30,1℃

Dit : ∆T ?
Penyelesaian :

∆T = TA – TM

= (30,1 – 20,9)℃

= 9, 2 ℃

2) NaOH 2 mL dan CuSO4 4 mL

Dik : TM = 20,9℃

TA = 30,2℃

Dit : ∆T ?

Penyelesaian :

∆T = TA – TM
= (30,2 – 20,9)℃

= 9, 3 ℃

3) NaOH 3 mL dan CuSO4 3 mL

Dik : TM = 20,9℃

TA = 30,5℃

Dit : ∆T ?
17

Penyelesaian :

∆T = TA – TM

= (30,5 – 20,9)℃

= 9, 6 ℃

4) NaOH 1 mL dan CuSO4 5 mL

Dik : TM = 20,9℃

TA = 30,3℃
Dit : ∆T ?

Penyelesaian :

∆T = TA – TM

= (30,3 – 20,9)℃

= 9, 4 ℃

4. Grafik

Gambar 4.1 Grafik NaOH-H2SO4

Sistem Stoikiometri NaOH-H2SO4


10.2
10
9.8
9.6
9.4 Y-Values
9.2
9
8.8
8.6
8.4
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
18

Gambar 4.2 Grafik NaOH-HCI

Sistem Stoikiometri NaOH-HCI

9.8
9.7
9.6 Y-Values
9.5
9.4
9.3
9.2
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5

Gambar 4.3 Grafik NaOH-CuSO4

Sistem Stoikiometri NaOH-CuSO4


9.7
9.6
9.5
9.4 Y-Values
9.3
9.2
9.1
9
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

B. Pembahasan

Stoikiometri di dalam ilmu kimia, (kadang disebut stoikiometri reaksi agar

membedakannya dari stoikiometri komposisi) ialah ilmu yang mempelajari dan

menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia

( Yusuf, 2018: 72).

1. NaOH dan H2SO4

Setelah tabung reaksi di isi 1 mL NaOH yang mula-mula berwarna

bening dan bersuhu TM 30°C. Kemudian direaksikan dengan 5 mL H 2SO4

yang mula-mula berwarna bening. Setelah larutan (NaOH + H 2SO4)


19

direaksikan dan terjadi Themperatur akhir yaitu 39°C. Larutan NaOH habis

bereaksi. Sehingga hasil reaksi bersifat asam karena yang bersisa asam kuat.

∆T℃ dari reaksi ini adalah 9℃ . Terjadi gelembung dan terdapat garam.

Pencapuran kedua NaOH 2 mL dan H2SO4, 4 mL tabung reaksi di isi 2 mL

NaOH yang mula-mula berwarna bening dan bersuhu TM 30°C. Kemudian

direaksikan dengan 4 mL H2SO4 yang mula-mula berwarna bening. Setelah

larutan (NaOH + H2SO4) direaksikan dan terjadi Themperatur akhir yaitu


39°C. Larutan NaOH habis bereaksi. Sehingga hasil reaksi bersifat asam

karena yang bersisa asam kuat. ∆T℃ dari reaksi ini adalah 9℃ . Terjadi

gelembung dan terdapat garam.

Pencampuran ketiga NaOH 3 mL dan H2SO4 3 mL, setelah tabung reaksi di isi 3 mL

NaOH yang mula-mula berwarna bening dan bersuhu TM 30°C. Kemudian

direaksikan dengan 3 mL H2SO4 yang mula-mula berwarna bening. Setelah larutan

(NaOH + H2SO4) direaksikan dan terjadi Themperatur akhir yaitu 40°C. Larutan yang

habis bereaksi adalah NaOH dan H2SO4. Sehingga hasil reaksi bersifat netral. ∆T℃

dari reaksi ini adalah 10℃ . Terjadi gelembung dan terdapat garam. Percampuran

NaOH 4 mL dan H2SO4 2 mL, setelah tabung reaksi di isi 4 mL NaOH yang mula-
mula berwarna bening dan bersuhu TM 30°C. Kemudian direaksikan dengan 2 mL

H2SO4 yang mula-mula berwarna bening. Setelah larutan (NaOH + H 2SO4)

direaksikan dan terjadi Themperatur akhir yaitu 40°C. Larutan yang habis bereaksi

adalah H2SO4. Sehingga hasil reaksi bersifat basa. ∆T℃ dari reaksi ini adalah 10℃ .

Terjadi gelembung dan terdapat garam. Pencampuran yang terakhir NaOH 5 mL dan

H2SO4 1 mL, setelah tabung reaksi di isi 5 mL NaOH yang mula-mula berwarna

bening dan bersuhu TM 30°C. Kemudian direaksikan dengan 1 mL H 2SO4 yang

mula-mula berwarna bening. Setelah larutan (NaOH + H 2SO4) direaksikan dan terjadi
20

Themperatur yaitu akhir 40°C. Larutan yang habis bereaksi adalah H 2SO4. Sehingga

hasil reaksi bersifat basa. ∆T℃ dari reaksi ini adalah 10℃ . Terjadi gelembung dan

terdapat garam.

2. NaOH dan HCl

Pencampuran pertama NaOH 1 mL dan HCl 5 mL. Setelah tabung reaksi di isi

1 mL NaOH yang mula-mula berwarna bening dan bersuhu TM 20,6°C. Kemudian

direaksikan dengan 5 mL HCI yang mula-mula berwarna bening. Setelah larutan


(NaOH + HCI) direaksikan dan terjadi Themperatur akhir 30°C. Dengan terlarut

sempurna, yang habis bereaksi adalah NaOH. Sehingga hasil reaksi bersifat asam

karena yang bersisa asam kuat. ∆T℃ dari reaksi ini adalah 9,4℃ . Pencampuran

kedua NaOH 1 mL dan HCl 5 mL. Setelah tabung reaksi di isi 2 mL NaOH yang

mula-mula berwarna bening dan bersuhu TM 20,6°C. Kemudian direaksikan dengan

4 mL HCI yang mula-mula berwarna bening. Setelah larutan (NaOH+ HCI)

direaksikan dan terjadi Themperatur akhir 30,3°C. Dengan terlarut sempurna, yang

habis bereaksi adalah NaOH. Sehingga hasil reaksi bersifat asam karena yang bersisa

asam kuat. ∆T℃ dari reaksi ini adalah 9,7℃ . Pencampuran ketiga NaOH 3 mL dan

HCl 3 mL. Setelah tabung reaksi di isi 3 mL NaOH yang mula-mula berwarna bening
dan bersuhu TM 20,6°C. Kemudian direaksikan dengan 3 mL HCI yang mula-mula

berwarna bening. Setelah larutan (NaOH+ HCI) direaksikan dan terjadi Themperatur

akhir 30,2°C. Dengan terlarut sempurna, yang habis bereaksi adalah NaOH dan HCl.

Sehingga hasil reaksi bersifat netral, karena kedua larutan pada reaksi ini habis tidak

ada sisa yang bersisa asam kuat. ∆T℃ dari reaksi ini adalah 9,6℃ . Pencampuran

NaOH 4 mL dan HCl 2 mL. Setelah tabung reaksi di isi 4 mL NaOH yang mula-mula

berwarna bening dan bersuhu TM 20,6°C. Kemudian direaksikan dengan 2 mL HCI

yang mula-mula berwarna bening. Setelah (NaOH+ HCI) direaksikan dan terjadi T
21

akhir 30°C. Dengan terlarut sempurna, yang habis bereaksi adalah HCl. Sehingga

hasil reaksi bersifat basa, karena yang bersisa ini adalah NaOH (basa kuat). ∆T ℃

dari reaksi ini adalah 9,7℃ . Pencampuran NaOH 5 mL dan HCl 1 mL. Setelah

tabung reaksi di isi 5 mL NaOH yang mula-mula berwarna bening dan bersuhu TM

20,6°C. Kemudian direaksikan dengan 1 mL HCI yang mula-mula berwarna bening.

Setelah larutan (NaOH+ HCI) direaksikan dan terjadi Themperatur akhir 30,1°C.

Dengan terlarut sempurna, yang habis bereaksi adalah HCl. Sehingga hasil reaksi
bersifat basa, karena yang bersisa ini adalah NaOH (basa kuat). ∆T ℃ dari reaksi ini

adalah 9,5℃ .

3. NaOH dan HCl

Pencampuran pertama NaOH 1 mL dan CuSO4 4 mL. Setelah tabung reaksi di

isi 1 mL NaOH yang mula-mula berwarna bening dan bersuhu TM 20,9°C

direaksikan dengan 4 mL CuSO4 yang berwarna biru. Setelah larutan (NaOH+

CuSO4) direaksikan dan terjadi Themperatur akhir 30,1°C. Sehingga yang habis

brereaksi adalah NaOH, sementara yang bersisa CuSO4. ∆T℃ dari reaksi ini adalah

9,2℃ . Terjadi warna campuran baru dan terdapat endapan. Pencampuran kedua

NaOH 2 mL dan CuSO4 3 mL. Setelah tabung reaksi di isi 2 mL NaOH yang mula-
mula berwarna bening dan bersuhu TM 20,9°C. Kemudian direaksikan dengan 3 mL

CuSO4 yang berwarna biru. Setelah larutan (NaOH+ CuSO4) direaksikan dan terjadi

Themperatur akhir 30,2°C. Sehingga yang habis bereaksi adalah NaOH, sementara

yang bersisa CuSO4. ∆T℃ dari reaksi ini adalah 9,3℃ . Terjadi warna campuran baru

dan terdapat endapan. Pencampuran NaOH 3 mL dan CuSO4 2 mL. Setelah tabung

reaksi di is 3 mL NaOH yang mula-mula berwarna bening dan bersuhu TM 20,9°.

Kemudian direaksikan dengan 2 mL CuSO4 yang berwarna biru. Setelah larutan

(NaOH+ CuSO4) direaksikan dan terjadi Themperatur akhir 30,5°C. Sehingga yang
22

habis bereaksi adalah CuSO4 , sementara yang bersisa NaOH. ∆T℃ dari reaksi ini

adalah 9,6℃ . Terjadi warna campuran baru dan terdapat endapan. Pencampuran

NaOH 3 mL dan CuSO4 2 mL Setelah tabung reaksi di is 4 mL NaOH mula-mula

berwarna bening dan bersuhu TM 20,9°C. Kemudian direaksikan dengan 1 mL

CuSO4 yang berwarna biru. Setelah larutan (NaOH+ CuSO4) direaksikan dan terjadi

Themperatur akhir 30,3°C. Sehingga yang habis bereaksi adalah CuSO 4 , sementara

yang bersisa NaOH. ∆T℃ dari reaksi ini adalah 9,4℃ . Terjadi warna campuran
baru dan terdapat endapan.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini sebagai berikut:

1. Titik stoikiometri pada sistem NaOH-H 2SO4 yaitu titik maksimun stoikiometri

sebesar suhu 100C. Sedangkan, titik minimun stoikiometri sebesar suhu 390C.

2. Titik stoikiometri pada sistem NaOH-HCI yaitu titik maksimun stoikiometri


sebesar suhu 9,40C. Sedangkan, titik minimun stoikiometri sebesar suhu 300C.

3. Titik stoikiometri pada sistem NaOH-CuSO4 yaitu titik maksimun stoikiometri

sebesar suhu 90C. Sedangkan titik minimun stoikiometri sebesar suhu 30,10C.

B. Saran
Dalam praktikum selanjutnya diharapkan untuk dapat menggunakan zat lain

seperti CH3COOH yang merupakan asam lemah sehingga dapat menghasilkan data

yang lebih beragam.

23
DAFTAR PUSTAKA

Fatah, Abdul H. dan Agtri Wulandari. "Pengembangan Bahan Ajar Materi Unsur
Nitrogen dan Fosfor Berbasis Kontekstual untuk Mata Kuliah Kimia Dasar."
Ilmiah Kanderang Tingang 8, no. 2 (2017): h. 68-76.
Fathonah, dkk. “Pengaruh Integrasi Jurnal Belajar Dalam Pembelajaran Berbasis
Problem Solving Terhadap Pemahaman Konseptual dan Algoritmik
Mahasiswa pada Pokok Bahasan Stoikiometri.” Nasional Teknologi
Pendidikan UM, (2015): ha.l 464-467.
Juwita, Ratulani. “Teori dan Latihan Kimia Dasar.” Padang, 2017.
Mellyzar, Mellyzar, et al. "Penguatan Konsep Stoikiometri sebagai Dasar Pemecahan
Masalah Soal Perhitungan Kimia : (Persiapan KSN-K Kimia 2022 di SMAN
Modal Bangsa Arun Kota Lhokseumawe Aceh." Selaparang 6, no. 2
(2022): h. 576-583.
Supartono, Astuti. “Bahan Ajar Kimia Bidang Keahlian Agrobisnis dan
Agroteknologi”. 2017.
Seliwati, Seliwati. "Kesulitan Memahami Konseptual dan Prosedural Kesetimbangan
Kimia pada Siswa SMA di Kota Palangka Raya." Ilmiah Kanderang
Tingang 8, no. 2 (2017): h. 130-139.
Debora, Anita. “ Kimia Dasar”. Jawa Tengah: Eureka Media aksara, 2022.
Rumintang. “ Sifat Logam Alkali dan Alkali Tanah” Pendidikan Nasioanl 5, no. 4
(2009): h. 20.
Yusuf, Yusnidar. “Kimia Dasar.” Jakarta: EduCenter Indonesia, 2018.
Rahmawati, Irma. "Kemampuan Siswa dalam Memecahkan Masalah pada Konsep
Stoikiometri Larutan dengan Menggunakan Diagram Submikroskopik Model
Pembelajaran More (Model, Observe, Reflect, dan Explain)." Syntax Literate
4, no. 4 (2019), h.. 68-87.

24
25
LAMPIRAN I
SKEMA KERJA

1. Stoikiometri system NaOH- H2SO4


H2SO4

- Diambil lima buah tabung reaksi dan dimasukkan larutan NaOH berturut-turut
1,2,3,4,5 mL
- Dilihat temperatur atau suhu masing-masing larutan dan dicatat
- Diambil lima buah tabung reaksi lain dan dimasukkan larutan H 2SO4
berturut-turut 5,4,3,2,1 mL
- Dicampurkan atau dihomogenkan kedua larutan tersebut dari H2SO4 ke NaOH
sehingga volume campuran asam dan basa selalu tetap yaitu 6 mL
- Dicatat temperatur atau suhu terakhir masing-masing larutan
- Dibuat grafik titik stoikiometrinya.
HASIL

2. Stoikiometri system NaOH- HCI


HCI
- Diambil lima buah tabung reaksi dan dimasukkan larutan NaOH berturut-turut
1,2,3,4,5 mL
- Dilihat temperatur atau suhu masing-masing larutan dan dicatat
- Diambil lima buah tabung reaksi lain dan dimasukkan larutan HCI
berturut-turut 5,4,3,2,1 mL
- Dicampurkan atau dihomogenkan kedua larutan tersebut dari HCI ke NaOH
sehingga volume campuran asam dan basa selalu tetap yaitu 6 mL
- Dilihat dan dicatat temperatur atau suhu terakhir masing-masing larutan
- Dibuat grafik titik stoikiometrinya.
HAh
HASIL
3. Stoikiometri system NaOH- CuSO4
CuSO4
- Diambil lima buah tabung reaksi dan dimasukkan larutan NaOH
berturut-turut 1,2,3,4 mL
- Dilihat temperatur atau suhu masing-masing larutan dan dicatat
- Diambil lima buah tabung reaksi lain dan dimasukkan larutan HCI
berturut-turut 4,3,2,1 mL
- Dicampurkan atau dihomogenkan kedua larutan tersebut dari HCI ke NaOH
sehingga volume campuran asam dan basa selalu tetap yaitu 6 mL
- Dilihat dan dicatat temperatur atau suhu masing-masing larutan
- Dibuat grafik titik stoikiometrinya.
HASIL
LAMPIRAN II
DOKUMENTASI

Memipet Mencuci Mencampurkan

Mengukur Suhu Hasil NaOH

Akuades CuSO4 Pipet volum

Anda mungkin juga menyukai