Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

Judul Percobaan : Reaksi-Reaksi Kimia


Nama : Muhammad Aqil Kamil
NIM : 2008102010006
Kelas/Kelompok : A2/1
Asisten : Desy Ramadhani

LABORATORIUM KIMIA DASAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2020
ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Reaksi-Reaksi Kimia” dengan tujuan untuk
mengamati reaksi kimia yang berlangsung dengan melihat perubahan-perubahan yang terjadi.
Percobaan ini dilakukan dengan mencampurkan bahan-bahan yang telah ditentukan ukurannya
sehingga dapat dilihat perubahannya yang meliputi perubahan warna, perubahan suhu,
terbentuknya endapan dan terbentuknya gas. Berdasarkan percobaan ini, praktikan dapat
melihat bagaimana proses terjadinya perubahan pada reaksi kimia. Reaksi yang mengalami
perubahan suhu akan mengalami peningkatan dan penurunan suhu. Reaksi yang menghasilkan
gas akan diikuti oleh adanya panas dan ledakan. Reaksi yang mengubah warna akan lebih pekat
atau lebih pudar. Kesimpulannya reaksi kimia akan mengubah sifat zat-zat yang terbentuk
berbeda dari zat-zat pembentuknya.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antarubahan senyawa
kimia.Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut reaktan.
Dan hasil dari suatu reaksi kimia disebut hasil reaksi dan reaksi kimia juga merupakan suatu
proses reaksi antar senyawa kimia yang melibatkan perubahan struktur dan molekul.Dalam
suatu reaksi terjadi proses ikatan dimana senyawa pereaksi beraksi menghasilkan senyawa baru

Reaksi kimia juga merupakan transformasi dalam struktur molekul. Reaksi ini bisa
menghasilkan penggabungan molekul membentuk molekul yang lebih besar, pembelahan
molekul menjadi dua atau lebih molekul yang lebih kecil serta penata ulangan atom-atom
dalam molekul. Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk atau terputusnya ikatan kimia.
Beberapa hal yang menandai terjadinya suatu reaksi kimia, diantaranya terjadi perubahan
warna, endapan, timbulnya gas, dan terjadinya perubahan suhu

Menurut hukum penggabungan kimia, setiap zat dijelaskan oleh suatu rumus kimia yang
menyatakan jumlah relatif atom yang ada dalam zat itu. Rumus molekul suatu zat menjelaskan
jumlah atom setiap unsur dalam satu molekul zat. Rumus empiris suatu senyawa adalah rumus
paling sederhana yang memberikan jumlah atom relatif yang betul untuk setiap jenis atom yang
ada di dalam senyawa itu.

Reaksi kimia menggabungkan unsur-unsur menjadi senyawa, penguraian senyawa


menghasilkan unsur-unsurnya, dan transformasi mengubah senyawa yang ada menjadi
senyawa baru. Oleh karena atom tidak dapat dimunahkan dalam reaksi kimia, maka jumlah
atom (atau mol atom) dari setiap unsur sebelum dan sesudah reaksi harus selalu sama.
Kekekalan materi dalam perubahan kimia terlihat dari persamaan kimia yang seimbang untuk
proses tersebut.

Pada reaksi kimia ada yang berlangsung cepat dan ada pula yang berlangsung lambat.
Reaksi kimia yang berlangsung lambat misalnya, pembentukan minyak bumi, besi berkarat dan
lain-lain, sedangkan yang berlangsung cepat misalnya ledakan, reaksi oksidasi dan lain-lain.
Cepat lambatnya suatu reaksi kimia dipengaruhi oleh suhu, konsentrasi, luas permukaan, dan
katalisator.
1.2. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengamati reaksi kimia berlangsung atau terjadi
dengan melihat perubahan-perubahannya

1.3. Manfaat Percobaan

Percobaan ini bermanfaat bagi praktikan, karena praktikan mampu memahami bagaimana
proses suatu zat kimia bereaksi. Selain itu juga mengetahui bahaya dari reaksi-reaksi kimia,
serta memberikan solusi dalam menyikapi bahayanya reaksi-reaksi kimia.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Reaksi kimia adalah suatu proses reaksi antara senyawa kimia yang mengakibatkan
perubahan struktur dan molekul. Dalam suatu reaksi terjadi proses ikatan dimana senyawa
pereaksi bereaksi menghasilkan senyawa baru (produk). Dalam ilmu kimia reaksi itu
merupakan salah satu cara untuk mengetahui sifat-sifat kimia dari satu atau berbagai jenis zat.
Sifat-sifat kimia kemudian dicatat sebagai data kuantitatifa (Sutrisno, E,T. Nurminabari, I,S
2012).

Reaksi kimia (chemical reaction) yaitu suatu proses dimana zat atau senyawa diubah
menjadi satu atau lebih senyawa baru. Untuk berkomukasi satu sama lain tentang reaksi kimia,
para kimiawan menggunakan cara standar untuk menggambarkan reaksi tersebut menajdi
persamaan kimia. Persamaan kimia (Chemical equation) menggunakan lambang kimia untuk
menunjukan apa yang terjadi saat reaksi kimia berlangsung (Aini, Nur. 2013).

Tujuan percobaan Reaksi-Reaksi Kimia untuk mengetahui dan mempelajari jenis dan
sifat (sifat kimia dan fisika) dari zat yang direaksikan, serta untuk mencari rumus senyawa dan
koefisien reaksi dari senyawa dengan cara mereaksikan dua buah zat atau lebih yang dibuktikan
adanya perubahan warna, bau, suhu, timbulnya gas dan endapan (Aini, Nur. 2013).

Prinsip percobaan adalah berdasarkan penggabungan molekul terbagi menjadi dua


bagian atau lebih. Molekul yang kecil atau atom-atom dalam molekul. Reaksi kimia selalu
melibatkan terbentuk dan terputusnya ikatan kimia (Aini, Nur. 2013).

Berdasarkan Hukum Kekekalan Massa yang ditemukan oleh Lavoisier : “ Massa zat
sebelum dan sesudah reaksi adalah sama” dan berdasarkan Hukum Perbadingan Tetap (Hukum
Proust) : “Dalam setiap persenyawaan perbandingan massa unsur-unsur selalu tetap”.
Berdasarkan Bronsted Lowry : “Asam sebagai setiap zat sembarang yang menyumbang proton
dan basa sebagai setiap zat sembarang yang menerima proton” (Aini, Nur. 2013).

Hubungan kuantitatif antara pereaksi dan hasil reaksi dalam suatu persamaan kimia
berimbang memberikan dasar stoikoimetri. Perhitungan stoikoimetri mengharuskan
penggunaan bobot atom unsur dan bobot molekul senyawa. Banyaknya suatu hasil reaksi
tertentu yang menurut perhitungan akan diperoleh dalam suatu reaksi kimia merendem teoritis
untuk suatu reaksi kimia. Penting untuk mengetahui mana yang merupakan pereaksi pembatas
yakni pereaksi yang secara teroritis dapat bereaksi sampai habis, sedangkan pereaksi-pereaksi
lain berlebih (Keenan, 1984).

Reaksi kimia dapat diartikan sebagai suatu proses di mana zat-zat baru (hasil reaksi),
terbentuk dari beberapa zat aslinya, yang disebut pereaksi. Biasanya suatu reaksi kimia disertai
oleh kejadian-kejadian fisis seperti perubahan warna, pembentukan endapan, pembentukan
gas, serta perubahan suhu. Kemudian perkembangan zaman yang maju, membuat analisis
kimia melakukan penelitian menggunakan peralatan canggih dengan tujuan untuk
membuktikan bahwa reaksi benar-benar terjadi (Petrucci, 1987).

Perubahan fisis yang dihasilkan pada suatu reaksi kimia dapat dijadikan indikasi untuk
mengidentifikasikan suatu reaksi. Berdasarkan proses terjadinya, reaksi kimia dibedakan
menjadi dua, yaitu : Reaksi kimia berlangsung secara spontan, reaksi kimia yang tidak
memerlukan energi untuk proses reaksinya. Contohnya : Pembentukan endapan dan Perubahan
warna. Reaksi kimia yang berlangsung secara tidak spontan, reaksi kimia ini memerlukan
energi untuk proses reaksinya. Contohnya : Pembentukan gas dan Perubahan suhu.Kemudian
perubahan fisis yang lain yaitu perubahan suhu, terdapat dua macam perubahan suhu yang
terjadi yaitu endotermik dan eksotermik. Reaksi endotermik merupakan reaksi yang menyerap
kalor, nilai perubahan entalpi berharga (+). Perubahan kalor pada reaksi endotermik
berlangsung dari lingkungan ke sistem. Sedangkan pada reaksi eksotermik merupakan reaksi
yang melepaskan kalor, nilai perubahan entalpi berharga (-). Perubahan kalor pada reaksi
eksotermik berlangsung dari sistem ke lingkungan (Ahmad, 2001).

Cara paling ringkas untuk memberikan suatu reaksi kimia adalah dengan menulis suatu
persamaan kimia berimbang yang merupakan pernyataan kualitatif maupun kuantitatif
mengenai pereaksi yang terlibat. Tiap zat diwakili oleh rumus molekulnya. Menyatakan
banyaknya atom-atom dari tiap macam dalam suatu satuan zat itu. Rumus molekulnya
merupakan kelipatan bilangan bulat rumus empiris zat itu yang menyatakan jumlah minimal
yang mungkin dalam perbandingan yang benar atom-atom dari tiap macamnya. Tiga kelas
umum reaksi yang dijumpai dengan meluas dalam kimia ialah reaksi kombinasi langsung,
reaksi penukar-gantian sederhana dan reaksi penukar-gantian rangkap. Hubungan kuantitatif
antara pereaksi dan hasil reaksi dalam suatu persamaan kimia berimbang memberikan dasar
stoikiometri. Perhitungan stoikiometri mengharuskan penggunaan bobot atom unsur dan bobot
molekul senyawa. Banyaknya suatu hasil reaksi tertentu yang menurut perhitungan akan
diperoleh dalam suatu reaksi kimia rendemen teoretis untuk suatu reaksi kimia. Penting untuk
mengetahui mana yang merupakan pereaksi pembatas yakni pereaksi yang secara teoretis dapat
bereaksi sampai habis, sedangkan pereaksi-pereaksi lain berlebih (Keenan, 1984).

Jika terjadi reaksi kimia, dapat diamati tiga macam perubahan yaitu: a). Perubahan
Sifat; b). Perubahan Susunan; c). Perubahan Energi. Semua perubahan kimia tentu induk pada
hukum pelestarian hukum energi dan hukum pelestarian energi massa. Susunan senyawa kimia
tertentu oleh hukum susunan pasti dan hukum perbandingan berada. Asas fundamental yang
mendasari semua perubahan kimia merupakan daerah kimia teoretis, korelasi antara konsep
unsur dan senyawa dengan keempat hukum tersebut diatas diperoleh dalam Teori Asam Dalton,
teori modern pertama mengenai atom dan molekul sebagai partikel fundamental dari zat-zat
yang tumbuh dari teori ini antara lain adalah skala, bobot atom relatif unsur-unsur dilarutkan
menurut bertambahnya bobot atom, munculnya unsur-unsur secara teratur dengan sifat-sifat
tertentu mendorong Mendelev menyusun tabel berkala dari unsur-unsur dan meramalkan
adanya beberapa unsur yang belum diketahui. Banyaknya dan dari situ proporsi relatif sebagai
atom dalam satuan terkecil senyawa diberikan oleh rumus senyawa, dalam mana digunakan
lambang unsur kimia itu. (Keenan, 1984).

Reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru yaitu hasil reaksi,terbentuk dari
beberapa zat aslinya, yang disebut pereaksi. Biasanya suatu reaksi kimia disertai oleh kejadian-
kejadian fisis, seperti perubahan warna,pembentukan endapan, atau timbulnya gas.Lambang-
lambang yang menyatakan suatu reaksi kimia disebut persamaan kimia. Dalam penulisan
persamaan reaksi diperlukan tiga langkah:

 Nama-nama pereaksi dan hasil reaksi ditulis, hasilnya disebut sebuah persamaan
sebutan (Contoh: nitrogen oksida + oksigen → Nitrogen dioksida).
 Sebagai pengganti nama zat dipergunakan rumus-rumus kimia.Hasilnya disebut
persamaan kerangka (Contoh: NO + O2 → NO2).
 Persamaan kerangka kemudian di kesetimbangan, yang menghasilkan persamaan kimia
(Contoh: 2NO + O2 → 2NO2).
Jenis – jenis reaksi kimia:
a. Pembakaran
Pembakaran adalah suatu reaksi dimana suatu unsur atau senyawa bergabung dengan oksigen
membentuk senyawa yang mengandung oksigen sederhana (Contohnya: CO2, H2O dan SO2).

 C3H8 + 5O2 → 3CO2 + 4H2O


 2C6H14O4 + 15O2 → 12CO2 + 14H2O

b. Penggabungan (sintetis)
Suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih kompleks terbentuk dari dua atau lebih zat yang
lebih sederhana, baik unsur maupun senyawa.

 2H2 + O2 → 2H2O
 CO + 2H2 → CH3OH

c. Penguraian
Penguraian adalah suatu reaksi dimana suatu zat dipecah menjadi zat-zat yang lebih sederhana.

 2Ag2O → 4Ag + O2

d. Penggantian (Perpindahan tanggal)


Penggantian (Perpindahan tanggal) adalah suatu reaksi dimana sebuah unsur pindahan unsur
lain dalam suatu senyawa.

 Cu + 2Ag⁺ → Cu2⁺ + 2Ag

e. Metatesis (pemindahan tanggal)


Metatesis (pemindahan tanggal) adalah suatu reaksi dimana terjadi pertukaran antara dua
reaksi.

 AgNO3 + NaCl → AgCL + NaNO3

(Petrucci, 1989).

Terdapat dua bentuk reaksi pada saat terjadi proses reaksi, yaitu proses reversible dan
irreversible. Proses reversible terjadi jika suatu proses berlangsung sedemikian rupa sehingga
selama proses berlangsung sifat sistem tetap uniform pada setiap bagian sistem. Jadi proses
reversible adalah suatu proses yang berlangsung melalui sederetan langkah-langkah dimana
setiap langkah selalu dalam keadaan kesetimbangan. Suatu proses reversible harus dikerjakan
perlahan-lahan sedemikian rupa sehingga ada cukup waktu bagi sifat-sifat sistem untuk
mencapai harga tetap diantara setiap perubahan yang terjadi selama proses. Proses reversible
adalah suatu keadaan ideal, secara praktis proses reversible hampir tidak mungkin terjadi.
Sedangkan pada proses irreversible (tidak berbalik) berlangsung sangat cepat sehingga sistem
tidak mempunyai kesempatan untuk mencapai kesetimbangan pada setiap perubahan yang
terjadi selama proses berlangsung. Semua proses alam adalah irreversible dan spontan, proses
tidak dapat balik tanpa bantuan atau usaha-usaha luar dan perubahan sifat dari sekelilingnya
(Rusman, 2009).

Proses pengendapan merupakan proses pemisahan yang mudah, cepat dan murah. Pada
prinsipnya pemisahan unsur - unsur dengan cara pengendapan karena perbedaan besarnya
harga hasil kali kelarutan (solubility product constant/ Ksp). Proses pengendapan adalah proses
terjadinya padatan karena melewati besarnya Ksp yang harganya tertentu dan dalam keadaan
jenuh. Untuk memudahkan, Ksp diganti dengan pKsp = fungsi logaritma = -log Ksp merupakan
besaran yang harganya positif dan lebih besar dari nol sehingga mudah untuk dimengerti. Jika
harga Ksp kecil maka unsur atau senyawa mudah mengendap. Jika harga Ksp besar maka unsur
atau senyawa sulit mengendap. Menurut Geankoplis tahun 1983, proses terbentuknya endapan
melalui dua tahap proses yaitu tahap pembentukan inti dan pertumbuhan inti. Tahap
pembentukan inti (nuklearisasi) bermula ketika ion-ion dari molekul yang akan diendapkan
mulai membentuk inti, yaitu pasangan ion menjadi butir-butir sangat kecil yang berisi beberapa
molekul. Akan teapi, inti ini masih terlalu kecil untuk mengendap. Sedangkan pada tahap
pertumbuhan inti, inti tumbuh menjadi butiran yang lebih besar. Inti tersebut menarik molekul-
molekul lain membentuk butiran yang lebih besar, sehingga terbentuk endapan (Oxtoby, 1989).

Definisi Bronsted-Lowry. Asam adalah zat yang menyediakan proton, dan basa
penerima proton. Jadi dalam air, setiap zat yang meninggikan konsentrasi proton terhidrasi
(H3O+) yang disebabkan oleh otodisosiasi air adalah asam, dan setiap zat yang menurunkan
konsentrasi tersebut adalah basa, karena itu ion tersebut bergabung dengan proton mengurangi
konsentrasi H3O+. Namun zat lain seperti sulfida, oksida, atau anion asam lemah (missal F-,
CN-) juga basa (Cotton, 2013: 193).
Untuk mengukur konsentrasi zat pada reaksi asam-basa dilakukan titrasi—suatu teknik
penambahan sejumlah volume yang terukur secara akurat pada konsentrasi yang tepat suatu
larutan ke dalam larutan lain yang akan diukur konsentrasinya. Ketika kedua zat telah mencapai
konsentrasi yang sama, pada titik ekivalen, maka ditandai oleh perubahan fisik, seperti warna
dari larutan. Biasanya perubahan warna tersebut akibat penambahan beberapa tetes zat
indicator asam-basa—yakni senyawa yang menunjukkan warna dalam bentuk molekul netral
yang berbeda dari bentuk ionnya (Purwoko, 2008: 55).

Beberapa pereaksi dan hasil reaksi dapat berada dalam bentuk larutan (solurion)
sesungguhnya ditentukan oleh komponen-komponennya, yaitu pelarut (solvent): merupakan
substansi yang melarutkan zat. Komponen ini menentukan wujud larutan sebagai gas, padatan,
atau sebagai cairan. Zat terlarut (solute): merupakan substansi yang terlarut dalam solvent.
Misalnya bila tertulis: NaCl (aqueous) maka artinya NaCl sebagai solute dan aqua atau H2O
sebagai solvent (Barsasella, 2013: 55).

Beberapa pereaksi dan/atau hasil reaksi dapat berada dalam bentuk larutan. Seperti
telah disimak pada Bab 1, satu komponen yang menentukan keadaan larutan apakah sebagai
padatan, cairan, atau gas disebut pelarut (solvent), dan komponen lainnya disebut zat terlarut
(solute). Lambang NaCl(aq) misalnya, menunjukkan bahwa air sebagai pelarut dan natrium
klorida sebagai zat terlarut. Jumlah zat terlarut yang dapat dilarutkan dalam suatu pelarut sangat
beragam. Itulah sebabnya, perlu mengetahui komposisi atau konsentrasi yang tepat dari
suatu larutan jika harus berhubungan dengan perhitungan stoikiometri dalam larutan
(Sunarya, 2012: 91).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : Gelas kimia, tabung reaksi, rak
tabung reaksi, dan pipet tetes.

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : Lempengan atau serbuk
logam Zn, larutan K2Cr04 0,1 M, larutan K2Cr207 0,1 M, larutan Pb(NO3)2 0.1 M, larutan
HC1 0,1 M, larutan NaOH 0,1 M, larutan H2SO4 0,1 M, kertas saring, aquades, telur ayam,
tepung terigu/tepung beras/tepung tapioka, dan betadin.

3.2. Konstanta Fisik dan Tijauan Keamanan


Tabel 3.2. konstanta fisik dan tinjauan keamanan
No Bahan Berat Molekul Titik Beku Titik Didih Tinjauan
(g/mol) (°C) (°C) Keamanan
1 logam Zn 24,32 650 1170 Tidak
berbahaya
2 larutan K2Cr04 194,19 968 1000 Mongoksida,
tidak aman
3 larutan K2Cr207 294,2 398 >500 Sangat toksik,
tidak aman
4 larutan Pb(NO3)2 331,21 270 1749 Toksik, karsi
nogenik, tidak
aman
5 larutan HC1 36,5 -27,32 110 Korosif, tidak
aman
6 larutan NaOH 40 318 1390 Tidak mudah
terbakar
7 larutan H2SO4 98,08 10 338 Korosif, tidak
aman
8 kertas saring - - - aman
9 aquades 18,02 0,0 100 aman
10 telur ayam, - - - aman
11 Tepung terigu / - - - aman
tepung beras /
tepung tapioka
12 betadin 111 217,6 300 aman

3.3. Cara Kerja

Reaksi yang menghasilkan


endapan
Masukkan sebanyak 2 ml larutan Pb(NO3)2 0,1 M ke dalam tabung reaksi
Tambahkan 2 ml larutan K2Cr04 0,1 M
amati endapan yang terbentuk.
Cara kerja diatas diulang dengan menggantikan larutan K2Cr04 0,1 M dengan larutan
NaOH 0,1 M

Hasil

Reaksi yang menghasilkan perubahan suhu

Masukkan 2 ml larutan NaOH 0,1 M dalam tabung reaksi


kemudian tambahkan 2 ml larutan H2SO4 0,1 M.
Amati perubahan suhu dengan memegang bagian bawah tabung.
Cara kerja diatas di ulang dengan menggantikan H2SO4 0,1 M dengan larutan HC1
0,1 M.

Hasil

Reaksi yang menghasilkan perubahan warna

Masukan ke dalam tabung reaksi 2 ml larutan K2CrO4 0,1 M


kemudian tambahkan ke dalamnya 2 ml larutan HC1 0,1 M
amati perubahan warna larutan.
Cara kerja diatas diulang dengan menggantikan HCl 0,1 M dengan NaOH 0,1 M.

Hasil
Reaksi yang menghasilkan gas

Masukkan 2 ml larutan HC1 0,1 M kedalam tabung reaksi


ke dalamnya masukkan 1 gram logam Zn.
Amati timbulnya gas.

Hasil

Percobaan mandiri

Masukkan sedikit (kurang lebih setengah sendok makan) tepung terigu atau tepung
beras atau tepung tapioka ke dalam wadah gelas bening,
tambahkan air hingga bercampur sempurna Kemudian teteskan betadin.
Amati dan jelaskan perubahan yang terjadi.
Ambil sebutir telur ayam dan masukkan ke wadah gelas bening yang telah diisi
dengan asam cuka.
Amati dan jelaskan perubahan yang terjadi.

Hasil
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


Tabel 4.1.1 Data Hasil Pengamatan
No Persamaan Reaksi Pengamatan Hasil Reaksi
1 Reaksi yang menghasilkan endapan a. Endapan warna a. Pb(CrO4) + 2
kuning KNO3
a. Pb(NO3)2+ K2CrO4 →
b. Endapan warna b. Pb(OH)2 + 2
b. Pb(NO3)2+ NaOH →
putih NaNO3
2 Reaksi yang menghasilkan perubahan Pada kedua reaksi ( a. Na2SO4 + 2 H2O
suhu a dan
b. NaCl + H2O
a. H2SO4+ NaOH → b) Tidak terjadi
perubahan suhu
b. HCl + NaOH →
(larutan
terkontaminasi)
3 Reaksi yang menghasilkan warna a. Terjadi perubahan a. 2 KCl + H2CrO4
warna yakni warna
a. K2CrO4+ HCl → b. 2 KOH + Na2CrO7
larutan
b. K2CrO7+ NaOH →
b. Tidak terjadi
perubahan warna
4 Reaksi yang menghasilkan gas Terdapat gelembung ZnCl + H2
pada bagian bawah
Zn + HCl →
lempengan logam
Zn
5 Percobaan mandiri a. Terjadi perubahan a. C6H10O5 + H2O +
warna yakni warna C6H9NO
a. Tepung terigu/ beras/ tapioka + air
putih keunguan
+ betadin → b. CaCO3 + C2H4O2
b. Terdapat
b. Telur + asam cuka →
gelembung gas pada
cangkak telur.

4.2 Pembahasan Reaksi

Reaksi kimia adalah suatu proses yang meongonversi sekelompok zat yang disebut
reaktan, menjadi sekelompok baru yang disebut produk. Tanda-tanda terjadi reaksi kimia
yaitu terjadinya perubahan warna, perubahan suhu. Pembentukan endapan dan
pembentukan gas. Faktor-faktor terjadinya reaksi kimia dapat diakibatkan oleh beberapa
hal, bisa karena pencampuran antara zat yang satu dengan yang lainnya atau karena
pembakaran.

Reaksi kimia dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu reaksi reversible
dan reaksi irreversible. Reaksi reversible adalah reaksi yang dapat kembali lagi atau disebut
juga reaksi bolak-balik. Reaksi irreversible adalah reaksi yang tidak dapat kembali atau
disebut juga reaksi searah. Contoh reaksi reversible adalah reaksi yang menghasilkan
perubahan warna dan reaksi yang menghasilkan endapan. Sedangkan contoh reaksi
irreversible adalah reaksi yang menghasilkan gas dan reaksi yang menghasilkan perubahan
suhu.

Ciri-ciri terjadinya perubahan kimia adalah terbentuknya gelembung gas yang timbul
dari pemanasan larutan atau pembentukan gas pada cairan, terbentuknya endapan yaitu
padatan pada bagian dasar larutan yang dilarutkan, terjadinya perubahan warna dan
perubahan suhu.

Pada percobaan yang telah dilakukan, reaksi antara Pb(NO2)2 yang ditambahkan
K2CrO4 akan membentuk endapan atau padatan yang terpisah dari larutan. Endapan yang
terbentuk berwarna kuning pekat. Sedangkan Pb(NO3)2 yang ditambahkan dengan NaOH
juga membentuk endapan yang berwarna putih susu namun campuran larutan tersebut
kembali berwarna bening yang disebabkan oleh terkombinasinya alat dan bahan dengan zat
lain. Endapan dapat terbentuk karena akibat adanya Ksp (hasil lkali kelarutan) dan Qsp (hasil
kali ionisasi) pada larutan tersebut. Jika Ksp semakin besar, maka akan terbentuk endapan
dan sebaliknya. Jika Ksp semakin kecil, maka tidak menghasilkan menghasilkan endapan.

Selanjutnya pada percobaan antara reaksi yang menghasilkan perubahan suhu. Reaksi
pertama antara larutan H2SO4 yang ditambah larutan NaOH di dalam tabung reaksi akan
mengalami perubahan suhu. Namun dari hasil percobaan ini, baik larutan H2SO4 yang
ditambah larutan NaOH maupun larutan H2SO4 yang ditambahkan larutan dengan HCl,
tidak menghasilkan perubahan suhu, hal ini disebabkan oleh terkontaminasinya alat dan
bahan dengan zat lain. Seharusnya, pada larutan H2SO4 yang ditambahkan larutan NaOH
akan terasa panas pada bagian bawahnya yang disebabkan oleh proses eksoterm, yaitu proses
melepaskan kalor dari sistem ke lingkungan. Sedangkan pada larutan H2SO4 yang
ditambahkan HCl akan terasa dingin jika bagian bawah tabung dipegang. Hal ini disebabkan
oleh proses endoterm, yaitu proses menerima kalor atau proses penerimaan kalor dari
lingkungan ke sistem.

Berikutnya percobaan yang menghasilkan perubahan warna. Reaksi pertama adalah


reaksi antara larutan K2CrO4 yang ditambahkan larutan HCl akan berubah menjadi warna
orange dari yang sebelumnya berwarna kuning. Sedangkan larutan K2CrO7 yang
dicampurkan dengan NaOH akan menghasilkan warna kuning. Perubahan warna yang terjadi
disebabkan oleh adanya kekurangan elektron di orbital d. Sehingga elektron tereksidasi
(terjadi hibridasi) serta timbulnya gelembung-gelembung warna.

Reaksi yang menyebabkan timbulnya gas yakni pada serbuk Mg yang dimasukkan
kedalam air lama-kelamaan akan menghasilkan gelembung-gelembung gas yang disebabkan
oleh letupan. Sedangkan reaksi dengan lempeng Zn dan HCl menghasilkan gelembung yang
disebabkan karena HCl dan Zn berikatan. H2 terlepas sehingga muncul gelembung.

Pada percobaan mandiri, tepung terigu yang dicampurkan air dan ditetesi 2 tetes
betadin akan menghasilkan perubahan warna yakni berwarna putih keunguan. Sedangkan
pada cangkang telur yang direndam dengan air cuka maka akan menghasilkan gelembung
gas pada cangkang telur tersebut.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa :

 Ciri-ciri adanya reaksi kimia adalah adanya perubahan dari pencampuran dua reaksi
atau lebih, baik perubahan suhu, perubahan warna, menghasilkan gas dan adanya
endapan.
 Pencampuran yang menghasilkan terbentuknya endapan adalah akibat dari hasil kali
kelarutan (Ksp) > hasil kali ionisasi (Qsp)
 Perubahan suhu terjadi karena proses pelepasan kalor yang disebut eksoterm dan
penerimaan kalor yang disebut endoterm.
 Perubahan warna terjadi karena kekosongan elektron pada orbital d di unsur transisi
pada senyawa yang bereaksi.
 Reaksi yang menghasilkan gas terjadi karena adanya senyawa yang berikatan dan
kemudian melepaskan H2 sehingga timbulnya gelembung.

5.2 Saran

Terimakasih untuk kakak asisten yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
praktikum pertama kami, sedikit saran dari saya semoga kakak dapat meningkatkan lagi
kemampuannya dan dapat mendidik kami lebih baik lagi, dalam menjelaskan dan
membimbing praktikan dalam memberi materi praktikum, saat praktikum dimulai dan
bahkan saat penulisan laporan kakak sekalian sudah membimbing dengan sangat baik,
mungkin kekurangannya dari kami sendiri yang kurang mengerti sebab masih baru, jadi di
mohon untuk kakak sekalian lebih lagi dalam mengajari dan membimbing kami di lab.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Drs. Hiskia. 2001. Wujud Zat dan Kesetimbangan Kimia. PT Citra Aditya Bakti,
Bandung.
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar. Terjemahan dari General Chemistry oleh Suminar
Setiati Achmadi. Erlangga, Jakarta.
Keenan. 1984. Kimia Universitas Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Oxtoby, David W. 1989. Prinsip-prinsip Kimia Modern Jilid 1 Edisi 4. Terjemahan dari
Principles of Modern Chemistry oleh Suminar Setiati Achmadi. Erlangga, Jakarta.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia dasar dan terapan modern jilid 1. Erlangga, Jakarta..
Supeno, Minto. 2009. Interaksi Asam Basa : Kimia Anorganik, Cetakan 1. Medan:
Cotton, Albert. 2013. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press.
Diana, Barsasella. 2013. Buku Wajib Kimia Dasar. Jakarta: Pelita.
Purwoko, Agus Abhi. 2010. Kimia Dasar II. Mataram: Arga Puji Press.
Sunarya, Adi. 2012. Kimia Anorganik. Bogor: Bina Aksara.
LAMPIRAN

1. Tepung Terigu + Air + Betadin

2. Cangkak telur + Air Cuka

Anda mungkin juga menyukai