Anda di halaman 1dari 12

KINETIKA DAN KESETIMBANGAN KIMIA

(Laporan Praktikum Kimia Dasar II)

Nama : Weni Fira Destina

NIM 119420045

TPB 34

Kelompok : 5(B)

Asisten praktikum : Yenny

NIM Asisten 25117029

LABORATORIUM KIMIA DASAR

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

LAMPUNG SELATAN

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Reaksi kimia yang terjadi disekitar kita kebanyakan bersifat instan, tetapi
ada juga reaksi yang membutuhkan waktu lama untuk membentuk suatu produk.
Suatu reaksi yang dapat mencampurkan suatu reaktan dan menghasilkan produk
baru disebut reaksi kimia. Proses dalam reaksi kimia ada yang berjalan cepat dan
ada yang berjalan lambat. Contohya reaksi kimia yang berlangsung cepat yaitu
pada batang korek api yang cepat terbakar sedangkan reaksi kimia yang berjalan
lambat seperti pencmatangan pada buah. Kinetika reaksi adalah pengkajian laju
dan mekanisme reaksi kimia. Cepat lambatnya suatu reaksi kimia dapat
dinyatakan dengan laju reaksi. Laju reaksi suatu rekasi kimia dinyatakan sebagai
perubahan konsentrasi yang terlibat dalam reaksi terhadap satuan waktu. Laju atau
kecepatan reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya atau bertambahnya
konsentrasi suatu produk. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
diantaranya yaitu, konsentrasi reaktan, luas permukaan reaktan, suhu, mekanisme
reaksi dan juga katalis. Persamaan laju reaksi kimia ditentukan oleh konsentrasi
awal dari setiap zat reaksinya. Orde reaksi berkaitan dengan pangkat oleh hukum
laju reaksinya. Nilai orde reaksi setiap zat penyusunnya tidak selalu sama dengan
koefisien reaksi zat yang bersangkutan. (Sunarya2002)
Kesetimbangan kimia merupakan suatu proses yang terjadi dalam larutan
dengan adanya perubahan fisika seperti dalam peleburan, penguapan, dan
perubahan kimia termasuk elektrokimia. Reaksi kimia yang sering digunakan
dalam pemeriksaan kimia yaitu reaksi yang bergantung pada keadaan luar seperti
kadar zat yang bereaksi, suhu, tekanan dan sebagainya. Banyak reaksi tidak
berlangsung hingga selesai tetapi mendekati keadaan kesetimbangan, di mana
produk dan reaktan yang tidak terpakai keduanya terdapat dalam jumlah yang
relative tertentu. Apabila kesetimbangan tercapai, tak ada lagi perubahan
komposisi lanjutan. Keadaan kesetimbangan digambarkan secara kuantitatif
melalui tetapan kesetimbangan reaksi yang tergantung pada suhu di mana reaksi
berlangsung.

1.2 TUJUAN

1.2.1 Mengamati efek difusi dan pencampuran pada kinetika reaksi

1.2.2 Mengetahui pengaruh katalis pada laju reaksi

1.2.3 Menentukan tingkat reaksi logam magnesium (Mg) dengan larutan HCL

1.2.4 Mengamati efek temperatur pada kesetimbangan gas


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KESETIMBANGAN KIMIA

Banyak reaksi tidak berlangsung hingga selesai tetapi mendekati suatu keadaan
kesetimbangan, di mana produk dan reaktan yang tidak terpakai keduaduanya
terdapat dalam jumlah yang relative tertentu banyaknya. Begitu kesetimbangan
tercapai, tak akan ada lagi perubahan komposisi lebih lanjut yang terjadi. Keadaan
kesetimbangan digambarkan secara kuantitatif melalui tetapan kesetimbangan
reaksi yang tergantung pada suhu di mana reaksi berlangsung (Oxtoby, 2001).

Kesetimbangan kimia meliputi perubahan fisika seperti dalam peleburan dan


penguapan dan perubahan kimia, termasuk elektrokimia. Pembahasan ini adalah
mengenai termodinamika, khususnya dalam hal peranan entalpi dan entropi. Kita
akan lihat bahwa pandangan yang sama mengenai kesetimbangan dan arah
perubahan spontanitas diperoleh dari istilah kimia zat-zat (Kartohadiprojo, 1994).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia. Seperti


perubahan konsentrasi. Perubahan konsentrasi dapat mempengaruhi posisi
keadaan kesetimbangan, atau lebih tepatnya jumlah relatif reaktan dan produk.
Perubahan tekanan dan volume kemungkinan memberikan pengaruh yang sama
terhadap sistem gas dalam kesetimbangan. Hanya perubahan suhu yang dapat
mengubah nilai konstanta kesetimbangan. Katalis dapat mempercepat tercapainya
keadaaan kesetimbangan dengan cara mempercepat laju reaksi maju dan laju
reaksi balik. Tetapi katalis tidak dapat mengubah posisi kesetimbangan atau
konstanta kesetimbangan (Chang, 2003).

2.2 PERISTIWA ADSORPSI

Peristiwa adsorpsi merupakan suatu fenomena permukaan, yaitu terjadinya


penambahan konsentrasi komponen tertentu pada permukaan antara dua fase.
Adsorpsi dapat dibedakan menjadi adsorpsi fisis (physical adsorption) dan
adsorpsi kimia (chemical adsoption). Secara umum adsorpsi fisis mempunyai
gaya intermolekular yang relatif lemah, sedangkan pada adsorpsi kimia terjadi
pembentukan ikatan kimia antara molekul adsorbat dengan molekul yang terikat
pada permukaan adsorben. Pertukaran ion adalah suatu fenomena atau suatu
proses yang melibatkan pertukaran dapat balik antara ion-ion dalam larutan
dengan ion yang terikat dalam bahan penukar ion. Pada proses itu, tidak ada
perubahan secara permanen dalam struktur padatan. Mekanisme pertukaran ini
didasarkan pada sifat sorptif dari tempat yang bermuatan negatif dalam adsorben
terhadap ion bermuatan positif yang terjadi karena interaksi gaya Coulomb.
Pertukaran ion dapat dikategorikan juga sebagai proses sorption seperti halnya
adsorpsi, yaitu sejumlah tertentu bahan terlarut (solute) di fase fluida secara
selektif tertransfer ke dalam suatu partikel yang tak larut. Pertukaran ion kadang
disebut juga counterion adsorption (Kundari, 2008) Salah satu alat yang
digunakan untuk memperoleh data kesetimbangan antara fase liquida dan fase gas
adalah Glass Othmer Still. Adapun hal – hal yang berpengaruh dalam sistem
ksetimbangannya yaitu : Tekanan (P), Suhu (T), konsentrasi komponen A dalam
fase liquid (x) dan konsentrasi komponen A dalam fase uap (y). Pada penelitian
ini digunakan bahan baku etanol dari hasil fermentasi rumput gajah dengan kadar
etanol 96% dan etanol Pro Analisis dengan.

2.3 LAJU REAKSI

Proses industri banyak melibatkan adanya reaksi kimia, oleh karena itu sangat
diperlukan peranan ilmu kimia sebagai dasar untuk mengatur suatu proses
industri dapat menhasilkan produk yang banyak dalam waktu yang singkat. Proses
dalam reaksi kimia ada yang berjalan cepat da nada yang berjalan lambat.
Misalnya reaksi kimia berlangsung cepatyaitu pada batang korek api yang cepat
terbakar dan reaksi yang lambar seperti pencoklatan pada buah. Topik bahasan
seperti ini disebut dengan kinetika reaksi. Kinetika reaksi adalah pengkajian laju
dan mekanisme reaksi kimia. Pengkajian laju rekasi dapat diartikan kelajuan
perubahan kimia yang terjadi sedangkan mekanisme reaksi digunakan untuk
menggambarkan langkah-langkah reaksi yang meliputi perubahan keseluruhan
dari suatu reaksi. (Sastrohamidjojo, 2002).
Laju reaksi suatu rekasi kimia dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi yang
terlibat dalam reaksi terhadap satuan waktu. Laju atau kecepatan rekasi dapat
dinyatakan sebagai laju berkurangnya/bertambahnya konsentrasi suatu produk.
Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam mol per liter. Laju reaksi suatu reaksi
kimia dapat dinyatakan dengan persamaan laju reaksi dibawah ini :

A + B € AB

Persamaan laju reaksi secara umum ditulis sebagai berikut :

r = k [A]m[B]n

dengan keterangan k sebagai konstanta laju reaksi, m dan n merupakan orde reaksi
masing-masing pereaksi. Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain :

2.3.1 Konsentrasi reaktan

Laju reaksi akan berjalan lebih cepat apabila konsentrasinya dinaikkan, hal ini
diakibatkan dari meningkatnya pertumbukan atom per satuan waktu.

2.3.2 Luas Permukaan

Luas permukaan yang besar ajan meningkatkan laju reaksi,

2.3.3 Tekanan

Tekanan yang dinaikkan maka volume turun sehingga meningkatkan frekuensi


tumbukan antar molekul.

2.3.4 Temperatur

Temperatur yang tinggi akan meningkatkan laju reaksi, karena temperatur tinggi
dapat meningkatkan energi molekul sehingga tumbukan antar molekul meningkat.

2.3.5 Katalis

Suatu zat yang merubah lintasan reaksi kimia dan meningkatkan laju reaksi
dengan menurunkan energy aktivasi. Katalis ikut bereaksi namun tidak
mengalami perubahan saat reaksi.(Sukamto, 1989)
2.4 ORDE REAKSI

Orde reaksi di dalam reaski kimia berkaitan dengan pangkat dengan hukum laju
reaksinya. Hubungan orde reaksi terhadap suatu komponen merupakan pangkat
dari konsentrasi komponen. Orde reaksi dapat ditentukan nilainya dari suatu
percobaan dan tidak dapat diturunkan secara terori walaupun stokiometri
reaksinya telah diketahui. Metode penentuan orde reaksi memerlukan pengukuran
laju reaksi awal. Menentukan orde reaksi dari suatu reaksi kimia pada prinsipnya
menentukan seberapa besar pengaruh perubahan konsentrasi pereaksi terhadap
laju reaksi (Keenan, 1979).

Reaksi yang berjalan dengan konstan dan tidak bergantung pada konsentrasi
reaktan disebut orde reaksi nol. Orde reaksi satu biasanya menggunakan
konsetrasi tungga dalam hukum laju dan konsetrasi tersebut memiliki pangkat
satu. Orde reaksi dua adalah konsetrasi tunggal berpangkat dua atau dua
konsentrassi masing-masing berpangkat satu (Hiskia, 1992). Berikut reaksi dari
masing-masing orde reaksi :

2.4.1 Reaksi orde nol

2.4.2 Reaksi orde satu


2.4.3 Reaksi orde dua

(Iqmal, 2012)
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 ALAT DAN BAHAN

3.1.1 Alat

Tabung reaksi 15 cm, gelas Beaker 50 mL, gelas beaker 250 mL, gelas beaker
1000 mL, pipet ukur 10 mL,gelas ukur 100 mL, gelas ukur 10 mL, pencatat detik,
hot plate, gelas arloji, kertas saring, termometer,batang pengaduk.

3.1.2 Bahan

Larutan KMnO4, larutan H2C2O4, pita Mg @ 2 cm, larutan HCl 2 M, larutan


HNO3 pekat, lempeng Cu, Aquadm

3.2 PROSEDUR PERCOBAAN

Efek Difusi dan Pencampuran Pereaksi

Diisi dua tabung reaksi dengan air sampai


setengahnya.

Dimasukkan sedikit kristal KMnO4 kedalam


masingmasing tabung reaksi.

Ditaruh satu tabung reaksi kedalam gelas beaker


dan biarkan.

Digoyangkan tabung reaksi kedua untuk


melarutkan KMnO4.

Diamati kristal dalam tabung yang tidak diganggu


dan catat waktu yg dubtuhkan untuk kristal
Dicampurkan 10 mL larutan asam oksalat
H2C2O4 0,50 M kedalam 10 mL larutan
H2SO4 6 M.

Tempatkan 8 mL dari campuran tersebut


kedalam dua tabung reaksi. Siapkan dua
porsi larutan KMnO4 0,005 M masing-
masing sebanyak 8 mL.

dituang satu porsi larutan KMnO4


kedalam salah satu tabung reaksi dengan
memegang tabung pada sudut 45° dan
secara hati-hati untuk mencegah
pencampuran kedua larutan.

Dilakukan pencatatan waktu. Tuang 8 mL


larutan KMnO4 yang lain kedalam tabung
reaksi kedua, tutup tabung reaksi dan aduk
campuran dengan membalik-balik tabung.

HASIL

PENGARUH KATALIS

Disiapkan 3 buah tabung reaksi,


kemudian diisi ketiganya dengan 5
ml larutan H2O2. Tabung
pertama sebagai pembanding.
Menambahkan tabung kedua dengan
NaCl 0,1 M 4 tetes.
Ditambahkan tabung ketiga dengan
FeCl3 0,1 M 4 tetes. Amati dan catat
waktu perubahan yang terjadi pada
ketiga tabung reaksi tersebut..
HASIL

ORDE REAKSI LOGAM MG

Disediakan 6 potong pita Mg dengan panjang


masing-masing 1,5 cm

Disediakan larutan HCl 3 M; 2,4 M; 1,8 M;


1,2 M; dan 0,6 M; masing-masing 10 ml
Dipindahkan 10 ml larutan HCl 3 M ke dalam
tabung reaksi dan dimasukkan 1 potongan
pita Mg. Ditutup tabung reaksi dengan
sumbat.

Dicatat waktu mulai dari dimasukkannya pita


sampai reaksi selesai (pita habis).
Diulangi percobaan ini dengan larutan HCl
yang lain
Dicatat hasil pengamatan pada lembar
pengamatan

Digambar grafik hubungan antara konsentrasi


dengan 1/t dan (konsentrasi)2 terhadap 1/t.

Ditentukan orde reaksinya.

HASIL
KESETIMBANGAN GAS

Dimasukkan 3 tetes HNO3 pekat kedalam


tabung reaksi besar. Ditutup segera dangan
plastik dan dikaretkan.

Dimasukkan sepotong kecil kawat tembaga


kedalam tabung reaksi tersebut dan segera
tutup kembali.Assisten akan memberikan
potongan kawat tembaga tersebut. Diamati
warna yang dihasilkan.

Disiapkan es batu dalam gelas beaker 1000


mL. Dimasukkan tabung reaksi kedalamnya
selama ± 5 menit. Diamati warna dalam
tabung.

Disiapkan air hangat (± 70 °C) dalam gelas


beaker 1000 mL. Dimasukkan tabung reaksi
diatas dan amati perubahan warna didalam
tabung.

HASIL

Anda mungkin juga menyukai