KONSTANTA KESETIMBANGAN
Disusun Oleh :
PRODI KIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Fenomena kimia yang umum terjadi di alam salah satunya adalah
kesetimbangan kimia. Baik disadari ataupun tidak disadari. Pada dasarnya,
reaksi kimia dapat kembali ke bentuk semula (reversible). Biasanya terjadi
pada reaksi bolak – balik atau disebut keadaan kesetimbangan yang memiliki
laju yang sama, oleh sebab itu kesetimbangan kimia ini adalah bagian dari
kesetimbangan kimia dinamis karena yang memiliki laju hanyalah sesuatu
yang bergerak bukan statis. Kesetimbangan mengacu pada keadaan dimana
proses kearah produk sama dengan proses ke arah reaktan. Dalam hal ini,
pereaksi tidak habis bereaksi dan hasil – hasil reaksi akan membentuk pereaksi
kembali. Hal itu, berlangsung hingga terbentuk keadaan setimbang antara
pereaksi dengan produk. Oleh karena itu latar belakang dilakukannya
percobaan ini adalah untuk mengetahui harga konstanta kesetimbangan pada
suatu reaksi dan memperhatikan bahwa konstanta kesetimbangan tidak
bergantung pada konsentrasi awal reaksi.
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana konstanta kesetimbangan pada suatu reaksi?
2. Bagaimana cara membuktikan konstanta kesetimbangan tidak bergantung
dengan konsentrasi awal reaksi saja?
1.3.Tujuan
1. Menentukan konstanta kesetimbangan suatu reaksi.
2. Memperhatikan bahwa kosntanta kesetimbangan tidak bergantung pada
konsentrasi awal reaksi.
BAB II
DASAR TEORI
2.1.Reaksi Kimia
Reaksi kimia dapat berlangsung satu arah maupun dua arah, namun
hanya sedikit reaksi kimia yang berlangsung satu arah. Kebanyakan
merupakan reaksi reversible (bolak-balik). Pada awal proses reversible,
reaksi berjalan maju ke arah pembentukan produk. Setelah beberapa
molekul produk terbentuk proses balik berlangsung, yaitu pembentukan
molekul reaktan dari molekul produk. Jika laju reaksi maju dan reaksi balik
sama besar dan konsentrasinya tidak lagi berubah dari reaktan dan produk
seiring berjalannya waktu, maka tercapailah suatu kesetimbangan kimia
(Chang, 2004).
2.2.Kesetimbangan Kimia
Kesetimbangan kimia merupakan proses dinamik. Reaksi
kesetimbangan kimia juga melibatkan zat-zat yang berbeda untuk reaktan
dan produknya. Kesetimbangan antara dua fase dari zat yang sama
dinamakan kesetimbangan fisis karena perubahan yang terjadi hanyalah
proses fisis. Reaksi reversibel yang terjadi dalam zat kimia misalnya reaksi
yang melibatkan nitrogen dioksida (NO2) dan nitrogen tetroksida (N2O4)
tahapan reaksinya sebagai berikut:
N2O4(g) ↔ 2NO2(g)
N2O4 adalah gas tak berwarna, sementara NO2 berwarna coklat gelap. Jika
sejumlah N2O4 diinjeksikan ke dalam tabung kosong, warna coklat muda
akan segera terlihat yang mengidentifikasikan pembentukan molekul NO 2.
Dapat dimulai juga dengan NO2 murni atau campuran dari NO2 dan N2O4,
maka akan terlihat perubahan warna pada awalnya yang disebabkan
pembentukan NO2 (jika warna semakin tua) atau oleh berkurangnya
NO2 (jika warna memudar) dan akhirnya tidak ada lagi perubahan warna
NO2. Bergantung pada suhu sistem bereaksi dan pada jumlah awal NO 2 dan
N2O4 (Chang, 2004).
1. Perubahan konsentrasi
Apabila konsentrasi reaktan diperbesar, maka reaksi kesetimbanagan akan
bergeser ke produk, ataupun sebaliknya.
2. Perubahan volume
Apabila volume diperbesar, maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke
jumlah koefisien zat yang besar, dan berlaku sebaliknya. Namun,
perubahan volume tidak berpengaruh apabila jumlah koefisien reaktan dan
produk sama.
3. Perubahan tekanan
Apabila tekanan diperbesar, maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke
arah jumlah koefisien zat yang lebih kecil, ataupun sebaliknya.
4. Perubahan suhu
Apabila suhu dinaikkan, maka reaksi akan bergeser ke reaksi endoterm.
Sedangkan jika suhu diturunkan, maka reaksi akan bergeser ke eksoterm.
Perubahan suhu mengakibatkan perubahan harga tetapan kesetimbangan.
5. Penggunaan katalis
Penambahan katalis tidak akan menggeser reaksi kesetimbangan. Katalis
hanya berfungsi untuk mempercepat laju reaksi.
2.3.Konstanta Kesetimbangan
Konsentrasi kesetimbangan ditandai dengan “[ ]”. Kecepatan reaksi
kimia pada suhu konstan sebanding dengan hasil kali konsentrasi zat yang
bereaksi. Reaksi kimia bergerak menuju kesetimbangan yang dinamis,
dimana terdapat reaktan dan produk, tetapi kedudukannya tidak lagi
mempunyai kecenderungan untuk berubah. Konsentrasi produk jauh lebih
besar daripada konsentrasi reaktan yang belum bereaksi di dalam campuran
kesetimbangan, sehingga reaksi dikatakan reaksi yang sempurna (Syukri,
1999).
Konstanta kesetimbangan adalah bentuk matematis dari hukum aksi
massa. Persamaan ini menghubungkan konsentrasi reaktan dan produk pada
kesetimbangan yang dinyatakan dalam suatu kuantitas. Konstanta
kesetimbangan dinyatakan berdasarkan atau sebagai hasil bagi.
Pembilangnya adalah hasil kali antara konsentrasi-konsentrasi
kesetimbangan produk, masing-masing dipangkatkan dengan koefisien
stoikiometrinya dalam persamaan setara (Chang, 2004).
Seorang ahli matematika dan kimia dari Norwegia mengemukakan
hukum kesetimbangan kimia atau dinamakan sebagai hukum aksi massa
bahwa pada suhu dan tekanan tertentu perbandingan hasil kali konsentrasi
zat-zat di sebelah kanan anak panah persamaan reaksi (zat hasil reaksi)
dengan konsentrasi zat-zat sebelah kiri (pereaksi) yang masing-masing
dipangkatkan dengan koefisien reaksinya adalah tetap.
Konstanta kesetimbangan adalah rasio perkalian antara konsentrasi
reaktan terhadap perkalian konsentrasi produk pada reaksi kimia. Setiap
konsentrasi reaktan dan produk pada reaksi kimia ini dipangkatkan terhadap
koefisien stoikiometri. Koefisien stoikiometri digunakan Ketika persamaan
reaksi telah setara. Pada umumnya, K adalah lambang penulisan dari
kesetimbangan. Jika konstanta kesetimbangan reaksi dalam fasa homogen,
maka perhitungannya menggunakan konsentrasi molar, dan kesetimbangan
dituliskan dengan simbol Kc (untuk larutan dan gas) (Lukum, 2016)
[𝐶]𝑐 [𝐷]𝑑
𝐾𝑐 =
[𝐴]𝑎 [𝐵]𝑏
[𝑃𝐶]𝑐 [𝑃𝐷]𝑑
𝐾𝑝 =
[𝑃𝐴]𝑎 [𝑃𝐵]𝑏
3.1. Alat
1. Buret 50 mL 1 buah
2. Pipet volume 1 buah
3. Erlenmeyer bertutup 250 mL 4 buah
3.2. Bahan
1. NaOH 2 N secukupnya
2. Indicator PP secukupnya
3. Etanol absolut secukupnya
4. HCl 2 N secukupnya
5. Asam asetat (CH3COOH) secukupnya
5 mL HCl 2N
Larutan berwarna
merah muda
Reaksi :
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4
Larutan
Volume NaOH
Reaksi :
• CH3COOH(aq) + C2H5OH(aq) ⇄ CH3COOC2H5(aq) + H2O(l)
• CH3COOC2H5(aq) + NaOH(aq) ⇄ CH3COONa(aq) + C2H5OH(aq)
DAFTAR PUSTAKA
Chang, R. (2004). Kimia Dasar : Konsep - konsep Inti Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Lukum, A. (2016). Metakognisi Mahasiswa dalam Pembelajaran Kesetimbangan
Kimia. Jurnal Ilmu Pendidikan, 9 - 18.
Sukardjo. (1997). Kimia Fisika. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Syukri, S. (1999). Kimia Dasar I. Bandung: ITB.