Anda di halaman 1dari 20

KESETIMBANGAN

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesetimbangan merupakan reaksi yang terjadi apabila produk


dan reaktannya sama besar. Kesetimbangan juga terjadi apabila
terjadi reaksi bolak-balik, dimana jumlah masing-masing zat tidak
berubah lagi.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai perubahan


suatu zat kimia. Meskipun banyak rekasi yang kita tidak sadari. Pada
dasarnya semua reaksi dapat kembali ke keadaan semula. Inilah
yang disebut dengan reaksi bolak-balik, yaitu suatu reaksi yang
dapat direaksikan kembali menjadi reaktan.

Dalam suatu reaksi kimia hanya dapat berlangsung sempurna


apabila terjadi suatu kesetimbangan dari reaksi tersebut.
Kestimbangan juga dibedakan menjadi dua macam, yaitu
kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.
Kesetimbangan homogen merupakan reaksi kesetimbangan dimana
semua fasa senyawa yang bereaksi sama, sedangkan
kesetimbangan heterogen merupakan reaksi kesetimbangan dimana
reaktan dan produk yang berbeda fasa.

Suatu kesetimbangan kimia dapat mengalami pergeseran.


Pergeseran tersebut disebabkan oleh beberapa factor, yaitu
perubahan suhu, perubahan konsentrasi, perubahan volume atau
tekanan, dan perubahan tekanan ruangan.

Dalam praktikum kali ini, kita akan melihat dan menentukan


kesetimbangan asam lemah dari asam asetat dan asam formiat,

NAQLI AKBAR IRMAYANI SAAD


15020150082
KESETIMBANGAN

menentukan pH, serta melihat faktor-faktor yang dapat


mempengaruhi kesetimbangan seperti konsentrasi, suhu, tekanan
dan volume, dan katalis.

1.2 Maksud Praktikum

Menentukan tetapan kesetimbangan asam lemah dalam hal ini


digunakan asam lemah, yang digunakan adalah asam asetat dan
asam formiat.

1.3 Tujuan Praktikum

1. Menentukan pH larutan asam lemah dengan menggunakan


larutan kertas pH universal/pH meter
2. Menentukan pengaruh pengenceran terhadap nilai pH larutan
asam lemah
3. Menentukan tetapan kesetimbangan ionisasi asam lemah
4. Menentukan pengaruh pengenceran terhadap nilai tetapan
kesetimbangan ionisasi asam lemah
5. Menentukan derajat ionisasi asam lemah berdasarkan nilai
pHnya
6. Menentukan pengaruh pengenceran terhadap nilai derajat
ionisasi asam lemah

BAB 2

NAQLI AKBAR IRMAYANI SAAD


15020150082
KESETIMBANGAN

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

Dalam perhitungan kimia, seringkali dianggap bahwa suatu reaksi


berlangsung secara sempurna. Pada kenyataannya tidak demikian.
Persamaan reaksi hanya menyatakan hubungan jumlah (kuantitas)
dari zat-zat yang bereaksi dengan zat-zat hasil reaksi secara
stoikiometri. Sedang kinetika serta termodinamika reaksi mempelajari
berapa lama suatu reaksi akan berlangsung dan ke arah mana yang
paling mungkin terjadi. Dalam rekasi sederhana berikut: (Suci
Istiqomah, 2013)

H 2 + I2 2HI

Setelah campuran dibiarkan beberapa lama akan diperoleh susunan


yang tetap. Berdasarkan stoikiometri reaksi, 1 mol H 2 bereaksi
dengan 1 mol I2 menghasilkan 2 mol HI. Jika reaksi ini diikuti dari
dengan analisis komponen-komponennya (selama waktu
berlangsungnya) maka dapat dilihat bahwa konsentrasi H 2 dan I2
makin lama makin berkurang (terjadi pengurangan reagen menjadi
produk), sedangkan konsentrasi HI makin bertambah. Pada arah
reaksi sebaliknya terjadi penguraian HI, tiap 2 mol HI terurai menjadi
masing-masing satu mol H2 dan I2. Proses ini akan berlangsung
demikian dengan perbandingan tiap pengurangan satu mol masing-
masing reagen, menghasilkan dua mol produk, pada kondisi yang
sama, atau sebaliknya sampai terjadi kesetimbangan rekasi.
Kesetimbangan ini akan terjadi jika jumlah pembentukan HI sama
dengan jumlah yang terurai (Suci Istiqomah, 2013).

Kecepatan reaksi bergantung pada konsentrasu zat-zat yang


bereaksi sebelum terjadi kesetimbangan. Artinya reaksi akan berjalan
paling cepat pada saat jumlah reagennya maksimum. Pada contoh

NAQLI AKBAR IRMAYANI SAAD


15020150082
KESETIMBANGAN

reaksi di atas, kecepatan rekasi semakin turun (lambat) apabila


konsentrasi H2 dan I2 makin berkurang. Sebaliknya, konsentrasi HI
yang meningkat menyebabkan kecepatan reaksi penguraian

2HI H2 + I2 semakin bertambah (pada saat awal reaksi


konsentrasi HI nol, dan kecepatan penguraiannya sama dengan nol).
Jika reaksi semacam ini diikuti, mka akan didapatkan keadaan,
dimana laju reaksi ke kanan (pembentukan HI) sama dengan laju
reaksi ke kiri (penguraian HI), sehingga secara makro tidak teramati
perubahan konsentrasi.

Untuk reaksi umum: (Tim Dosen FTP, 2012)

aA + bB gG + hH

Rumus tetapan kesetimbangan:

[G ]g [ H ] h
=K c
[ A ]a [ B]b

(Pembilang adalah hasil kali konsentrasi spesias-spesias yang


ditulis disebelah kanan persamaan ([G], [H]) masing-masing
konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien dalam persamaan
reaksi yang setara (g, h). Penyebut adalah hasil kali konsentrasi
spesies-spesies yang ditulis disebelah kiri persamaan ([A].[B])
dan setiap konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien reaksinya
(a, b). Nilai numeric tetapan kesetimbangan K c sangat tergantung
pada jenis reaksi dan suhu.)

Berdasarkan harga tetapan kesetimbangan, suatu reaksi dpat


diketahui secara kualitatif bagaimana reaksi tersebut berlangsung:
(Ridwan, 2011)
1. Jika Kc > 1, maka pada reaksi kesetimbangan tersebut
dihasilkan zat hasil reaksi yang cukup banyak, bahkan
melebihi jumlah pereaksi, dan suatu reaksi di katakana

NAQLI AKBAR IRMAYANI SAAD


15020150082
KESETIMBANGAN

sempurna apabila reaksi tersebut memiliki K c yang sangat


besar.
2. Jika Kc < 1, maka pada reaksi kesetimbangan tersebut
diperoleh dari zat hasil reaksi yang sedikit, bahkan lebih
sedikit dibandingkan dengan jumlah pereaksi, dan apabila
harga Kc suatu reaksi sangat kecil, bisa saja tidak terjadi
reaksi.

Ada beberapa reaksi yang dapat berlangsung dua arah,


contohnya pada reaksi pembuatan gas amonia: (Mila, 2011)

3H2 (g) + N2 (g) 2NH3 (g)

Reaksi ini disebut juga reaksi reversible atau reaksi


kesetimbangan. Pada reaksi ini setiap NH 3 terbentuk, akan terurai
lagi menjadi H2 dan N2. Untuk membuat produk yang dihasilkan
melalui reaksi kesetimbangan diperlukan beberapa faktor untuk
mengatur arah reaksi seperti: konsentrasi, suhu, tekanan, dan
volume.

Pada umumnya, suatu reaksi kimia yang berlangsung spontan


akan terus berlangsung sampai dicapai keadaan kesetimbangan
dinamis. Berbagai hasil percobaan menunjukkan bahwa dalam
suatu reaksi kimia, perubahan reaktan menjadi produk pada
umumnya tidak sempurna meskipun reaksi dilakukan dalam
waktu yang relatif lama. Umumnya pada permulaan reaksi
berlangsung, reaktan mempunyai laju reaksi tertentu. Kemudian
setelah reaksi berlangsung konsentrasi akan semakin berkurang
sampai akhirnya menjadi konstan. Keadaan kesetimbangan
dinamis akan dicapai apabila dua proses yang berlawanan arah
berlangsung dengan laju reaksi yang sama dan konsentrasi tidak
lagi mengalami perubahan atau tidak ada gangguan dari luar
(Harun Nasrudin, 2005).

NAQLI AKBAR IRMAYANI SAAD


15020150082
KESETIMBANGAN

Reaksi kesetimbangan juga dapat terjadi pada reaksi


homogen dan reaksi heterogen, contohnya: (Mila, 2011)

1 Reaksi kesetimbangan homogen, merupakan reaksi


kesetimbangan dimana semua fasa senyawa yang bereaksi sama.
Contohnya:
H2 (g) + I2 (g) 2HI (g)
2 Reaksi kesetimbangan heterogen, merupakan reaksi
kesetimbangan dimana reaktan dan produk berbeda fasa.
Contohnya:
C(s) + O2 (g) CO2 (g)

Ada empat aspek dasar keadaan kesetimbangan, yaitu: (Ridwan,


2011)
1 Keadaan kesetimbangan tidak menunjukkan perubahan
makroskopik yang nyata
2 Keadaan kesetimbangan dicapai melalui proses yang
berlangsung spontan
3 Keadaan kesetimbangan menunjukkan keseimbangan
dinamik antara proses maju atau balik
4 Keadaan kesetimbangan adalah sama walaupun arah
pendekatannya berbeda.
Azas Le Chatelier menyatakan bahwa bila pada sistem
kesetimbangan diadakan aksi, maka sistem akan mengadakan reaksi
sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu menjadi sekecil-
kecilnya.
Perubahan dari keadaan setimbang semula ke keadaan
kesetimbangan yang baru akibat adanya aksi atau pengaruh dari luar
itu dikenal dengan pergeseran kesetimbangan.
Bagi reaksi (Ridwan, 2011):
A+B C+D
Kemungkinan terjadinya pergeseran:
1 Dari kiri ke kanan, berarti A bereaksi dengan B membentuk
C dan D, sehingga jumlah mol A dan B berkurang,
sedangkan C dan D bertambah.

NAQLI AKBAR IRMAYANI SAAD


15020150082
KESETIMBANGAN

2 Dari kanan ke kiri, berarti C dan D bereaksi membentuk A


dan B, sehingga jumlah mol C dan D berkurang, sedangkan
A dan B bertambah.

Faktor-faktor yang dapat menggeser letak kesetimbangan adalah


(Ridwan, 2011):
a. Perubahan konsentrasi salah satu zat
Apabila dalam sistem kesetimbangan homogen,
konsentrasi salah satu zat diperbesar, maka kesetimbangan
akan bergeser ke arah yang berlawanan dari zat tersebut.
Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu zat diperkecil, maka
kesetimbangan akan bergeser ke pihak zat tersebut.
Contoh: 2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)
Bila sistem kesetimbangan ini ditambahkan gas SO 2, maka
kesetimbangan akan bergeser ke kanan.
Bila pada sistem kesetimbangan ini dikurangi gas O 2, maka
kesetimbangan akan bergeser ke kiri.
b. Perubahan volume atau tekanan
Jika dalam suatu sistem kesetimbangan dilakukan aksi
yang menyebabkan perubahan volume (bersamaan dengan
perubahan tekanan), maka dalam sistem akan mengadakan
berupa pergeseran kesetimbangan
Jika tekanan diperbesar = volume diperkecil,
kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah Koefisien
Reaksi Kecil.
Jika tekanan diperkecil = volume diperbesar,
kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah Koefisien
Reaksi Besar.
Pada sistem kesetimbangan dimana jumlah koefisien
reaksi sebelah kiri = jumlah koefisien sebelah kanan, maka
perubahan tekanan/volume tidak menggeser letak
kesetimbangan.
Contoh: N2(g) + 3H2 2NH3(g)
Koefisien reaksi di kanan: 2
Koefisien reaksi di kiri: 4

NAQLI AKBAR IRMAYANI SAAD


15020150082
KESETIMBANGAN

Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperbesar (=


volume diperkecil), maka kesetimbangan akan bergeser ke
kanan.
Bila sistem kesetimbangan tekanan diperkecil (= volume
diperbesar), maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri.
c. Perubahan suhu
Menurut vant hoff:
Bila pada sistem suhu dinaikkan, maka kesetimbangan
reaksi akan bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke
arah reaksi endoterm).
Bila pada sistem kesetimbangan suhu dinaikkan, maka
kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang
membebaskan kalor (ke arah eksoterm).
Contoh: 2NO(g) + O2(g) 2NO2(g) H = -216 kJ
Jika suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke
kiri. Jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser
ke kanan.

d. Pengaruh katalisator
Fungsi katalisator dalam reaksi kesetimbangan adalah
mempercepat tercapainya kesetimbangan dan tidak merubah
letak kesetimbangan (harga tetapan kesetimbangan K c tetap),
hal ini disebabkan katalisator mempercepat reaksi ke kanan
dan ke kiri sama besar.

Agar suatu zat dihasilkan sebanyak mungkin suatu reaksi harus


diusahakan supaya berlangsung ke arah hasi reaksi (ke arah kanan)
jika reaksi kesetimbangan, maka faktor-faktor konsentrasi, suhu,
tekanan, gas, serta katalis harus diperhitungkan agar reaksi itu
berlangsung cepat dan ekonomi.

2.2 Uraian Bahan

1. Asam Asetat (Ditjen POM, 1979: hal. 42)

NAQLI AKBAR IRMAYANI SAAD


15020150082
KESETIMBANGAN

Nama Resmi : ACIDUM ACETICUM GIACIALE

Nama Lain : Asam Asetat/Cuka

Berat Molekul : 60,05 gr/mol

Rumus Molekul : C2H4O2

Pemerian :Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas,


tajam; jika diencerkan dengan air, rasa asam.

Kelarutan :Dapat dicampur dengan air, dengan etanol


(95%) P dan dengan gliserol P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Zat tambahan

2. Asam Formiat (Ditjen POM, hal. 648)

Nama Resmi : ACIDUM FORMICIDIUM

Nama Lain : Asam Formiat

Berat Molekul : 46,03 gr/mol

Rumus Molekul : HCOOH

Pemerian :Tidak berwarna, bau sangat tajam dan sangat


korosif

Kelarutan : Dapat dicampur dengan air dan etanol 95%

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai sampel

3. Air Suling (Ditjen POM, 1979: hal. 96)

NAQLI AKBAR IRMAYANI SAAD


15020150082
KESETIMBANGAN

Nama Resmi : AQUADESTILLATA

Nama Lain : Air Suling

Berat Molekul : 18,02 gr/mol

Rumus Molekul : H2O

Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa, tidak


berwarna.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

4. Metil Merah (Ditjen POM, 1979: hal. 1176)

Nama Resmi : BENZOAT HYDROCSIDA

Nama Lain : Metil Merah

Berat molekul : 305,76 gr/mol

Rumus Molekul : C6H14COOH HCl

Pemerian : Serbuk berwarna merah gelap

Kelarutan : Larut dalam etanol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Katalisator (mempercepat laju reaksi)

2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2015)

Pada percobaan ini akan dicari derajat ionisasi, tetapan


kesetimbangan ionisasi dari asam formiat dan asam cuka. Oleh
sebab itu, dalam percobaan ini telah disediakan larutan asam formiat
dan asam cuka dengan kepekatan tertentu.

NAQLI AKBAR IRMAYANI SAAD


15020150082
KESETIMBANGAN

Asam Asetat

a. Ambil 10 cm3 larutan asam asetat 0,X M, masukkan ke dalam labu


takar 100 cm3, tambahkan air suling sampai batas tanda. Kocok
sampai merata, kemudian ambil:
25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
Masing-masing larutan yang diukur pH-nya, kemudian tetesi larutan
penunjuk yang sesuai dengan pengukuran!

b. Ambil 10 cm3 larutan asam asetat sisa dari percobaan a tadi,


masukkan ke dalam labu takar 100 cm3 dan tambahkan air suling
sampai batas tanda. Kocok sampai merata, kemudian ambil:

25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH


25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
Masing- masing larutan yang diukur pH-nya, kemudian tetesi
larutan penunjuk yang sesuai!

c. Ambil 10 cm3 larutan asam asetat sisa dari percobaan b tadi,


masukkan ke dalam labu takar 100 cm 3 dan tambah air suling
sampai batas tanda. Kocok sampai merata, kemudian ambil:

25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH


25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
Masing- masing larutan yang diukur pH-nya, kemudian tetesi
larutan penunjuk yang sesuai!

d. Ambil 10 cm3 larutan asam asetat sisa dari percobaan c tadi,


masukkan ke dalam labu takar 100 cm 3 dan tambah air suling
sampai batas tanda. Kocok sampai merata, kemudian ambil:

25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH


25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH

NAQLI AKBAR IRMAYANI SAAD


15020150082
KESETIMBANGAN

Masing- masing larutan yang diukur pH-nya, kemudian tetesi


larutan penunjuk yang sesuai!

e. Ambil 10 cm3 larutan asam asetat sisa dari percobaan d tadi,


masukkan ke dalam labu takar 100 cm 3 dan tambah air suling
sampai batas tanda. Kocok sampai merata, kemudian ambil:

25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH


25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
25 cm3 masukkan dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
Masing- masing larutan yang diukur pH-nya, kemudian tetesi
larutan penunjuk yang sesuai!

Asam Formiat

Kerjakan kembali seperti cara kerja a, b, c, d, dan e, gantilah asam


asetat dengan asam formiat.

NAQLI AKBAR IRMAYANI SAAD


15020150082
KESETIMBANGAN

BAB 3

METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum

Siapkan Erlenmeyer 3 buah 100 ml yang digunakan untuk


mengencerkan larutan. Pipet volume 10 ml, pipet volume 25 ml, dan
bulk yang digunakan untuk mengukur volume larutan. Labu ukur 2
buah yang digunakan untuk menyimpan stok larutan asam asetat.
Kemudian, ambil termometer yang akan digunakan untuk mengukur
suhu larutan. Pipet tetes yang akan digunakan untuk mengambil
larutan indikator metil merah. Dan yang terakhir adalah mikropipet
yang digunakan untuk mengukur konsentrasi asam asetat.

3.2 Bahan Praktikum

Ambillah asam asetat 0,1 M (CH 3COOH) dan larutan aquades.


Kertas pH Universal/pH meter yang digunakan untuk mengukur pH

NAQLI AKBAR IRMAYANI SAAD


15020150082
KESETIMBANGAN

larutan dengan mencocokkan warnanya. Larutan indikator metil


merah yang menjadi penanda larutan asam atau basa.

3.3 Cara Kerja

a. Siapkan alat dan bahan.


b. Sterilkan alat-alat yang akan digunakan.
c. Ambil asam asetat sebanyak 0,6 M dengan mikropipet, lalu
masukkan ke labu ukur, kemudian campur dengan aquades.
d. Ambil larutan asam asetat tadi sebanyak 10 ml kemudian
masukkan ke labu ukur, lalu tambahkan aquades sampai 100 ml.
e. Selanjutnya, ambil masing-masing larutan tadi sebanyak 25 ml
dan masukkan ke dalam tiga buah erlenmeyer 100 ml.
f. Tambahkan larutan indkator metil merah pada masing-masing
erlenmeyer.
g. Kocok perlahan hingga larutan merata.
h. Langkah terakhir, ukur suhu dan pH-nya menggunakan
termometer.
i. Lakukan pengenceran sebanyak lima kali dengan membuat stok
baru dari sisa stok sebelumnya.

NAQLI AKBAR IRMAYANI SAAD


15020150082
KESETIMBANGAN

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

M pH Suhu Indikator Warna


10-1 4 4 4 31,5 31,5 31,5 Metil Merah Ungu
10-2 5 5 5 32 32 32 Metil Merah Ungu
10-3 6 6 6 31 31 31 Metil Merah Ungu Muda
10-4 6 6 6 31,5 31,5 31,5 Metil Merah Jingga
10-5 6 6 6 31,5 31,5 31,5 Metil Merah Jingga
Tabel Hasil Pengamatan Pengenceran untuk Asam Asetat

1 Untuk asam asetat 0,1 M pH = 4

Ka = [10-pH]2 / M

Ka = [10-pH]2 / [0,1] = 10-7 / 10-1 x 100%

Ka = [10-4]2 / [10-1] = 10-6 x 100%

Ka = 10-8 / 10-1 = 0,0001%

Ka = 10-7

NAQLI AKBAR IRMAYANI SAAD


15020150082
KESETIMBANGAN

2 Untuk asam asetat 0,01 M pH = 5

Ka = [10-pH]2 / M

Ka = [10-pH]2 / [0,01] = 10-8 / 10-2 x 100%

Ka = [10-5]2 / [10-2] = 10-6 x 100%

Ka = 10-10 / 10-2 = 0,0001%

Ka = 10-8

3 Untuk asam asetat 0,001 M pH = 6

Ka = [10-pH]2 / M

Ka = [10-pH]2 / [0,001] = 10-9 / 10-3 x 100%

Ka = [10-6]2 / [10-3] = 10-6 x 100%

Ka = 10-12 / 10-3 = 0,0001%

Ka = 10-9

4 Untuk asam asetat 0,0001 M pH = 6

Ka = [10-pH]2 / M

Ka = [10-pH]2 / [0,0001] = 10-8 / 10-4 x 100%

Ka = [10-6]2 / [10-4] = 10-4 x 100%

Ka = 10-12 / 10-4 = 0,01%

Ka = 10-8

5 Untuk asam asetat 0,00001 M pH = 6

Ka = [10-pH]2 / M

NAQLI AKBAR IRMAYANI SAAD


15020150082
KESETIMBANGAN

Ka = [10-pH]2 / [0,00001] = 10-7 / 10-5 x 100%

Ka = [10-6]2 / [10-5] = 10-2 x 100%

Ka = 10-12 / 10-5 = 1%

Ka = 10-7

4.2 Pembahasan

Dari percobaan diatas, kita dapat mengetahui bahwa reaksi


kesetimbangan kimia adalah reaksi yang dapat balik atau dapat
berjalan dua arah kembali ke zat awal. Contohnya:

S(s) + O2(g) SO2(g)

Pada mekanisme indikator dapat diketahui bahwa pada


pengenceran, warna larutan yang ditunjukkan semakin memudar
apabila diencerkan terus-menerus. Misalkan pada perubahan warna
dari ungu hingga ke warna jingga yang hampir menyerupai warna
putih bening. Larutan indikator ini merupakan tanda keasaman suatu
larutan. Jika larutan berwarna ungu, maka larutan tersebut memiliki
keasaman yang tinggi. Sebaliknya jika larutan memiliki warna jingga
maupun mendekati warna bening, maka larutan tersebut sifatnya
basa.

Kesetimbangan kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu


konsentrasi, suhu, tekanan, dan katalisator. Misalnya pada
konsentrasi, apabila konsentrasi salah satu sisi zat dinaikkan, maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah sisi lain reaksi. Pada tekanan,
yaitu jika tekanan ditambah maka kesetimbangan akan bergeser ke
arah sisi reaksi dengan koefisien stoikiometri lebih kecil. Suhu, jika
suhu dinaikkan maka reaksi akan bergeser ke arah reaksi endoterm.
Reaksi endoterm merupakan reaksi yang menyerap kalor

NAQLI AKBAR IRMAYANI SAAD


15020150082
KESETIMBANGAN

(perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem). Dan katalisator


mempercepat reaksi ke kanan dan ke kiri sama besar.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa


dalam pengenceran mengakibatkan konsentrasi suatu larutan akan
semakin kecil. Maka, tingkat keasaman suatu larutan akan semakin
rendah. Larutan cenderung memiliki sifat basa.

5.2 Saran

Pada saat melakukan praktikum, alat dan bahan harus di periksa


terlebih dahulu, apakah alatnya bisa digunakan. Pemeriksaan alat
bertujuan untuk mengukur seberapa layakkah alat itu digunakan agar
pada saat menentukan nilai atau ukuran, hasil yang kita peroleh
tepat. Dan juga, perlu dilakukan penambahan pada kertas pH
universal/pH meter. Agar praktikan tidak lagi mencari pH meter.

NAQLI AKBAR IRMAYANI SAAD


15020150082
KESETIMBANGAN

DAFTAR PUSTAKA

Rohman, A., Gandjar, IG. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta :


Pustaka Pelajar

Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi ke-III. Jakarta :


Departemen Kesehatan RI

Dirjen POM, 1995. Farmakope Indonesia Edisi ke-IV. Jakarta :


Departemen Kesehatan RI

Tim Penyusun. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Umum. Makassar :


Universitas Muslim Indonesia

Tim Dosen Kimia. 2013. Kimia Dasar I. Makassar : Universitas


Hasanuddin

Tim Penyusun. 2013. Kesetimbangan Kimia. Surabaya : Institut


Teknologi Sepuluh Nopember

Tim Dosen Kimia. 2013. Kesetimbangan Kimia. Palu : Universitas


Tadulako

Tim Dosen Kimia Dasar FTP. 2012. Kesetimbangan Kimia. Malang :


Universitas Brawijaya

NAQLI AKBAR IRMAYANI SAAD


15020150082
KESETIMBANGAN

NAQLI AKBAR IRMAYANI SAAD


15020150082

Anda mungkin juga menyukai