Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

KESETIMBANGAN

ANGGOTA KELOMPOK : Adinda


Arum
Akbar
Ponsri

1
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, laporan praktikum ini dapat kami selesaikan.
Dalam pembuatan laporan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Raden
Irawati, S.Pd selaku guru kimia yang membimbing kami dalam praktikum dan dalam
pembuatan laporan ini. Selain itu, ucapan terimakasih juga kami tujukan keppada kedua
orang tua dan teman-teman kami yang telah memberi dukungan, doa, serta bantuan
kepada kami sehingga laporan ini dapat kami selesaikan.
Akhir kata, tidak lupa kritik dan saran kamiharapkan agar laporan ini dapat menjadi
lebih baik lagi. Semoga laporan ini dapat memenuhi tugas yang telah di berikan.

Banding, Desember 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI
JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
BAB II PEMBAHASAN 5
BAB III PENUTUPAN 9
DAFTAR PUSTAKA 10
LAMPIRAN 11

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Keadaan setimbang adalah suatu keadaaan dimana konsentrasi seluruh zat tidak lagi
mengalami perubahan, sebab zat-zat diruas kanan terbentuk dan terurai kembali dengan
kecepatan yang sama. Keadaan kesetimbangan ini bersifat dinamis, artinya reaksi terus
berlangsung dalam dua arah dengan kecepatan yang sama. Keadaan kesetimbangan tidak
mengalami perubahan secara mikrokopis (perubahan yang dapat diamati atau diukur).
Kesetimbangan kimia dibedakan atas kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.
Kesetimbangan homogen semua zat yang ada dalam sistem kesetimbangan memiliki fase yang
sama ada dalam bentuk gas dan larutan.

Kesetimbangan ada dua macam, yaitu kesetimbangan dalam sistem homogen dan
kesetimbangan sistem heterogen. Hukum Guldberg dan Wange menyatakan dalam keadaan
kesetimbangan pada suhu tetap, maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi di bagi dengan
hasil kali konsentrasi pereaksi yang dimana masing-masing konsentrasi itu dipangkatkan dengan
koefisien reaksinya adalah tetap.

Pengetahuan tentang reaksi kesetimbangan ini sangat penting, antara lain di bidang industri
yang menggunakan reaksi kimia. Reaksi kesetimbangan dapat kita geser kearah yang kita
inginkan. Kesetimbangan kimia ini juga diterapkan dalam industri di bidang pertanian, yaitu
dalam pembuatan amoniak dengan proses haberbosch serta pembuatan asam sulfat melalui
proses kontak.

Di lingkungan sekitar kita sering terjadi reaksi kimia, baik secara kita sadari atau tidak. Pada
dasarnya semua reaksi dapat kembali ke keadaan semula. Biasanya terjadi pada reaksi bolak-
balik atau yang sering kita sebut dengan keadaan setimbang. Beberapa percobaan beberapa
reaksi dapat langsung direaksi kan menjadi reaktan kembali.

1.2 Tujuan
Menyelidiki pengaruh perubahan konsentrasi terhadap pergeseran kesetimbangan.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar Teori
Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan sewaktu konsentrasi reaktan dan produk tidak
berubah terhadap waktu (Sujana : 2002 : 133). Pada umumnya suatu reaksi kimia yang berlangsung
spontan akan terus berlangsung sampai dicapai keadaan kesetimbangan. Berbagai hasil percobaan
menunjukkan bahwa dalam suatu reaksi kimia, perubahan reaktan menjadi produk pada umumnya
tidak sempurna, meskipun reaksi dilakukan dalam waktu yang relatif lama. Umumnya pada
permulaan reaksi berlangsung, reaktan mempunyai laju reaksi tertentu. Kemudian setelah reaksi
berlangsung konsentrasi akan semakin berkurang sampai akhirnya menjadi konstan. Keadaan
setimbang akan dicapai apabila dua proses yang berlawanan arah berlangsung dengan laju reaksi
yang sama dan konsentrasi tidak lagi mengalami perubahan atau tidak ada gangguan dari luar (Anisti
: 2006 : 34).

Pada keadaan setimbang, jumlah molekul akan tetap. Oleh karena itu ketika keadaan kesetimbangan
tercapai tidak terjadi perubahan sifat makroskopis zat. Akan tetapi reaksi penguraian dan
pembentukan tetap berlangsung secara terus menerus tidak kunjung berhenti secara mikroskopis,
sehingga reaksi kesetimbangan disebut dengan kesetimbangan dinamis. Dimana pada keadaan
kesetimbangan dinamis, sekalipun secara makroskopis tidak terjadi perubahan, tetapi secara
mikroskopis tetap terjadi perubahan yang terus-menerus.

Reaksi kesetimbangan dapat digolongkan berdasarkan fasa dari zat yang bereaksi dan hasil
reaksinya, sehingga dikenal dua jenis reaksi kesetimbangan yaitu reaksi kesetimbangan homogen
dan heterogen (Aris Kristianto : 1999 : 104). Reaksi kesetimbangan homogen adalah reaksi
kesetimbangan dimana fasa dari zat-zat yang bereaksi denga zat-zat hasil reaksi sama, yaitu gas atau
larutan. Sedangkan kesetimbangan heterogen adalah reaksi kesetimbangan yang memiliki fasa
reaktan dan produk yang tida sama (berbeda).

Tetapan kesetimbangan dilambangkan dengan Kc yang menyatakan tetapan kesetimbangan


berdasarkan konsentrasi (C = concentration) (Hariono : 2000 : 221). Tetapan kesetimbangan ini
sering dilambangkan dengan K saja. Untuk kesetimbangan zat dalam wujud gas, tetapan
kesetimbangan dilambangkan dengan Kp yang menyatakan tetapan kesetimbangan berdasarkan
tekanan (P = pressure). Penentuan tetapan kesetimbangan tergantung pada jenis reaksi, homogen
atau heterogen. Dalam kesetimbangan kimia, fasa padat tidak disertakan dalam persamaan
konstanta kesetimbangan kimia karena konsentrasi padatan relatif konstan.

Pada tahun 1864, Cato Guldberg dan Peter Waage ilmuan dari Norwegia merumuskan hubungan
antara konsentrasi zat-zat yang berada dalam kesetimbangan (Saeful Rohman : 2003 : 90).
Hubungan ini dikenal dengan Hukum Kesetimbangan Kimia atau Hukum Aksi Massa. Menurut
Hukum Aksi Massa, ”untuk reaksi kimia pada suhu tertentu, perbandingan hasil kali konsentrasi zat-
zat di ruas kanan dengan hasil kali konsentrasi zat-zat di ruas kiri, yang masing-masing dipangkatkan
dengan koefisien reaksinya, akan menghasilkan suatu bilangan yang tetap (konstan)” .

Dinyatakan : aA + bB → cC + dD dimana a, b, c, dan d adalah koefisien stokiometri dari A, B, C,


dan D. Tetapan kesetimbangan (Kc) untuk reaksi tersebut pada suhu tertentu dapat dinyatakan :

Kc = [C]c[D]d/[A]a[B]b

5
Harga tetapan kesetimbangan sangat berguna baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara
kuantitatif, memungkinkan untuk menghitung konsentrasi pereaksi ataupun hasil reaksi dalam
sistem kesetimbangan, sedangkan secara kualitatif, dapat memberikan informasi tentang sejauh
mana reaksi berlangsung kearah reaksi sempurna.

Untuk kesetimbangan homogen, hukum kesetimbangan secara umum dituliskan sebagai berikut:

mA + nB →pC + qD

Harga ketetapan kesetimbangannya:

Kc = [C]c[D]d/[A]A[B]B

Henri Louis Le Chatelier (1884) berhasil menyimpulkan pengaruh faktor luar tehadap kesetimbangan
dalam suatu azas yang dikenal dengan azas Le Chatelier sebagai berikut: ”Bila terhadap suatu
kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi), maka sistem itu akan mengadakan reaksi yang
cenderung mengurangi pengaruh aksi tersebut”.

Artinya : Bila pada sistem kesetimbangan terdapat gangguan dari luar sehingga kesetimbangan
dalam keadaan terganggu atau rusak maka sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga
gangguan itu berkurang dan bila mungkin akan kembali ke keadaan setimbang lagi Cara sistem
bereaksi adalah dengan melakukan pergeseran ke kiri atau ke kanan.

Pergeseran kesetimbangan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain temperatur,
konsentrasi, tekanan dan volume, penambahan katalis.

1. Pengaruh konsentrasi

Jika konsentrasi salah satu komponen tersebut diperbesar, maka reaksi sistem akan mengurangi
komponen tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu komponen diperkecil, maka reaksi sistem
akan menambah komponen itu.

2. Pengaruh suhu / temperatur

Jika suhu atau temperatur suatu sistem kesetimbangan dinaikkan, maka reaksi sistem menurunkan
temperatur, kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi yang menyerap kalor (ke pihak reaksi
endoterm). Sebaliknya jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi
eksoterm.

3. Pengaruh tekanan dan volume

Perubahan tekanan dan volume hanya berpengaruh pada kesetimbangan yang melibatkan gas. Pada
suatu reaksi kesetimbangan, pengaruh penambahan tekanan sama dengan pengaruh pengurangan
volume. Demikian pula pengaruh pengurangan tekanan sama dengan pengaruh penambahan
volume.

4. Pengaruh katalis

Katalis merupakan zat yang dapat mempercepat reaksi. Hal ini berlaku juga untuk reaksi
kesetimbangan. Akan tetapi, Katalis tidak menggeser kesetimbangan melainkan hanya mempercepat
tercapainya kesetimbangan. Dengan ada atapun tidak ada katalis, komposisi kesetimbangan akan
tetap sama.

6
2.2 Alat Dan Bahan
Alat :

• Gelas ukur 25mL


• Gelas kimia 50 mL
• Tabung reaksi 4 buah
• Pipet tetes 3 buah
• Rak tabung reaksi
• Batang pengaduk

Bahan:
• Air suling
• Larutan FeCl3 1M
• Larutan KSCN 1M
• Larutan Na2HPO4 0,1 M
• Larutan CH3COOH 0,1 M
• Larutan CH3COONa 0,1 M
• Indicator metil jingga

2.3 Langkah Kerja


➢ Masukkan 20mL air sulingan ke dalam gelas kimia lalu tambahkan 5 tetes larutan
FeCl3 1M dan 5 tetes larutan KSCN 1M. Aduk sampai rata, kemudian bagi ke
dalam 4 tabung reaksi sama banyak. Masing-masing tabung diberi nomor.
➢ Tabung 1 biarkan sebagai pembanding, tabung 2 ditambah 2 tetes larutan
FeCl3,tabung 3 ditambah 2 tetes larutan KSCN 1M, tabung 4 ditambah 2 tetes
larutan Na2HPO4 1M.
➢ Amati keempat tabung reaksi tersebut lalu bandingkan warnanya .
➢ Percobaan ke-2, isi tabung reaksi dengan 3mL larutan CH3COOH 0,1M , lalu
tambahkan satu tetes larutan indicator metil jingga, catat warna larutan.
➢ Tambahkan tetes per tetes larutan CH3COONa 1M ke dalam tabung reaksi yang
berisi larutan CH3COOH sambul di kocok hingga warna larutan berubah. Catat
warna larutan.

2.4 Data Pengamatan

No. percobaan Larutan Warna Larutan


1 Larutan FeCl31M Kuning
Larutan KSCN 1M Bening
Larutan FeCl3 + KSCN Merah ati
Tabung 2 ditambah FeCl3 Merah ati agak pekat
Tabung 3 ditambah KSCN Merah pekat

7
Tabung 4 ditambah Na2HPO Merah ati terang
2 Larutan CH3COOH 0,1 M Bening
Setelah ditambah indikator metil jingga Merah
Setelah ditambah larutan CH3COONa Jingga

2.5 Pertanyaan
1. Tuliskan persamaan reaksi kestimbangan diatas
❖ FeCl3 + KSCN → Fe(SCN)2++KCl
2. Dengan penambahan larutan CH3COONa, tentukan arah pergeseran reaksi
kestimbangan ?
❖ Arah kesetimbangan tersebut menuju pereaksi, di karenakan warna dari
CH3COONa + indikator berubah warna menjadi jingga atau lebih muda.
3. Apa yang dilakukan system kesetimbangan pada saat ;
❖ Penambahan konsentrasi Fe3+
Arah pergeseran reaksi kesetimbangan mengarah ke hasil reaksi, sehingga
larutan menjadi lebih pekat.
❖ Penambahan konsentrasi SCN
Larutan menjadi lebih pekat maka arah pergeseran reaksi kesetimbangan ke
hasil reaksi.
❖ Penambahan Na2HPO4
Larutan menjadi lebih muda, maka arah pergeseran reaksi kesetimbangan ke
hasil reaksi.
4. Mengapa larutan metil jingga mengalami perubahan warna?
❖ Karena penambahan CH3COONa membuat larutan metil berubah warna dari
merah ke jingga. Karena terjadi kesetimbangan yang mengarah ke pereaksi.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Kesimpulannya adalah bahwa pengaruh konsentrasi pada reaksi


kesetimbangan perubahan warnanya. Apabila lebih pekat maka arah
pergeseran reaksi kesetimbangan ke hasil reaksi begitupun apabila warnanya
lebih muda maka arah pergeseran raksi kesetimbangan ke pereaksi pada
percobaan tersebut terdapat reaksi bolak balik.

9
DAFTAR PUSTAKA
https://seputarilmu.com/2019/02//

https://id.wikipedia.org/wiki/kesetimbangan

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/

https://www.masukuniversitas.com/

https://www.studio-belajar.com/kesetimbangan/

10
11

Anda mungkin juga menyukai