PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum pengaruh perubahan konsentrasi pada
sistem kesetimbangan, yaitu, untuk mengetahui perubahan konsentrasi pada
sistem kesetimbangan.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.2 Laju Reaksi
Penggunaan konsentrasi reaktan tiap satuan waktu disebut laju reaksi. Laju
reaksi penting dipelajari untuk melihat seberapa cepat atau lambat suatu reaksi
berjalan. Menurut teori tabkrakan, suatu reaksi berlangsung jika partikel-
partikelnya mengalami tabrakan efektif sehingga jumlah energinya dapat
melampaui energi aktivitas. Laju reaksi dipengaruhi oleh faktor-faktor suhu,
konsentrasi, ukuran partikel dari katalis. Umumnya reaksi berjalan lebih cepat
jika temperature di naikkan. Laju reaksi lebih besar jika konsentrasi makin
besar. Ukuran partikel yang lebih kecil akan meningkatkan laju reaksi karena
luas bidang sentuh makin besar. Energi aktivasi lebih cepat terlampaui dengan
menaikkan suhu, konsentrasi pereaksi dan luas permukaan bidang sentuh,
sehingga laju lebih besar. Hubungan kuantitatif laju reaksi dengan konsentrasi
reaktan dinyatakan dengan persamaan laju reaksi (Suyatno dan Aris Purwadi,
2010).
3
faktor signifikan dalam penentuan peristiwa kimiawi (Fried George dan
George Hademenos, 1999).
Menurut Yazid (2005), terdapat beberapa cara yang umum di pakai untuk
menyatakan konsentrasi larutan, diantaranya dengan cara:
1. Molaritas
Molaritas adalah mol zat terlarut dalam 100 gram (1 kg) pelarut. Satuan
molal tidak tergantung pada suhu dan biasanya di gunakan untuk
menyatakan banyaknya partikel zat terlarut dalam sejumlah tertentu
pelarut.
Jika w gram zat terlarut dilarutkan dalam p gram pelarut, maka kemolalan
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
(m) larutan, dirumuskan: m = atau jika jumlah mol solute per
𝑘𝑔 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
4
Dimana :
V1 = Volume larutan sebelum pengenceran.
V2 = Volume larutan setelah pengenceran.
M1 = Konsentrasi larutan sebelum pengenceran.
M2 = Konsentrasi larutan sesudah pengenceran. (Yazid, 2005)
Dalam melakukan pengenceran, perlu di ingat bahwa penambahan lebih
banyak pelarut ke dalam sejumlah tertentu larutan stok akan mengubah
(mengurangi) konsentrasi larutan tanpa mengubah jumlah mol zat terlarut yang
terdapat dalam larutan. Dengan kata lain mol zat terlarut sebelum pengenceran
sama dengan mol zat terlarut setelah pengenceran (Chang, 2004).
5
Sesuai dengan azas Le Chatelier, maka sistem akan bereaksi dengan
mengurangi tekanan. Sebagaimana diketahui, tekanan gas bergantung pada
jumlah molekul dan tidak bergantung pada jenis gas.
Oleh karena itu, untuk mengurangi tekanan maka reaksi kesetimbangan
akan bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya lebih kecil. Sebaliknya, jika
tekanan dikurangi dengan cara memperbesar volume, maka system akan
bereaksi dengan menambah tekanan dengan cara menambah jumlah
molekul. Reaksi akan bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya lebih
besar.
6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
7
5. Dimasukkan masing-masing 5 mL air teh ke dalam dua tabung reaksi yang
berbeda. Ditambahkan 5 mL aquades pada salah satu tabung. Dibandingkan
warna air teh pada kedua tabung itu dengan melihat dari atas ke bawah.
8
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Perbedaan Konsentrasi 1 Komponen
No. Tabung Komponen yang diubah Warna dibandingkan dengan tabung
pertama (lebih tua atau lebih muda)
2 SCN- diperbesar Lebih pekat
3 Fe3- diperbesar Lebih pekat
4 Fe3- diperkecil Lebih pudar
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, percobaan yang dilakukan adalah pengaruh
perubahan konsentrasi pada system kesetimbangan. Kesetimbangan sendiri
menurut Purba (2007) adalah keadaan di mana laju reaksi maju dan reaksi balik
dari suatu zat sama besar dan di mana konsentrasi reaktan (zat yang bereaksi)
dan produk (zat dari hasil reaksi) tetap tidak berubah seiring berjalannya waktu.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi kesetimbangan. Menurut Dewi
(2009) factor yang mempengaruhi kesetimbangan yaitu temperature,
konsentrasi, tekanan dan volume.
Berdasarkan pada tabel 1. Perubahan konsentrasi satu komponen,
menunjukkan data hasil sistem pereaksi diperbesar dan kesetimbangan begeser
ke kanan. Hal ini dibuktikan ketika larutan SCN- diperbesar warna pada tabung
2 lebih tua dibandingkan dengan tabung pertama. Ketika Fe3- diperbesar warna
pada tabung 3 lebih tua dibandingkan warna pada tabung pertama, sistem ini
membuktikan bahwa kesetimbangan bergeser ke arah kanan hal ini sama
dengan literatur Mahmuda Utami (2008) yang mengatakan KSCN yang
mengandung ion SCN- dan FeCI3 yang mengandung ion Fe3- dalam air akan
mengalami reaksi kesetimbangan, bahwa penambahan konsentrasi Fe3-
menyebabkan kesetimbangan bergeser kearah pembentukan FeSCN3- dan pada
saat KSCN ditambahkan kedalam tabung 3 menyebabkan penambahan
9
konsentrasi SCN dan bergeser kearah pembentukan FeSCN2+.. Ketika Fe3-
diperkecil warna lebih muda dibandingkan dengan warna pada tabung pertama.
Berbeda halnya ketika komponen konsentrasi diencerkan, terjadi warna pada
sistem kesetimbangan lebih muda karena kesetimbangan bergeser ke kiri dan
ketika tabung salah satu tabung yang berisi air teh di tambahkan 5 ml aquades
menyebabkan hasil warna air teh lebih muda atau sama saja dengan tabung
yang tidak diberi aquades, hal ini menunjukkan air teh bukan merupakan sistem
kesetimbangan, karena tidak ada pergeseran kesetimbangan yang ditunjukan
oleh warna.
10
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Kesetimbangan adalah suatu keadaan dimana reaksi berakhir dengan suatu
campuran yang mengandung baik zat pereaksi maupun hasil reaksi.
Kesetimbangan kimia akan tercapai jika laju reaksi kanan sama dengan laju
reaksi balik
Konsentrasi salah satu diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser
ke arah kanan atau produk dan bila konsentrasi diperkecil maka kesetimbangan
bergeser ke arah kiri atau reaktan.
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum pengaruh perubahan konsentrasi pada
sistem kesetimbangan adalah berhati-hatilah dalam mengamati perubahan
warna pada setiap larutan yang ditambahkan konsentrasi.
11