Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam suatu produk reaksi kimia suatu sistem akan di katakan setimbang
ketika sebuah reaksi berlangsung secara terus menerus dalam sebuah arah yang
berlawanan dengan laju yang sama atau dengan kata lain tidak terjadi
perubahan dalam sistem yang setimbang.
Secara fisika sistem kesetimbangan adalah suatu proses yang terjadi dalam
larutan yang meliputi perubahan wujud fisika seperti dalam suatu proses
peleburan, penguapan dan perubahan kimia yang termasuk ke dalam
elektrokimia.
Perubahan konsentrasi dapat mempengaruhi posisi keadaan
kesetimbangan, atau lebih tepatnya jumlah relative reaktan dan produk. Banyak
reaksi kimia yang tidak berlangsung hingga selesai tetapi mendekati suatu
keadaan kesetimbangan dimana produk reaksi dan reaktan tidak terpakai tetapi
keduanya relativ dalam jumlah yang tertentu banyak.
Berdasarkan pada uraian diatas, maka praktikum untuk mengetahui
konsentrasi pada sistem kesetimbangan ini dilakukan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum pengaruh perubahan konsentrasi pada
sistem kesetimbangan, yaitu, untuk mengetahui perubahan konsentrasi pada
sistem kesetimbangan.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesetimbangan Kimia


Kesetimbangan adalah suatu keadaan dimana reaksi berakhir dengan suatu
campuran yang mengandung baik zat pereaksi maupun hasil reaksi.
Kesetimbangan kimia akan tercapai jika laju reaksi kanan sama dengan laju
reaksi balik. Ciri suatu kesetimbangan telah tercapai adalah system tertutup
(suhu tetap), dinamis dan tidak terjadi perubahan mikroskopis lagi (Wahyuni,
2004).
Kesetimbangan kimia (chemical equilibrium) menjelaskan keadaan di
mana laju reaksi maju dan reaksi balik dari suatu zat sama besar dan di mana
konsentrasi reaktan (zat yang bereaksi) dan produk (zat dari hasil reaksi) tetap
tidak berubah seiring berjalannya waktu (Purba, 2007).
Reaksi kesetimbangan dapat bersifat statis dan dinamis. Reaksi
kesetimbangan kimia merupakan contoh reaksi kesetimbangan yang bersifat
dinamis. Secara mikro dalam skala molekuler (perhitungan) reaksi
kesetimbangan bersifat dinamis. Artinya, saat tercapai kesetimbangan reaksi
tidak berhenti, tetapi terus berlangsung. Saat setimbang zat-zat di sebelah kiri
(persamaan reaksi) saling bereaksi sehingga molekul-molekul zat di sebelah
kanan (persamaan reaksi) bertambah. Pada saat yang sama molekul-molekul
zat di sebelah kanan berkurang dan molekul-molekul zat di sebelah kiri
bertambah dengan laju yang sama dengan laju reaksi ke kanan. Dengan
demikian, reaksi akan berlangsung terus-menerus ke dua arah dengan laju yang
sama (Sutresna, 2008)
Secara makro, dalam pengertian keadaan setimbang dianggap tidak berubah
(dianggap tetap) dan proses reaksi dalam kesetimbangan dianggap berhenti
(dianggap diam). Akan tetapi, sebenarnya reaksi kesetimbangan berlangsung
secara dinamis. Dengan asumsi proses berlangsung secara cepat, setiap
pengurangan atau penambahan konsentrasi secara molekuler dapat diabaikan.
Oleh karena itu, dalam perhitungan tetap, kesetimbangan dalam proses tersebut
dapat diabaikan (Sutresna, 2008).

2
2.2 Laju Reaksi
Penggunaan konsentrasi reaktan tiap satuan waktu disebut laju reaksi. Laju
reaksi penting dipelajari untuk melihat seberapa cepat atau lambat suatu reaksi
berjalan. Menurut teori tabkrakan, suatu reaksi berlangsung jika partikel-
partikelnya mengalami tabrakan efektif sehingga jumlah energinya dapat
melampaui energi aktivitas. Laju reaksi dipengaruhi oleh faktor-faktor suhu,
konsentrasi, ukuran partikel dari katalis. Umumnya reaksi berjalan lebih cepat
jika temperature di naikkan. Laju reaksi lebih besar jika konsentrasi makin
besar. Ukuran partikel yang lebih kecil akan meningkatkan laju reaksi karena
luas bidang sentuh makin besar. Energi aktivasi lebih cepat terlampaui dengan
menaikkan suhu, konsentrasi pereaksi dan luas permukaan bidang sentuh,
sehingga laju lebih besar. Hubungan kuantitatif laju reaksi dengan konsentrasi
reaktan dinyatakan dengan persamaan laju reaksi (Suyatno dan Aris Purwadi,
2010).

2.3 Prinsip Le chatelier


Di tinjau reaksi umum pada kesetimbangan:
aA(gas) + bB(gas) = mM(gas) + nN(gas)
Terhadap reaksi dilakukan perubahan kondisi (gangguan) sehingga
mempengaruhi kesetimbangan. Gangguan akan mengakibatkan reaksi
berlangsung menuju ke kesetimbangan baru (pergeseran kesetimbangan).
Dengan prinsip Le Chatelier dapat diproduksi arah pergeseran kesetimbangan
yang terjadi. Adapun prinsip Le Chatelier adalah “Ganguan terhadap sistem
pada kesetimbangan akan mengakibatkan pergeseran kesetimbangan
sedekimian rupa sehingga arah pergeseran berfungsi menghilangkan
gangguan.” (Triyono, 2017).

2.4 Konsentrasi Larutan


Konsentrasi adalah ukuran jumlah suatu zat tertentu dalam volume tertentu.
Karena kecenderungan dari kebanyakan reaksi untuk terjadi sebagian di
dasarkan pada jumlah molekul-molekul yang bereaksi, konsentrasi merupakan

3
faktor signifikan dalam penentuan peristiwa kimiawi (Fried George dan
George Hademenos, 1999).
Menurut Yazid (2005), terdapat beberapa cara yang umum di pakai untuk
menyatakan konsentrasi larutan, diantaranya dengan cara:
1. Molaritas
Molaritas adalah mol zat terlarut dalam 100 gram (1 kg) pelarut. Satuan
molal tidak tergantung pada suhu dan biasanya di gunakan untuk
menyatakan banyaknya partikel zat terlarut dalam sejumlah tertentu
pelarut.
Jika w gram zat terlarut dilarutkan dalam p gram pelarut, maka kemolalan
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
(m) larutan, dirumuskan: m = atau jika jumlah mol solute per
𝑘𝑔 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

liter larutan, dirumuskan: M = 𝑛⁄𝑣 .


2. Normalitas
Normalitas adalah jumlah gram ekivalen (grek) zat terlarut dalam satu liter
larutan. Satuan konsentrasi normalitas sering digunakan untuk analisa
volume terutama dalam reaksi-reaksi asam-basa dan oksidasi-reduksi
(redoks).
Jika w gram senyawa asam-basa dilarutkan dalam V mL larutan, maka: N =
𝐸𝐾⁄ .
𝑉

2.5 Faktor Mempengaruhi Kesetimbangan


Jika pada sistem kesetimbangan diberikan aksi, maka sistem akan berubah
sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi tadi diupayakan sekecil mungkin.
Aksi-aksi yang dapat mempengaruhi kesetimbangan antara lain perubahan
konsentrasi, perubahan volume, perubahan tekanan, perubahan jumlah mol,
perubahan temperature dan katalisator (Dewi, 2009).

2.6 Pengenceran Larutan


Pengenceran sering dilakukan di laboratorium untuk mendapatkan larutan
yang konsentrasinya lebih rendah. Satuan konsentrasi yang biasanya di
encerkan adalah molar, normal dan persen (Yazid, 2005).
Rumus pengenceran berlaku: V1 M1 = V2 M2

4
Dimana :
V1 = Volume larutan sebelum pengenceran.
V2 = Volume larutan setelah pengenceran.
M1 = Konsentrasi larutan sebelum pengenceran.
M2 = Konsentrasi larutan sesudah pengenceran. (Yazid, 2005)
Dalam melakukan pengenceran, perlu di ingat bahwa penambahan lebih
banyak pelarut ke dalam sejumlah tertentu larutan stok akan mengubah
(mengurangi) konsentrasi larutan tanpa mengubah jumlah mol zat terlarut yang
terdapat dalam larutan. Dengan kata lain mol zat terlarut sebelum pengenceran
sama dengan mol zat terlarut setelah pengenceran (Chang, 2004).

2.7 Faktor Pergeseran Dalam Kesetimbangan


Menurut Dewi (2009), jika pada sistem kesetimbangan diberikan aksi, maka
sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi tadi diupayakan
sekecil mungkin. Aksi-aksi yang dapat mempengaruhi terjadinya pergeseraan
kesetimbangan antara lain perubahan konsentrasi, perubahan volume,
perubahan tekanan, perubahan jumlah mol, perubahan temperatur, dan
katalisator.
Dalam pengembangan produk ini akan lebih difokuskan pada tiga factor
yaitu:
1. Pengaruh temperatur sesuai dengan azas Le Chatelier, jika suhu atau
temperature suatu sistem kesetimbangan dinaikkan, maka reaksi sistem
menurunkan temperatur, kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi yang
menyerap kalor (ke pihak reaksi endoterm). Sebaliknya jika suhu
diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi eksoterm.
2. Pengaruh konsentrasi sesuai dengan azas Le Chatelier (Reaksi = - aksi) ,
jika konsentrasi salah satu komponen tersebut diperbesar, maka reaksi
sistem akan mengurangi komponen tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi
salah satu komponen diperkecil, maka reaksi sistem adalah menambah
komponen itu.
3. Pengaruh tekanan dan volume Penambahan tekanan dengan cara
memperkecil volume akan memperbesar konsentrasi semua komponen.

5
Sesuai dengan azas Le Chatelier, maka sistem akan bereaksi dengan
mengurangi tekanan. Sebagaimana diketahui, tekanan gas bergantung pada
jumlah molekul dan tidak bergantung pada jenis gas.
Oleh karena itu, untuk mengurangi tekanan maka reaksi kesetimbangan
akan bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya lebih kecil. Sebaliknya, jika
tekanan dikurangi dengan cara memperbesar volume, maka system akan
bereaksi dengan menambah tekanan dengan cara menambah jumlah
molekul. Reaksi akan bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya lebih
besar.

6
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum kimia kali ini yang berjudul “Pengaruh Perubahan Konsentrasi
Pada Sistem Kesetimbangan” dilakukan pada hari Senin tanggal 11 November
2019 pada jam 09.20-11.20 WIB. Bertempat di gedung Laboratorium
Bioteknologi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang di gunakan pada praktikum pengaruh perubahan
konsentrasi pada sistem kesetimbangan adalah gelas kimia 100 ml, tabung
reaksi, gelas ukur 25 ml, pengaduk, pipet tetes, dan botol semprot. Sedangkan
bahan yang digunakan, yaitu larutan FeCI3 1 M (10 ml), larutan KSCN 1 M
(10 ml), larutan NaOH 1 M (10 ml), air teh (10 ml) dan aquades (25 ml).

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada praktikum kali ini sebagai berikut:
1. Dimasukkan 25 mL aquadest ke dalam gelas kimia.
Ditambahkan dua tetes larutan FeCl3 1 M dan dua tetes larutan KSCN 1 M.
Diaduk larutan sampai warnanya tetap/homogeny. Kemudian dibagi larutan
sama banyak ke dalam 5 tabung reaksi. Tabung pertama digunakan sebagai
pembanding warna.
2. Pada tabung lain ditambahkan:
a. 1 tetes KSCN 1 M pada tabung 2
b. 1 tetes larutan FeCl3 1 M pada tabung 3
c. 1 tetes larutan NaOH 1 M pada tabung 4 (OH- akan mengikat ion Fe3+).
3. Diguncangkan ketiga tabung dan bandingkan warna larutan pada tabung
masing-masing dengan warna larutan pada tabung 1.
4. Ditambahkan 5 mL aquades ke dalam tabung 5 dan diguncangkan sampai
larutan pada masing-masing dengan warna larutan pada tabung 1.

7
5. Dimasukkan masing-masing 5 mL air teh ke dalam dua tabung reaksi yang
berbeda. Ditambahkan 5 mL aquades pada salah satu tabung. Dibandingkan
warna air teh pada kedua tabung itu dengan melihat dari atas ke bawah.

8
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Perbedaan Konsentrasi 1 Komponen
No. Tabung Komponen yang diubah Warna dibandingkan dengan tabung
pertama (lebih tua atau lebih muda)
2 SCN- diperbesar Lebih pekat
3 Fe3- diperbesar Lebih pekat
4 Fe3- diperkecil Lebih pudar

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, percobaan yang dilakukan adalah pengaruh
perubahan konsentrasi pada system kesetimbangan. Kesetimbangan sendiri
menurut Purba (2007) adalah keadaan di mana laju reaksi maju dan reaksi balik
dari suatu zat sama besar dan di mana konsentrasi reaktan (zat yang bereaksi)
dan produk (zat dari hasil reaksi) tetap tidak berubah seiring berjalannya waktu.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi kesetimbangan. Menurut Dewi
(2009) factor yang mempengaruhi kesetimbangan yaitu temperature,
konsentrasi, tekanan dan volume.
Berdasarkan pada tabel 1. Perubahan konsentrasi satu komponen,
menunjukkan data hasil sistem pereaksi diperbesar dan kesetimbangan begeser
ke kanan. Hal ini dibuktikan ketika larutan SCN- diperbesar warna pada tabung
2 lebih tua dibandingkan dengan tabung pertama. Ketika Fe3- diperbesar warna
pada tabung 3 lebih tua dibandingkan warna pada tabung pertama, sistem ini
membuktikan bahwa kesetimbangan bergeser ke arah kanan hal ini sama
dengan literatur Mahmuda Utami (2008) yang mengatakan KSCN yang
mengandung ion SCN- dan FeCI3 yang mengandung ion Fe3- dalam air akan
mengalami reaksi kesetimbangan, bahwa penambahan konsentrasi Fe3-
menyebabkan kesetimbangan bergeser kearah pembentukan FeSCN3- dan pada
saat KSCN ditambahkan kedalam tabung 3 menyebabkan penambahan

9
konsentrasi SCN dan bergeser kearah pembentukan FeSCN2+.. Ketika Fe3-
diperkecil warna lebih muda dibandingkan dengan warna pada tabung pertama.
Berbeda halnya ketika komponen konsentrasi diencerkan, terjadi warna pada
sistem kesetimbangan lebih muda karena kesetimbangan bergeser ke kiri dan
ketika tabung salah satu tabung yang berisi air teh di tambahkan 5 ml aquades
menyebabkan hasil warna air teh lebih muda atau sama saja dengan tabung
yang tidak diberi aquades, hal ini menunjukkan air teh bukan merupakan sistem
kesetimbangan, karena tidak ada pergeseran kesetimbangan yang ditunjukan
oleh warna.

10
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Kesetimbangan adalah suatu keadaan dimana reaksi berakhir dengan suatu
campuran yang mengandung baik zat pereaksi maupun hasil reaksi.
Kesetimbangan kimia akan tercapai jika laju reaksi kanan sama dengan laju
reaksi balik
Konsentrasi salah satu diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser
ke arah kanan atau produk dan bila konsentrasi diperkecil maka kesetimbangan
bergeser ke arah kiri atau reaktan.

5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum pengaruh perubahan konsentrasi pada
sistem kesetimbangan adalah berhati-hatilah dalam mengamati perubahan
warna pada setiap larutan yang ditambahkan konsentrasi.

11

Anda mungkin juga menyukai