Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

KONSTANTA KESETIMBANGAN

Dosen Pembimbing : Lilik Suprianti, ST, M.Sc

Nama / NPM : Puspa Prima Andini / 22031010015

Nama Partner / NPM : Adelia Faradilla Santy / 22031010033

Paralel :A

Grup / Sesi : C / A2

Hari, Tanggal Percobaan : Kamis, 23 Februari 2023

LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2023
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA FISIKA
Group :C Nama : Puspa Prima Andini

Rombongan : A2 NPM : 22031010015

Tanggal : 23 Februari Paralel : A


Praktikum 2023

Dosen : Lilik Suprianti, ST.Msc.


Pembimbing

Judul : Konstanta Kesetimbangan


Praktikum

BAB I PENDAHULUAN

Keadaan setimbang suatu reaksi dicapai ketika reaksi berakhir dengan suatu
campuran yang mengandung zat pereaksi maupun hasil reaksi. Kebanyakan reaksi
berlangsung secara bolak-balik atau reversible yang melibatkan reaktan dan produk
yang memiliki fasa berbeda. Kesetimbangan sendiri bersifat dinamis, yang artinya
saat tercapai kesetimbangan, reaksi tidak berhenti melainkan belum bereaksi. Larutan
yang telah mengalami kesetimbangan ketika tidak ada lagi perubahan terhadap
suasana kimia di dalam sistem larutan tersebut. Kesetimbangan reaksi terbagi
menjadi dua yaitu homogen dan heterogen. Homogen merupakan kesetimbangan
antara fase zat yang sama, sedangkan heterogen reaksi dengan fase yang berbeda.
Kesetimbangan kimia diperhatikan dalam dunia industri yang berhubungan
dengan bahan kimia. Dalam pengaplikasiannya yaitu seperti pembuatan asam sulfat
di bidang industry seperti dalam farmasi, obat-obatan, kertas, cat, dan juga plastik.
Reaksi kesetimbangan tidak terjadi di bidang industri saja, namun bisa terjadi dalam
kehidupan, seperti proses fotosintesis pada tumbuhan, dan pengatur pH darah pada
manusia. Kesetimbangan kimia bersifat pasti, karena konsentrasi semua zat dapat
dikatakan konstan. Namun suatu kesetimbangan dapat berubah bila terdapat
pengaruh dari luar sistem. Pada nyatanya nilai konstanta kesetimbangan setiap zat
atau setiap reaksi nilainya berbeda-beda. Pada percobaan praktikum konstanta
kesetimbangan bertujuan untuk menentukan kesetimbangan cair-cair, mengetahui
pengaruh katalisator dalam suatu reaksi kimia, dan mengetahui pengaruh konsentrasi
pada reaksi kesetimbangan.
BAB II DASAR TEORI
2.1 Kesetimbangan Kimia
Kesetimbangan kimia menjelaskan keadaan dimana laju reaksi maju dan
reaksi balik sama besar dan dimana konsentrasi reaktan (zat yang bereaksi) dan
produk (zat dari hasil reaksi) nilainya tetap. Tidak berubah seiring berjalannya waktu,
maka tercepatlah kesetimbangan kimia. Kesetimbangan kimia merupakan proses
dinamik [1]. Banyak perisitiwa dalam kehidupan yang merupakan proses
kesetimbangan. Contohnya yaitu perubahan wujud cair, reaksi kesetimbangan dalam
tubuh, reaksi kesetimbangan dalam mulut. Kesetimbangan kimia juga mencakup
penjelasan terjadinya proses perubahan molekul zat yang dipengaruhi oleh perubahan
konsentrasi, tekanan atau volume, dan perubahan suhu [2].

2.2 Konstanta Kesetimbangan


Konstanta kesetimbangan adalah hasil bagi yang pembilangnya diperoleh
dengan mengalikan konsentrasi kesetimbangan produk, masing-masing dipangkatkan
dengan koefisien stoikiometrinya dalam persamaan kesetimbangan. Dari besarnya
konstanta kesetimbangan dapat diketahui apakah reaksi kesetimbangan sama dengan
produk atau reaktan jika k lebih besar dari laju 1 (k>1) maka kesetimbangan akan
bergerak ke arah kanan atau produk. Sedangkan jika konstanta kesetimbangan lebih
kecil dari 1 (k<1) maka kesetimbangan akan bergerak ke arah kiri atau reaktan [1].
Tetapan kesetimbangan menghubungkan antara konsentrasi reaktan dengan produk
pada saat mencapai kesetimbangan. Bila dijelaskan ketika di suhu tertentu,
persamaan reaksinya adalah :
aA + bB ⇌ xX+ yY
Tetapan kesetimbangannya adalah :
[ X ]x [Y ]dy
k= a b ………………………………………….……….
[ A ] [B ]
(1)
Keterangan :
X,Y,A,B = mol x, y, a, b saat setimbang (mol)
K= konstanta kesetimbangan [3]

2.3 Katalisator
Katalis adalah zat yang mengubah laju reaksi kimia tanpa membuatnya
produk. Artinya, zat ini meningkatkan laju reaksi kimia menaikkan kesetimbangan
tanpa terlihat secara permanen [4]. Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju
reaksi-reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan oleh reaksi itu
sendiri. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan
reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi.
Katalis dapat dibedakan menjadi dua golongan utama, yaitu katalis homogen dan
katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda
dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisnya. Sedangkan katalis homogen berada
dalam fase yang sama. Contoh katalis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan
suatu permukaan dimana pereaksi-pereaski untuk sementara terserap. Katalis
homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu
perantara kimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam
suatu proses yang memulihkan katalisnya [5].

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan


Kesetimbangan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Temperatur
Jika suhu atau temperatur suatu sistem kesetimbangan dinaikkan, maka reaksi
sistem menurunkan temperature, kesetimbangan akan bergeser ke pihak
reaksi yang menyerap kalor (ke pihak reaksi endoterm). Sebaliknya jika suhu
diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi eksoterm.
2. Konsentrasi
Jika konsentrasi salah satu komponen tersebut diperbesar, maka reaksi sistem
akan mengurangi komponen tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu
komponen diperkecil, maka reaksi sistem adalah menambahkan komponen
itu.
3. Tekanan dan Volume
Penambahan tekanan dengan cara memperkecil volume akan memperbesar
konsentrasi semua komponen. Sistem akan bereaksi dengan mengurangi
tekanan. Oleh karena itu, untuk mengurangi tekanan maka reaksi
kesetimbangan akan bergeser kea rah yang jumlah koefisiennya lebih kecil.
Sebaliknya, jika tekanan dikurangi dengan cara memperbesar volume, maka
sistem akan bereaksi dengan menambah tekanan.
[2]

2.5 Konsentrasi Larutan


Ada beberapa cara untuk mengeksepresikan konsentrasi suatu larutan yaitu
persen berat, fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas.
1. Persen berat
Berat zat terlarut sebagai persen dari berat total larutan
berat zat terlarut
% berat zat terlarut = ×100 %............................
berat larutan
(2)
2. Fraksi mol
Didefinisikan sebagai rasio jumlah mol zat terlarut dan jumlah total mol zat
terlarut dan pelarut.
mol terlarut
X terlarut = …………………………..…
mol terlarut +mol pelarut
(3)
3. Molaritas (M)
Didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut per liter larutan. Jika n adalah
jumlah mol dan V adalah volume larutan.
Mol terlarut
Molaritas = ……………………………………….
Volume larutan
(4)
4. Molalitas
Didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut per kilogram pelarut. Perbedaan
antar molalitas dan molaritas yaitu molalitas dalam istilah massa pelarut,
sedangkan molaritas dalam volume larutan.
Molterlarut
Molalitas =
Massa perlarut per kilogram
…………………………(5)
5. Normalitas
Didefinisikan sebagai jumlah ekivalen zat terlarut per liter larutan.
Ekivalen zat terlarut
Normalitas = ………………………………
Volume liter larutan
(6)
[6]

2.6 Kesetimbangan Dinamis


Banyak reaksi kimia tidak berlanjut sampai selelsai, sebaliknya membangun
kesetimbangan dinamis dimana dua reaksi berlawanan terjadi pada kecepatan yang
sama. Kondisi kesetimbangan kimia dapat dicapai sebagian besar reaksi kimia dapat
dibandingkan dengan orang yang berlari di atas treadmill, yang bergerak lebih cepat
saat pelari meningkatkan kecepatannya. Saat pelari dan treadmill berada dalam
kesetimbangan, pelari tampak diam didepan pengamat. Jika kecepatan dipelankan,
maka pelari maju dalam jarak pendek. Namun, karena treadmill juga bergerak lebih
cepat, pelari kembali tampak diam sebelumnya. Dalam reaksi yang dapat dibalik,
seperti :
2N0(g) + O2(g) ⇌ 2N02(g)
(nitrogen monoksida) (oksigen) (nitrogen dioksida)
Jumlah kesetimbangan nitrogen monoksida, oksigen dan nitrogen dioksida tetap
konstan, namun seperti pelari dan treadmill, reaksi berlangsung berlawanan arah
dengan kecepatan yang sama [7].

2.7 Aplikasi dalam Industri


Dalam sebuah industri ada banyak pemanfaatan dari konstanta
kesetimbangan. Konstanta kesetimbangan memilki banyak peran manfaat tidak
hanya di bidang industry saja, namun bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu aplikasi dari konstanta kesetimbangan adalah pada proses pembuatan
amoniak dengan proses Hober Bosch. Proses Hober Bosch Pada proses Haber-Bosch,
amonia dibuat dari gas alam sebagai sumber H2 dan udara sebagai sumber N2. Untuk
membuat H2 dari gas alam ini diperlukan steam (H 2O). Proses dimulai dengan
pembuatan gas sintesis yaitu campuran gas H2 dan N2 dengan perbandingan 3:1
sesuai yang diinginkan untuk sintesis amonia. Selanjutnya gas sintesis dimasukkan
ke reaktor sintesis amonia untuk direaksikan menjadi amonia.Proses pembuatan gas
sintesis dari gas alam ini terdiri atas beberapa langkah, yaitu: pemurnian gas alam
yang tergantung pada pengotor, pembuatan gas sintesis yang terjadi di primary
reformer dan secondary reformer, dan pemurnian gas sintesis yang terjadi di CO
Shift Converter dan Metanator. Amoniak menjadi bahan kimia yang banyak
diproduksi di dunia karena aplikasinya yang sangat luas meliputi pupuk untuk
pertanian, energi, dan industri farmasi. Hober bosch merupakan terobosan yang dapat
meningkatkan ekonomi global. Salah satu pembuatan amoniak adalah nitrogen.
Nitrogen menjadi bagian penting dalam asam amino, nukleotida, dan senyawa
biologis lainnya.
Selain itu, aplikasi konstanta kesetimbangan yang lain yaitu proses
pembuatan asam sulfat. Asam sulfat merupakan bahan baku penting untuk produksi
pupuk, misalnya pupuk fosfat. Ada dua proses utama dalam pembuatan asam sulfat
yaitu ruang timbal dan proses kontak. Prinsip utama ruang timbal adalah sulfur yang
lembab dioksidasi dengan adanya nitrogen oksida yang bereaksi, kemudian
membentuk sulfat. Sedangkan untuk proses kontak prosesnya, belerang dioksida
harus bersentuhan dengan oksigen juga katalis. Saat ini Sebagian besar asam sulfat
diproduksi dengan proses kontak yang menggunakan oksida logam katalis untuk
konversi sulfur dioksida menjadi sulfat trioksida yang kemudian diubah menjadi
asam sulfat [8].
2.8 Sifat Bahan
a. Tabel 2.8.1 Sifat Bahan Sodium Hidroksida
Bahan : Sodium Hidroksida

Fungsi : Sebagai larutan titran dalam titrasi asam basa

Sifat Fisika

1. Fase : Padat

2. Warna : Putih

3. Titik didih : 1390℃

4. Titik lebur : 318,4℃

5. Massa jenis : 2,130 gr/cm3

Sifat Kimia

1. Rumus Molekul : NaOH

2. Berat Molekul : 40 gr/mol

3. Kelarutan dalam air : (0℃ ) 42 cc, (100℃ ) 347


cc
4. Sifat oksidator
: Tidak ada

b. Tabel 2.8.2 Sifat Bahan Phenol Phthalein


Bahan : Phenol Phthalein

Fungsi : Sebagai bahan pembuatan indicator PP pada titrasi asam basa

Sifat Fisika

1. Fase : Cair

2. Warna : Tidak berwarna

3. Titik lebur : 261,2 ℃

4. Titik didih : >450℃

5. Massa jenis : 1,299 gr/cm3


Sifat Kimia

1. Rumus molekul : C20H1404

2. Berat molekul : 318, 32 gr/mol

3. Sifat Peledak : 0,2 (20℃ )

4. Sifat oksidator : 10 (25℃ )

c. Tabel 2.8.3 Sifat Bahan Ethyl Asetat


Bahan : Ethyl Asetat

Fungsi : Sebagai bahan uji yang dicari nilai konstanta kesetimbangannya

Sifat Fisika

1. Fase : Cair

2. Warna : Tidak berwarna

3. Titik didih : 77,1℃

4. Titik lebur : -82,4℃

5. Massa jenis : 330,50 gr/cm3


Sifat Kimia

1. Rumus molekul : CH4H8O2

2. Berat molekul : 88,11 gr/mol

3. Sifat Peledak : Tidak ada

4. Sifat oksidator : Tidak ada


d. Tabel 2.8.4 Sifat Bahan Asam Acetate Glacial
Bahan : Asam Acetate Glacial

Fungsi : Sebagai bahan uji yang dicari nilai konstanta kesetimbangannya

Sifat Fisika

1. Fase : Cair

2. Warna : Tidak berwarna

3. Titik didih : 117,9 ℃

4. Titik lebur : 16,64 gr/cm3

5. Massa jenis : 1,04 gr/mol

Sifat Kimia

1. Rumus molekul : CH2H402

2. Berat molekul : 60,05 gr/mol

3. Sifat korosif : Korosif

4. Menyala/Tidak : Mudah menyala

e. Tabel 2.8.5 Sifat Bahan Etanol Absolut


Bahan : Etanol Absolut

Fungsi : Sebagai bahan produk pelarut indicator PP dan bahan uji nilai
kesetimbangan
Sifat Fisika

1. Fase : Cair

2. Warna : Tidak berwarna

3. Titik didih : 78,4℃

4. Titik lebur : -112℃

5. Spesific gravity : 0,790 gr/cm3


Sifat Kimia

1. Rumus molekul : CH3CH2OH

2. Berat molekul : 46,07 gr/mol

3. Menyala/Tidak : Mudah menyala

4. Sifat oksidator : Tidak ada

[9]

2.9 Kesetimbangan Kimia Reaksi Cair-Cair

Salah satu hal yang menjadi penentu nilai misability campuran polimer
adalah termodinamika campura. Pada sistem pencampuran polimer berlaku prinsip
hukum termodinamika, dimana sistem akan menyusun konfigurasi yang memiliki
energi bebas minimum. Pencampuran PP dilakukan pada suhu lelehnya sehingga
dianggap berada pada fasa cair-cair. Semakin besar komposisi PP, temperature
proses akan semakin menurun. Temperatur proses dilakukan diatas temperature leleh
bahan, yaitu 170℃ -210℃ . Kesetimbangan cair-cair sistem polimer dapat dilakukan
dengan menggunakan UNIFAC [10].

2.10 Asas Le Chatelier

Asas Le Chatelier mengungkapkan bahwa “Suatu sistem pada kesetimbangan,


ketika mengalami tekanan apa pun )seperti perubahan suhu, tekanan, atau konsentrasi
materi) sehingga kesetimbangan terganggu, akan cenderung menyesuaikan dirinya
sendiri untuk melepaskan tegangan dan membangun Kembali kesetimbangan.” Dari
hal ketiga tersebut, hanya perubahan suhu yang akan mempengaruhi besarnya
konstanta kesetimbangan [7].

2.11 Hubungan Kc dan Kp

Pada reaksi kesetimbang jA+kB ⇌ lC+mD dimana semua reaktan dan produk
adalah gas. Maka bisa dituliskan persamaan dari tetapan konstanta yaitu :

( Pc)l (PD)m
Kp = j k ………………………………………………...……
( PA) ( PB)
(7)
Diasumsikan semua ke dalam tetapan konstanta gas yang digabung dari rumus
n
tetapan ideal gas, dimana mencari tekanan (P) dari gas yaitu P= RT , maka PA=[A]
v
RT; PB = [B]RT; [C}RT; PD= [D]RT. Selanjutnya yaitu dengan mensubstitusikan ke
persamaan (1), maka :

l m l+ m
[C] [D] ( RT )
Kp = j k
× j+k
[ A ] [B] ( RT )

Kp = Kc ×( RT )(l+ m)−( j+k)

Kp = Kc × (RT )∆ n ………………………………………………(8)

∆ n = (l+m)-(j=k) adalah perbedaan asumsi koefisien untuk produk dan reaktan.


Maka dari persamaan diatas benar bahwa ∆ n=0, Kp=Kc [6].

2.12 K3 Terkait Percobaan

Dalam melakukan praktikum terdapat beberapa aspek yang perlu


diperhatikan. Menggunakan bahan-bahan tertentu dapat mengakibatkan kecelakaan
dalam praktikum. Berikut adalah penanganan dalam penggunaan bahan.

A. Phenol Phthalhein
 Terhirup : Segera bawa korban ke ruang terbuka
 Terkena kulit : Segera bawa korban ke ruang terbuka
 Terkena Mata : Segera bilas dengan air yang banyak, lepas kontak
mata dan segera hubungi dokter.
 Tertelan : Segera beri air minum kepada korban (paling banyak dua
gelas), hidari muntah (resiko perforasi)
B. Sodium Hydroxide
 Terhirup : Segera hirup udara segar. Jika napas terhenti berikan napas
buatan mulut ke mulut, berikan masker oksigen jika mungkin.Jika
kondisi parah segera hubungi dokter.
 Terkena kulit : Bilas dengan air dan boleh memakai sabun.
 Terkena Mata : Segera bilas dengan air yang banyak. Segera hubungi
dokter mata dan lepaskan lensa kontak.
 Tertelan : Segera beri korban minum air putih (dua gelas paling
banyak). Periksakan ke dokter jika kondisi parah.
C. Acetic Acid Glacial
 Terhirup : Segera hirup udara segar dan segera panggil dokter.
 Terkena kulit : Segera tinggalkan semua pakaian yang terkontaminasi.
Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air dan segera panggil dokter
 Terkena Mata : Segera bilas dengan air yang banyak. Segera hubungi
dokter mata dan lepaskan lensa kontak
 Tertelan : Beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas),
hidari muntah. Segera panggil dokter. Jangan mencoba menetralisir.
D. Ethanol Absolut
 Terhirup : Segera pindah ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Konsultasikan dengan dokter.
 Terkena Kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air mengalir yang banyak.
Hubungi dokter jika terjadi iritasi.
 Terkena mata : bilas dengan air yang banyak selama minimal 15
menit , angkat kelopak mata bagian atas dan bawah sesekali. Segera
dapatkan bantuan medis / periksakan ke dokter mata
 Tertelan : segera beri korban minum air putih (dua gelas paling
banyak). Periksakan ke dokter
E. Ethyl Acetate
 Terhirup : Segera pindah ke udara segar. Dan jika tidak bernapas,
berikan pernapasan buatan. Konsultasikan dengan dokter
 Terkena Kulit : Segera tinggalkan semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air yang banyak.
Hubungi dokter jika terjadi iritasi.
 Terkena mata : Bilaslah dengan air yang banyak selama minimal 15
menit , angkat kelopak mata bagian atas dan bawah sesekali. Segera
dapatkan bantuan medis / periksakan ke Dokter ma
 Tertelan : Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
orang yang tidak sadar. Bilas mulut dengan air. Jaga agar aliran udara
tetap bebas. Kerusakan paru-paru mungkin terjadi setelah pengeluaran
muntah. Segera panggil dokter.
[11]

Anda mungkin juga menyukai