PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kimia salah satu ilmu yang mempelajari tentang materi yang
meliputi struktur, susunan sifat dan perubahan materi serta energi yang
materi tersebut tersusun dari atom atom atau unsur unsur. Materi
dasar dasar hukum kimia yang menjadi aturan bagi peneliti untuk
salah satu ilmu yang diawali dari hasil eksperimen, mempelajari tentang
materi yang meliputi struktur, susunan, sifat dan reaksi dari suatu unsur atau
2019: 62).
kuantitatif dari suatu reaktan dan produk yang berada dalam sebuah reaksi
kimia (Alfian dalam Assma dkk., 2018: 42). Stoikiometri juga mempelajari
kimia (Warni dkk dalam Assma dkk., 2018: 41). Stoikiometri mempelajari
aspek kuantitatif rumus dan reaksi kimia, hal tersebut diperoleh melalui
pengukuran massa, volume, jumlah dan sebagainya yang terkait dengan atom,
ion atau rumus kimia serta saling keterkaitannya dalam suatu mekanisme
3
2
Reaksi kimia ada yang berlangsung lambat dan ada juga yang berlangsung
secara cepat sehingga sulit untuk dipelajari mekanisme reaksi yang terjadi.
senyawa tersebut (Dongmo dalam Yuda dkk., 2017: 23). Berdasarkan latar
untuk mengetahui persaman kimia, jumlah ion dan jumlah atom dalam suatu
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana cara menentukan jumlah ion dan jumlah atom dalam suatu
senyawa?
C. Tujuan Percobaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Larutan
terdiri dari dua komponen yaitu zat terlarut dan zat pelarut. Zat pelarut
merupakan zat atau komponen yang wujudnya berupa cairan dan jumlahnya
lebih banyak, sedangkan zat terlarut merupakan zat atau komponen yang
wujudnya berupa padatan dengan jumlahnya yang lebih kecil (Ati, 2023: 59).
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri atas dua atau lebih zat yang
saling melarutkan antara zat yang satu dengan zat yang lainnya dan masing-
masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik antara satu
komposisi yang sama antara satu bagian dengan bagian lainnya serta
adalah larutan gula yang larut dalam air. Ketika kita mencampurkan gula ke
dalam air, membentuk larutan gula. Larutan gula ini tidak dapat dibedakan
secara visual sehingga terlihat seperti air biasa (Hayati 2022: 298).
memberikan efek lampu menyala pada alat uji dan dapat menimbulkan
4
larutan elektrolit yaitu senyawa ion yang terdiri dari asam, basa dan garam.
listrik yang dimana tidak dapat memberikan efek lampu menyala pada alat
uji dan tidak dapat menimbulkan gelembung gas dalam larutan. Jenis-jenis
B. Konsentrasi Larutan
Secara umum suatu larutan dapat bersifat asam, basa, dan netral atau
jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Kelarutan dapat berupa kecil atau
besar sekali dan jika jumlah zat terlarut melewati titik jenuh, zat itu akan
larutan dapat mengandung lebih banyak zat terlarut dari pada dalam
normalitas, fraksi mol dan ppm. Berikut ini akan dibahas bagaimana
1. Molaritas
dalam setiap liter larutan. Molaritas memiliki simbol “M” dengan rumus
sebagai berikut:
setiap kilo gram atau setiap 1000 gram pelarut. Molalitas memiliki simbol
Gram 1000
m = Mr × p ........................................................................................(2.2)
Mr = ∑ Ar
Keterangan :
Mr : Jumlah total dari massa atom relatif suatu unsur
Ar : Massa atom relative suatu unsur
P : Massa pelarut (g)
3. Ppm atau Parts Per Million
Istilah kimia ppm merupakan kepanjangan dari Parts Per Million yang
dalam bahasa Indonesia menjadi bpj atau Bagian Per Juta. Ppm merupakan
berikut:
massa, volume, suhu atau daya serap. Oleh karena kuantitas pereaksinya
berlainan, maka perubahan harga sifat fisika dari sIstem ini dapat digunkaan
fisika yang diukur terhadap kuantitas pereaksinya, maka akan diperoleh titik
maksimum atau titik minimum sesuai dengan titik stoikiometri sistem yaitu
adalah ilmu yang mempelajari kuantitas produk dan reaktan dalam reaksi
kuantitas yang diketahui dan yang tidak diketahui dalam mol dan kemudian
sebagai berikut:
1. Konsentrasi Reaktan
satuan waktu merupakan definisi dari laju reaksi. Laju reaksi mempunyai
satuan M/s (Molar per detik). Reaksi kimia terjadi dari arah reaktan menuju
antara faktor-faktor yang berpengaruh pada reaksi kimia seperti suhu reaksi
arah yang tepat serta memiliki energi yang cukup untuk mengatasi rintangan
energi berupa energi aktivasi molekul reaktan merupakan syarat agar dapat
kompleks teraktivasi ini bersifat tidak stabil, dan supaya tercapainya keadaan
2. Suhu
eksponesial satu per satuan suhu reaksi. Pada percobaan Kayoon & Hameed
(2013), yang dilakukan pada suhu reaksi pada rentang suhu 25 sampai 65 °C,
rentang suhu 45 sampai 65 °C. Sementara itu pada percobaan uji konsentrasi
D. Pengenceran
dengan penambahan zat pelarut seperti air ke dalam Larutan yang pekat
terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah
pengenceran Dengan kata lain jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran
sama dengan jumlah mmol zat terlarut sesudah penegenceran atau jumlah gr
volumetrik, jumlah solute yang terdapat dalam larutan pada volume tertentu
akan setara dengan hasil kali volume dan konsentrasi (Lopez, 2023: 1).
M1V1=M2V2…………………………………………(2.4)
Keterangan :
E. Integrasi Ayat
dalam reaksi kimia . Kata ini berasal dari bahasa Yunani stoikheion yang
berarti elemen dan metriā yang berarti ukuran (Yusuf, 2018: 72). Ayat yang
٣٣ - َو ُهَو اَّلِذ ْي َخ َلَق اَّلْيَل َو الَّنَهاَر َو الَّش ْمَس َو اْلَقَم َۗر ُك ٌّل ِفْي َفَلٍك َّيْس َبُحْو َن
Terjemahnya:
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan
bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya”.
Menurut teori dari Muhammad Quraish Shihab Allah yang
menciptakan malam, siang, matahari dan bulan. Semua itu berjalan pada
tempat yang telah ditentukan Allah dan beredar pada porosnya masing-
masing yang tidak akan pernah melenceng dari garis edarnya. Masing-masing
benda langit mempunyai poros dan garis edarnya sendiri. Semua benda
langit itu tidak pernah kenal diam, tetapi terus beredar pada garis edarnya
yang disebut dengan orbital. Kenyataan ini tampak jelas terlihat pada
matahari dan bulan. Demikian halnya dengan suatu peredaran bumi pada
listriknya dan massa molekul relatif juga merupakan gabungan dari atom-
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Waktu dan Tempat
Percobaan ini telah dilakukan pada hari Jumat, 10 November 2023
Alauddin Makassar.
1. Alat
pipet skala 5 mL, labu ukur 100 mL, gelas kimia 500 mL, kaca arloji, pipet
2. Bahan
C. Prosedur Kerja
1. Pembuatan larutan induk NaCl 1000 ppm dalam 100 mL
larutan ke dalam labu takar, lalu menghimpitkan sampai tanda batas dan
Alat dan bahan disiapkan, memipipet larutan induk sebanyak 0,7 mL,
kemudian melarutkan CuSO4 dalam gelas kimia, lalu masukkan kedalam labu
takar 250 mL, setelah itu menghimpitkan sampai tanda batas dan
labu takar 100 mL, setelah itu menghimpitkan sampai tanda batas dan
labu takar 100 mL, setelah itu menghimpitkan sampai tanda batas dan
BAB IV
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel pengamatan
Larutan
250 mL
1. CuSO4 + H2O berwarna
(1M)
biru
Larutan
100 mL
2. NaCl + H2O berwanrna
(7 ppm)
bening
Larutan
100 mL
3. HCl + H2O berwanrna
(0,1 N)
bening
Larutan
100 mL
4. Na2S2O3 + H2O berwanrna
(0,01 N)
bening
Larutan
100 mL
5. Na2S2O3 + H2O berwanrna
(0,05 N)
bening
13
2. Reaksi
B. Pembahasan
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoikheion yang berarti elemen
dan metriā yang berarti ukuran. Ada tiga macam stoikiometri dalam ilmu
kimia agar larut dalam air dan diihimpitkan sampai tanda batas sebagaimana
kimia agar larut dalam air dan diihimpitkan sampai tanda batas sebagaimana
dilarutkan dengan akuades (H2O) dalam labu ukur agar larut dalam air dan
(H2O) dalam gelas kimia agar larut dalam air dan diihimpitkan sampai tanda
konsentrasi.
15
(H2O) dalam gelas kimia agar larut dalam air dan diihimpitkan sampai tanda
konsentrasi.
kemudian dilarutkan dengan akuades (H 2O) dalam labu ukur agar larut
harus lurus dengan pipet ukur kemudian dimasukkan dalam botol yang
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kimia yang terdiri atas rumus kimia yang terdiri atas rumus kimia
2. Jumlah ion atau atom dalam suatu senyawa dapat diketahui dengan
3. Teknik pembuatan pereaksi dari bahan kimia ada dua yaitu pada
akuades.
B. Saran
percobaan larutan cairan lainnya seperti asam sianida (HCN) agar lebih
17
18
LAMPIRAN I
ANALISIS DATA
Diketahui :
M : 1000 ppm
V : 250 mL → 0 ,25 L
Ditanyakan :
Gram =……………?
Penyelesaian :
g
= M2 x V 2
Mr
g
= 1M x 250 mL
159 ,1 g/mol
g = 250 mL x 151,9 g/mol
= 39,775 g
= 40 g
Diketahui :
V2 : 100 mL
M2 : 3 ppm
M1 : 1000 ppm
Ditanyakan :
mg =………………?
Penyelesain :
= 100 mg
19
= 0,1 g
Diketahui :
V2 : 100 mL
M2 : 7 ppm
M1 : 1000 ppm
Ditanyakan :
V1 =………………?
Penyelesain :
M1 x V 1 = M2 x V 2
V1 = 0,7 mL
Diketahui:
% HCl=30 %
ρ=1, 18 gr / L
Ditanyakani:
V2…………………?
Penyelesaian:
% x Bj x ! 000
N2 = Mr
30 %❑
3
x 1 , 18 g /cm
N2 = 36 ,5 g/eq
N2 = 9,69 g
20
V 1 x N 1 = V2 x N 2
V1xN2
V2 = N2
100❑mL x 0 , 1 N
= 9 ,69 g/cm3
= 1,03 mL
Diketahui:
Mr Na2S2O3 : 100 mL
Valensi Na2S2O3 : 2
Normalitas : 0,01 N
Ditanyakan :
Penyelesaian :
Mr
BE = Valensi
158 g /eq
= 2
= 79 eq/L
Gram = BE x V x N
= 0, 079 g
Diketahui:
Mr Na2S2O3 : 100 mL
Normalitas : 0,05 N
Ditanyakan :
21
Penyelesaian :
Mr
BE = Valensi
158 g /eq
= 2
= 79 eq/L
Gram = BE x V x N
= 0, 039 g
22
LAMPIRAN II
SKEMA KERJA
NaCl
Ditimbang natrium klorida (NaCl) sebanyak 0,1 g.
Dihomogenkan.
Hasil
Na2S2O3
Dihomogenkan.
Hasil
23
CuSO4
Dihomogenkan.
Hasil
Na2S2O3
Dihomogenkan.
Hasil
HCl
Ditambahkan akuades.
Dihomogenkan.
Hasil
0,7 mL.
Ditambahkan akuades.
Dihomogenkan.
Hasil
LAMPIRAN III
25
DOKUMENTASI PRAKTIKUM
menghomogenkan
Memasukkan ke
menghomogenkan tempat yang telah
diberi label
Memasukkan ke
menghomogenkan tempat yang telah
diberi label
6. Pembuatan larutan Na2S2O3 0,05 N dalam 100 mL
Memasukkan ke
menghomogenkan tempat yang telah
diberi label
Memasukkan ke
menghomogenkan tempat yang telah
diberi label
8. Pembuatan larutan HCl 0,1 N dalam 100 mL
Memasukkan ke
menghomogenkan botol yang telah
diberi label
REFERENSI
3
29
30