STOIKIOMETRI
PROBOLINGGO
2022/2023
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa,saran, dan kritik.
Sehingga,makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini, masih jauh dari kata
sempurna. Dikarenakan, terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari brbagai pihak. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
peendidikan.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1)Menjelaskan Stoikiometri?
3)
C. TUJUAN
1.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pengertian Stoikiometri
Angka 22,4 L merupakan volume gas ideal dalam keadaan STP (Standard
Temperature and Pressure), dengan tekanan gas (P) = 1 atm, dan suhu (T) = 273
K. Sementara angka 6,02 x 10^23 merupakan besaran tetapan Avogadro. Jadi, 1
mol zat apa pun memiliki jumlah partikel yang sama yaitu sebanyak 6,02 x
10^23 partikel.
Hukum ini menyatakan massa total suatu bahan sesudah reaksi kimia sama
dengan massa total bahan sebelum reaksi. Contohnya, massa kayu yang belum
dibakar memiliki massa yang sama dengan hasil pembakarannya.
Hukum yang dicetuskan oleh Joseph Proust pada tahun 1799 ini
menyatakan perbandingan massa unsur-unsur penyusun suatu senyawa selalu
tetap. Contohnya, perbandingan massa Hidrogen dan Oksigen dalam air adalah
1:8, tidak bergantung pada jumlah air yang dianalisis.
Hukum Gay Lussac atau yang dikenal juga dengan Hukum Perbandingan
Volume dicetuskan oleh ilmuwan asal Prancis, yaitu Joseph Gay Lussac.
Berdasarkan penelitiannya, Lussac mengambil kesimpulan bahwa perubahan
volume gas dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Contohnya, pada suhu dan
tekanan tertentu, 1 liter gas Nitrogen bisa bereaksi dengan 3 liter gas Hidrogen,
hingga menghasilkan 2 liter gas amonia (2NH3).
2.6 Hipotesis Avogadro
Kemolaran zat dalam larutan menyatakan jumlah zat (mol) dalam larutann
yang ditempatinya (1L). Satuan kemolaran adalah mol/L atau M.Membuat
Larutan Kemolaran dengan Kemolaran Tertentu ada dua macam, yaitu
Keterangan:
M = kemolaran (mol/L)
n = mol yang di hasilkan (mol)
V = volum labu ukur (L)
B. Mengencerkan larutan pekat
Pada proses engenceran, jumlah zat terlarut dalam larutan
tidak berubah.Volum larutan pekat yang dibutuhkan untuk membuat larutan
dengan kemolaran M dapat di hitung sebagai berikut:
Keterangan:
M = kemolaran larutan sebelum dan sesudah pengenceran
V = volum larutan sebelum dan sesudah pengenceran
Jenis reaksi:
- ASAM + BASA --> GARAM + AIR
- ASAM + OKSIDA --> BASA GARAM + AIR
- ASAM + AMONIA --> GARAM
- OKSIDA ASAM + BASA --> GARAM + AIR
2. Reaksi pendesakan logam
Reaksi pendesakan logam adalah reaksi di mana logam lain atau
hidrogen dalam suatu senyawa.
A + BC --> AC + B
A di kiri B Deret Volta
Reaksi terjadi jika logam di kiri/H yang di desak pada deret volta
Li-K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Zn-Cr-Fe-Cd-Co-Ni-Sn-Pb-(H)-Cu-Hg-Ag-Pt-Au
Jenis reaksi:
- LOGAM 1 + GARAM 1 --> GARAM 2 + LOGAM 2
- LOGAM + ASAM --> GARAM + GAS HIDROGEN
- LOGAM + ASAM --> GARAM + AIR + GAS
AB + CD --> AD + CB
Jenis reaksi:
- GARAM 1 + ASAM 1 --> GARAM 2 + ASAM 2
- GARAM 1 + BASA 1 --> GARAM 2 + BASA 2
- GARAM 1 + GARAM 2 --> GARAM 3 + GARAM 4
Konsep kemolaran dan berbagai jenis reaksi kimia dalam larutan elektrolit, dapat
digunakan pada perhitungan reaksi kimia dalam larutan.
Titrasi asam basa merupakan prosedur penting dalam analisis kimia untuk
menentukan konsentrasi/kemolaran larutan asam/basa. Hal ini dilakukan demgan
meneteskan larutan standar asam/basa yang kemolarannya sudah diketahui
kedalam larutan asam/basa yang ke,olarannya akan ditentukan, menggunakan
buret. Penambahan larutan standar dilakukan sampai mencapai titik ekovalen,
yakni titik di mana asam dan basa habis bereaksi. Titik ekivalen dapat ditentukan
menggunakan indikator yang harus berubah warna di sekitar titik tersebut. Titik di
mana perubahan warnaindikator terjadi disebut titik akhir titrasi. Indiktor yang
digunakan dalam titrasi adalah metil merah, bromotimol biru, dan fenolftalein.
Perhitungan Konsentrasi:
- Dari persamaan reaksi A dan B, perbandingan mol A dan mol B agar habis
bereaksi = a : b. Jadi diperoleh:
Keterangan:
M = kemolaran asam A dan basa B
V = volum asam A dan basa B
a , b = koefisien reaksi asam A dan basa B
Perhatikan, rumus ini juga dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu
larutan basa dengan menggunakan suaru larutan standar asam.
Reaksi berlangsung pada 0 C, 1 atm. Volume gas amoniak, NH3, yang dihasilkan
setelah 33 gram (NH4)2SO4 (Mr = 132) bereaksi adalah ….
Pembahasan
Karena diketahui massa (NH4)2SO4, kita tentukan dulu nilai mol dari amonium
sulfat tersebut.
mol (NH4)2SO4 = gr/Mr
= 33/132 mol
= 0,25 mol
Jadi, volume gas amoniak yang dihasilkan adalah 11,2 liter (C).
Reaksi Redoks
Apa itu reaksi redoks? Reaksi redoks adalah singkatan dari reaksi reduksi dan
oksidasi yang berlangsung pada proses elektrokimia. Boleh dibilang, reaksi
redoks adalah singkatan dari reaksi reduksi dan oksidasi. Berikut pengertian dari
kedua istilah tersebut.
Pengertian Reduksi
Reduksi adalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi dan kenaikan
elektron. Dapat dikatakan bahwa reduksi adalah reaksi dimana suatu zat
kehilangan oksigen.
Pengertian Oksidasi
Oksidasi adalah reaksi yang mengalami peningkatan bilangan oksidasi dan
penurunan elektron. Dapat dikatakan bahwa oksidasi adalah reaksi dimana suatu
zat mengikat oksigen.
Bagaimana penjelasan reaksi oksidasi dan reduksi pada contoh di atas? Besi (III)
oksida (Fe2O3) mengalami reduksi karena kehilangan atom oksigen dan berubah
menjadi besi (2Fe). Adapun karbon monoksida (3CO) mengalami reaksi oksidasi
karena mengikat atom oksigen dan berubah menjadi karbon dioksida (3CO2).
Konsep reaksi redoks yang melibatkan perpindahan elektron ini hanya bisa terjadi
pada senyawa ionik aja, sedangkan senyawa kovalen tidak. Oleh karena itu,
muncul konsep redoks yang ketiga, yaitu berdasarkan perubahan bilangan
oksidasi (biloks).
Bilangan oksidasi adalah muatan positif dan negatif pada suatu atom. Unsur yang
biloksnya positif, biasanya merupakan atom-atom unsur logam, seperti Na, Fe,
Mg, Ca, dan unsur logam lainnya. Sementara itu, unsur yang biloksnya negatif,
biasanya atom-atom unsur nonlogam, seperti O, Cl, F, dan unsur nonlogam
lainnya.
Berdasarkan konsep perubahan bilangan oksidasi, reaksi reduksi adalah reaksi
yang mengalami penurunan bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi oksidasi adalah
reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi.
Kesimpulan