Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KIMIA FARMASI DASAR

STOIKIOMETRI

Dosen Pengampu : Umi Narsih, S Si, M.Kes.

Disusun Oleh: Kelompok 3

Windiya Wati :48202.03.22017

Nanda Wulan Febrianti :48202.03.22010

Andi Kurniawan :48202.03.22003

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS

STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN

PROBOLINGGO

2022/2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, senantiasa kami panjatkan atas kehadira Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga, kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok, untuk Mata kuliah
Kimia Farmasi Dasar. Dengan judul “Stoikiometri”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa,saran, dan kritik.
Sehingga,makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini, masih jauh dari kata
sempurna. Dikarenakan, terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari brbagai pihak. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
peendidikan.

Pajarakan, Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………… i

KATA PENGANTAR ………………………………… ii

DAFTAR ISI …………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………… 2


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita pernah melihat sesorang yang


sedangmembuat kue. Perlu diketahui bahwa kue dibuat menurut resep atau
formula tertentu, yaitu perbandingan antara bahan-bahan yang diperlukan.
Hal yangkira-kira sama juga berlaku dalam reaksi kimia. Setiap senyawa
kimiamemiliki komposisi tertentu. Sehingga, untuk membuat suatu senyawa
melaluireaksi kimia, harus diperhitungkan campuran bahan-bahan dalam
perbandingantertentu. Hal inilah yang menjadi pembahasan dalam makalah
ini. Hal-hal yangakan dibahas yaitu tentang perbandingan unsur-unsur dalam
senyawa, sertaperbandingan zat-zat dalam reaksi kimia.Hal yang pertama kita
sebut stoikiometri senyawa, sedangkan yangkedua kita sebut stoikiometri
reaksi. Istilah stoikiometri berasal dari bahasaYunani, yaitu dari
katastoicheionyang berarti unsur, danmetronyang berartimengukur. Jadi,
stoikiometri berarti perhitungan kimia. Konsep-konsep yangmendasari
perhitungan kimia adalah massa atom relatif, rumus kimia,persamaan reaksi,
dan konsep mol. Oleh karena itu, sebelum masuk ke dalamperhitungan kimia,
akan dibahas berbagai konsep tersebut.

B. Rumusan Masalah

1)Menjelaskan Stoikiometri?

2)Konsep Stoikiometri larutan pada berbagai reaksi-reaksi kimia

3)

C. TUJUAN

1.

3.
BAB II

PEMBAHASAN

2. Pengertian Stoikiometri

Stoikiometri adalah berasal dari kata “stoicheion” dalam bahasa Yunani


yang berarti mengukur. Dalam ilmu kimia, stoikiometri adalah ilmu yang
mempelajari kuantitas suatu zat dalam reaksi kimia. Zat-zat tersebut meliputi
massa, jumlah mol, volume, dan jumlah partikel. Tak hanya itu, stoikiometri juga
diartikan sebagai perhitungan kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat
yang terlibat dalam reaksi.

Suatu reaksi kimia dapat dikatakan sebagai reaksi stoikiometri apabila


reaktan dalam reaksi habis seluruhnya. Adapun rumus-rumus yang biasa
digunakan dalam menyelesaikan materi Kimia Stoikiometri adalah sebagai
berikut: 

Angka 22,4 L merupakan volume gas ideal dalam keadaan STP (Standard
Temperature and Pressure), dengan tekanan gas (P) = 1 atm, dan suhu (T) = 273
K. Sementara angka 6,02 x 10^23 merupakan besaran tetapan Avogadro. Jadi, 1
mol zat apa pun memiliki jumlah partikel yang sama yaitu sebanyak 6,02 x
10^23 partikel.

2.1 Hukum Dasar Kimia untuk Stoikiometri

Ada beberapa hukum dasar kimia yang digunakan untuk stoikiometri,


yaitu hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, hukum perbandingan
berganda, hukum Boyle, hukum Gay Lussac, dan Hipotesis Avogadro. Mari kita
bahas satu per satu hukum dasar kimia tersebut.
2.2 Hukum Kekekalan Massa

Hukum ini menyatakan massa total suatu bahan sesudah reaksi kimia sama
dengan massa total bahan sebelum reaksi. Contohnya, massa kayu yang belum
dibakar memiliki massa yang sama dengan hasil pembakarannya.

2.3 Hukum Perbandingan Tetap

Hukum yang dicetuskan oleh Joseph Proust pada tahun 1799 ini
menyatakan perbandingan massa unsur-unsur penyusun suatu senyawa selalu
tetap. Contohnya, perbandingan massa Hidrogen dan Oksigen dalam air adalah
1:8, tidak bergantung pada jumlah air yang dianalisis.

2.4 Hukum Perbandingan Berganda

Hukum perbandingan berganda yang dikemukakan oleh John Dalton pada


tahun 1803 yaitu apabila ada dua unsur yang dapat membentuk lebih dari satu
senyawa, perbandingan massa unsur yang satu, yang bersenyawa dengan unsur
lain yang tertentu massanya adalah bilangan bulat dan sederhana. Contohnya, jika
Hidrogen yang bereaksi masing-masing 1 gram, H2O (air) yang terbentuk akan
mengandung 4 gram oksigen, dan 8 gram pada H2O2 (Hidrogen Peroksida).

2.5 Hukum Gay Lussac

Hukum Gay Lussac atau yang dikenal juga dengan Hukum Perbandingan
Volume dicetuskan oleh ilmuwan asal Prancis, yaitu Joseph Gay Lussac.
Berdasarkan penelitiannya, Lussac mengambil kesimpulan bahwa perubahan
volume gas dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Contohnya, pada suhu dan
tekanan tertentu, 1 liter gas Nitrogen bisa bereaksi dengan 3 liter gas Hidrogen,
hingga menghasilkan 2 liter gas amonia (2NH3).
2.6 Hipotesis Avogadro

Hipotesis Avogadro ini melengkapi hukum dasar kimia yang digunakan


untuk stoikiometri. Seorang ilmuwan asal Italia, Amadeo Avogadro menyatakan
bahwa partikel unsur tidak selalu berupa atom yang berdiri sendiri, melainkan bisa
berbentuk molekul unsur. Contohnya, H2, O2, N2, dan P4.

2.3 Stoikiometri Larutan

Stoikiometri larutan adalah perhitungan kimia untuk reaksi yang


berlangsung dalam larutan

2.3.1 Konsep Kemolaran Dalam Larutan

Kemolaran zat dalam larutan menyatakan jumlah zat (mol) dalam larutann
yang ditempatinya (1L). Satuan kemolaran adalah mol/L atau M.Membuat
Larutan Kemolaran dengan Kemolaran Tertentu ada dua macam, yaitu

A. Melarutkan zat padat


Massa zat terlarut   yang harus di tambahkan untuk memperoleh Larutan
dengan kemolaran M, dapat ditentukan dengan rumus berikut:

Keterangan:
M = kemolaran (mol/L)
n = mol yang di hasilkan (mol)
V = volum labu ukur (L)
B. Mengencerkan larutan pekat
Pada proses engenceran, jumlah zat terlarut dalam larutan
tidak berubah.Volum larutan pekat yang dibutuhkan untuk membuat larutan
dengan kemolaran M dapat di hitung sebagai berikut:

Mol zat sebelum pengenceran = mol zat sesudah massa pengenceran


Oleh karena atau n = M x V maka diperoleh

Keterangan:
M = kemolaran larutan sebelum dan sesudah pengenceran
V = volum larutan sebelum dan sesudah pengenceran

2.4 Reaksi Kimia Dalam Larutan Elektrolit

Reaksi Kimia Dalam Larutan Elektrolit melibatkan zat elektrolit,yakni


asam, basa,dan garam. Reaksi dapat berlangsung apabila setidaknya salah satu
produknya berupa air, endapan, gas atau elektrolit lemah. Reaksi kimia dalam
larutan elektrolit selalumempunyai reaksi ion bersih.Ada tiga jenis reaksi kimia
dalam larutan elektrolit, yaitu:

1. Reaksi penetralan asam dan basa


Reaksi penetralan dalam larutan adalah reaksi antara asam dan basa
membentuk yang bersifat netral.

Jenis reaksi:
- ASAM + BASA --> GARAM + AIR
- ASAM + OKSIDA --> BASA GARAM + AIR
- ASAM + AMONIA --> GARAM
- OKSIDA ASAM + BASA --> GARAM + AIR
2. Reaksi pendesakan logam
Reaksi pendesakan logam adalah reaksi di mana logam lain atau
hidrogen dalam suatu senyawa.

A + BC --> AC + B
A di kiri B Deret Volta

Reaksi terjadi jika logam di kiri/H yang di desak pada deret volta
Li-K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Zn-Cr-Fe-Cd-Co-Ni-Sn-Pb-(H)-Cu-Hg-Ag-Pt-Au

Jenis reaksi:
- LOGAM 1 + GARAM 1 --> GARAM 2 + LOGAM 2
- LOGAM + ASAM --> GARAM + GAS HIDROGEN
- LOGAM + ASAM --> GARAM + AIR + GAS

3. Reaksi metatesis (pertukaran pasangan)


Reaksi metatesis (pertukaran pasangan) adalah reaksi pertukaran
pasangan ion dari dua elektrolit.
Melibatkan pertukaran pasangan ion dari dua elektrolit.

AB + CD --> AD + CB

Jenis reaksi:
- GARAM 1 + ASAM 1 --> GARAM 2 + ASAM 2
- GARAM 1 + BASA 1 --> GARAM 2 + BASA 2
- GARAM 1 + GARAM 2 --> GARAM 3 + GARAM 4

Aturan Penulisan Reaksi Ion Bersih


1) Tulis reaksi ionnya
a. Zat berupa elektrolit kuat dinyatakan oleh ion-ionnya
b. Zat berupa elektrolit lemah dinyatakan oleh rumus kimianya.
c. Zat berupa gas dan padatan (logam, endapan) dinyatakan oleh rumus kimianya

2) reaksi ion bersih diperoleh dengan menghilangkan ion-ion penonton.


  Menggunakan Konsep Kemolaran Untuk Reaksi Kimia Dalam
Larutan

Konsep kemolaran dan berbagai jenis reaksi kimia dalam larutan elektrolit, dapat
digunakan pada perhitungan reaksi kimia dalam larutan.

Titrasi Asam Basa

Titrasi asam basa merupakan prosedur penting dalam analisis kimia untuk
menentukan konsentrasi/kemolaran larutan asam/basa. Hal ini dilakukan demgan
meneteskan larutan standar asam/basa yang kemolarannya sudah diketahui
kedalam larutan asam/basa yang ke,olarannya akan ditentukan, menggunakan
buret. Penambahan larutan standar dilakukan sampai mencapai titik ekovalen,
yakni titik di mana asam dan basa habis bereaksi. Titik ekivalen dapat ditentukan
menggunakan indikator yang harus berubah warna di sekitar titik tersebut. Titik di
mana perubahan warnaindikator terjadi disebut titik akhir titrasi. Indiktor yang
digunakan dalam titrasi adalah metil merah, bromotimol biru, dan fenolftalein.

Perhitungan Konsentrasi:

- Tulis persamaan reaksi antara larutan asam A dan larutan basa B


aA + Bb --> cC + dD + ...
- Nyatakan rumus untuk menghitung mol A dan mol B yang bereaksi

- Dari persamaan reaksi A dan B, perbandingan mol A dan mol B agar habis
bereaksi = a : b. Jadi diperoleh:

Keterangan:
M = kemolaran asam A dan basa B
V = volum asam A dan basa B
a , b = koefisien reaksi asam A dan basa B

Perhatikan, rumus ini juga dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu
larutan basa dengan menggunakan suaru larutan standar asam.

Jenis titrasi ada 4 macam, yaitu:


1. Titrasi asam kuat dan basa kuat
2. Titrasi asam lemah dan basa kuat
3. Titrasi basa lemah dan asam kuat
4. Tirasi asam lemah dan basa lemah

Contoh soal Stoikiometri Larutan

Gas amoniak dapat dihasilkan melalui persamaan reaksi berikut:

(NH4)2SO4 + 2KOH --> 2NH3 + 2H2O + K2SO4

Reaksi berlangsung pada 0 C, 1 atm. Volume gas amoniak, NH3, yang dihasilkan
setelah 33 gram (NH4)2SO4 (Mr = 132) bereaksi adalah ….

A.   2,8 liter


B.   5,6 liter
C.   11,2 liter
D.   12,0 liter
E.   22,4 liter

Pembahasan
Karena diketahui massa (NH4)2SO4, kita tentukan dulu nilai mol dari amonium
sulfat tersebut.
mol (NH4)2SO4 = gr/Mr
= 33/132 mol
= 0,25 mol

Selanjutnya kita tentukan mol NH3 dengan memanfaatkan kesetaraan antara


koefisien dan mol.

mol NH3 = 2/1 x mol (NH4)2SO4


= 2 x 0,25 mol
= 0,5 mol

Reaksi berlangsung pada 0 C, 1 atm, berarti berlangsung pada keadaan STP


(standard temperature and pressure), volume yang digunakan adalah volume STP,
yaitu 22,4 liter.

volume NH3 = mol x volume STP


= 0,5 x 22,4 liter
= 11,2 liter

Jadi, volume gas amoniak yang dihasilkan adalah 11,2 liter (C).

Reaksi Redoks

Apa itu reaksi redoks? Reaksi redoks adalah singkatan dari reaksi reduksi dan
oksidasi yang berlangsung pada proses elektrokimia. Boleh dibilang, reaksi
redoks adalah singkatan dari reaksi reduksi dan oksidasi. Berikut pengertian dari
kedua istilah tersebut.

Pengertian Reduksi

Reduksi adalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi dan kenaikan
elektron. Dapat dikatakan bahwa reduksi adalah reaksi dimana suatu zat
kehilangan oksigen.

Pengertian Oksidasi
Oksidasi adalah reaksi yang mengalami peningkatan bilangan oksidasi dan
penurunan elektron. Dapat dikatakan bahwa oksidasi adalah reaksi dimana suatu
zat mengikat oksigen.

Perhatikan contoh reaksi berikut ini:

Bagaimana penjelasan reaksi oksidasi dan reduksi pada contoh di atas? Besi (III)
oksida (Fe2O3) mengalami reduksi karena kehilangan atom oksigen dan berubah
menjadi besi (2Fe). Adapun karbon monoksida (3CO) mengalami reaksi oksidasi
karena mengikat atom oksigen dan berubah menjadi karbon dioksida (3CO2).

Konsep Bilangan Oksidasi

Konsep reaksi redoks yang melibatkan perpindahan elektron ini hanya bisa terjadi
pada senyawa ionik aja, sedangkan senyawa kovalen tidak. Oleh karena itu,
muncul konsep redoks yang ketiga, yaitu berdasarkan perubahan bilangan
oksidasi (biloks).

Bilangan oksidasi adalah muatan positif dan negatif pada suatu atom. Unsur yang
biloksnya positif, biasanya merupakan atom-atom unsur logam, seperti Na, Fe,
Mg, Ca, dan unsur logam lainnya. Sementara itu, unsur yang biloksnya negatif,
biasanya atom-atom unsur nonlogam, seperti O, Cl, F, dan unsur nonlogam
lainnya.
Berdasarkan konsep perubahan bilangan oksidasi, reaksi reduksi adalah reaksi
yang mengalami penurunan bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi oksidasi adalah
reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi.

Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Dalam perhitungan reaksi produk reaktan, pertama tentukan jumlah mula-


mula dan kemudian menghitung jumlah zat yang bereaksi menyesuaikan
dengan koefisien dari masing-masing spesi telah ditentukan. Selanjutnya
yaitu menghitung jumlah zat kita, pada bagian reaktan yaitu mula-mula
dikurangi bereaksi, dan pada bagian produk yaitu mula-mula ditambah
bereaksi. Jika pada bagian reaktan terdapat sisa maka reaksi tersebut
adalah reaksi non stoikiometri, sedangkan jika pada bagian reaktan tidak
terdapat sisa maka reaksi tersebut adalah reaksi stoikiometri.
2. Stoikiometri dipengaruhi oleh volume dan konsentrasi spesi sistem
tersebut. Semakin tinggi volume maka jumlah spesies akan semakin besar
dan semakin tinggi konsentrasi Nya maka semakin tinggi jumlah spesies
tersebut.
3. Konsep dari reaksi stoikiometri adalah ketika semua reaktan habis bereaksi
sehingga semua reaktan menjadi produk. Sedangkan konsep dari reaksi
non stoikiometri adalah ketika direaksikan tidak semua reaktan habis
bereaksi, tetapi masih terdapat reaktan sisa. Selain itu ada yang namanya
reaktan pembatas, yaitu reaktan yang dalam perbandingan monya paling
kecil.

Anda mungkin juga menyukai