Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ILMIAH

STOIKIOMETRI

Kelompok 2
Disusun Oleh :
• Kezia Blessing Mambi
• Ofel Arnold Fillarcho Hursepuny
• Rani Rizka Syam Adman
• Rasman Tabuni
• Sewe Salamba
Kelas : B – Farmasi

UNIVERSITAS CENDRAWASIH
PAPUA

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Tuhan yang telah menolong hamba-Nya
menyelesaikan makalah yang berjudul "Stoikiometri" ini dengan penuh kemudahan. Dalam penulisan
makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan
kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan dan mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
yang membangun dari berbagai pihak.

Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas pembelajaran yang bersangkutan,
berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam bab ini. Makalah ini disusun
agar dapat memperluas ilmu tentang Stoikiometri yang disajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, hal ini dengan keterbatasan kemampuan dan kedangkalan ilmu yang saya miliki, karena
itu sangat mengharapakan kritikan dan saran untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan
yang ada. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas. Terima kasih.

Jayapura, 28 Agustus 2022

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR........................................................................................................ 2

DAFTAR ISI..................................................................................................................... 3

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................ 4

A. Latar Belakang................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian............................................................................................... 4

BAB II. DASAR TEORI.................................................................................................. 5

BAB III. PEMBAHASAN................................................................................................ 6

A. Hukum-hukum Dasar Kimia.............................................................................. 6

B. Persamaan Reaksi.............................................................................................. 11

C. Konsep Mol........................................................................................................ 14

BAB IV. KESIMPULAN................................................................................................. 16

A. Simpulan............................................................................................................ 16

B. Saran.................................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita pernah melihat sesorang yang sedang membuat kue. Perlu
diketahui bahwa kue dibuat menurut resep atau formula tertentu, yaitu perbandingan antara bahan-
bahan yang diperlukan. Hal yang kira-kira sama juga berlaku dalam reaksi kimia. Setiap senyawa kimia
memiliki komposisi tertentu. Sehingga, untuk membuat suatu senyawa melalui reaksi kimia, harus
diperhitungkan campuran bahan-bahan dalam perbandingan tertentu. Hal inilah yang menjadi
pembahasan dalam makalah ini.

Hal-hal yang akan dibahas yaitu tentang perbandingan unsur-unsur dalam senyawa, serta
perbandingan zat-zat dalam reaksi kimia.Hal yang pertama kita sebut stoikiometri senyawa, sedangkan
yang kedua kita sebut stoikiometri reaksi. Istilah stoikiometri berasal dari Bahasa Yunani, yaitu dari
kata stoicheion yang berarti unsur, dan metron yang berarti mengukur. Jadi, stoikiometri berarti
perhitungan kimia. Konsep-konsep yang mendasari perhitungan kimia adalah massa atom relatif, rumus
kimia, persamaan reaksi, dan konsep mol. Oleh karena itu, sebelum masuk ke dalam perhitungan kimia,
akan dibahas berbagai konsep tersebut.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan Stoikiometri?


2. Apa-apa saja hukum-hukum dasar dalam perhitungan kimia?
3. Bagaimana langkah-langkah dalam menuliskan persamaan reaksi?
4. Apa yang dimaksud dengan konsep mol?

C. Tujuan

Setelah membahas makalah ini pembaca diharapkan :

1. Memahami definisi dari Stoikiometri.


2. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia
(stoikiometri).
3. Mampu mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan
reaksinya.
4. Memahami isi dari konsep mol.

4
BAB II
DASAR TEORI
Stoikiometri adalah ilmu kimia yang mempelajari tentang kuantitas suatu zat, meliputi massa,
jumlah mol, volume, dan jumlah partikel. Saat mempelajari stoikiometri, Quipperian akan selalu
bertemu dengan koefisien. Apa itu koefisien? Koefisien merupakan bentuk perbandingan mol, volume,
atau jumlah partikel. Adapun rumus-rumus yang biasa digunakan dalam menyelesaikan stoikiometri
adalah sebagai berikut. Stoikiometri berasal dari kata “stoicheion” dalam bahasa Yunani yang berarti
mengukur. Dalam ilmu kimia, stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari kuantitas suatu zat dalam
reaksi kimia. Zat-zat tersebut meliputi massa, jumlah mol, volume, dan jumlah partikel. Tak hanya itu,
stoikiometri juga diartikan sebagai perhitungan kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang
terlibat dalam reaksi.

Suatu reaksi kimia dapat dikatakan sebagai reaksi stoikiometri apabila reaktan dalam reaksi habis
seluruhnya. Adapun rumus-rumus yang biasa digunakan dalam menyelesaikan materi Kimia
Stoikiometri adalah sebagai berikut:

Angka 22,4 L merupakan volume gas ideal dalam keadaan STP (Standard Temperature and
Pressure), dengan tekanan gas (P) = 1 atm, dan suhu (T) = 273 K. Sementara angka 6,02 x 10 23
merupakan besaran tetapan Avogadro. Jadi, 1 mol zat apa pun memiliki jumlah partikel yang sama yaitu
sebanyak 6,02 x 1023 partikel.

Istilah stoikiometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata stoicheion yang berarti unsur dan
metron yang artinya mengukur. Jadi, stoikiometri berarti perhitungan kimia. Konsep-konsep yang
mendasari perhitungan kimia adalah massa atom relatif, rumus kimia, persamaan reaksi, dan konsep
mol. Oleh karena itu sebelum masuk ke perhitungan kimia, akan dibahas terlebih dahulu berbagai
konsep tersebut.

5
BAB III
PEMBAHASAN
A. HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA
Hukum dasar kimia meliputi hukum Kekekalan Massa, Hukum Perbandingan Tetap, Hukum
Perbandingan Berganda, Hukum Perbandingan Volume, dan Hukum Avogadro.

1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)

Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794), seorang ahli kimia berkebangsaan Prancis, telah
menyelidiki hubungan massa zat sebelum dan sesudah reaksi. Dalam percobaannya, Lavoisier
menimbang zat-zat sebelum bereaksi, lalu menimbang zat hasil reaksinya. Ternyata massa zat
sebelum dan sesudah bereaksi perubahan-perubahan materi umumnya berlangsung dalam sistem
terbuka. Oleh karena itu, apabila hasil reaksi ada yang meninggalkan sistem (seperti pembakaran
Bin) atau apabila sesuatu zat dari lingkungan diikat (seperti proses perkaratan besi yang mengikat
oksigen dari udara), seolah-olah massa zat sebelum dan sesudah reaksi menjadi tidak sama.
Lavoisier melakukan percobaan terhadap merkuri cair dan oksigen hingga terbentuk merkun oksida
yang berwarna merah. Dari percobaan ini Lavoisier mengambil kesimpulan yang dikenal dengan
hukum Kekekatan Massa.

Hukum ini menyatakan:

"Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap."

B. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)

Pada tahun 1799, Joseph Louis Proust menemukan satu sifat penting dari senyawa, yang
disebut hukum perbandingan tetap. Berdasarkan penelitian terhadap berbagai senyawa yang
dilakukannya, Proust menyimpulkan bahwa "perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa
adalah tertentu dan tetap Senyawa yang sama, meskipun berasal dari daerah yang berbeda atau
dibuat dengan cara-cara yang berbeda, ternyata mempunyai komposisi yang sama.

Ada berbagai senyawa yang dapat dibentuk oleh dua unsur atau lebih, contoh air (H2O). Air
dibentuk oleh dua unsur yaitu unsur hidrogen dan oksigen. Hidrogen dan oksigen merupakan materi
yang mempunyai massa. Bagaimana cara mengetahui massa unsur hidrogen dan oksigen yang
terdapat dalam air? Seorang ahli kimia Prancis. Joseph Louis Proust (1754-1826), mencoba
menggabungkan hidrogen dan oksigen untuk membentuk air. Hasil eksperimen Proust disajikan
dalam Tabel 4.1 berikut ini.

6
Tabel 4.1 Hasil Eksperimen Proust

Dari tabel tersebut terlihat bahwa setiap 1g gas hidrogen bereaksi dengan 8g oksigen
menghasilkan 9g air. Hal ini membuktikan bahwa massa hidrogen dan massa oksigen yang
terkandung dalam air memiliki perbandingan yang tetap yaitu 1: 8, berapa pun banyaknya air yang
terbentuk. Dari percobaan yang dilakukannya, Proust mengemukakan teorinya yang terkenal dengan
sebutan hukum Perbandingan Tetap, yang berbunyi:

"Perbandingan massa unsur-unsur penyusun suatu senyawa selalu tetap."

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan sifat-sifat senyawa sebagai berikut.

1. Tergolong zat tunggal.


2. Bersifat homogen.
3. Dengan cara kimia dapat diuraikan menjadi dua jenis zat atau lebih.
4. Terdiri atas dua jenis unsur atau lebih dengan perbandingan tertentu.
5. Mempunyai sifat-sifat tertentu yang berbeda dari sifat unsur-unsur penyusunnya (sifat
unsur penyusun senyawa tidak tampak lagi).

3. Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton)

Hukum dasar kimia yang ketiga dikemukakan oleh John Dalton dan dikenal sebagai hukum
kelipatan berganda. Komposisi kimia ditunjukkan oleh rumus kimianya. Dalam suatu senyawa. dua
atau lebih unsur berbeda bergabung dan setiap unsur menyumbangkan sejumlah atom tertentu.
Misalnya air terdiri atas unsur hidrogen dan oksigen. Unsur hidrogen menyumbang dua atom dan
unsur aksigen menyumbang satu atom. Dari dua unsur dapat dibentuk beberapa senyawa dengan
perbandingan berbeda-beda. Misalnya, belerang dengan oksigen dapat membentuk senyawa SO, dan
SO, Antara unsur hidrogen dan oksigen dapat membentuk senyawa H₂O dan H₂O Dalton
menyelidiki perbandingan massa unsur-unsur tersebut pada setiap berg senyawa dan mendapatkan
suatu pola keteraturan. John Daton sebagai hukum Perbandingan Berganda yang bunyinya:

"Apabila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa dan massa salah satu unsur
tersebut tetap (sama), perbandingan massa unsur yang lain dalam senyawa-senyawa tersebut

7
merupakan bilangan bulat dan sederhana."

Nitrogen dan oksigen dapat membentuk senyawa-senyawa N,O, NO, NO,, dan N,O, dengan
komposisi massa seperti terlihat dalam tabel berikut

Dari tabel tersebut, terlihat bahwa apabila massa N dibuat tetap (sama) sebanyak 7 gram,
perbandingan massa oksigen dalam NO: NO: NO, NO, 4:8:12: 16 atau 1:2:3:4.

4. Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac)

Henry Cavendish (1731-1810), seorang ahli kimia berkebangsaan Inggris, menemukan fakta
bahwa perbandingan volume hidrogen dan volume oksigen dalam membentuk air adalah 2: 1,
dengan syarat kedua gas itu diukur pada suhu (7) dan tekanan (P) yang sama. Pada tahun 1809,
Joseph Louis Gay-Lussac (1778-1850) asal Prancis tertarik pada penemuan tersebut, kemudian
melakukan percobaan terhadap berbagai reaksi gas dan menemukan hasil sebagai berikut

8
Gay-Lussac menyimpulkan penemuannya dalam suatu hukum yang disebut hukum
perbandingan volume, yaitu "Apabila diukur pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas yang
bereaksi dan gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana. Pada awalnya, para
ilmuwan menemukan bahwa gas hidrogen dapat bereaksi dengan gas oksigen membentuk air.
Perbandingan volume gas hidrogen dan oksigen dalam reaksi tersebut adalah tetap, yakni 2: 1. Pada
1808 ilmuwan Prancis, Joseph Louis Gay Lussac berhasil melakukan percobaan tentang volume gas
yang terlibat pada berbagai reaksi menggunakan beberapa macam gas. Berikut ini data percobaan
yang dilakukan Gay Lussac

Menurut Gay Lussac, dua volume gas hidrogen bereaksi dengan satu volume gas oksigen
membentuk dua volume uap air. Pada reaksi pembentukan uap air, setiap dua volume gas hidrogen
memerlukan satu volume gas oksigen dan menghasilkan dua volume uap air. Hal ini bertujuan untuk
menghasilkan reaksi sempurna.

Pada suhu (T) dan tekanan (P) yang sama, perbandingan volume sama dengan perbandingan
koefisien reaksi.

Coba perhatikan data hasil percobaan di bawah ini berkenaan dengan volume gas yang bereaksi
pada suhu dan tekanan yang sama. Data berikut disajikan agar Anda lebih memahami hukum
Perbandingan Volume.

Berdasarkan data percobaan pada tabel tersebut, perbandingan volume gas yang bereaksi dan
hasil reaksi ternyata berbanding sebagai bilangan bulat. Data percobaan tersebut sesuai dengan

9
Perbandingan Volume atau dikenal dengan hukum Gay Lussac. Hukum ini menyatakan bahwa :

Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan hasil
reaksi berbanding sebagai bilangan bulat.

Hukum Perbandingan Volume (Gay Lussac):

5. Hukum Avogadro

Mengapa perbandingan volume gas-gas dalam suatu reaksi merupakan bilangan sederhana?
Banyak ahli, termasuk Dalton dan Gay-Lussac, gagal menjelaskan hukum perbandingan volume
yang ditemukan oleh Gay-Lussac. Penyebab kegagalan mereka adalah anggapan bahwa partikel
unsur selalu berupa atom Barulah pada tahun 1811, Amedeo Avogadro (1776-1856) dari Italia,
mengemukakan bahwa partikel unsur tidak harus berupa atom yang berdiri sendiri, tetapi dapat juga
berupa gabungan dari beberapa atom yang disebut molekul unsur. Avogadro dapat menjelaskan
hukum perbandingan volume dengan mengajukan hipotesis, yaitu "Pada suhu dan tekanan sama,
semua gas bervolume sama mengandung jumlah molekul yang sama pula". Jadi, perbandingan
volume gas-gas itu juga merupakan perbandingan jumlah molekul yang terlibat dalam reaksi.
Dengan kata lain, perbandingan volume gas-gas yang bereaksi sama dengan koefisien reaksinya.

Pada 1811, ilmuwan Italia, Amedeo Avogadro (1776-1856) mengusulkan hipotesis bahwa
pada suhu dan tekanan yang sama, volume suatu gas sebanding dengan jumlah molekul gas yang
terdapat di dalamnya. Pernyataan ini kemudian dikenal sebagai hukum Avogadro. Secara matematis
hukum Avogadro dapat ditulis sebagai berikut.

V = n atau V = Nk

Dimana K = Konstanta

10
Oleh karena perbandingan volume gas hidrogen, gas oksigen, dan uap air pada reaksi
pembentukan uap air adalah 2:1:2, maka perbandingan jumlah molekul hidrogen, oksigen, dan uap
air juga 2:1:2 Jumlah atom setiap unsur tidak berkurang atau bertambah dalam reaksi kimia. Oleh
karena itu, molekul gas hidrogen dan molekul gas oksigen harus merupakan molekul dwiatom,
sedangkan molekuluap air harus merupakan molekul triatom.

Perbandingan volume gas dalam suatu reaksi sesuai dengan koefisien reaksi gas-gas tersebut.
Hal ini berarti bahwa jika volume salah satu gas diketahui, volume gas yang lain dapat ditentukan
dengan cara membandingkan koefisien reaksinya.

B. PERSAMAAN REAKSI
1. Pengertian
Reaksi kimia mengubah zat-zat asal (pereaksi = reaktan) menjadi zat-zat baru (produk).
Perubahan yang terjadi dapat dipaparkan dengan menggunakan rumus kimia zat-zat yang terlibat
dalam reaksi. Cara pemaparan ini kita sebut persamaan reaksi. Misalnya, reaksi antara gas
hidrogen dengan gas oksigen membentuk air dipaparkan sebagai berikut.

2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l)

Tanda panah menunjukkan arah reaksi, dan dapat dibaca sebagai "membentuk" atau
"bereaksi menjadi”, atau istilah lain yang sesuai. Huruf kecil miring dalam tanda kurung yang
mengikuti rumus kimia zat dalam persamaan reaksi menyatakan wujud atau keadaan zat yang
bersangkutan. Huruf g berarti gas, l berarti cairan (liquid), s berarti padatan (solid), dan aq berarti
larutan dalam air (aqueous, baca: akues). Bilangan yang mendahului rumus kimia zat dalam
persamaan reaksi disebut koefisien reaksi. Pada contoh tersebut, koefisien hidrogen adalah 2,
koefisien oksigen 1, dan koefisien air adalah 2. Koefisien 1 tidak perlu ditulis.

Koefisien reaksi menyatakan perbandingan partikel zat yang terlibat dalam reaksi. Untuk
contoh tersebut, koefisien reaksi menunjukkan bahwa tiap dua molekul hidrogen bereaksi dengan
satu molekul oksigen membentuk dua molekul air. Secara skematis, reaksi tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut.

11
Koefisien reaksi merupakan angka perbandingan sehingga koefisien reaksi haruslah
bilangan bulat paling sederhana. Pemberian koefisien reaksi sesuai dengan teori atom Dalton
yang menyatakan bahwa dalam reaksi kimia, atom-atom tidak dimusnahkan, tidak diciptakan,
dan tidak diubah menjadi atom lain, melainkan hanya mengalami penataan ulang. Oleh karena
itu, jenis dan jumlah atom sebelum dan sesudah reaksi harus sama. Pada contoh tersebut, dapat
kita lihat bahwa jumlah atom H di ruas kiri = ruas kanan = 4; demikian juga jumlah atom O di
ruas kiri = ruas kanan = 2. Persamaan reaksi yang sudah diberi koefisien yang sesuai disebut
persamaan setara. istilah “persamaan" digunakan dalam "persamaan reaksi" karena kesetaraan
atom-atom sebelum dan sesudah reaksi.

Persamaan reaksi yang sudah setara juga mencerminkan hukum kekekalan massa atau
hukum Lavoisier. Jika jenis dan jumlah atom sebelum dan sesudah reaksi telah sama, massa zat-
zat sebelum dan sesudah reaksi tentu akan sama. berkaitan dengan jumlah zat sehingga jika kita
mengubah angka koefisien, kita hanya mengubah jumlah zatnya, sedangkan jenis zat tidak
berubah. Coba kita perhatikan kembali reaksi antara gas hidrogen dan gas oksigen. Hasil reaksi
tersebut berupa air (H₂O).

2H2(g) + O2(g) → 2H₂O(l)

Reaksi ini tidak dapat disetarakan dengan mengubah indeks O pada H,O menjadi dua sehingga
menjadi sebagai berikut.

H2(g) + O2(g) → H₂O₂(l)

Jika hal itu dilakukan, maka hasil reaksinya bukan lagi air (H,O), melainkan hidrogen peroksida
(H2O2). Hidrogen peroksida merupakan zat yang berbeda dari air. Persamaan reaksi mempunyai
sifat :

• Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.


• Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.

12
• Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol (khusus yang berwujud

gas perbandingan koefisien juga menyatakan perbandinganvolume asalkan suhu dan

tekanannya sama).

2. Menuliskan Persamaan Reaksi

Kita telah mengetahui bahwa persamaan reaksi merupakan representasi dari reaksi yang
terjadi. Oleh karena itu, penulisan persamaan reaksi harus dilakukan secara akurat, khususnya
menyangkut rumus kimia dari zat-zat yang terlibat dalam reaksi Penulisan persamaan reaksi
dapat dilakukan dalam tiga langkah yaitu sebagai berikut.

• Menuliskan persamaan kata-kata yang terdiri atas nama dan keadaan zat (zat-zat)
pereaksi serta nama dan keadaan zat (zat-zat) hasil reaksi.
• Menuliskan persamaan rumus yang terdiri atas rumus kimia zat (zat-zat) pereaksi dan
zat (zat-zat) hasil reaksi, lengkap dengan keterangan tentang wujud/keadaannya.
• Menyetarakan, yaitu memberi koefisien yang sesuai sehingga jumlah atom setiap unsur
sama pada kedua ruas.

3. Menyetarakan Persamaan Reaksi

Telah disebutkan bahwa pada reaksi kimia, atom-atom mengalami penataan ulang, tetapi
jenis dan jumlah atom sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Untuk menyamakan jenis dan
jumlah atom tersebut, reaksi perlu disetarakan, yaitu dengan memberi koefisien yang tepat.
Banyak reaksi yang dapat disetarakan dengan cara menebak, akan tetapi sebagai permulaan, ikuti
langkah-langkah berikut.
(1) Tetapkan koefisien salah satu zat, biasanya zat yang rumusnya paling kompleks, sama
dengan 1, sedangkan zat lain diberikan koefisien sementara dengan huruf.
13
(2) Setarakan terlebih dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang diberi koefisien
1 tersebut.
(3) Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika atom O disetarakan paling akhir.

C. KONSEP MOL

Kata mol berasal dari bahasa Latin moles, yang artinya sejumlah massa. Istilah molekul
merupakan bentuk lain dari kata moles, yang artinya sejumlah kecil massa. Untuk mengatasi
penggunaan bilangan yang sangat besar ini, maka digunakan satuan jumlah khusus, yaitu mol. Jadi, mol
merupakan suatu satuan jumlah, sama seperti lusin dan gros, hanya saja mol menyatakan jumlah yang
jauh lebih besar.
1 mol = 6,02 x 1023 partikel (= 602 miliar triliun)
Bilangan 6.02 × 10^23 ini disebut tetapan Avogadro (untuk menghormati Amedeo Avogadro, seorang
ilmuwan Italia) dan dinyatakan dengan lambang L (untuk menghormati J. Loschmidt, orang pertama
yang menghitung jumlah molekul suatu zat).
L = 6,02 × 1023
a. Massa Atom Relatif (Ar)
Massa atom unsur sebenarnya belum dapat diukur dengan alat penimbang massa atom,
karena atom berukuran sangat kecil. Massa atomunsur ditentukan dengan cara membandingkan
massa atom rata-rataunsur tersebut terhadap massa rata-rata satu atom karbon-12 sehinggamassa
atom yang diperoleh adalah massa atom relatif (Ar).
b. Massa Molekul Relatif
Unsur dan senyawa yang partikelnya berupa molekul, massanyadinyatakan dalam massa
molekul relatif (Mr). Pada dasarnya massamolekul relatif (Mr) adalah perbandingan massa rata-
rata satu molekulunsur atau senyawa dengan massa rata-rata satu atom karbon-12. Jenis molekul
sangat banyak, sehingga tidak ada tabel massamolekul relatif. Akan tetapi, massa molekul relatif
dapat dihitung denganmenjumlahkan massa atom relatif atom-atom pembentuk molekulnya.
Mr = ∑Ar
Untuk senyawa yang partikelnya bukan berbentuk molekul,melainkan pasangan ion-ion,
misalnya NaCl maka Mr senyawa tersebutdisebut massa rumus relatif. Massa rumus relatif
dihitung dengan carayang sama dengan seperti perhitungan massa molekul relatif, yaitudengan
menjumlahkan massa atom relatif unsur-unsur dalam rumus senyawa itu.
c. Massa Molar
Telah diketahui bahwa satu mol adalah jumlah zat yangmengandung partikel (atom,
molekul, ion) sebanyak atom yang terdapatdalam 12 gram karbon dengan nomor massa 12
(karbon-12, C-12). Sehingga terlihat bahwa massa 1 mol C-12 adalah 12 gram. Massa 1 molzat
disebut massa molar. Massa molar sama dengan massa molekul relatif(Mr) atau massa atom
14
relatif (Ar)suatu zat yang dinyatakan dalam gram.
Massa molar = Mr atau Ar suatu zat (gram)
Hubungan mol dan massa dengan massa molekul relatif (Mr) atau massa atom relatif (Ar) suatu
zat dapat dicari dengan:
gram = mol × Mr atau Ar
d. Volume Molar
Avogadro mendapatkan hasil dari percobaannya bahwa pada suhu 0°C (273 K) dan
tekanan 1 atmosfir (76 cmHg) didapatkan tepat 1 literoksigen dengan massa 1,3286 gram.
Pengukuran dengan kondisi 0°C(273 K) dan tekanan 1 atmosfir (76 cmHg) disebut juga keadaan
STP (Standard Temperature and Pressure). Pada keadaan STP, 1 mol gasoksigen sama dengan
22,4 liter.
Avogadro yang menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang
bervolume sama mengandung jumlah molekul yangsama. Apabila jumlah molekul sama maka
jumlah molnya akan sama.Sehingga, pada suhu dan tekanan yang sama, apabila jumlah mol
gassama maka volumenya pun akan sama. Keadaan standar pada suhu dantekanan yang sama
(STP) maka volume 1 mol gas berharga sama yaitu 22,4 liter. Volume 1 mol gas disebut sebagai
volume molar gas (STP) yaitu 22,4 liter/mol.
Volume gas tidak standar pada persamaan gas ideal dinyatakan dengan :
PV = nRT
keterangan:
P : tekanan gas (atm)
V : volume gas (liter)
n : jumlah mol gas
R : tetapan gas ideal (0,082 liter atm/mol K)
T : temperatur mutlak (Kelvin)
e. Molaritas
Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1 L larutan. Secara dinyatakan :

15
BAB IV
KESIMPULAN

A. Simpulan
Dari seluruh isi dan pembahasan dapat diambil kesimpulan, sbb :
1. Stoikiometri adalah ilmu kimia yang mempelajari tentang kuantitas suatu zat, meliputi
massa, jumlah mol, volume, dan jumlah partikel.
2. Hukum dasar kimia meliputi hukum Kekekalan Massa, Hukum Perbandingan Tetap,
Hukum Perbandingan Berganda, Hukum Perbandingan Volume, dan Hukum Avogadro.
3. Reaksi kimia mengubah zat-zat asal (pereaksi = reaktan) menjadi zat-zat baru (produk).
Perubahan yang terjadi dapat dipaparkan dengan menggunakan rumus kimia zat-zat yang
terlibat dalam reaksi.
4. Persamaan reaksi yang sudah setara juga mencerminkan hukum kekekalan massa atau
hukum Lavoisier.
5. Kata mol berasal dari bahasa Latin moles, yang artinya sejumlah massa. Istilah molekul
merupakan bentuk lain dari kata moles, yang artinya sejumlah kecil massa.
B. Saran
Sesuai dengan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran yaitu dalam mengerjakan setiap
soal stoikiometri diharapkan memahami dan menguasai konsep hukum-hukum dasar kimia. Selain itu
soal-soal stoikiometri harus dikerjakan secara teliti. Sebab perhitungan yang diberikan biasanya
berbentuk hitungan bilangan pecahan desimal dan bilangan berpangkat sehingga apabila tidak teliti
dapat menyebabkan kesalahan dalam perhitungan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Erna Tri Wulandari, Narum Yuni Margono, Annik qurniawati. 2016. Kimia 1 untuk SMA Kelas X. Intan
Pariwara: Klaten.

Michael Purba, Eli Sarwiyati. 2016. Kimia 1 untuk SMA/MA Kelas X. Penerbit Erlangga: Jakarta.

https://pahamify.com/blog/pahami-materi/materi-ipa/materi-kimia-stoikiometri-utbk/

https://ujione.id/pengertian-stoikiometri-dan-jenis-jenisnya/

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/stoikiometri-kimia-kelas-10/amp/

17

Anda mungkin juga menyukai