Disusun oleh:
Kezia Blessing Mambi
(2022051064025)
Kelas : B
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas
limpahan rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul,
“Permakultur sebagai jawaban untuk Kesehatan Manusia, Bumi dan Pelestarian
Keanekaragaman Hayati” dapat terselesaikan dengan baik.
Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Tuhan karuniai
kepada saya sehingga makalah ini dapat saya susun melalui beberapa sumber,
yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada ibu Dra.Daawia,M.Sc sebagai
dosen pengampu mata kuliah biologi dasar yang telah membantu memberikan
arahan dan pemahaman dalam pembelajaran.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan saya. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………....i
DAFTAR ISI………………………………………………………………...ii
BAB I: PENDAHULUAN…………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang …………………………………….…….………….1
1.2 1.4 Rumusan Masalah …………………………………………………..2
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………………2
BAB II: PEMBAHASAN ……...………………………………………....... 3
2.1 Definisi Permakultur……...……………………………....................3
2.2 Permakultur di Indonesia ……………………………………………5
2.3 Etika Dasar Permakultur……………………..…………….………...6
2.4 Prinsip Permakultur ………. ……...……………………………… .7
2.5 Dampak dan Manfaat Permakultur……………………………….. . .9
BAB III: PENUTUP ………………..……………………………………....11
3.1 Kesimpulan…………………………………….
………………………..11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………… ..………….…..12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
mereka keluarkan untuk memperoleh bahan pangan. Bahan pangan dari hasil
permakultur juga terbukti memiliki lebih banyak nutrisi, sehingga bermanfaat
bagi kesehatan para petani maupun konsumen yang membeli bahan pangan
dari petani tersebut.
Dalam sektor pertanian, permakultur merupakan salah satu jenis sistem
pertanian yang membutuhkan proses desain tertentu untuk menjadikan sistem
pertanian tersebut lebih berkelanjutan (Rossum, 2018). Tujuan permakultur
adalah memulihkan tanah, menghemat air, dan mengarahkan aliran limbah.
Prinsipnya adalah membuat sistem produksi tanaman dengan memperhatikan
fungsi masing-masing tanaman dan interaksi antar tanaman dimana
komponen-komponen di dalamnya saling menguntungkan satu sama lain.
Prosesnya terinspirasi oleh hubungan sehari-hari yang ditemukan di alam.
Ada tiga etika dasar yang menjadi inti dari keseluruhan konsep permakultur
(Holmgren, 2002), yaitu kepedulian terhadap bumi melalui penyediaan untuk
semua sistem kehidupan untuk terus berlanjut dan berkembang biak. Etika yang
kedua adalah kepedulian terhadap manusia dengan memberikan ketentuan bagi
orang untuk mengakses sumber daya yang diperlukan untuk keberadaan mereka.
Pada etika ketiga yakni menetapkan batasan untuk populasi dan konsumsi.
Dengan mengatur kebutuhan kita sendiri, kita dapat menyisihkan sumber daya
untuk memajukan prinsip diatas (Mollison, 1988).
3
4
IDEP, Bumi Langit Institute, dan Jiwa Damai diciptakan dengan tujuan awal
untuk membantu masyarakat setempat yang mengalami kesusahan secara finansial
akibat krisis ekonomi tahun 1998. Pengaruh-pengaruh seperti ini menyebabkan
setiap pertanian permakultur di Indonesia memiliki karakteristik uniknya masing-
masing.
Permakultur memiliki tiga etika dasar yang menjadi inti dari keseluruhan
konsep tersebut (Holmgren, 2002).
Prinsip dasar dari etika ini ialah untuk merawat dan menjaga alam, baik tanahnya,
airnya, iklim, maupun aspek-aspek lain. Meski begitu, visi yang awalnya
bertujuan untuk menjaga dan merawat semua makhluk hidup maupun benda mati
kini berkembang dan turut mengakomodir pemahaman yang komprehensif dan
mendalam tentang keputusan-keputusan yang dibuat manusia dalam
kesehariannya. Keputusan-keputusan itu sebagian besar berkaitan dengan pola
konsumsi manusia, seperti pakaian yang kita pakai dan makanan yang kita santap.
Bukan, permakultur tidak mengharuskan setiap orang untuk menanam bahan
makanannya sendiri dan membangun rumpah impian kita sendiri, akan tetapi
penting untuk diingat bahwa kita memiliki tanggung jawab sekaligus kekuatan
sebagai konsumen/pembeli. Oleh karena itu, gunakan kekuatan itu dengan baik
dan jadilah konsumen yang bijak.
manusia yang sehat. Selain itu, setelah selesai dengan urusan memenuhi
kebutuhan hidup dasar, fokus selanjutnya ialah untuk mewujudkan dan
memberdayakan kekuatan dari komunitas. Jika satu individu saja bisa melakukan
perubahan, maka bayangkan perubahan lebih besar apa lagi yang mampu dicapai
oleh sebuah komunitas masyarakat yang kuat dan berdaya. Baik di daerah
perkotaan maupun pedesaan, seseorang bisa merasakan keuntungan dari
memberdayakan dan memberikan kembali untuk komunitas lokal mereka.
Layaknya tetangga yang saling membantu satu sama lain, komunitas yang kuat
bisa menjadi awal mula transformasi sosial yang dimulai dari gerakan-gerakan
akar rumput.
Tempatkan setiap unsur berhubungan agar bisa menguntungkan satu sama lain.
Sebagai contoh, simpan alat-alat di tempat yang dekat dengan tempat
penggunaannya.
g. Perencanaan energi
Penempatan unsur-unsur sebaik mungkin untuk menghemat energi (termasuk
pupuk, air dan tenaga manusia). Seperti membuat kerangka kerja atau SOP untuk
melakukan setiap aktivitas (pemupukan, penyiraman, membuat kompos, dll)
sehingga dapat terukur dan efisien dalam pengerjaan.
h. Perputaran energi
Dalam sistem alami tidak ada limbah atau polusi. Sisa dari satu proses alami
menjadi sumber untuk proses lainnya. Sedapat mungkin, daur ulang dan gunakan
kembali semua sumber semaksimal mungkin.
i.Skala:
Ciptakan sistem skala pelaksanaan permakultur yang terukur dan sesuai
kemampuan. Pilih teknologi yang sederhana dan sesuai untuk digunakan dalam
desain. Buatlah sistem yang bisa dilakukan, mulai dengan yang kecil dan ambil
langkah-langkah yang mudah untuk mencapai tujuan yang ideal. Seperti apabila
lahan terbatas bisa
Menarik para petani yang ingin bertani secara mudah tanpa perlu mengeluarkan
biaya yang begitu banyak (Didarali & Gambiza, 2019). Salah satu keuntungan
ekonomi dari penerapan permakultur adalah petani di kemudian hari tidak perlu
mengeluarkan banyak biaya untuk memperbaiki lahan atau membeli bahan
pangan karena sistem pertanian permakultur adalah sesuatu yang berkelanjutan.
Sistem pertanian permakultur memampukan tumbuh-tumbuhan dalam ekosistem
tersebut untuk dapat mendukung satu sama lain dalam jangka waktu yang
panjang. Sehingga, petani tidak perlu melalui berbagai kesulitan untuk mengurus
pertanian permakultur. Selain itu, permakultur bisa diterapkan pada tumbuh-
tumbuhan di kebun rumah seperti buah-buahan, sehingga masyarakat di Indonesia
tidak perlu menjadi petani yang memiliki ladang besar untuk menerapkan
permakultur.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.pustakaborneo.com/