Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL PENELITIAN

PERAN MASYARAKAT HUKUM ADAT DALAM MEWUJUDKAN


PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

Di Susun Oleh :
Deni Ari Angga : 21724011003
VI.02

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BOJONEGORO
TAHUN AKADEMIK 2024/2025
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur peneliti ucapakan kehadirat Allah SWT


yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada peneliti dalam
menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul Peran Masyarakat Hukum
Adat Dalam Mewujudkan Pelestarian Lingkungan Hidup. Sholawat serta
salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya dan kita selaku umatnya.
Seiring dengan berkembangnya zaman, tantangan terhadap pelestarian
lingkungan hidup semakin kompleks dan mendalam. Dalam konteks ini,
penelitian menjadi suatu langkah penting untuk memahami dan mengatasi
permasalahan tersebut. Melalui kesempatan ini, peneliti ingin mengajukan
proposal penelitian dengan judul "Peran Masyarakat Hukum Adat dalam
Mewujudkan Pelestarian Lingkungan Hidup."
Lingkungan hidup merupakan warisan bersama yang perlu dijaga
kelestariannya untuk generasi mendatang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
untuk mengeksplorasi dan menganalisis peran masyarakat yang masih
menjunjung tinggi nilai-nilai hukum adat dalam upaya pelestarian lingkungan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai
bagaimana keterlibatan masyarakat hukum adat dapat menjadi solusi
berkelanjutan dalam menanggapi tantangan lingkungan yang dihadapi saat ini.
Dengan kerendahan hati, peneliti menyadari bahwa keberhasilan penelitian ini
tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan arahan Bapak/Ibu sebagai
pembimbing. Oleh karena itu, kami berharap agar proposal ini dapat diterima dan
mendapatkan arahan serta saran yang berharga untuk pengembangan lebih lanjut.
Terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu, dan kami sangat berharap dapat
menjalankan penelitian ini dengan penuh semangat dan dedikasi.

Tuban, 06 Januari 2024


Penyusun,

DENI ARI ANGGA

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4
E. Metode Penelitian ........................................................................................ 5
F. Sistematika Penulisan .................................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Hukum Adat .............................................................................. 9
B. Masyarakat Adat ........................................................................................ 11
C. Pelestarian Lingkungan Hidup .................................................................. 12
BAB III PEMBAHASAN
A. Peran Hukum Adat Dalam Lingkingan Hidup .......................................... 14
B. Mekanisme Hukum Yang Mengatur Peran Masyarakat Dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup ..................................................................................... 15
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 17
B. Saran .......................................................................................................... 17

iii
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Lingkungan hidup merupakan aset berharga yang mendukung

kelangsungan hidup seluruh makhluk di bumi. Namun, fenomena

degradasi lingkungan yang semakin meningkat menjadi perhatian

serius dalam upaya mempertahankan ekosistem dan keberlanjutan

hidup manusia. Tantangan pelestarian lingkungan semakin kompleks

karena melibatkan berbagai aspek, termasuk interaksi antara manusia

dan lingkungannya. Dalam konteks ini, masyarakat hukum adat

muncul sebagai elemen penting yang memiliki peran signifikan dalam

menjaga keseimbangan ekosistem.

Lingkungan hidup dapat dikatakan bagian yang mutlak dari

kehidupan manusia dan menjadi sumber utama bagi manusia untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. dari lingkungan hidup, manusia

memanfaatkan bagian-bagian lingkungan hidu seperti hewan,

tumbuhan, udara, air, sinar matahari, garam, kayu, barang-barang

tumbang dan lain sebagainya. dari lingkungan pula, manusia bisa

memperoleh daya atau tenaga, memperoleh kebutuhan primer dan

sekundernya, bahkan manusia dapat berkreasi dan mengembangkan

bakat atau seninnya.1

Masyarakat hukum adat di Indonesia, yang hidup dalam harmoni

dengan alam sekitar, memiliki sistem nilai dan norma-norma yang

1
NHT, Siahaan, Ekologi Pembangunan Dan Hukum Tata Lingkungan, Erlangga,
Jakarta 1987 hal 1

1
turun-temurun. Keberlanjutan hidup mereka tergantung pada

keberlanjutan sumber daya alam yang mereka kelola. Oleh karena itu,

masyarakat hukum adat secara inheren terlibat dalam upaya

pelestarian lingkungan hidup, karena keberlangsungan hidup mereka

erat kaitannya dengan kelestarian alam.2

Meskipun begitu, dampak modernisasi dan urbanisasi seringkali

menempatkan masyarakat hukum adat dalam situasi yang rentan

terhadap perubahan lingkungan yang merugikan. Proses degradasi

lingkungan, termasuk deforestasi, perubahan iklim, dan kerusakan

ekosistem, telah membawa konsekuensi serius bagi kelangsungan

hidup masyarakat hukum adat. Oleh karena itu, diperlukan

pemahaman mendalam mengenai peran masyarakat hukum adat dalam

konteks pelestarian lingkungan hidup, baik sebagai agen pelestarian

maupun sebagai kelompok yang rentan terhadap dampak perubahan

lingkungan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memahami peran

masyarakat hukum adat dalam mewujudkan pelestarian lingkungan

hidup. Melalui pemahaman yang mendalam terkait nilai-nilai, norma-

norma, dan praktik-praktik tradisional mereka, diharapkan dapat

diidentifikasi kontribusi konkrit masyarakat hukum adat dalam

menjaga keberlanjutan lingkungan hidup. Dengan demikian,

penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam

2
Jenni Kristiana Matuankotta, “Peran Aktif Masyarakat Hukum Adat Dalam Pembangunan
Ekonomi,” Sasi 24, no. 2 (2019): 101.

2
pemikiran strategis terhadap pelestarian lingkungan hidup di

Indonesia.3

Melalui pemahaman mendalam mengenai peran masyarakat hukum

adat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang

berharga bagi kebijakan pelestarian lingkungan hidup dan pengelolaan

sumber daya alam yang berkelanjutan. Dengan demikian, dapat

terbentuk paradigma baru yang mengintegrasikan kearifan lokal

dengan pola pembangunan modern, menciptakan sinergi yang

harmonis antara pelestarian lingkungan dan keberlanjutan sosial

masyarakat hukum adat.4

Lingkungan hidup di Indonesia sering kali menghadapi masalah,

hal ini dikarenakan keinginan yang tak sejalan antara pemerintah dan

masyarakat, pemerintah lebih memprioritaskan badan usaha untuk

mengambil manfaat dari lingkungan hidup, dan menjadikan

masyarakat sebagai penonton, yang seharusnya masyarakat dilibatkan

secara aktif untuk mengelola lahan di negeri ini. Seharusnya

pemerintah berpikir ulang dikarenakan melakukan pengawasan

kepada swasta ataupun badan usaha lebih sulit dibandingkan

mengawasi masyarakat.

3
Marthen B. Salinding, “Prinsip Hukum Pertambangan Mineral Dan Batubara Yang Berpihak
Kepada Masyarakat Hukum Adat,” Jurnal Konstitusi 16, no. 1 (2019): 148.
4
Febrian Chandra, “Peran Masyarakat Hukum Adat Dalam Mewujudkan Pelestarian Lingkungan
Hidup,” Jurnal Ekopendia 5 (2020): 103–110.

3
B. Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang diatas rumusan masalahnya adalah :

1. Bagaiamana peran masyarakat hukum adat dalam lingkungan

hidup?

2. Bagaimana mekanisme hukum yang mengatur peran masyarakat

dalam pengelolaan lingkungan hidup?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain :

1. Mengetahui secara mendalam peran yang dimainkan oleh

masyarakat hukum adat dalam konteks pelestarian lingkungan

hidup.

2. Mengetahui mekanisme hukum yang mengatur peran masyarakat

dalam pengelolaan lingkungan hidup.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat peneltian ini mencangkup dua kegunaan, secara

teoritis maupun secara praktis, yaitu:

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat

menyumbangkan pemahaman yang lebih dalam tentang konsep

hukum adat dan bagaimana nilai-nilai dan norma-norma dalam

hukum adat dapat diterapkan secara khusus dalam konteks

pelestarian lingkungan hidup. Ini dapat membantu

4
mengembangkan kerangka konseptual baru dalam studi hukum

adat.

2. Manfaat praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

landasan untuk pengembangan model pelestarian lingkungan

yang sesuai dengan konteks lokal dan menggabungkan nilai-nilai

serta tradisi hukum adat. Hal ini dapat menjadi panduan bagi

masyarakat lokal dan pemerintah dalam merancang kebijakan

yang mendukung keberlanjutan lingkungan.

E. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode penelitian ilmu hukum normatif, metode penelitian

ilmu hukum normatif meliputi pengkajian mengenai asas-asas

hukum, taraf sinkronisasi hukum, dan perbandingan hukum.

Pengkajian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

pengkajian mengenai asas-asas hukum. Pengkajian mengenai

asas-asas hukum dalam penelitian ini menitik beratkan pada

masyarakat hukum adat, dan hukum lingkungan. Dalam

penelitian ini konsep masyarakat hukum adat dan Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2009 menjadi norma yang akan diuji,

sehingga dapat ditemukan sebuah permasalahan dan solusi hukum

yang dapat diberikan.

5
2. Pendekatan Masalah

Penelitian ini terfokus untuk menggali lebih dalam tentang

Peran Masyarakat Hukum Adat Dalam Mewujudkan Pelestarian

Lingkungan Hidup. Maka peneliti menggunakan pendekatan

normatif sebagai pendekatan masalahnnya. Adapun pendekatan

normatif sebagai berikut :

a. Analisis Hukum Normatif

Menganalisis hukum dan norma-norma yang berlaku untuk

merinci peran masyarakat adat dalam pelestarian lingkungan

hidup.

b. Kajian Etika Lingkungan

Membahas pertimbangan etika yang mendasari tanggung jawab

masyarakat adat terhadap lingkungan

3. Bahan hukum

Bedasarkan dengan sumber bahan hukum yang digunakan

penelitian ini antara lain:

a. Bahan Hukum Primer, merupakan bahan hukum siap dipakai

dan tidak memerlukan pengolaan kembali.

b. Bahan hukum sekunder, merupakan bahan hukum erat

kaitannya dengan bahan hukum primer namun masih perlu

diolah dan dianalisis kembali agar dapat disinkronisasi dalam

membantu dan memahami bahan-bahan hukum primer. Pada

6
penelitian ini berdasar pada buku literatur, produk penelitian

dan pendapat para pakar hukum.

c. Bahan hukum tersier, merupakan bahan-bahan hukum yang

menyediakan petunjuk maupun penejelasan terhadap bahan

hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus

hukum, ensiklopedia, dan lain-lain.

4. Pengumupulan dan pengolahan bahan hukum

Data untuk penelitian ini dikumpulkan dengan cara

wawancara secara bebas terstruktur dengan para narasumber.

Peneliti juga menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data

dari penguasa adat dan warga masyarakat adat yang menggunakan

tanah ulayat.

5. Analisis

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah analisis kulitatif.

Analisis kualitatif adalah suatu analisis non statistik atau non

metematis. Dengan demikian permasalahan dapat memperoleh

solusi dengan tujuan agar dapat memberikan gambaran sekaligus

memberikan penjelasan.

7
F. Sistematika penulisan

Dalam sistematika pada penulisan skripsi ini, untuk mempermudah

melihat dan mengetahui pembahasan secara menyeluruh, penulis

membagi penelitian dalam 4 (empat) bab, adapun pembahasannya,

penulis menggunakan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan

sistematika penulisan yang menjadi landasan berfikir,

sehingga mendorong penulis melakukan penulisan proposal

penelitian ini supaya dapat diketahui dengan jelas ruang

lingkup apa saja yang menjadi pembahasan pada bab

berikutnya.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab kedua ini akan menguraikan tentang pengertian hukum

adat, masyarakat adat, pengelolaan atau pelestarian

lingkungan hidup.

BAB III : PEMBAHASAN

Dalam bab ini membahas mengenai Peran Masyarakat


Hukum Adat Dalam Mewujudkan Pelestarian Lingkungan
Hidup.
BAB IV : PENUTUP
Dalam Bab IV ini merupakan penutup yang memuat
simpulan dari hasil pembahasan ini.

8
BAB ll
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Hukum adat


Hukum adat merupakan hukum asli bangsa Indonesia yang pada
umumnya berbentuk tidak tertulis. Hukum adat tumbuh dan
berkembang serta tetap dipertahankan oleh masyarakat adat, dan
berpangkal dari kehendak nenek moyang. Soepomo mengatakan
bahwa hukum adat itu berurat akar dalam kebudayaan tradisional, sesuai
dengan fitrahnya sendiri, terus menerus dalam keadaan tumbuh
dan berkembang seperti hidup itu sendiri.
Bentuk hukum adat yang cenderung tidak tertulis, maka hukum
adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan fleksibel, mengikuti
perkembangan masyarakat adat. Menurut Van Dijk, hukum adat
mempunyai beberapa corak, yakni mengandung sifat yang sangat
tradisional karena berpangkal pada kehendak nenek moyang, hukum
adat dapat berubah, tidak statis melainkan dinamis, dan bersifat
elastis yakni sanggup menyesuaikan diri.
Sifat elastis hukum adat dikarenakan bentuknya yang tidak
tertulis, sehingga hukum adat mampu mengadaptasi dengan kejadian
dan keadaan sosial, dimana ia mudah berubah untuk menyesuaikan
dengan perkembangan situasi sosial. Pengertian hukum adat lebih sering
diidentikkan dengan kebiasaan atau kebudayaan masyarakat setempat
di suatu daerah.
Hukum adat adalah aturan kebiasaan manusia dalam hidup
bermasyarakat, yang pada intinya bermula dari nilai-nilai yang
tumbuh, berkembang dan diterima oleh masyarakat. Istilah hukum
adat berasal dari bahasa Belanda, yaitu dari Adatrecht. Istilah adatrech
secara resmi mulai dikenal, yakni diatur dalam Undang-Undang
Belanda.

9
Pada umumnya adat memiliki ciri khas sebagai berikut:
a. Keagamaan (magic religious) Adat menghendaki agar setiap
manusia percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dengan mengakui segala sesuatu terjadi karena berkat dan
rahmat Tuhan, dan yang ada di muka bumi tidak ada yang
kekal abadi. Oleh karena itu hukum adat selalu
menghendaki agar setiap perbuatan mendapat ridho dari
Tuhan dan diajuhkan dari segala ancaman kemarahan Tuhan.
b. Kebersamaan (comunal) Sifat kebersamaan dalam hukum
adat ini mengandung arti bahwa manusia menurut hukum adat
merupakan makhluk dalam ikatan kemasyarakatan yang
erat. Seluruh lapisan makhluk diliputi oleh rasa kebersamaan
anggota baik sesama keluarga, kerabat, tetangga yang
didasarkan pada tolong menolong dan saling membantu
satu sama lain. Sifat-sifat kebersamaan dapat dilihat dari
kenyataan sehari-hari, seperti hukum kampung, tukun
tetangga atau rukun warga, dimana jika ada yang sakit atau
meninggal dunia maka berduyun-duyunlah para tetangga
mendatangi sanak saudara untuk turut serta berduka cita.
c. Serba kongkritMengandung hubungan-hubungan hukum yang
dilakukan tidak samar-samar antara kata dan perbuatan
berjalan serasi, jelas dan nyata. Misalnya dalam perjanjian
jual beli, perjanjian baru terjadi jika jelas dan nyata
pembeli telah membayar harganya dan penjual telah
menyerahkan barang yang telah dijualnya.
d. Sangat Visual Hukum adat bercorak sangat visual
mengandung arti hubungan-hubungan hukum itu dianggap
terjadi jika sudah ada tanda ikatan yang nampak, jika
belum ada tanda-tanda maka hubungan itu baru merupakan
omong kosong saja, baru sekedar menyampaikan keinginan atas
menaruh perhatian.

10
e. Tidak dikodifikasiHal ini mengandung arti tidak dihimpun
dalam suatu atau beberapa kitab undang-undang menurut
sistem tertentu, sebagaimana halnya dengan hukum yang
berasal dari Eropa. Hal ini tidak berarti bahwa tidak ada hukum
adat yang tertulis dan dibuat menjadi buku, namun tidak
sedikit hukum adat yang tidak pernah dicatat, dibukukan
menurut cara setempat.
B. Masyarakat Adat
Masyarakat adat merupakan kesatuan manusia yang teratur,
menetap di suatu daerah tertentu, mempunyai penguasa-penguasa,
dan mempunyai kekayaan yang berwujud maupun tidak
berwujud. Bushar Muhammad memberikan pengertian masyarakat
hukum adat, yakni masyarakat hukum yang anggota-anggotanya
merasa terikat dalam suatu ketertiban berdasarkan kepercayaan,
bahwa mereka semua berasal dari satu keturunan yang sama ataupun
berasal dari satu tanah tempat bermukim yang sama.
Hazairin memberikan pengertian masyarakat hukum adat,
yakni kesatuan kemasyarakatan yang mempunyai kelengkapan untuk
sanggup berdiri sendiri, yaitu mempunyai kesatuan hukum, kesatuan
penguasa, dan kesatuan lingkungan hidup berdasarkan hak bersama
atas tanah dan air bagi semua anggotanya. Sementara itu, Saragih
menyebutnya dengan istilah persekutuan hukum, yakni sekelompok
orang-orang yang terikat sebagai satu kesatuan dalam suatu susunan yang
teratur yang bersifat abadi, dan memiliki pimpinan serta kekayaan baik
berwujud maupun tidak berwujud dan mendiami atau hidup di atas
suatu wilayah tertentu.
Secara yuridis formil, pengertian masyarakat hukum adat tercantum
dalam Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Pertanahan Nasional
Nomor 5 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelesaian Masalah Hak
Ulayat Masyarakat Hukum Adat,

11
Pasal 1 angka 3, yakni sekelompok orang yang terikat oleh
tatanan hukum adatnya sebagai warga bersama suatu persekutuan
hukum karena kesamaan tempat tinggal ataupun atas dasar keturunan.
Unsur-unsur yang menjadi ciri dari masyarakat hukum adat, yaitu:
a. Kelompok manusia yang teratur dan terikat oleh kesamaan
keturunan (genealogis) atau kesamaan wilayah (teritorial)
b. Menetap di wilayah/daerah tertentu (mempunyai wilayah)
c. Mempunyai aturan hidup bersama berupa hukum adat
d. Mempunyai penguasa/pemimpin dan kelembagaan ada dan
e. Mempunyai kekayaan, baik yang berwujud maupun yang tidak
berwujud.
C. Pelestarian Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup manusia terdiri dari lingkungan alam, sosial
dan lingkungan buatan yang mempunyai hubungan saling
mempengaruhi. Lingkungan hidupa manusia terdiri atas lingkungan
hidup sosial yang menentukan seberapa jauh lingkungan hidup alam
mengalami perubahan drastis menjadi lingkungan hidup buatan.
Upaya meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup
dilakukan untuk mengadakan koreksi terhadap lingkungan dengan
memodifikasi lingkungan, agar pengaruh merugikan dapat dijauhkan
dan dilaksanakan pencegahan melalui efesiensi dan pengaturan
lingkungan, sehingga bahaya lingkungan dapat dihindarkan dan
keserasian serta keindahan dapat terpelihara.
Soerjadi menyatakan ada tiga upaya yang harus dijalankan
secara seimbang, yaitu teknologi, upaya tingkah laku atau sikap dan
upaya untuk memahami/menerima koreksi alami yang terjadi karena
dampak interaksi manusia dan lingkungannya.7
Chiras menyatakan bahwa lingkungan menunjukkan keluasan
segala sesuatu meliputi air, binatang, dan mikro organisme yang
mendiami tanah itu. jadi lingkungan termasuk segala komponen
yang hidup dan tidak hidup, interaksi antar sesama komponen.

12
Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya.
Perlu disadari bahwa ternyata pengelolaan lingkungan oleh
manusia sampai saat ini tidak sesuai dengan etika lingkungan, yaitu
manusia bersikap superior terhadap alam. Manusia beranggapan bahwa
dirinya bukan bagian dari alam semesta sehingga dia boleh bebas
mengelolanya bahkan dapat merusak lingkungan hidupnya.

13
BAB lll
PEMBAHASAN

A. Peran Hukum Adat Dalam Lingkingan Hidup


Undang-Undang Dasar 1945 telah mengamanatkan bahwa sumber daya alam
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, seperti yang
tercantum dalam Pasal 33, yakni Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya
untuk kemakmuran rakyat. Kemakmuran tidak bisa dijadikan tolak ukur
keberhasilan pelestarian lingkungan hidup di Indonesia.
Dikarenakan kemakmuran yang belum terjadi dan kerusakan lingkungan
terus menerus mengalamai degradasi. Keinginan negeri ini untuk mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat jangan sampai hanya menjadi suatu mimpi
yang bahkan sangat sulit untuk terealisasi. Untuk itu dibutuhkan aturan hukum
yang dapat memastikan kelestarian lingkungan hidup.
Menurut Peter Mahmud Marzuki aturan-aturan hukum pada dasarnya
harus memberikan landasan bagi pembangunan masyarakat yang benar-benar
berkesinambungan dan hukum harus dijadikan sebagai sarana pembaharuan, serta
dibentuk untuk mempertahankan bentuk masyarakat dalam tatanan yang baik,
dengan tujuan akhir adalah kesejahteraan masyarakat.
Saat ini negara harus menjamin bahwa peraturan perundang-
undangan yang di terapkan tidak menimbulkan perubahan prilaku
menyimpang terhadap masyarakat, artinya bahwa pengelolaan lingkungan
hidup harus memperhatikan dampak antar generasi, dengan pemanfaatan
yang bijak, perlindungan yang efektif serta pencegahan terhadap dampak
yang akan muncul dikemudian hari, hal ini dipandang perlu karena
masyarakat tidak boleh menjadi pihak yang dirugikan dalam pemanfaatan
lingkungan hidup, terlepas dari hal itu masyarakat adat harus dioptimalkan
kembali.
Masyarakat hukum adat harus dihidupkan kembali sebagai
instrument penting pintu pertama penjaga lingkungan hidup di suatu
wilayah. Karena hukum adat yang tidak lagi dapat dipertahankan akan
senyap dengan berjalannya waktu, sesuai dengan sifat hukum adat yang

14
fleksibel dan dinamis (tidak statis). Masyarakat adat dengan persekutuan
hukumnya merupakan pengelolaan wilayah kehutanan yang paling handal
dan dapat dipercaya, oleh karena itu apabila lingkungan hidup di Indonesia
ingin tetap dapat dimanfaatkan dan sekaligus melestarikan, maka penguasa
dan pengusaha harus memberi kepercayaan serta melibatkan masyarakat adat
dalam pengelolaan dan pemanfaatan.
Salah satu contoh adalah pelestarian sumber daya laut di Papua dan Maluku
dilakukan oleh masyarakat dengan mengadakan jeda pelarangan penangkapan
ikan selama kurang lebih 5 bulan.
Masyarakat hukum adat harus dioptimalkan, baik sebagai pengelola,
pelindung, dan penegak, karena sebelum adanya negara ini masyarakat hukum
adat memiliki tradisi dan cara mereka tersendiri untuk hidup berdampingan
dengan alam. Alam fikiran masyarakat adat di Indonesia bersifat kosmis
(participerend kosmisch), artinya seluruh kehidupan ini sebagai satu kesatuan
(totaliter), manusia merupakan bagian dari alam yang tidak dapat saling
dipisahkan, manusia sebagai makhluk hidup tidak dapat dipisahkan dari makhluk
hidup dan makhluk lainnya yang ada di dunia maupun yang ada di alam gaib.

B. Mekanisme Hukum Yang Mengatur Peran Masyarakat Dalam


Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dalam pengelolaan lingkungan hidup, peran serta masyarakat sangat
penting artinya bagi terlaksananya pengelolaan lingkungan hidup yang
berkelanjutan. Ada dua hal yang perlu mendapat perhatian jika kita
berbicara tentang peran serta. Pertama, peran serta masyarakat
merupakan hak dasar setiap warga negara (hak asasi manusia) dan
dijamin oleh konstitusi yaitu dalam Pasal 28 UUD 1945. Kedua, peran
serta itu dimaksudkan untuk melindungi kepentingan publik dalam
pemanfaatan sumber daya alam.5
Sebagai pengimbangan dan adanya hak untuk berperan serta dalam
pengolaan lingkungan hidup, maka UUPLH mengatur pula mengenai

5
Mella Ismelina Farma Rahayu, “Aspek Hukum Peran Serta Masyarakat Adat
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup,” Ethos Journal 1, no. 1 (2003), 4

15
kewajiban masyarakat dalam memelihara kelestarian fungsi lingkungan
hidup, termasuk mencegah dan menanggulangi pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup.6 Keberadaan masyarakat yang merupakan
salah satu bentuk pelaksanaan dari peran serta masyarakat dalam
pengeolaan lingkungan hidup berdasarkan Pasal 7 ayat (2) UUPLH,
memberikan peluang yang besar bagi masyarakat adat untuk
mengembangkan peranannya dalam mengelola lingkungan hidup
mengingat mereka mempunyai kearifan tradisional yang diperoleh dari
pengalamannya berinteraksi dengan alam secara langsung.

6]
Pasal 6 Ayat (1) UUPLH

16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Undang-Undang Dasar 1945 telah mengamanatkan bahwa


Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat. Negara memiliki kewajiban untuk mengatur sumber daya
alam agar dapat dimanfaatkan ntuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat dan mencapai kebahagiaan hidup yang berdasarkan Pancasila.
Namun begitu, masyarakat juga memiliki peran yang sangat penting
dalam pengelolaan lingkungan hidup. pengaturan hukum secara
umum mengenai peran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
hidup telah di atur dalam UUPLH.
B. Saran
Kesadaran akan kewajiban juga harus tertanam dalam jiwa
masyarakat disamping mengelola lingkungan juga harus
mementingkan kestabilitasan lingkungan sekitar. Menggunakan cara
yang tidak memiliki potensi untuk merusak alam dalam
mengelolanya. Indonesia merupakan negara yang sangat kuat akan
tradisi atau kebiasaannya, namun dilihat dari dampak yang di
timbulkan melalui kebiasaan tersebut yang apabila berpotensi
rusaknya lingkungan, maka sebaiknya mencari alternatif yang lebih
baik supaya tetap menjaga kelestarian lingkungan dan tradisi.

17
DAFTAR PUSTAKA
Febrian Chandra, “Peran Masyarakat Hukum Adat Dalam Mewujudkan Pelestarian
Lingkungan Hidup,” Jurnal Ekopendia 5 (2020): 103–110.
Jenni Kristiana Matuankotta, “Peran Aktif Masyarakat Hukum Adat Dalam
Pembangunan Ekonomi,” Sasi 24, no. 2 (2019): 101.
Marthen B. Salinding, “Prinsip Hukum Pertambangan Mineral Dan Batubara Yang
Berpihak Kepada Masyarakat Hukum Adat,” Jurnal Konstitusi 16, no. 1
(2019): 148.
Mella Ismelina Farma Rahayu, “Aspek Hukum Peran Serta Masyarakat Adat dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup,” Ethos Journal 1, no. 1 (2003), 4
NHT, Siahaan, Ekologi Pembangunan Dan Hukum Tata Lingkungan, Erlangga,
Jakarta 1987 hal 1

18

Anda mungkin juga menyukai