ETIKA TERAPAN
TERHADAP PEPERANGAN
OLEH: MERRY TJAN PEI LING
DOSEN PENGAMPU : DICKY KANSIL, M. T H
Pendahuluan
Pengertian Perang secara umum
Perang identik dengan pembunuhan
Sejarah pembunuhan pertama dalam Kekristenan:
Kain terhadap Habel
Metode Perang
Tata cara perang banyak terdapat dalam Perjanjian Lama
Persiapannya tidak hanya meliputi persiapan agamawi tetapi juga meliputi
hal lain
Apabila perdamaian tidak dapat dicapai dengan perundingan, maka akan
ditempuh cara lain, seperti
Penggrebegan
Pengepungan
Penghadangan
Pertempuran dibebankan kepada pribadi-pribadi terpilih
Pertanyaan?
Alkitab
Orang Kristiani
Perang
Muncul pendapat
Iman Kristen
Ketaatan Pemerintah
Apakah pada situasi tertentu orang Kristen dapat tidak taat pada pemerintah?
Pandangan Aktivisme
Aktivisme harus berpartisipasi karena terikat kewajiban sebagai warga
Negara untuk menaati pemerintah
2 pandangan aktivisme:
Alkitabiah
Filsafat
Pandangan Aktivisme
Menurut Alkitabiah terhadap Pandangan Aktivisme
Allah menunjuk pemerntah sebagai wakilnya di dunia
Pemerintah adalah penguasa tertinggi
Kekuasaan pelaksana-pelaksana pemerintahaan diberi oleh Allah karena dipercaya
Tujuan utama berdirinya pemerintahan untuk memastikan keadilan ditegakkan
Seluruh umat tunduk pada perjanjian dengan Allah
Allah memberkati pemimpin bangsa
Dalam Perjanjian Baru umat Kristen diperingatkan agar tidak melakukan
pelanggaran peraturan Negara
Pandangan Aktivisme
Menurut Filsafat (Sosial) terhadap Pandangan Aktivisme
Pemerintah adalah pelindung masyarakat
Pemerintah adalah orang tua bagi masyarakat
Pemerintah adalah pendidik manusia
Yang diperintah mempunyai kewajiban menaati pemerintah
Tanpa pemerintah akan terjadi kekacauan sosial
Pandangan Pasifisme
Pasifisme tidak boleh berpartisipasi dalam perang berdasarkan iman
Kristiani
Tidak boleh membunuh dalam situasi apapun
Pasifisme menolak peranan orang Kristen dalam menjadi aparatur negara,
yakni tentara.
Berikut merupakan 2 pandangan dasar pandangan pasifisme:
Alkitabiah
Sosial
Pandangan Pasifisme
Menurut Alkitabiah
Jangan membunuh (Kel 20:13) Membunuh selalu salah
Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu (Matius
5:39)
Peperangan dalam Perjanjian Lama bukanlah kehendak sempurna Tuhan
melainkan karena ketegaran hati manusia sehingga Tuhan mengizinkannya
Pandangan Pasifisme
Menurut Sosial
Perang bukanlah cara terbaik untuk menyelesaikan perselisihan manusia.
Segala macam kejahatan berasal dari perang, kelaparan, kekejaman, wabah
penyakit, dan kematian.
Alasan-alasan sosial adalah:
Perang berdasarkan kejahatan ketamakan.
Perang mengakibatkan banyak kejahatan.
Perang menghasilkan perang
Pandangan Selektivisme
Selektivisme boleh berpartisipasi dalam perang yang adil
Dasar Alkitabiah dari selektifisme adalah:
Adanya pembunuhan untuk membela diri yang disetujui (Kel. 22:2)
Adanya perang yang disetujui oleh Allah seperti yang dilakukan Abraham melawan
raja-raja di lembah Sidim (Kej. 14)
Adanya perang yang mendapat dukungan dari Allah yang merupakan kasus khusus
yang penting di mana Allah memerintahkan Yosua untuk memusnahkan penduduk
Kanaan yang jahat (Yos. 10)
Perang untuk keadilan (Rom.13:4)
Pandangan Selektivisme
Dasar Moral dari Selektifisme adalah:
Dalam dunia yang jahat, kekuatan selalu diperlukan untuk mengendalikan orangorang jahat, seperti yang dilakukan polisi dan tentara.
Merupakan kejahatan jika tidak melawan kejahatan, secara moral kita bersalah jika
kita tidak membela orang yang tidak bersalah.
Mengizinkan suatu pembunuhan ketika orang bisa menghindarinya, secara moral
bersalah.
Pandangan Generalisasi
Generalisasi boleh berpartisipasi dalam perang untuk kebaikan, keadilan,
dan mempertahankan masyarakat dan Negara
Kekristenan tidak menghilangkan patriotisme
Perang merupakan upaya terakhir jika tidak mencapai perdamaian
Pandangan Generalisasi
Beberapa dasar untuk perang dalam konsep pandangan generalisasi :
Berperang demi membela yang tidak bersalah bukan untuk kepentingan pribadi.
Berperang demi menjalankan keadilan, misal dalam hal mempertahankan wilayah
negara karena agresi negara lain.
Perang harus dilakukan oleh pemerintah yang sah dan antar pemerintah atau
negara
Perang harus dilakukan dengan adil sebagai pelaksanaan hukuman dan keadilan
untuk kemanusiaan bukan karena balas dendam.
Prospek kemenangan yang bukan dengan pembantaian pihak lawan, bertujuan
untuk membawa dampak yang baik untuk masyarakat.
Berperang hanya sesudah gagalnya upaya damai non-militer.
Pandangan Generalisasi
Aturan perang yang boleh dilakukan:
Alasannya harus dapat dibenarkan
Caranya harus terkontrol bukan pembantaian
Hasilnya dapat diperkirakan untuk meminimalkan dampak yang akan timbul
akibat perang
Pandangan Generalisasi
Kelemahan Generalisasi
Belum tentu mewakili Allah
Tidak ada jaminan menimbukan perdamaian
Secara sosial perang bukanlah sarana yang terbaik
Pandangan Generalisasi
Pendekatan teologis hubungan antara kasih dan keadilan
Dalam Perjanjian Baru, terdapat 2 sifat kasih, yaitu:
Kasih yang bersifat justitia evangelica yaitu kasih anugerah
Kasih yang bersifat justitia civilis yaitu kasih untuk mewujudkan keadilan
sosial
Faktanya, perwujudan kasih anugerah tidak dapat dilepaskan dari keadilan
yang sering kali mengandung unsur penghukuman atau penggunaan kekerasan
Kesimpulan
4 pandangan etika terhadap perang memiliki kelebihan dan kekurangan, namun saya memilik
pandangan generalisasi karena:
Kesadaran akan kasih mengharuskan kita untuk menegakkan keadilan sosial di masyarakat
sehingga setiap anggota di dalamnya dapat memperoleh kebebasan dan kebutuhan sesuai
dengan hak-haknya
Kasih baru benar-benar terwujud di dalam masyarakat jika dalam pelaksanaannya ia memberi
ruang bagi terwujudnya keadilan sekalipun harus menempuh jalur peperangan
Untuk mempertahankan keadilan dibutuhkan hubungan timbal balik antara kasih dan keadilan
Masyarakat yang mengasihi adalah masyarakat yang mewujudkan keadilan social
Keadilan sosial yang terstruktur dengan baik ialah sarana yang kondusif bagi pelaksanaan kasih
Peperangan merupakan upaya akhir jika upaya non-militer gagal dalam mencapai perdamaian