Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

ETIKA KARAKTER

DISUSUN OLEH

NAMA KELOMPOK 8 :
1. Kornalia Jeta Tauho
2. Yano Sepri Yanti Pasole
3. Yustinus Ole Awa
Semester/Kelas : III/B
Dosen Pengasuh : Pdt. Drs. Maria E.R. Pada

UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA KUPANG

FAKULTAS TEOLOGI

2019
TABIAT

A. Pengertian Tabiat
Tabiat dalam bahasa Yunani ethos (kata akar dari kata Yunani ethika yang
diterjemahkan “etika”) yang berarti sikap dasar seseorang. Kemudian kata itu dipakai untuk
rumah di batin manusia, yaitu sikap batinnya, tabiatnya dan kepribadianya.
Ethos sebagai sumber setiap tindakan manusia.
Tabiat yang baik menghasilkan kelakuan yang baik. Orang-orang yang jujur biasamya
menyatakan yang benar. Orang-orang yang berani cenderung bertindak dengan berani. Orang-
orang yang tamak cenderung melakukan apa saja yang perlu untuk beroleh banyak. Sifat-sifat
kejujuran, keberanian, atau ketamakan dalam tabiat menghasilkan perbuatan lahiriah yang
jujur, berani, atau tamak.
Namun hal ini tidak berarti bahwa tabiat kita secara otomatis mengakibatkan
perbuatan-perbuatan tertentu. Masih ada tempat untuk pilihan kita. Pertimbangan tentang
norma-norma, cita-cita, dan situasi masih perlu dalam pengambilan keputusan etis. Meskipun
perbuatan-perbuatan kita ialah hasil tabiat kita seperti halnya buah adalah hasil pohon; namun
tabiat tidak menentukan perbuatan seperti pohon, menentukan buahnya. Lain dengan manusia,
pohon tidak bisa memilih atau berpikir. Tabiat kita mempengaruhi kita. Tabiat yang utuh
memberi kemantapan dan kuasa kepada perbuatan-perbuatan kita. Tabiat yang baik
menjadikan perbuatan-perbuatan yang baik lebih mudah dipilih dan dilakukan. Namun tabiat
tidak secara otomatis menentukan perbuatan-perbuatan kita.

B. Arti Tabiat
Tabiat dapat didefinisikan sebagai susunan batin seseorang yang memberi arah dan
ketertiban kepada keinginan, kesukaan dan perbuatan orang itu. Susunan itu dibentuk oleh
interaksi antara diri orang dengan lingkungan sosial dan Allah. Tabiat mengandung suara hati
yaitu pengetahuan tentang apa yang baik dan apa yang buruk. Lebih dari pada itu, tabiat juga
mengandung kecenderungan dan motivasi untuk berbuat selara dengan susunan batin kita.
Tabiat lebih dari pengertian mental, tabiat juga menyankut kesukaan, kemauan, dan keinginan
kita. Tabiat juga dapat didefenisikan sebagai keseluruhan sifat-sifat kita seperti kejujuran,
keberanian, dan kemurahan hati.

1
Tabiat tidak sama dengan watak. Watak biasanya dianggap sebagai bentuk dari kita yang kita
dapat secara alamiah waktu kita lahir. Watak itu bersifat tetap. Tetapi tabiat kita berkembang
dan berubah sepanjang hidup kita. Tabiat mempunyai, kontinuitas tetapi tidak mempunyai
ketetapan. Sifat-sifat tabiat bertahan tetapi tabiat tidak pernah dalam keadaan sudah jadi.
Tabiat memberi keselarasan kepada perbuatan-perbuatan kita tetapi juga dapat dibina dan
diubah. Watak kita, kita dapatkan di luar tanggung jawab kita. Meskipun tabiat kita
dipengaruhi oleh hal-hal di luar kekuasaan kita, namun kita bertanggung jawab atas tabiat
kita. Kita dapat memperbaiki tabiat kita tetapi juga dapat merusaknya. Watak merupakan
bahan mentah tabiat kita. Cara kita mengolah bahan mentah itu adalah tanggung jawab kita.
Tabiat juga berbeda dengan kepribadian.seperti tabiat, kepribadian mempunyai kontinuitas
tetapi juga berkembang dan berubah. Akan tetapi kepribadian lebih luas dari pada tabiat.
Tabiat hanya mengandung sifat-sifat moral dari kita, tetapi kepribadian mengandung sifat-
sifat emosional, mental selain dari pada sifat-sifat moral.
Misalnya: rasa rendah diri dan sifat pendiam merupakan sifat-sifat kepribadian. Tetapi tidak
langsung merupakn sifat-sifat tabiat. Juga, kepribadian sering dianggap sebagai sifat-sifat baik
sifat-sifat lahiria maupun batiniah yang memberi kesan tertentu kepada orang lain. Walaupun
tabiat mungkin juga memberi kesan kepada orang lain inti dari arti tabiat tidak menyangkut
kesan lahiriah itu melainkan dengan batin manusia, tabiat menyangkut sifat manusia yang
sesungguhnya entah sifat-sifat itu kelihatan atau tidak.
Arti tabiat hampir sama dengan budi pekerti tetapi menurut pengertian umum budi pekerti
selalu bersifat baik padahal tabiat seseorang bisa baik atau buruk. Sebenarnya setiap orang
mengndung sifat-sifat yang baik dan sifat-sifat yang buruk. Arti tabiat sama dengan karakter.

C. Pengaruh-pengaruh yang membentuk Tabiat


Dalam membahas tabiat perlu dibedakan antara bagian diri kita yang diberikan kepada
kita yang dibentuk oleh usaha kita sendiri. Sebagian diantara kita ditentukan oleh pembawaan
biologis, oleh lingkungan sosial, dan oleh faktor-faktor lain yang tidak kita pilih sendiri.
Bagian yang diberikan itu merupakan bahaan mentah tabiat kita. Bagian-bagian ini
mengediakan kemungkinan-kemungkinan dan kemampuan-kemampuan yang dapat dibentuk
dan dikembangkan untuk mengediakan tabiat dan keperibadian kita. Lagi pula bagian ini tidak
akan pernah binasa. Unsur-unur bagian-bagian ini dapat diberi bentuk tertentu, juga dapat
dikendalikan atau diarahkan ke jurusan tertentu tetapi tidak dapat dihapuskan sama sekali.
Namun unsur-unsur yang diberikan kepada kita ini tidak menentukan tabiat kita. Dalam
batas-batas terrtentu kita membentuk tabiat kita melalui perbuatan-perbuatan kita, keputusan-

2
keputusan kita, dan hubungan kita dengan Tuhan dan orang lain. Tabiat kita dibentuk sedikit
demi sedikit dan tidak pernah selesai dalam kehidupan kita di dunia ini. Karena tabiat kita
berkembang perlahan-lahan, kita sering tidak menyadari bahwa tabiat itu dibentuk oleh kita
sandiri. Lain dengan perbuatan kita, kita dengan mudah melihat bahwa kita membentuk
perbuatan kita karena kita tidak menuggu lama untuk melihat akibat usaha kita. Akibat
pembentukan tabiat kita tidak nampak dengan begitu cepat. Namun tabiat seperti perbuatan
ialah hasil usaha kita.
Faktor pertama lebih bersifat pemberian kepada kita daripada pilihan kita sendiri. Faktor-
faktor terakhir lebih dapat dipilih atau ditolak daripada ditentukan diluar keputusan dan
tanggung jawab kita. Pertama,tabiat kita dipengaruhi oleh pembawaan kita, oleh sifat-sifat
yang kita warisi dari orang tua dan nenek moyang kita. Pengaruh-pengaruh ini dalam jiwa
kita sering berhubungan erat dengan warisan jasmani kita. Misalnya, kelamin dan kekuatan
atau kelemahan tubuh kita mempengaruhi tabiat kita.
Contohnya: ada orang yang alamiah lebih cerdas dari pada temannya, namun temannya lebih
pandai dalam bidang olahraga, tari dan kerajinan tangan. Namun, jikalau orang kedua belajar
dan orang pertama malas, kecerdasan orang kedua dapat berkembang sehingga melebihi
kecerdasan orang pertama. Lagi, kedua orang itu dapat memakai kecerdasannya untuk tujuan
yang baik atau tujuan yang jahat. Kedua,tabiat kita dipengeruhi oleh lingkungan soaial kita,
oleh keluarga dan kebudayaan kita. Setiap masyarakat mempunyai pandangan tentang tabiat
macam apa patut dihargai serta pandangan tentang apa dan siapa yang dapat dipercayai. Ada
juga pandangan tentang bagaimana seseorang melakukan peranannya sebagai anak, orang tua,
suami atau istri, guru, murid, pemimpin dan sebagainya.
Sebagian besar dari pembentukan tabiat kita terjadi dalam proses mempelajari
pandangan-pandangn ini. Pelajaran ini tidak hanya terjadi secara formal seperti di sekolah,
lebih penting ialah pelajaran yang kita dapat dari pengamatan terhadap kelakuan orang-orang
yang lain terutama orang tua kita. Juga larangan-larangan, teguran-teguran, pujian, dan
petunjuk-petunjuk yang kita terima terutama sebagai anak kecil sangat mempengaruhi tabiat
kita. Namun demikian, pandangan moral dari lingkungan kita selalu diolah waktu meresap
kedalam hati kita. Kita selalu memberi tafsiran kita sendiri kepada norma-norma yang
menjadi bagian pandangan kita, juga orang dengan tabiat yang dewasa, dapat menolak unsur-
unsur dari pandangan lingkungannya, dia mampu menilai lingkungannya, orang juga dapat
meninjau kembali nilai-nilai dan norma-norma yang telah dterima dari lingkungannya. Tabiat
kita dipengaruhi oleh lingkungan tetapi tidak di ditentukan oleh lingkungan, kita mempunyai
kebebasan dan tanggung jawab untuk menilai pengaruh-pengaruh sosial dan menolak atau

3
menerimanya. Ketiga,tabiat kita dibentuk oleh pengalaman-pengalaman dan hubungan-
hubungan kita dengan orang-orang lain. Pengaruh ini tidak dapat dipisahkan dari pengaruh
lingkungan sosial. Tetapi waktu kita membahas lingkungan sosial, kita mengutamakan
pandangan moral yang kita terima dari keluarga dan kebudayaan kita. Peristiwa-peristiwa dan
pengalaman-pengalaman kita, mempuyai dampak yang besar bagi pembentuk tabiat kita.
Tabiat anak tidak hanya dibentuk oleh pandagan moral yang dipegang oleh anak itu, tetapi
juga oleh sikap keluarganya kepadaanya dan cara ia diperlakukan oleh mereka.
Pengalaman-pengalam dalam keluarga kita sewaktu kita kecil paling berpengaruh, tetapi
pengalaman-pengalaman dalam hubungan kita dengan orang lain juga penting.Pengalaman
seperti jatuh cinta, dihina oleh teman-teman, atau dipuji karena karya yang baik turut
membentuk diri kita. Sewaktu kita mengalami kasih, kesetiaan, atau kepercayaan tabiat kita
dapat dikuatkan. Tetapi pengalaman-pengalam seperti penderitaan, bahaya mengancam
kehidupan kita, kematian anggota keluarga, tantangan, sukses dan kegagalan ikut
mempengaruhi tabiat kita. Keempat,tabiat kita dipengaruhi oleh keputusan dan perbuatan
kita sendiri, serta motif perbuatan itu. Ada hubungan timbal balik antara tabiat dan
perbuatan. Tabiat mempengaruhi perbuatan, perbuatan mempengaruhi tabiat. orang dengan
tabiat yang jujur cenderung tidak berdusata. Keputusan untuk tidak berdusta menjadikan
kejujuran orang itu lebih teguh. Orang yang berdusta memperlemas sifat kejujuran dalam
tabiatnya, sehingga kecenderungannya untuk berdusta dikuatkan. Berjuang melawan godaan
tidak hanya menolong kita mengatasi godaan itu tetapi juga menguatkan tabiat kita untuk
mengatasi godaan yang sama pada waktu yang lain. Menyerah kepada godaaan hari ini
memperlemah kemampuan kita untuk berjuang melawan godaan yang sama esok hari. Proses
pengambilan keputusan juga mempengaruhi tabiat kita. Dengan mengumuli suatu masalah
kita menjadi lebih sadar akan seluk beluk masalah itu dan masalah-masalah yang sama
dengan itu. Mungkin kita menjadi lebih peka kepada hal-hal yang kurang kita perhatikan
sebelumnya. Kelima,Tabiat kita dipengaruhi oleh iman kita, oleh hubungan kita dengan
Allah. Hubungan kita dengan Allah seharusnya menjadi pengaruh yang pokok dalam
pembentukan tabiat kita. Tentu, hubungan ini dapat diabaikan sehingga faktor-faktor yang
lain menjadi lebih penting. Tetapi orang yang menerima Allah ditawarkan kepadanya akan
mengalami perubahan fundamental yang mewarnai seluruh eksistensinya. Perubahan ini tidak
selesai dalam sejenak, tetapi berjalan sepanjang hidupnya. Biasanya hubungan dengan Tuhan
tidak mengubah pembawaan orang. Tetapi cara pembawaan diperkembangkan dan tujuan
untuk penggunaan pembawaan sangat mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan.

4
DAFTAR PUSTAKA

Brownlee Malcom, 2002, Pengambilan keputusan etis dan faktor-faktor di dalamnya, Jakarta:
Gunung Mulia.

5
6

Anda mungkin juga menyukai