Meryana Nomlene
Sthilda I.P Andry
Seliswati Meyok
Semester/Kelas : III/B
FAKULTAS TEOLOGI
2019/2020
Menurut Fletcher, “etika” adalah sebuah bidang studi yang meneliti dan menilai tabiat
dan tingkah laku manusia dari sudut pandang normatif.2
Menurut K. Bertens, istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani kuno, yakni ethos dalam
bentuk tunggal yang memiliki banyak arti yaitu tempat tinggal yang biasa; padang rumput,
kandang habitat; kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap dan cara berpikir. Sedangkan,
dalam bentuk jamak yakni ta etha yang artinya adalah adat kebiasaan.3
Sedangkan, menurut Magnis “etika” adalah penyelidikan filsafat tentang bidang yang
mengenai kewajiban-kewajiban manusia serta tentang yang baik dan buruk.4
Jadi, etika adalah ilmu atau studi mengenai norma-norma yang mengatur tingkah laku
manusia. Secara sederhana dapat dikatakan, bahwa etika itu berbicara tentang apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusia; tentang apa yang benar, baik dan tepat.
1
Dr. J. Verkuyl, Etika Kristen Bagian Umum, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1976), hlm. 15-17
2
Verne H. Fletcher, Lihatlah Sang Manusia, (Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1990), hlm. 18
3
K. Bertens, Etika, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), hlm. 4
4
Dr. Franz von Magnis, Etika umum, (Yogyakarta: Yayasan Kanisius, 1975), hlm. 13
1
Menurut KBBI, “nilai” adalah sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan
hakekatnya.5 Menurut pandangan Hans Jonas seorang filsuf Jerman-Amerika, nilai adalah the
addressee of a yes “sesuatu yang ditunjukkan dengan ya”. Memang nilai adalah sesuatu yang kita
iakan atau aminkan. Nilai selalu mempunyai konotasi yang positif. Sebaliknya, sesuatu yang
membuat kita menjauh atau melarikan diri adalah lawan dari nilai seperti: penderitaan, penyakit,
atau kematian. Itu semua adalah non-nilai atau disvalue. Kira-kira seabad yang lalu nilai
mendapat tempat eksplisit dalam diskusi-diskusi filsafat dan malah timbul satu cabang filsafat
yang baru dengan nama “aksiologi” atau teori penilaian.6
Menurut Eka Darmaputera, nilai adalah suatu yang dijujung tinggi. Yang mewarnai dan
menjiwai tindakan seseorang. Nilai itu lebih dari sekedar keyakinan. Nilai selalu menyangkut
tindakan. Nilai seseorang diukur melalui tindakan. Menurut Steeman, nilai adalah yang memberi
makna kepada hidup; yang memberi makna kepada hidup ini titik tolok, isi dan tujuan. Ada tujuh
hal yang membuat sesuatu itu merupakan nilai dalam arti yang sebenar-benarnya yakni:
KESIMPULAN
5
KBBI
6
K. Bertens, Etika, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), hlm. 149
7
Eka Darmaputra, Etika sederhana untuk semua, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, cet. 19, 2019), hlm. 21-22
2
Nilai adalah sesuatu yang dijunjung tinggi. Yang mewarnai dan menjiwai tindakan
sesorang. Nilai juga selalu menyangkut tindakan, sehingga nilai seseorang diukur melalui
tindakan. Itulah sebabnya, sesuatu yang berkaitan dengan nilai-nilai adalah etika. Apa yang baik
dan buruk adalah suatu penilaian dan nilai itu dipilih melalui suatu pertimbangan.
Manusia adalah makhluk yang bebas yang memiliki kehendak bebas untuk memilih hal
yang benar dan salah. Setiap pilihan kita direstui oleh Tuhan karena kebebasan itu diberikan oleh
Tuhan secara langsung. Alkitab tidak mengajarkan kita bahwa ada korelasi antara sakit dan dosa
contohnya Ayub yang tidak berdosa tetapi menderita. Mungkin melalui sakit penyakit kita
belajar bahwa kita harus melihat dan memperbaiki diri. Karena dekat dengan Tuhan bukan
berarti kita jauh dari penderitaan.
Sewaktu manusia mendapat pengalaman kekerasan, ada yang memilih untuk melanjutkan
nilai kekerasan itu. Namun, ada juga yang memilih untuk tidak melanjutkan nilai kekerasan yang
dia terima.
Daftar Pustaka
3
Bertens, K, Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993.
Darmaputra, Eka, Etika sederhana untuk semua. Jakarta: BPK Gunung Mulia, cet. 19, 2019.
Fletcher, Verne H, Lihatlah Sang Manusia. Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1990.
Verkuyl, J, Etika Kristen Bagian Umum. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1976.