Anda di halaman 1dari 4

PENDERITAAN KRISTUS SEBAGAI TELADAN

1 Petrus 2:18-25
18 Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang
baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis. 19 Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena
sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. 20 Sebab dapatkah
disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik
dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah. 21 Sebab untuk itulah
kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu,
supaya kamu mengikuti jejak-Nya. 22 Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. 23
Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam,
tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. 24 Ia sendiri telah memikul dosa
kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran.
Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. 25 Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang
kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.

CERMIN KEHIDUPAN
Cermin adalah permukaan yang licin dan dapat menciptakan pantulan bayangan benda dengan
sempurna. Menurut saya cermin adalah benda yang paling Jujur. Coba bercermin saat sedang
menangis, maka pasti cermin menunjukan kita sedang menangis, saat sedang tertawa cermin
juga meunjukan bahwa kita sedang tertawa. Apa yang kita buat didepan cermin, itu yang
ditampilkan. Di depan cermin kita tidak bisa menipu diri, didepan cermin kita tidak manupulasi
diri kita, dan didepan cermin juga kita tidak bisa bersandiwara. Oleh sebab itu didepan cermin
apa yang kita tampilkan itu menunjukan identitas diri kita. Cermin itu sama dengan tingkah laku
kita. Ketika kita menunjukan tingkah laku kita dalam dunia ini tanpa sadar, kita sedang
mencerminkan identidas diri kita.

Saudara/i sekalian, Saya ingin mengajak kita untuk melihat kronologi lebih jauh mengenai Surat
1 Petrus ini.
Surat Pertama Petrus ini ditulis sendiri oleh Petrus, Rasul Yesus Kristus. Surat ini ditulis di
Roma sekitar tahun 60-64 M. Petrus mengalamatkan surat pertama ini kepada “orang-orang
pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia dan Bitinia”. Petrus menyebut orang-
orang percaya itu pendatang, untuk menerangkan, bahwa mereka sama seperti Abraham, yang
tidak mempunyai negeri kekal di dunia ini, tetapi mau berjalan menuju dunia yang akan datang.
Orang-orang pendatang yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, dan Bitinia letaknya ada di
Asia Kecil. Rupanya dulu Petrus bekerja di tempat-tempat itu dan sekarang Petrus mengirim
surat kepada jemaat disana. Petrus mengenal dengan baik keadaan jemaat dan pergumulan
sehingga ia mengirimkan surat kepada mereka. Jemaat itu sedang ada dalam kesukaran yang
amat sangat. Hamba-hamba yang telah memeluk agama Kristen kerap kali dianiaya oleh tuannya
yang belum mengenal Allah (2:18 dst). Istri-istri kerap kali di perlakukan kejam oleh suami-
suami mereka (3:1). Sikap bangsa-bangsa lain terhadap orang Kristen pada umumnya makin
bermusuhan, jadi terjadilah penganiayaan secara diam-diam, yang belum merupakan
penyiksaan terang-terangan. Tetapi menyusahkan juga kepada kehidupan orang percaya (4:12).
Tidak heran bahwa iman para anggota jemaat ternyata mulai kendur; jemaat merasa kecewa
benar. Itulah yang menyebabkan hidup secara Kekristenan mulai mundur; jemaat sudah tidak
bersemangat lagi melawan dosa seperti pada mulanya; waktu untuk menguduskan diri pun
sudah berkurang. Oleh sebab itu dengan tegas dan jelas Petrus menyatakan kekayaan iman
Kristen. Petrus mau bilang bahwa dalam dunia ini kita disiksa, tetapi kita mempunyai “suatu
hidup yang penuh pengharapan” yang tersimpan di sorga sebagai bagian yang tidak binasa.
Orang Kristen yang hidup diantara bangsa-bangsa lain, haruslah memiliki hidup yang baik,
hamba-hamba harus hormat dan setia kepada tuannya, juga kepada tuan yang bengis, istri-istri
harus tunduk kepada suaminya, supaya suami-suami yang tidak percaya kepaya Yesus
dimenangkan oleh kelakuan istri bagi Kristus. Penekanan Petrus adalah seluruh jemaat harus
hidup berkasih-kasihan dan bersatu hati, sabar menanggung segala aniaya oleh karena Kristus.
Dan dalam pasal terakhir Petrus meminta dengan sangat agar penatua-penatua
menggembalakan jemaat dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah. Inilah pergumulan
yang terjadi dalam jemaat pada masa itu. Sehingga Petrus mengirimkan surat kepada mereka.
Lantas bagaimana dengan teks pembacaan kita ini? Refleksi kita didasarkan pada Surat 1
petrus, 2:18-25 dibawah terang tema “Cermin Kehidupan”. Lembaga Alkitab Indonesia memberi
Tema dalam teks bacaan kita “Penderitaan sebagai teladan”. Konteks Teks pembacaan kita
adalah Hamba-hamba yang telah memeluk agama Kristen itu kerap kali dianiaya oleh tuannya
yang belum mengenal Allah (2:18 dst). Orang Kristen yang hidup diantara bangsa-bangsa lain,
haruslah memiliki hidup yang baik, hamba-hamba harus hormat dan setia kepada tuannya, juga
kepada tuan yang bengis atau jahat sekalipun. Petrus menasehatkan dan meyakinkan jemaat
dengan ciri pastoral yang mencolok. Gaya yang digunakan Petrus untuk menasehatkan dan
meyakinkan iman jemaat sedikit lembut (pakai hati/memberi hati) karena Petrus mengerti
masalah dan pergumulann yang dialami.
1. Rasul Petrus menyuruh mereka agar tunduk, untuk mengerjakan tugas mereka dengan setia
dan jujur, menjaga perilaku sebagaimana seharusnya orang yang berkedudukan lebih rendah,
dengan penuh rasa hormat dan sepenuh hati, dan untuk tunduk dengan sabar dalam
menanggung penderitaan dan ketidaknyamanan. Mereka patut tunduk kepada majikan
mereka, yang berhak menerima pelayanan mereka. Bukan saja kepada yang baik dan
peramah, seperti yang memperlakukan mereka dengan baik serta mengurangi sedikit saja
dari hak mereka, tetapi juga kepada yang bengis dan jahat sekalipun, yang nyaris dan tidak
bisa dibuat senang sama sekali dengan apa pun. Petrus ingin menegaskan bahwa dalam
menjalankan tugas dan tanggungjawab sebagai hampa/budak. Tetaplah dan terus setia dan
jujur kepada tuan.
Hal ini juga yang ingin Petrus tegaskan dalam pergumulan kehidupan kita. Sebagai Hamba
Allah, Petrus ingin menegaskan bahwa kita sebagai pemuda/i yang menjadi Hamba Allah agar
Tunduk untuk mengerjakan tugas dengan setia dan jujur. Dalam bahasa Yunani kata
tunduklah digunakan Hupotassomenoi dari akar kata Hupotasso yang berarti menunduklah
dan merendahkan diri. Kata ini merupakan Present passive Imperative-neuter. Present
adalah sesuatu yang terus menerus dan berulang-ulang dan harus dilakukan sekarang,
sedangkang Present Imperative menyatakan printah, dorongan atau larangan. Jika kata
imperative adalah bentuk passive maka artinya diperintahkan. Maka kata Tunduklah
diartikan bahwa kamu diperintahkan untuk tunduk dan taat terus menerus kepada tuan mu
sekarang bukan nanti.
Hal ini juga yang Petrus ingin tegaskan kepada kita saat ini Petrus memerintahkan kita
untuk tunduk dan taat terus menerus mulai sekarang kepada tuan kita yaitu Yesus Kristus.
Kita diperintahkan untuk tunduk terus menerus dari sekarang. Namun berapa dari kita mau
untuk tunduk terus menerus kepada Tuhan? Seringkali kita selalu tunduk namun yang jadi
soal adalah tidak secara “terus menerus”. Minggu ini kita tunduk dalam ibadah pemuda dan
minggu depan kita sudah tidak tunduk. Orang kupang bisa bilang Ilang satu-satu atau ilang
Muncul. Kita sering tunduk dalam aturan, tunduk dalam ajaran, tunduk didikan nanun kita
tidak tunduk secara terus menerus. Mari kita belajar untuk tunduk, tunduk yang tidak
bersifat sementara namun tunduk yang secara terus menerus.
2. Setelah menyuruh mereka tunduk, Petrus merendahkan diri untuk memberi alasan mengenai
hal tunduk itu.
 Jika mereka tetap sabar (tunduk) di tengah kesukaran atau penderitaan karena
diperlakukan dengan tidak adil, maka perbuatan mereka ini sungguh berkenan kepada
Allah, dan Allah akan memberikan kebebasan kepada mereka atas semua penderitaan
yang mereka alami. Tapi Petrus juga mau bilang, kalau tetap bersabar ketika dihukum
dengan adil atau dihukum karena kesalahan diri sendiri, maka kesabaran itu tidak layak
mendapatkan pujian sama sekali. Hanya berbuat baik dan karena itu harus menderita
dengan sabar, maka itulah yang berkenan bagi Allah (ay. 19-20). Ketahuilah bahwa:
o Tidak ada masalah yang begitu besar hingga manusia tidak dapat hidup dengan
bahagia. Kita layak untuk bahagia, kita pantas untuk bahagia. Tetapi dalam rasa bahagia
itu jangan pernah bahagia diatas penderitaan orang lain. Kita diingatkan agar jangan
berlaku seperti para tuan. Jika kita mengoreksi dengan baik, para tuan ini mungkin saja
bahagia. Namun kebahagiaan mereka ada diatas penderitaan para budak-budak.
o Orang yang paling tulus sering kali mengalami penderitaan yang paling hebat. Mereka
berbuat baik dan karena itu harus menderita. Orang-orang yang menderita seperti ini
patut mendapat pujian. Sebab Mereka membawa kehormatan bagi kemuliaan Allah.
Contoh sederhananya, kita yang ikut Tuhan ini, kita percaya bahwa Tuhan kita kaya,
namun sedikit-sedikit mengeluh garam abis, mengeluh pulsa abis, mengeluh pacar
tidak ada, mengeluh uang tidak ada. Kita yang ikut Tuhan dengan tulus menderita
paling hebat. Petrus ingin kita tahu bahwa, penderitaan yang di alami bukan sebagai
ancaman untuk tidak bahagia. Namun dari penderitaan-penderitaan ini merupakan
upaya untuk mendorong agar tidak terpaku kaku namun harus ada transformasi atau
perubahan. Kali ini kita diingatkan untuk belajar dari para budak. Meski dalam Iman
percaya kepada Yesus Kristus, kita diperlakukan dengan tidak adil, kita mesti tetap
sabar dan tunduk. Sabar dan tunduk yang kita lakukan bukan karena pasrah dengan
keadaan, namun sabar dan tunduk yang kita lakukan itu, tanpa sadar kita sedang
mencerminkan teladan yang Yesus berikan dan mencerminkan identitas kita sebagai
orang Kristen.
 Diberikan untuk menguatkan hati hamba-hamba Kristen agar bersabar di bawah
penderitaan yang tidak seharusnya dialami (ay. 21).
o Menurut teladan Kristus, “yang telah menderita untuk kamu”, sehingga dengan
demikian menjadi teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Karena itu
ketahuilah bahwa,
 pertama, orang-orang Kristen yang baik adalah orang-orang yang dipanggil untuk
menderita, sehingga dengan demikian mereka harus sadar dan menantikan.
Menurut syarat-syarat Kekristenan, mereka harus menyangkal diri dan memikul
salib. Mereka dipanggil atas perintah Kristus, melalui pemeliharaan Allah, dan
persiapan kasih karunia ilahi. Selain itu, melalui karya Yesus Kristus, mereka harus
menderita ketika terpanggil untuk itu.
 Kedua, Yesus Kristus telah menderita untuk kamu, atau untuk kita. Bukan Bapa yang
menderita, melainkan Dia yang telah dikuduskan oleh Bapa, dan diutus ke dalam
dunia untuk tujuan itu. Baik tubuh maupun jiwa Kristus-lah yang menderita, dan Dia
menderita bagi kita, untuk menggantikan kita dan demi kebaikan kita (ay. 24).
 Ketiga, penderitaan Kristus sudah seharusnya menenteramkan kita di bawah
penderitaan yang paling tidak adil dan kejam di dunia ini. Ia menderita atas
kemauan sendiri, bukan bagi diri-Nya sendiri, melainkan bagi kita, dengan sepenuh
hati, dengan kesabaran sempurna, dari semua segi. Semua ini dijalani oleh Yesus
meskipun Ia adalah Allah yang menjadi manusia. Karena itu, bukankah kita sebagai
orang berdosa yang pantas menerima yang terburuk, sudah seharusnya tunduk di
bawah penderitaan ringan dalam hidup ini.
Saudara/i sekalian, inilah firman Tuhan yang datang bagi kita. Inilah landasan kita dalam
seminggu kedepan. Rasul Petrus nenegaskan bagi kita dengan lembut, dengan hati rasul Petrus
menegaskan kepada kita beberapa hal penting untuk kita merefleksikan bersama. Bahwa dalam
kehidupan yang penuh dengan kepalsuan ini kita diperintahkan untuk tunduk kepada Allah,
tunduk yang tidak hanya sementara namum secara terus-menerus. Tunduk bukan berarti kita
kalah, tunduk bukan berarti kita tidak mampu, tunduk juga bukan berarti kita lemah. Namun
ketika kita Tunduk sebenarnya kita sedang mencerminkan gaya Kehidupan kekristenan yang
dikehendaki oleh Allah.
Yesus dalam mengalami penderitaan, Yesus tidak pernah memberontak, Yesus tidak pernah
juga membantah. Namun Yesus tetap tunduk, sabar dan taat. Sikap tunduk Yesus tampilkan saat
mengalami penderitaan. Taat dan setia, bertahan dalam penderitaan meski Yesus ada dalam
kebenaran, merendahkan diri dan tidak memberontak adalah teladan yang Yesus berikan
kepada kita. Penderitaan yang Yesus Alami secara terus menerus, dimulai dari taman Getsemani
dan berakhir di Golgota membuat Yesus juga tetap tunduk dan taat secara terus menerus. Sebab
Yesus tahu bahwa Ia datang kedalam dunia untuk membebaskan saudara dan saya maka ia akan
menderita. Hal ini kemudian yang ditetapkan menjadi teladan bagi kita.
Dalam pergumulan kita, dalam pergaulan kita, dalam masalah-masalah yang kita hadapi.
Apapun itu. Saya ingin menyapaikan kepada saudara/i sekalian untuk mesti tetap sabar, tetap
tunduk, tetap merendahkan diri. Lakukan secara terus menerus meski ada dalam situasi
menderita. Lakukanlah bukan karena semata-mata kita mampu namun lakukanlah karena Yesus
yang telah menderita, mati, disalibkan, bangkit dan naik ke Surga itu telah terlebih dahulu
melakukan bagi kita. Lakukanlah karena Kita sebagai orang percaya, karena kita sebagai
pemuda/pemudi Kristen, tulang punggung Gereja, Masa depan keluarga. Saat kita
melakukannya, tanpa sadar kita telah mencerminkan teladan dari Yesus.
Saudara/i sekalian, melalui perenungan kita saat ini, sekali lagi Petrus memerintahkan kita
untuk menjadi Cermin yang memantulkan perbuatan-perbuat ajaib Yesus, Petrus ingin kita
sebagai pemuda/i memantulkan Anugrah Allah dalam kehidupan kita, dengan meneladani
Yesus, meneladani penderitaan yang telah Yesus alami dan kita pantulkan dalam kehidupan
sebagai orang percaya. Oleh sebab itu, marilah kita bereflaksi, marilah kita belajar untuk
melakukan perintah-perintah Allah, sehingga kita akan disebut sebagai Cermin yang
memantulkan Kasih dan Cinta Yesus Kristus sebagai teladan yang sempurna di tengah-tengah
dunia.
Aminnn...

KHOTBAH IBADAH PEMUDA


– Jemaat Gmit Galed Kelapa Lima
Marsel Cornalius Silvester Laisbuke
Selasa, 27 April 2021

Anda mungkin juga menyukai