Anda di halaman 1dari 9

Pendalaman Alkitab Youth GSJA Immanuel Kepuh Malang

Pengetahuan Alkitab dalam jemaat menjadi tanggung jawab setiap gereja Tuhan.
Tingkat pengetahuan Alkitab jemaat menentukan kedewasaan rohani mereka dalam melayani
dan hidup bagi Tuhan. Oleh sebab itu, gereja tidak hanya bertanggung jawab tetapi harus
sedikit “memaksa” untuk memelihara dan mempertahankan doktrin rasuli yang benar dan
yang hanya ditemukan dalam Alkitab dan mempercayakannya kepada orang tanpa
berkompromi atau tercemar.

Pendalaman Alkitab yang dibahas dalam kurikulum ini akan dibawakan dalam oleh
penulis dalam ibadah-ibadah doa malam, sebagai kesempatan untuk mendewasakan jemaat
GSJA Immanuel Kepuh Malang. Pendalaman Alkitab dalam kurikulum ini akan berangkat
dari pembahasan mengenai sifat-sifat kristiani yang disampaikan oleh rasul Paulus, sebagai
orang yang diberikan wahyu dan otoritas Allah untuk menasehati jemaat Efesus, dan jemaat
di segala zaman untuk mengenakan sifat-sifat kristiani ini sebagai ciri kehidupan mereka
yang sudah diselamatkan oleh Tuhan Yesus Kristus.

SIFAT-SIFAT ORANG KRISTEN

Efesus 4:1-3

Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu
sebagai orang-orang yang telah dipanggil berhadapan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu
rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan
berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera.

Pendahuluan

Dalam menjadi anggota suatu masyarakat, orang berkewajiban untuk hidup sesuai
dengan yang dikehendaki oleh masyarakat itu. Jika ia gagal menjalani kewajibannya itu,
maka ia akan dianggap menyalahi tujuan daripada masyarakat itu dan ia akan kehilangan
kepercayaan pula. Di dalam perikop ini Paulus mau menjelaskan bagaimana seyogianya
hidup seorang Kristen, jika ia bersekutu di dalam Gereja Kristus.

Tiga ayat yang pertama yang merupakan perikop kita ini merupakan ayat-ayat yang
sangat indah.
Menjadi Rendah Hati

Pertanyaan kepada jemaat

 Menurut bapak/ibu saudara, apa definisi dari kata “rendah hati” ?


 Bisakah bapak/ibu saudara berikan beberapa contoh tindakan kerendahan hati ?

Pembahasan Pertama

Yang pertama dan yang terutama ialah kerendahan hati. Dalam bahasa Yunaninya ialah
tapeinophrosune. Dalam bahasa Yunaninya tak ada istilah untuk kerendahan hati yang tidak
dihubungkan dengan pengertian kehinaan. Tapi di kemudian hari Basil dari Kaisarea-lah
(abad ke-4 M) yang menjelaskan bahwa kerendahan hati itu adalah “bagian yang paling
berharga dari sesuatu sifat”. Sebelum datangnya kekristenan, kerendahan hati sama sekali
tidak dianggap sebagai suatu sifat kemanusiaan. Dunia kuno memandang sangat rendah
terhadap kerendahan hati itu.

Ada kata sifat dalam bahasa Yunani yang berarti rendah hati, yang erat hubungannya
dengan kata bendanya. Kata itu adalah tapeinos. Dalam bahasa Yunani sepatah kata dapat
dikenal melalui kelompok kata-kata yang sejenis, dan kata tapeinos ini masuk dalam dalam
kelompok kata-kata yang mengandung maksud rendah. Kata tapeinos serumpun dengan
Andrapododes, doulikos, douloprepes (budak), agennes (rendah), adoxos (cemar),
chamaizelos (melata).

Penekanan makna

Jadi sifat kerendahan hati itu mula-mula dianggap sangat rendah nilainya, tetapi tokh
kekristenan menempatkan sifat itu pada tempat yang utama dalam deretan sifat-sifat manusia.

Pertanyaan Peralihan

Kalau begitu darimanakah asal kerendahan hati kristiani itu dan apa yang tercakup di
dalamnya ?

Penjelasan makna kerendahan hati

Kerendahan hati kristiani berasal dari pengenalan diri. Mengenai hal ini Bernardus dari
Clairvaux berkata : “sifat rendah hati itu adalah sifat yang membuat manusia sadar akan
ketidaklayakannya, sebagai akibat daripada pengenalan yang paling mendalam akan dirinya
sendiri.” Mengenal diri sendiri adalah sesuatu yang paling menghinakan di dunia ini.
Kebanyakan orang bermain sandiwara dengan dirinya sendiri. Kerendahan hati yang sejati
akan muncul apabila kita berhadapan dengan diri kita sendiri dan sadar akan kelemahan kita,
akan keakuan kita, akan kegagalan-kegagalan kita dalam pekerjaan, dalam hubungan dengan
sesama kita dan dalam prestasi kita.

(a) Kerendahan hati kristiani bersumber dari hidup yang mengikuti kehidupan
Kristus dan hidup yang ada dalam terang tuntutan Allah.

Allah adalah sempurna, dan manusia tidak mungkin mencapai kesempurnaan itu. Kalau
kita hanya membandingkan diri kita dengan orang lain yang kita anggap setara atau lebih
buruk dari kita, maka kita akan dengan jelas melihat kegagalan kita. Kepuasaan diri sendiri
tergantung pada tolak ukur yang kita pakai untuk membandingkan diri kita. Jika bahan
perbandingan itu adalah sesama kita sendiri, maka kita akan senantiasa melihat keunggulan
kita di atas mereka. Tetapi tolak ukur kristiani adalah Yesus Kristus dan tuntutan
kesempurnaan Allah; terhadap tolak ukur perbandingan yang satu ini tidak ada tempat sama
sekali untuk kebanggaan diri.

(b) Ada cara lain untuk menerangkan hal itu. R.C. Trench berkata bahwa kerendahan hati
itu datang dari kesadaran kita yang terus-menerus akan hakekat kita sebagai makhluk.
Kita ini secara mutlak bergantung kepada Allah. Trench menulis sajak yang mewakili
kesadaran ini sebagai berikut:

“Engkaulah pelindungku setiap jam


Baik dari maut, pun dari bahaya;
Tak mungkin ‘ku bernafas
Selain dengan kuasa-Mu

Kesehatan, orangtua dan kerabat


daripadaMu jua itu kudapat;
Usahaku, sedikit jua tiada guna
Tanpa anugerah yang bersumber di surga.”

Kita adalah makhluk ciptaan yang tidak bisa tidak harus bersikap rendah hati secara
mutlak di hadapan Sang Pencipta. Kerendahan hati kristiani itu adalah sikap nyata yang
didasarkan pada kesadaran diri, pengenalan akan Kristus dan pemenuhan Allah. .
Orang Kristen yang Lemah Lembut
Diskusi (5 menit)
 Pernah bapak/ibu saudara punya pengalaman berkaitan dengan kelembutan hati ?
 Jika pernah, 2 orang dapat menceritakan pengalamannya kepada kita

Penjelasan kata Lemah Lembut


Efesus 4:1-3
Sifat kristiani yang kedua dan yang besar ialah lemah lembut yang dalam bahasa Yunani
adalah praus. Kata benda bahasa Yunani praotes maupun kata sifat praus mengandung dua
pengertian dasar.
(a) Aristoteles, pemikir dan guru bangsa Yunani yang besar, mempunyai banyak
keterangan tentang kata praotes. Ia mempunyai kebiasaan untuk mendefinisikan setiap sifat
manusia sebagai sesuatu yang ada di antara dua ekstrim. Pada satu pihak ada sifat yang
berlebihan, sedangkan pada pihak lain ada sifat yang kekurangan; sedangkan pada pihak lain
ada sifat yang kekurangan; diantara yang lebih dan yang kurang itulah terdapat sifat yang
benar-benar memadai. Aristoteles mendefinisikan praotes sebagai sifat-penengah antara
sangat marah dan tidak pernah marah. Orang yang praus ialah orang yang selalu marah pada
saat yang tepat dan yang tidak pernah marah pada saat yang tidak tepat. Dengan lain
perkataan, orang yang disebut praus adalah orang yang marah kalau ada orang lain menderita
dan menanggung kesalahan yang bukan pada tempatnya, tetapi tidak marah kalau ia sendiri
harus menanggung penderitaan dan kesalahan itu.

Penekanan Makna
Jadi, orang yang disebut lemah lembut ialah orang yang selalu marah pada saat yang tepat
dan tidak pernah marah pada saat yang tidak tepat.

(b) Ada hal lain yang dapat memperjelas arti perkataan itu. Praus adalah kata bahasa
Yunani yang dipakai untuk menyebut binatang yang sudah terlatih dan jinak dan yang dapat
dikuasai sepenuhnya. Dengan gambaran itu maka seseorang dikatakan praus, jika nafsu dan
nalurinya dikendalikan. Tetapi tidak benar juga untuk mengatakan bahwa orang seperti itu
sepenuhnya menguasai dirinya sendiri, sebab hal semacam itu ada di luar batas kemampuan
manusia. Yang benar ialah jika dikatakan bahwa orang seperti itu adalah orang yang
dikendalikan oleh Allah.
Jadi inilah ciri besar yang kedua dari warga jemaat yang sejati : Ia sedemikian rupa
terkendalikan oleh Allah, sehingga ia selalu marah pada saat yang tepat, tetapi tidak pernah
marah pada saat yang tidak tepat.

Tanggapan Jemaat
 Jika ada bapak/ibu saudara jika ada yang ingin menanggapi atau ingin bertanya
diberikan kesempatan kepada 3 orang untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.
Kesabaran Yang Tak Terkalahkan
Pendahuluan
Sabar merupakan kata yang sering kita ucapkan kepada sesama ketika mereka
sedang dirundung berbagai pergumulan hidup. Sabar memang kata yang mudah untuk
diucapkan, tetapi tidak mudah melakoninya. Namun itu bukan menjadi alasan bagi kita untuk
tidak menjadi orang yang sabar. Sabar adalah salah satu sifat yang terdapat pada pribadi
Allah, Alkitab dalam beberapa bagian menyebutkan bahwa Allah adalah Allah yang panjang
sabar (Kel. 34:6; Bil. 14:18; Neh. 9:17). Sabar adalah salah satu sifat dan karakteristik Allah
(Kel. 34:6; Bil. 14:18; Neh. 9:17) karena itu sebagai orang percaya kita dituntut untuk sabar
dalam berbagai aspek, misalnya menahan diri atas emosi, sabar dalam membimbing,
mengajar, menasihati dan menuntun orang lain kepada suatu kebenaran (2 Tim. 4:2,5).

Pendalaman Definisi
Sabar berasal dari kata makrothumia dalam bahasa Yunani. Kata ini mengandung dua
pengertian.
(a) Yang pertama menggambarkan semangat yang tak kenal menyerah, dan yang
mendatangkan pahala karena ketahanannya sampaik akhir. Arti tersebut nampak jelas dari
seorang penulis bangsa Yahudi yang menggunakan istilah itu untuk melukiskan “sikap orang
Roma yang tetap enggan untuk berdamai ketika menderita”. Pada masa jayanya, bangsa
Roma adalah bangsa yang tak dapat menyerah; mereka bisa saja menderita kalah dalam
pertempuran, atau kalah dalam suatu kampanye, tetapi mereka tidak pernah mengenal
menyerah. Dalam menghadapi bencana terbesar sekalipun, mereka tak pernah menerima
kekalahan begitu saja. Kesabaran kristiani adalah semangat yang tak kenal menyerah.
Semangat ini tak dapat dihancurkan oleh kegagalan ataupun penderitaan, oleh kekecewaan
atau keputus-asaan; semangat ini akan tetap bertahan sampai akhir.
(b) Tetapi makrothumia juga mengandung arti yang lebih khas lagi. Kata itu adalah
kata bahasa Yunani yang secara khusus dipakai untuk menyebut kesabaran terhadap sesama
manusia. Chrysostomus mendefinisikannya sebagai semangat untuk membalas dendam
tetapi yang tak pernah dimanfaatkan.
(c) John Lightfoot (abad ke-17) mengartikannya sebagai semangat yang selalu
menolak untuk membalas dendam. Untuk memperjelas arti ini baiklah kita lihat
perbandingan yang berikut ini. Tidak jarang kita melihat bahwa seekor anak anjing berlaku
kasar terhadap anjing lain yang lebih besar; ia menggonggong, mengusik, menggigit; kalau
anjing yang besar itu mau, maka ia bisa dengan sekali cengkeram saja membunuh anjing
kecil itu. Tetapi yang kita lihat adalah bahwa anjing yang besar itu membalas tingkah laku
anjing kecil tersebut dengan kemantapan harga diri yang penuh kesabaran dan kasih sayang.
Makrothumia ialah semangat ketahanan yang mampu menerima penghinaan maupun luka
hati tanpa rasa sedih atau keluh. Semangat itu adalah semangat yang mampu menghadapi
siapa saja dengan penuh kesabaran, kemantapan diri dan tanpa sakit hati, walaupun orang itu
tidak menyenangkan atau meremehkan kita.
(d) Arti yang paling mendalam dari kata ini terhadap di dalam pemakaiannya untuk
Allah. Perjanjian Baru berungkali memakai kata itu untuk Allah. Rasul Paulus dalam Roma
2:4 secara terang-terangan bertanya kepada orang berdosa, adakah ia menganggap sepi
kesabaran dan kemurahan Allah. Paulus juga berbicara tentang kesabaran Yesus yang begitu
sempurna kepadanya (1 Tim.1:16); Petrus berbicara mengenai kesabaran Allah dalam
menghadapi Nuh (1 Ptr.3:20). Petrus juga mengatakan bahwa kesabaran Tuhan itu adalah
keselamatan kita (2 Ptr.3:15). Sekiranya Allah itu manusia, maka sudah sejak lama dunia ini
akan dilenyapkan disebabkan oleh ketidak-patuhan manusia. Maka sudah sepatutnya jika
orang Kristen juga menaruh sabar terhadap sesamanya, sama seperti Allah yang telah
meneladani hal itu kepadanya.

Diskusi
(Diberikan waktu 10 Menit untuk diskusi mengenai sifat kristiani “Kesabaran” dalam
beberapa kelompok)

Tanggapan
(Diberikan kesempatan kepada 3 orang untuk mengemukakan pembahasan atau apa yang
mereka dapatkan)
Kasih yang Kristiani
Pertanyaan Pembuka
 Menurut bapak/ibu saudara. apa itu “Kasih” ?
 Bapak/ibu saudara diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya (1 orang
hanya 1 menit)

Pendahuluan
Saudara, kalau saya mau rangkumkan ciri kehidupan kristiani, maka hanya ada satu
ciri, yaitu kasih. Allah mengasihi kita melalui Anak-Nya yang diberikan kepada kita, sebagai
balasannya kita pun harus mengasihi Dia dan berlanjut kepada mengasihi sesama. Namun,
kata kasih merupakan sesuatu yang sering disebut, tapi sedikit yang mempratekkannya.
Banyak orang mengalami kesulitan mengasihi sesamanya yang berbuat jahat kepadanya dan
kesulitan untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan.

Penjelasan
Kasih adalah ciri kristiani besar yang keempat. Kasih kristiani itu merupakan hal
yang begitu baru, sehingga para penulis Kristen pun harus menciptakan satu istilah yang baru
– atau setidak-tidaknya mereka harus menggunakan satu istilah Yunani yang tidak lazim,
yaitu agape.
Dalam bahasa Yunani terdapat empat kata untuk kasih. Yang pertama ialah eros, yaitu
kasih antara pria dan wanita, yang biasanya berhubungan dengan nafsu seksual. Yang kedua
ialah philia, yaitu kasih yang hangat yang terdapat antara orang-orang yang saling dekat dan
akrab. Yang ketiga ialah storge, yaitu kasih dalam hubungan ikatan darah. Yang terakhir
ialah agape, yang diterjemahkan dengan belas kasihan atau kasih yang berlandaskan
pengorbanan.
Arti sebenarnya dari kata agape adalah kasih kebajikan yang tak dapat dihalangi. Jika
kita memperlakukan seseorang dengan agape, maka segala tingkah laku dan perbuatan orang
tersebut tidak akan menghalangi kita untuk tetap melakukan yang terbaik baginya. Sekalipun
orang tersebut menghina atau menyakiti hati kita, kita tetap bersikap baik dan mengusahakan
yang terbaik baginya. Dari situ jelaslah bahwa kasih kristiani itu bukan sesuatu yang bersifat
emosional. Kasih kristiani itu adalah sesuatu yang bukan hanya keluar dari perasaan-
perasaan, tetapi juga keluar dari kemauan. Kasih kristiani adalah kemampuan dan kemauan
untuk tetap menyatakan maksud baik kepada orang yang tidak mengenal kasih, dan yang tak
dapat dikasihi; kepada mereka yang tidak menyukai kita dan bahkan kepada mereka yang
tidak kita sukai.
Agape ialah suatu isi dan bobot pikiran dan hati yang memaksa seorang Kristen untuk
tidak pernah merasa dengki, tidak pernah berkeinginan untuk membalas dendam, tetapi hanya
mencari segi-segi yang baik saja dari sesamanya, betapa pun keadaannya. Saudara, bobot
Tuhan mengasihi kita adalah salib. Dia dari surga ke dunia, mengambil rupa manusia dengan
segala kekurangan dan kelemahannya, taat, dan mati di atas kayu salib untuk menyatakan
kasih-Nya kepada semua orang. Sudah seharusnya kehidupan kita pun seperti itu. Dalam
bahasa Inggris dikatakan “The weight of word is determined by action”, yang artinya bobot
dari sebuah perkataan diukur dari perbuatan. Kehidupan orang percaya bukan hanya sebatas
mengatakan “aku mengasihi Tuhan”, atau “aku mengasihi sesamaku”, tapi lebih dari itu harus
dilakukan dan ditunjukkan bukti agape itu. Kiranya, Tuhan menolong kita untuk menangkap
pelajaran malam hari ini.

Diskusi
(Diberikan waktu 15 Menit untuk diskusi mengenai kasih agape)

Menyatakan Pendapat/Komitmen
(Memberikan kesempatan 5 menit ke 3 orang yang ingin menyatakan pendapatnya).

Anda mungkin juga menyukai