Anda di halaman 1dari 3

NORMA-NORMA DALAM ETIKA

OLEH

NAMA: MELINDA R. MODOK

RUTH L. A. AMTIRAN

YUSTI R. NENOLIU

KELAS : III B

UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA KUPANG

FAKULTAS TEOLOGI

2019/2020
Kebanyakan orang merasa bahwa norma-norma dan hukum-hukum mempunyai
peranan besar dalam bidang etika. Kata Indonesia “kesesusilaan” yang artinya sama dengan
etika terdiri dari bahasa sanskerta “sila” yang berarti “norma kehidupan.” Dan su yang berarti
“baik.” Etika menyangkut kelakuan yang menuruti norma-norma yang baik.1

Menurut KBBI, Norma merupakan aturan atau ketentuan yang mengikat warga
kelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan dan pengendali tingkah laku
yang sesuai dan berterima.

Menurut Verkuyl, kata adat berasal dari kata Arab: “ada”, artinya kebiasaan, cara
yang lazim, kelakuan yang telah biasa, aturan-aturan yang lazim. Dan yang disebut adat-
istiadat ialah, kumpulan peraturan dan norma-norma hidup yang berlaku di dalam
persekutuan suku-suku tertentu. 2

Menurut Malcolm Brownlee, norma-norma ialah patokan-patokan yang dipakai untuk


menilai perbuatan manusia dan menolong orang mengambil keputusan yang benar.
Perbuatan–perbuatan yang sesuai dengan norma-norma yang baik, dianggap benar. Dua jenis
norma yang terpenting ialah prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan. Prinsip-prinsip biasanya
lebih umum dari pada peraturan-peraturan. Prinsip-prinsip memberi bimbingan umum tetapi
tidak menentukan perbuatan-perbuatan spesifik yang dilarang, dibolehkan atau diharuskan.
Misalnya, jangan membedakan antara orang-orang karena suku dan agama mereka.
Peraturan-peraturan lebih spesifik dari pada prinsip-peinsip. Peraturan menentukan
perbuaatan-perbuatan yang dilarang, dibolehkan atau diharuskan. Misalnya, jangan mencuri,
jangan membunuh, “jangan mengucapkan saksi dusta.” 3

Menurut K. Bertens, kata Indonesia “norma” kebetulan persis sama bentuknya seperti
dalam bahasa asalnya, bahasa latin. Konon, dalam bahasa latin arti yang pertama adalah
carpenter’s square : siku-siku yang dipakai tukang kayu untuk mencek apakah benda yang
dikerjakannya (meja, bangku dsb) sungguh-sungguh lurus. Dengan norma kita maksudkan
aturan-aturan atau kaidah yang kita pakai sebagai tolak ukur untuk menilai sesuatu.

Di sini kita bisa membedakan norma umum yang menyangkut tingkah laku manusia
sebagai keseluruhan dan norma khusus yang hanya menyangkut aspek tertentu dari apa yang
dilakukan manusia. Contoh tentang norma khusus adalah norma bahasa. Tata bahasa

1
BrownleeMalcolm, Pengambilan Keputusan Etis, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2002, hlm. 183
2
Verkuyl, Etika Kristen Bagian Umum, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2018, hlm. 63
3
Ibid hlm. 187-188
Indonesia, adalah norma yang menentukan entah kita memakai bahasa dengan baik dan benar
atau justru tidak.

Ada tiga macam norma umum, yaitu norma kesopanan atau etiket, norma hukum dan
norma moral. Etiket misalnya, betul-betul mengandung norma yang mengatakan apa yang
harus kita lakukan. Etiket hanya menjadi tolak ukur untuk menentukan apakah perilaku kita
sopan atau tidak dan hal itu belum tentu sama denga etis atau tidak. Norma hukum juga
merupakan norma penting yang menjadi kenyataan dalam setiap masyarakat. Norma moral
menetukan apakah perilaku kita baik atau buruk dari sudut etis. Karena itu, norma moral
adalah norma tertinggi yang tidak bisa ditaklukkan pada norma lain. Sebaliknya, norma moral
menilai norma-norma lain. Seandainya, ada norma etiket yang tidak bersifat etis, karena
misalnya didasarkan atas diskriminasi terhadap wanita, maka norma etiket itu harus kalah
terhadap norma moral. Demikian halnya juga dengan norma hukum. Jika ada undang-undang
yang dianggap tidak etis, maka undang-undang harus dihapus atau diubah. Norma moral juga
menilai norma-norma khusus, walaupun tidak menghapus atau mengubahnya namun norma
khusus pun harus tunduk pada norma moral. Bisa saja bahwa seseorang memakai bahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Dari sudut norma bahasa, apa yang dikatakannya itu
memang sempurna. Tapi dengan mengatakan hal itu pada kenyataannya ia memfitnah orang
lain atau ia berbohong. Jadi, dari sudut etis apa yang dikatakannya itu sama sekali tidak baik
4
dan benar! Di sini norma bahasa pun harus tunduk pada norma moral.

4
Bertens, Etika ,Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2011, hlm. 158-160

Anda mungkin juga menyukai