Anda di halaman 1dari 7

Tugas Hukum dan Kebudayaan

Norma/Kaidah

Oleh :

I Gusti Ngurah Agung Intan Aprillia Puspita


2104551376
082144663238

Fakultas Hukum
Universitas Udayana
Kata Pengantar

Om Swastyastu, Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, Ida Sang
Hyang Widhi Wasa karena atas Asung Kertha Wara NugrahanNya, saya dapat menyusun dan
menyelesaikan tugas Hukum dan Kebudayaan ini yang berjudul “Norma/Kaidah”. Tugas ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari bapak
dosen Hukum dan Kebudayaan Bapak Prof. I Wayan Windia. Untuk itu saya ucapkan terima
kasih.

Saya menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik
dari segi EYD, kosa kata, tata bahasa, etika maupun isi. Oleh karenanya saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak terutama dosen pengajar
untuk dijadikan bahan evaluasi dan menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Om Shanti, Shanti , Shanti Om
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan


menghargai hak-hak setiap individu tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai warga
negara. Kebebasan yang dimiliki setiap individu tersebut, tetap ada sebuah aturan
batasan yang disebut norma. Norma adalah aturan hidup yang mengatur tingkah laku
manusia. Sebagai warga negara yang baik selain memperhatikan hak individu juga
harus mentaati setiap aturan yang berlaku di wilayah Indonesia.

Manusia tidak pernah lepas dari peraturan. Norma merupakan hasil buatan
manusia sebagai makhluk sosial. Pada awalnya, norma dibentuk secara tidak sengaja.
Lama-kelamaan norma-norma itu disusun atau dibentuk secara sadar. Norma dalam
masyarakat berisi tata tertib, aturan dan petunjuk standar perilaku yang pantas dan
wajar. Apa yang terjadi jika masyarakat hidup tanpa adanya norma? Jelas, bukanlah hal
yang baik. Oleh karena itu, dalam masyarakat terdapat norma sosial yang diberlakukan
secara tegas dan disertai sanksi-sanksi nyata. Ketika seseorang melanggar suatu norma,
maka orang tersebut akan dikenai sanksi.

Untuk mewujudkan suatu keadaan yang diharapkan oleh masyarakat, maka


diperlukan adanya norma sosial yang menjamin terbentuknya kondisi tersebut. Oleh
karena itu, dibuat norma yang mana berisi perintah dan larangan yang 3 dilengkapi
dengan sanksi yang tegas bagi pelanggarnya. Adanya sanksi yang tegas dimaksudkan
agar setiap warga masyarakat dapat bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang ada.

1.2 Rumusan Masalah


- Pengertian norma
- Macam-macam norma
- Sanksi norma
BAB II
Pembahasan

2.1 Pengertian Norma/Kaidah

Beberapa ahli hukum menganggap kata “norma” sinonim dengan kata


“kaidah”.namun jika ditinjau dari kamus bahasa Indonesia maka kedua kata tersebut
memiliki arti yang berlainan namun tetap merujuk pada satu pokok bahasan yakni
aturan. Kata “norma” dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai aturan atau
ketentuan yang mengikat semua atau sebagaian warga masyarakat; aturan yang baku,
ukuran untuk menentukan sesuatu. 56Sedangkan kata “kaidah” dalam kamus berarti
perumusan asas-asas yang menjadi hukum; aturan tertentu; patokan; dalil.

Ditinjau dari segi etimologi, kata “norma” berasal dari bahasa Latin sedangkan
kata “kaidah” berasal dari bahasa Arab. Norma berasal dari kata nomos yang berarti
nilai dan kemudian dipersempit maknanya menjadi norma hukum. Sedangkan kaidah
dalam bahasa Arab berasal dari kata qo’idah yang berarti ukuran atau nilai pengukur.

Beberapa ahli hukum menggunakan kedua kata tersebut secara bersamaan (kata
norma dan kaidah dianggap sinonim). Menurut Purnadi Purbacarakan dan Soerjono
Soekanto, norma atau kaidah adalah ukuran ataupun pedoman untuk perilaku atai
bertindak dalam hidupnya. Menurut Maria Farida, norma adalah suatu ukuran yang
harus dipatuhi seseorang dalam hubungannya dengan sesamanya ataupun
lingkungannya. Menurut Kelsen, yang dimaksud dengan norma adalah “…… that
something ought to be or ought to happen, especially that a human being ought to
behave in a specific way” (sesuatu yang seharusnya ada atau seharusnya terjadi,
khususnya bahwa manusia seharusnya berperilaku dengan cara tertentu).

Menurut Sudikno Mertokusumo kaidah diartikan sebagai peraturan hidup yang


menetukan bagaimana manusia itu seyogyanya berperilaku, bersikap di dalam
masyarakat agar kepentingannya dan kepentingan orang lain terlindungi, atau dalam
arti sempit kaidah hukum adalah nilai yang terdapat dalam peraturan konkret.

Menurut Jimmly Asshiddiqie, norma atau kaidah merupakan pelembagaan


nilai-nilai baik dan buruk dalam bentuk tata aturan yang berisi kebolehan, anjuran atau
perintah. Baik anjuran maupun perintah dapat berisi kaidah yang bersifat positif atau
negatif mencakup norma anjuran untuk mengerjakan atau anjuran untuk tidak
mengerjakan sesuatu, dan norma perintah untuk melakukan atau perintah untuk tidak
melakukan sesuatu.

Norma atau kaidah pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu norma etika dan
norma hukum. Norma etika meliputi norma susila, norma agama, dan norma
kesopanan. Ketiga norma atau kaidah tersebut dibandingkan satu sama lain dapat
dikatakan bahwa norma agama dalam arti vertikan dan sempit bertujuan untuk kesucian
hiudp pribadi, norma kesusilaan bertujuan agar terbentuk kebaikan akhlak pribadi,
sedangkan norma kesopanan bertujuan untuk mencapai kesedapan hidup bersama antar
pribadi.

Dilihat dari segi tujuannya maka norma hukum bertujuan kepada cita kedaiman
hidup antar pribadi, keadaan damai terkait dimensi lahiriah dan batiniah yang
menghasilkan keseimbangan anatara ketertiban dan ketentraman. Tujuan kedamaian
hidup bersama dimaksud dikaitkan pula dalam perwujudan kepastian, keadilan dan
kebergunaan.

Dari segi isi norma hukum dapat dibagi menjadi tiga, pertama, norma hukum
yang berisi perintah yang mau tidak mau harus dijalankan atau ditaati. Kedua, norma
hukum yang berisi larangan, dan ketiga, norma hukum berisi perkenaan yang hanya
mengikat sepanjang para pihak yang bersangkutan tidak menentukan lain dalam
perjanjian.

2.2 Macam-macam dan sanksi norma


Di dalam lingkungan masyarakat sendiri, norma dibagi menjadi 4 macam, yaitu:

1. Norma Agama

Norma agama merupakan aturan-aturan yang dijalankan oleh masyarakat yang


sumbernya berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Norma ini biasanya berisi akan perintah
yang harus dijalankan oleh seseorang, ajaran yang merupakan segala ilmu ataupun
pedoman bagi para penganut agama tersebut, maupun larangan yang berarti tidak
melakukan suatu perbuatan yang seharusnya dihindari.

Norma agama merupakan aturan-aturan yang dijalankan oleh masyarakat yang


sumbernya berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Norma ini biasanya berisi akan perintah
yang harus dijalankan oleh seseorang, ajaran yang merupakan segala ilmu ataupun
pedoman bagi para penganut agama tersebut, maupun larangan yang berarti tidak
melakukan suatu perbuatan yang seharusnya dihindari.

Norma agama sendiri dipercaya jika dilanggar memiliki sanksi yang nantinya
akan diberikan setelah orang tersebut meninggal dunia berupa dosa maupun hukuman
yang harus dijalankan berdasarkan ajaran masing-masing agama di akhirat.

Di Indonesia sendiri, norma agama berbeda-beda dikarenakan terdapat enam


agama berbeda yang hidup saling berdampingan, seperti Islam, Kristen Protestan,
Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu yang memiliki baik perintah, ajaran,
maupun larangan yang berbeda antara satu sama lain.

Seperti pada contohnya, dimana dalam Agama Islam dilarang memakan


makanan yang mengandung babi, sedangkan agama memiliki pantangan lain yang
berbeda mengikuti ajaran agama masing-masing.

Sanksi jika melakukan pelanggaran norma agama berupa dosa dengan


balasan di akhirat kelak.
2. Norma Kesusilaan

Norma kesusilaan merupakan aturan-aturan yang dijalankan oleh masyarakat


yang sumbernya berasal dari hati nurani seseorang. Norma ini merupakan sesuatu yang
kita jalani dan rasakan setiap harinya, dimana seseorang didorong untuk melakukan
tindakan yang baik dan menghindari tindakan yang buruk. Intinya, norma ini memiliki
tujuan untuk mengatur perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan seseorang.

Berdasarkan ajaran norma ini, biasanya orang yang melanggar akan


mendapatkan sanksi berupa perasaan bersalah, penyesalan, atau bahkan dikucilkan di
tengah masyarakat.

Seperti salah satu contoh kasus norma kesusilaan adalah bagaimana seorang
siswa yang mengetahui bahwa menyontek adalah perbuatan yang salah sehingga dia
lebih memilih untuk belajar daripada menyontek teman sekolahnya, yang jika ketahuan
siswa tersebut akan mendapat sanksi bukan hanya di sekolah tapi juga lingkungan.

Jika seseorang melanggar norma kesusilaan ini, biasanya mereka akan


mendapatkan sanksi berupa penyesalan, dicemooh, bahkan dikucilkan dari
masyarakat.

3. Norma Kesopanan

Norma kesopanan merupakan aturan-aturan yang menekankan pada perbuatan


seseorang untuk menjaga kesopan santunan, tata krama mereka, dan juga ada istiadat
setiap individu. Hal tersebut dikarenakan Indonesia merupakan negara dengan beragam
suku, budaya, dan adat istiadat yang berbeda-beda dan hidup berdampingan satu sama
lain.

Norma ini diberlakukan untuk menjaga dan menghargai satu sama lain dalam
kehidupan sehari-hari. Tujuan diberlakukannya norma kesopanan adalah penerimaan
diri dari masyarakat, mampu menghargai orang lain khususnya orang yang lebih tua,
memahami hakikat dan tata etika dalam bergaul, dan mampu bersosialisasi dengan baik
tanpa melanggar hal-hal yang tidak baik.

Seperti pada contohnya adalah, menghormati orang yang lebih tua dengan
memanggil panggilan kakak kepada orang yang lebih tua, tidak membuang ludah
sembarangan di tempat umum, siswa yang bersikap sopan sebagai bentuk hormat
terhadap pengajar, dan masih banyak lagi.

Sanksi jika melanggar norma kesopanan adalah dicela sesamanya karena


sumber norma ini adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri.

4. Norma Hukum

Norma hukum merupakan aturan-aturan yang dibuat oleh badan yang


bertanggung jawab seperti pemerintah yang dikemas dalam bentuk Undang-Undang.
Norma ini memiliki sifat yang memaksa guna menjaga dan melindungi kepentingan
masyarakat.

Norma ini diberlakukan untuk memastikan adanya keadilan yang diterima


setiap orang dan menciptakan kehidupan masyarakat yang tertib, aman, rukun, serta
damai. Karena sifat norma ini tertulis dan memaksa, maka jika aturan yang ada
dilanggar maka akan mendapatkan hukuman atau sanksi yang tegas yang sesuai dengan
peraturan yang ada seperti membayar denda atau dipenjara.

Seperti pada contohnya di Indonesia sendiri aturan hukum yang ada diatur
berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, sehingga jika melakukan pelanggaran seperti
mencuri atau tidak membayar pajak sesuai ketentuan akan mendapatkan sanksi sesuai
dengan Undang-Undang yang ada.

Anda mungkin juga menyukai