Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH ETIKA PROFESI

PRINSIP ETIKA DAN NORMA

SEMESTER V

DISUSUN OLEH :

 NI KADEK CYINTIA INDRA WARDANI (P07131217045)

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI D IV GIZI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Dalam makalah ini penulis merangkum tentang
Etika profesi sebagai ahli gizi. Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini penulis memiliki banyak keterbatasan ,sehingga jika pembaca menemukan kekurangan
atau kekeliruan dengan hati terbuka penulis menerima salam dan kritik yang membangun.

Akhirnya ,penulis ucapkan selamat membaca,semoga kita dapat memanfaatkan


makalah ini bersama-sama,dengan dasar yang baik untuk mengimplementasikannya dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya persaingan pada berbagai aspek,
diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi agar mampu bersaing dengan
negara lain. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh
terhadap kualitas SDM di suatu negara. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan gizi yang
bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya perbaikan gizi dalam
keluarga maupun pelayanan gizi pada individu yang karena suatu hal mereka harus tinggal di
suatu institusi kesehatan, diantaranya rumah sakit (Depkes RI, 2005).

Gizi sebagai modal dasar dan investasi, berperan penting memutus ‘lingkaran setan ‘
kemiskinan dan kurang gizi, sebagai upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM).
Beberapa da,apk buruk kurang gizi : Rendahnya produktivitas kerja, kehilangan kesempatan
sekolah, dan kehilangan sumberdaya karena biaya kesehatan yang tinggi. Upaya peningkaan
SDM diatur dalam UUD 1945 pasal 28 H ayat (1), yang menyatakan bahwa setiap individu
berhak hidup sejahtera, dan pelayanan kesehatan adalah salah satu hak asasi manusia
(Bappenas, 2011).

Untuk lebih mendalami mengenai dunia kerja, perlu lebih mendalami topik-topik yang
berkaitan dengan peningkatan kualitas diri pribadi sebagai seorang pekerja maupun sebagai
sebagai seorang profesional. Terutama lebih ditekankan untuk menghayati prinsip-prinsip
ethos kerja, menggunakan atau mengelola waku dengan baik dan efisien, melaksanakan
kewajiban-kewajiban pokok sebagai karyawan maupun majikan, menghayati budaya
organisasi atau perusahaan, meningkatkan mutu pelayanan di tempat kerja, dan meningkatkan
profesionalitas kerja sebagai jawaban atas berbagai perubahan yang ada di masyarakat, yang
telah membawa dampak pada tingginya tuntutan dalam dunia kerja atau profesi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN

a) ETIKA

Etika Berasal dari bahasa Yunani Ethos, Yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah
dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik. Etika berkaitan dengan konsep yang
dimiliki oleh individu atau masyarakat untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah
dikerjakannya itu salah atau benar,

Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai "the discipline which can act as the
performance index or reference for our control system". Etika adalah refleksi dari apa yang
disebut dengan self control", karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk
kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.
Drs.O.P SIMORANGKIR menjelaskan etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. Dan Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika
filsafat, etika adalah Teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik
dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. Satu lagi pengertian Etika menurut Drs.H.
Burhanudin Salam adalah Cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang
menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.

Dalam pergaulan hidup bermasyrakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional
diperlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem
pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan
santun, tata karma, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk
menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram,
terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah
dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak
asasi umumnya.

 Etika dibedakan menjadi :


a. Etika umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak
secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-
prinsip moral dasar yang menjdai pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak
ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan
dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
b. Etika khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus.
c. Etika individual Etika individual menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap
diri sendiri
d. Etika social mengenai kewajiban sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota
masyarakat. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara
perseorangan dan langsung atau bersama-sama dalam bentuk kelembagaan, sikap kritis
terhadap dunia dan ideologi, dan tanggung jawab manusia terhadap lainnya.

b) NORMA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dimaksud dengan norma antara
lain:

1. Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok di masyarakat, dipakai sebagai
panduan, tatanan, dan kendalian tingkah laku, yang sesuai dan diterima.

2. Aturan, ukuran, atau kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur untuk menilai atau
memperbandingkan sesuatu.

Kali ini kita membahas mengenai macam-macam norma beserta contohnya. Sebelum lebih
jauh membahas mengenai macam-macam norma, akan lebih baik jika kita mengetahui
pengertian norma. Apa yang dimaksud dengan Norma? Norma artinya pedoman atau patokan
bagi setiap orang dalam bersikap tindak baik terhadap orang lain ataupun dirinya sendiri.
Dalam bahasa Belanda istilah norma desebut juga “maatregel”, maat artinya sama dengan
kaidah yang berasal dari “aqidah”.Ketentuan tersebut mengikat bagi setiap manusia yang hidup
dalam lingkungan berlakunya norma tersebut, dalam arti setiap orang yang hidup dalam
lingkungan berlakunya norma tersebut harus menaatinya.
Beberapa pengertian tentang norma menurut para ahli :
1. John J. Macionis: norma adalah aturan-aturan dan harapan-harapan masyarakat untuk
memandu perilaku anggota-anggotanya.

2. Robert Mz. Lawang: norma adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan baik dan
pantas sehingga sejumlah anggapan yang baik dan perlu dihargai sebagaimana mestinya.
3. Hans Kelsen: norma adalah perintah yang tidak personal dan anonim.

4. Soerjono Soekanto: norma adalah suatu perangkat agar hubungan antar masyarakat
terjalin dengan baik.

5. Isworo Hadi Wiyono: norma menurut norma adalah peraturan atau petunjuk hidup yang
memberi ancar-ancar perbuatan mana yang boleh dijalankan dan perbuatan mana yang harus
dihindari.

6. Antony Gidden: norma adalah prinsip atau aturan konkret yang seharusnya
diperhatikan oleh masyarakat.

Norma adalah aturan yang berlaku di kehidupan bermasyarakat. Aturan yang bertujuan untuk
mencapai kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan sentosa. Namun masih ada segelintir
orang yang masih melanggar norma-norma dalam masyarakat, itu dikarenakan beberapa faktor,
diantaranya adalah faktor pendidikan, ekonomi dan lain-lain.
Norma terdiri dari beberapa macam/jenis, antara lain yaitu :

a. Norma Agama
Norma agama adalah peraturan hidup yang harus diterima oleh manusia sebagai bentuk
perintah, larangan dan ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa yang bersifat
dogmatis. Dogmatis adalah ajaran yang harus dilaksanakan dan tak boleh dikurangi
atau ditambah. Bagi setiap pemeluk agama, mengakui dan meyakini jika peraturan yang
paling benar ialah peraturan yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Pemeluk agama berpendapat jika norma agama merupakan satu-satunya norma yang
mengatur mengenai peribadatan dalam rangka melaksanakan hubungan manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi, para pemeluk agama juga menganut
peraturan-peraturan hidup yang bersifat kemasyarakatan, yang biasa disebut dengan
peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara manusia dan memberikan
perlindungan kepada diri serta harta bendanya.
Sanksi norma agama ialah hukum yang berupa siksaan dari Tuhan Yang Maha Esa
nantinya di akhirat. Jadi, sanksi norma agama tidak langsung diberikan, namun
diperoleh setelah meninggal dunia. Bagi manusia yang tak melanggar norma agama ini,
akan memperoleh pahala, dan mendapatkan dosa apabila sewaktu hidupnya di mana
manusia tak menjalankan semua perintah Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh Norma Agama :
Dilarang untuk mencuri, berzina, berbuat riba, membunuh, berbuat kasar, berbuat jahat

b. Norma Kesusilaan
Pada hakikatnya, tanpa disadari norma ini bersemayam dalam diri manusia tepatnya
dihati sanubari. Norma kesusilaan hadir dalam bentuk kesadaran hati nurani yang selalu
muncul mengiringi perjalanan hidup setiap manusia. Bahkan, norma kesusilaan inilah
yang membuat kita pantas disebut manusia dan membedakan kita dengan makhluk
ciptaan Tuhan lainnya. Norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang dianggap
sebagai suara hati sanubari
manusia, tentang baik buruknya suatu perbuatan. Norma ini merupakan sumber moral
dan hati nurani manusia. Pelanggaran norma ini adalah pelanggaran terhadap
perasaannya yang berakibat terhadap bentuk penyesalan, rasa malu dan menjadikan
merasa bersalah. Norma kesusilaan merupakan bentuk peraturan-peraturan kepada
manusia sehingga manusia di dalam hidupnya menjadi manusia yang lebih sempurna.
Norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati sanubari
manusia, tentang baik buruknya suatu perbuatan. Norma ini merupakan sumber moral
dan hati nurani manusia. Pelanggaran norma ini adalah pelanggaran terhadap
perasaannya yang berakibat terhadap bentuk penyesalan, rasa malu dan menjadikan
merasa bersalah. Norma kesusilaan merupakan bentuk peraturan- peraturan kepada
manusia sehingga manusia di dalam hidupnya menjadi manusia yang lebih sempurna.
Sanksi norma kesusilaan ini biasanya bersifat tidak tegas. Akibat dari sanksi yang
didapatkan ialah rasa malu terhadap diri sendiri, perasaan gelisah, menyesal, tidak
tenteram, cibiran/cemoohan dari masyarakat dan rasa bersalah setelah bertindak
melanggar.
c. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan segolongan
manusia di dalam masyarakat dan dianggap sebagai tuntutan pergaulan sehari-hari
dalam masyarakat tersebut. Norma ini timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri
untuk mengatur pergaulan, sehingga masing-masing setiap anggota masyarakat bisa
saling menghormati satu sama lain. Norma kesopanan merupakan bentuk pedoman
dalam mengatur tingkah laku manusia terhadap manusia yang ada di sekitarnya. Di
dalam masyarakat tertentu, kesopanan ditetapkan sebagai peraturan yang mengatur apa
yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh untuk dilakukan oleh seseorang anggota
masyarakat. Norma kesopanan ini bersifat relatif, yang berarti apa yang dianggap
sebagai norma keseopanan, berbeda-beda di berbagai tempat, lingkungan bahkan
waktu. Sumber norma kesopanan ini berasal dari keyakinan masyarakat yang saling
bersangkutan. Norma sopan santun sangat penting untuk diterapkan, terutama dalam
bermasyarakat, karena norma ini sangat erat kaitannya terhadap masyarakat.
Sanksi yang didapatkan oleh pelanggar ialah bisa dicela oleh sesamanya, sanksi ini
bersifat tidak tegas, akan tetapi bisa diberikan dari dalam masyarakat itu sendiri yang
bisa berupa cemoohan, bahkan dikucilkan dalam pergaulan masyarakat.

d. Norma Kebiasaan (Habit)


e. Norma Hukum
Hukum pada umumnya diartikan sebagai keseluruhan kumpulan peraturan-peraturan
atau kaidah-kaidah dalam suatu masyarakat sebagai susunan sosial, keseluruhan
peraturan tingkah laku yang berlaku dalam suatu kehidupan yang dapat dipaksakan
pelaksanaannya dengan memberikan sanksi bila dilanggar.
Norma hukum adalah peraturan-peraturan yang dibuat oleh badan atau lembaga yang
berwenang untuk mengatur kehidupan manusia dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaannya bersifat memaksa oleh
alat-alat negara. Dalam masyarakat tertentu, ada hukum yang berlaku sesuai lisan yang
disebut dengan hukum adat.

B. PRINSIP PRINSIP ETIKA DAN NORMA DALAM PELAYANAN GIZI

a. AHLI GIZI SEBAGAI TENAGA PROFESIONAL

Profesi gizi dan profesi kesehatan lain, dalam sejarahnya merupakan cabang dari profesi
kedokteran. Profesi gizi dituntut untuk mampu menunjukkan profesionalisme yang lebih tinggi
bila ingin ditempatkan sejajar dengan profesi lain. Sebagai tenaga profesi yang

melakukan kegiatan/praktik kegizian tentunya mempunyai pedoman yang bertujuan untuk


mencegah terjadinya tumpang tindih kewenangan antar profesi kesehatan.
Profesi gizi adalah suatu pekerjaan di bidang gizi yang dilaksanakan berdasarkan suatu
keilmuan(body of knowledge), memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang
berjenjang, memiliki kode etik dan bersifat melayani masyarakat. Sebagai profesi, ahli gizi
dituntut memiliki pengetahuan sikap dan ketrampilan yang dibutuhkan dalam melaksanakan:
asuhan gizi klinik, penyelenggaraan makanan institusi, pelayanan gizi masyarakat, penyuluhan
gizi serta menyediakan pelatih sebagai konsultan gizi.
b. CIRI-CIRI AHLI GIZI PROFESIONAL

Sebagai ahli gizi profesional, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


1. Mengembangkan pelayanan yang unik kepada masyarakat.
2. Anggota-anggotanya dipersiapkan melalui suatu program pendidikan.
3. Memiliki serangkaian pengetahuan ilmiah.
4. Anggota-anggotanya menjalankan tugas profesinya sesuai kode etik yang berlaku.
5. Anggota-anggotanya bebas mengambil keputusan dalam menjalankan profesinya.
6. Anggota-anggotanya wajar menerima imbalan jasa atas pelayanan yang diberikan.
7. Memiliki suatu organisasi profesi yang senantiasa meningkatkan kualitas
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat oleh anggotanya.
8. Pekerjaan/sumber utama seumur hidup.
9. Berorientasi pada pelayanan dan kebutuhan obyektif.
10. Otonomi dalam melakukan tindakan.
11. Melakukan ikatan profesi, lisensi jalur karier.
12. Mempunyai kekuatan dan status dalam pengetahuan spesifik.
13. Alturism (memiliki sifat kemanusiaan dan loyalitas yang tinggi).

Konsekuensi sebagai tenaga profesional, diperlukan beberapa persyaratan dalam melakukan


pekerjaan yang profesional. Seorang ahli gizi dituntut agar menunjukkan pekerjaannya dengan
persyaratan tertentu. Persyaratan sebagai tenaga profesional adalah sebagai berikut.

1. Memelihara dan meningkatkan status gizi klien baik dalam lingkup institusi pelayanan
gizi atau di masyarakat umum.
2. Menjaga kerahasiaan klien atau masyarakat yang dilayaninya baik pada saat klien
masih atau sudah tidak dalam pelayanannya, bahkan juga setelah klien meninggal
dunia kecuali bila diperlukan untuk keperluan kesaksian hukum.
3. Menjalankan profesinya senantiasa menghormati dan menghargai kebutuhan unik
setiap klien yang dilayani dan peka terhadap perbedaan budaya, dan tidak melakukan
diskriminasi dalam hal suku, agama, ras, status sosial, jenis kelamin, usia dan tidak
menunjukkan pelecehan seksual.
4. Memberikan pelayanan gizi prima, cepat, dan akurat.
5. Memberikan informasi kepada klien dengan tepat dan jelas, sehingga memungkinkan
klien mengerti dan mau memutuskan sendiri berdasarkan informasi tersebut.
6. Apabila mengalami keraguan dalam memberikan pelayanan berkewajiban senantiasa
berkonsultasi dan merujuk kepada ahli gizi lain yang mempunyai keahlian.
C. PRINSIP PRINSIP ETIKA DAN NORMA DALAM BERPENAMPILAN
1. Prinsip-prinsip Etika dalam Penampilan Diri
a. Sikap atau pembawaan :

 Sikap yang baik akan menimbulkan kesan yang baik pula.Dalam hal ini, penampilan
fisik seseorang memegang peranan penting:Cara berjalan, cara berbicara, cara makan,
cara duduk, cara berdiri.
b. Ekspresi wajah dan bahasa tubuh :

 Hal yang terkait dengan bahasa tubuh seperti cara memandang, yaitu pandangan mata
saat melihat atau berbicara dengan lawan bicara.
 Sikap tubuh, meliputi sikap kepala (tegak), sikap wajah (alis mata, bibir).
 Senyuman

Cara mudah supaya orang tertarik dan suka melihat kita ialah tidak lain dan tidak bukan
“SENYUMLAH”. Senyum memberikan daya tarik yg cukup hebat. Senyum mampu menawan
setiap hati yang memandang. Biasanya apabila kita senyum pada orang, orang akan tersenyum
kembali kepada kita. Seseorang akan merasa dihargai apabila kita tersenyum kepadanya,
sekaligus akan memberikan tanggapan baik kepada kita.
William shakespearce mengatakan: Apa yang anda mau akan lebih mudah dengan senyuman
daripada menentang dengan pedang. Pujangga menyebut : Senyuman itu kelopak. Tertawa itu
bunga yang sempurna kembangnya. Jadi senyumlah selalu..Ukirlah Senyuman yang paling
manis.

2. Penampilan diri yang perlu di perhatikan.

 Penampilan tubuh
a. Bau Badan
Cara yang dapat dilakukan untuk menghindari bau badan:
· menghindari makanan yang bebau tajam.
· makan teratur dengan memperbanyak sayuran dan buah-buahan.
b. Bau Mulut
Cara yang dapat dilakukan untuk menghindari bau mulut :
· Menjaga kebersihan gigi.
· Menghindari penyakit lambung.
· Menjauhi makanan yang berbau merangsang.
c. Kebersihan Kuku
· Usahakan agar panjang kuku sama dan ujungnya tidak kuning bahkan hitam, usahakan
rutin memotong kuku bila telah tubuh sedikit panjang.
d. Tata rambut

· Gaya atau tata rambut disesuaikan dengan bentuk muka, potongan rambut yang pendek
biasanya lebih terlihat rapi daripada gondrong atau gimbal.
e. Kesehatan

Kesehatan merupakan hal penting agar memberikan penampilan yang segar dan prima.
Kesehatan harus dijaga dengan cara :
a. Makan dan tidur dengan teratur
b. Jangan terlalu tegang dan lelah
c. Olahraga yang teratur disesuaikan dengan kondisi tubuh
d. Pandangan hidup yang optimistis
 Penampilan luar tubuh
· Tata rias

Riasan disesuaikan dengan bentuk wajah serta tidak berlebihan serta disesuaikan dengan
suasana dan tempat kita berada.
· Tata busana

Busana sendiri menyesuaikan dengan kepribadian dan kenyamaan masing-masing


pengggunanya serta kesesuan busana dengan acara atau suasana lingkungan yang ada.

Sebagai orang timur yang memiliki budaya lebih sopan santun terutama bagi kaum perempuan
lebih cenderung berpakaian yang tertutup serta tidak memperlihatkan lekung tubuhnya.

Dalam etika penampilan seseorang dapat memberikan kesan yang baik atau sebaliknya.
Penampilan yang menarik dan memikat merupakan modal untuk dapat meraih sukses dalam
kehidupan. Penampilan yang menarik dan memikat dapat diperoleh dangan cara :
· Memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri
· Memahami bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan
· Menjauhkan diri dari rasa minder dan rendah diri
· Bersikap wajar, tidak “over atau under confidence

Dan dalam etika berpenampilan pun kita harus mengenal karakteristik tubuh kita, berikut ini
saya mencontohkan beberapa hal dalam etika berpakain :
Bagi yang bertubuh kurus :
· Hindari pakaian yang ketat
· Diutamakan bahan yang halus dan melayang
· Warna terang lebih dianjurkan
· Gunakan motif garis horizontal
· Bagi yang bertubuh besar:
· Hindari busana motif horizontal
· Hindari ornamen busana dan asesori berlebihan
· Warna kulit terang akan lebih menarik mempergunakan busana yang berwarna gelap

Bagi wanita, perpaduan motif dan warna busana baik kebaya/ blus, kain panjang / rok dan
selendang / pasmina disesuaikan. Busana bermotif dipadu dengan setelan senada.
Bagi pria, warna kemeja diusahakan serasi dengan warna jas dan dasi. Kemeja motif kotak-
kotak tidak disarankan dipadu dengan jas pada acara resmi. Pemakaian dasi disesuaikan dengan
warna kemeja daripada warna jasnya.

Pada setelan jas maupun kemeja berdasi disarankan tidak menyelipkan pin atau benda lain yang
membuat saku menggelembung (kacamata, handphone dll).

Pada pemakaian dasi pangkalnya harus berakhir pada gesper ikat pinggang yang dipakai. Dasi
kupu-kupu hanya untuk pakaian dan acara tertentu.

Untuk acara resmi pakai sepatu warna hitam dan kaos kaki disesuaikan dengan warna jas atau
warna hitam. Hindari sepatu dengan sol karet atau warna lain
Kepribadian yang baik merupakan pribadi yang :

· Disukai banyak orang, dihargai dan dinilai sebagai orang yang menyenangkan dalam
pergaulan.
· Dianggap sebagai orang yang patut mendapatkan kepercayaan dan penghargaan.

· Biasanya adalah orang yang suka melakukan kebaikan dan menjauhi kejahatan, suka
menolong dan memberi perhatian terhadap kepentingan orang lain.

· Yang sanggup mengasihi orang lain, walaupun orang itu telah menyakiti hatinya, dan
mau mengampuni kesalahan orang lain.
· Tidak pernah lari dari tanggung jawab dan konsekuen dalam bertindak.

3. Kepribadian

Penampilan diri tidak bisa lepas dari kepribadian, kepribadian adalah suatu pencerminan sikap,
karakter, watak diri pribadi seseorang yang dapat dilihat dari tingkah lakunya dalam
berhubungan dengan orang lain.
Ada 2 tipe kepribadian, yaitu :
· kepribadian yang tertutup (Introvert)
· kepribadian yang terbuka (Ekstrovert)

Etika juga dapat dipergunakan sebagai tolok ukur kepribadian seseorang. Etika dapat dibentuk
melalui berbagai cara, antara lain dengan pergaulan, pendidikan, lingkungan dan kebiasaan.

Yang harus diperhatikan dalam etika dalam penampilan disesuaikan dengan usia,
berpenampilan yang tidak sesuai usia baik berpenampilan terlalu dewasa atau kekanak-
kanakan tidak baik disisi sosial. Dengan etika yang baik dapat dipastikan bahwa seseorang
akan dapat diterima dengan baik.
Mengapa Etika penampilan diri harus diperhatikan ? itu karena.
· Manusia dituntut untuk saling berhubungan, mengenal, dan menilai orang lain.
· Agar penampilan kita diterima dan disenangi oleh siapa saja yang bergaul dengan kita.
· Tata krama dan tingkah laku sehari-hari merupakan cermin pribadi kita sendiri
Hal mendasar dalam etika penampilan diri adalah :
· Sikap sopan santun dan ramah.
· Menjaga penampilan.
· Pandai menempatkan diri.
· Dapat membedakan bagaimana berpenampilan dalam berbagai acara.
DAFTAR PUSTAKA
http://arenganucifera.blogspot.com/2016/04/etika-profesi-gizi.html

Edith herianandita, Tjaronosari. Agustus 2018. Bahan Ajar Gizi Etika Profesi.

Anda mungkin juga menyukai