Anda di halaman 1dari 14

A.

Pengertian Dasar Etika

Istilah etika sering kita dengar dalam kehidupan sehari- hari, baik dalam dunia kerja

maupun profesi, dan di masyarakat umum. Etika adalah aturan bertindak atau berperilaku

dalam suatu masyarakat tertentu atau komunitas. Aturan bertindak ini ditentukan oleh

setiap kelompok masyarakat, dan biasanya bersifat turun-temurun dari generasi ke

generasi, serta tidak tertulis. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan

sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi perilaku (Irwan, 2017).

Kata etika diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik buruknya kehidupan manusia,

terutama tingkah laku manusia yang didorong oleh pikiran yang jernih berdasarkan

kehendak yang mempertimbangkan emosi. Etika dikenal sebagai bidang filsafat.

Sederhananya, etika adalah bidang pemeriksaan sikap baik atau buruk perilaku manusia.

Menurut Martin dalam Riyanti, etika didefinisikan sebagai "suatu disiplin yang

dapat berfungsi sebagai dasar untuk indikator kinerja sistem kendali kita." Oleh karena

itu, etika memberikan batasan dan standar tertentu yang mengatur interaksi manusia

dalam kelompok sosial. Khususnya dalam arti seni pergaulan manusia, etika ini secara

sistematis dan sadar diciptakan atas dasar prinsip- prinsip moral yang ada dan dapat

berfungsi sebagai alat untuk menilai segala macam (aturan tertulis) yang berbentuk

kode). Akal sehat dianggap menyimpang dari kode etik jika diperlukan tindakan yang

rasional secara logis. Etika adalah bidang ilmu yang berhubungan dengan ide benar dan

salah. Simorangkir menggunakan upaya dan rasio yang sistematis untuk memaknai

pengalaman moral setiap individu dan menganggap etika sebagai hasil penetapan aturan

untuk mengendalikan perilaku manusia beserta nilai-nilai penting yang menjadi pedoman
hidup. Etika berarti kelompok dasar atau moralitas. Etika berarti mengetahui apa yang

baik dan apa yang buruk masyarakat (Riyanti, 2018).

B. Faktor-Faktor yang Melandasi Etika

Secara generik etika dilandasi oleh beberapa faktor yaitu:

a. Nilai

Menurut filsuf Jerman Hang Jonas "nilai" yaitu the address of a yess, yaitu

sesuatu yang ditunjukkan menggunakan "ya". Nilai mempunyai konotasi yang

positif, nilai mempunyai 3 karakteristik yaitu:

a) Nilai berkaitan menggunakan subjek.

b) Tampil pada sebuah nilai yang mudah pada mana subjek ingin

menciptakan sesuatu.

c) Nilai menyangkut menggunakan sifat tambah oleh subjek dalam sifat yang

dimiliki oleh objek.

b. Norma

Norma yaitu anggaran atau kaidah yg dipakai menjadi tolok ukur buat menilai

sesuatu. Norma bisa dikategorikan menjadi:

a) Norma moral

Berkaitan menggunakan tingkah laku insan yang bisa diukur berdasarkan

sudut pandang baik juga buruk, sopan atau nir sopan, susila atau nir susila.

b) Norma hukum

Yaitu peraturan perundang-undangan yang berlaku pada lokal & ketika

tertentu. Pancasila berkedudukan menjadi asal berdasarkan segala asal

hukum. Maka berdasarkan itu Pancasila dalam hakikatnya bukan menjadi


panduan yang bersifat normative, tetapi merupakan sistem nilai-nilai etika

yang dipakai menjadi asal norma.

c. Etika sosial/profesi

Yaitu kode etik bidan yang perlu dipahami oleh seorang bidan. Kode etik bidan

mewujudkan interaksi antara klien dengan bidan, tanggung jawab profesi, praktik

kebidanan dan peningkatan pengetahuan, serta keterampilan bidan. Bidan adalah

profesi yang berafiliasi erat dengan masyarakat (Burhan, 2019).

d. Sosial budaya

Dibangun oleh struktur sosial dan dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan.

e. Religius Agama erat kaitannya dengan moralitas. Agama adalah motivasi terkuat

untuk perilaku moral atau etis. Agama adalah salah satu sumber nilai dan norma

etika yang paling penting, dan semua agama mengandung ajaran moral yang

membimbing anggotanya.

f. Politik atau pembuat kebijakan Setiap pemangku kepentingan dan bagaimana

kebijakan itu dibuat sangat berpengaruh atau mewarnai etika dan kode etik.

C. Tipe-Tipe Etika
Berikut ini merupakan tipe-tipe etika:

a. Bioetika Bioetika adalah studi filosofis yang menyelidiki perselisihan etika yang

berkaitan dengan biologi dan masalah medis. Bioetika juga berkaitan dengan isu-

isu etika yang timbul dari hubungan antara ilmu kehidu bioteknologi medis,

politik, hukum dan teologi. Bioetika berfokus pada dilema yang terkait dengan

penerapan teori dan prinsip etika untuk perawatan kesehatan, kesehatan modern,

dan masalah perawatan kesehatan.


b. Etika klinis Etika klinis adalah bagian dari bioetika dan lebih memperhatikan

masalah etika ketika melayani klien. Contoh: Apakah ada persetujuan atau

penolakan, dan seberapa baik Anda dapat menanggapi permintaan untuk tindakan

yang kurang berguna (tidak berarti).

c. Etika midwifery Bagian dari bioetika, studi formal tentang masalah etika,

sebenarnya dikembangkan dan dianalisis untuk membuat keputusan etis.

D. Teori Etika

I. Macam-Macam Teori Etika


Beberapa teori etika yang perlu diketahui yaitu sebagai berikut:

a. Hedonisme

Hendonisme berasal dari bahasa Yunani "Hedone" yang mempunyai arti

baik apa yang memuaskan keinginan, apa yang meningkatkan kuantitas

kesenangan atau dalam diri. Dari arti kata tersebut mempunyai makna

manusia menurut kodratnya mencari kesenangan dan berusaha

menghindari ketidaksenangan. Contoh: suatu perbuatan disebut baik jika

menimbulkan kesenangan, perilaku jahat dan kasar yang diterima oleh

seseorang merupakan hal yang tidak baik karena menyakitkan.

b. Eudemonisme

Menurut Aristoteles, seseorang mencapai tujuan terakhir dengan

menjalankan fungsinya dengan baik. Semua orang akan menyetujui bahwa

tujuan tertinggi dalam terminologi modern yaitu: makna terakhir

hidupmanusia adalah jika perilaku yang dilakukan dapat mencapai tujuan

akhir melalui penerapan fungsi dengan maksimal sehingga mampu

memperoleh kebahagiaan (eudaimonia)


c. Utilitarian

Kebenaran atau kesalahan dari tindakan tergantung dari konsekuensi atau

akibat dari tindakannya. Contoh: mempertahankan kehamilan yang

berisiko tinggi dapat menyebabkan hal yang tidak menyenangkan, tetapi

pada dasarnya hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu

dan bayi.

d. Deontologi Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip.

Prinsip-prinsip tersebut dilandasi dengan moral sebagai pedoman, maka

hal ini berkaitan dengan pelayanan yang diberikan berdasarkan tugas

profesinya. Contoh: bidan memberikan informasi hasil pemeriksaan secara

transparan dan jujur, autonomi, informed consent, alokasi sumber-sumber,

dan euthanasia masyarakat (Patimah, S., dkk., 2016).

e. Vitalisme

Teori ini menggunakan ukuran yang baik adalah yang memiliki kekuasaan

dan kekuatan dalam kehidupan. Manifestasi teori ini dalam kehidupan

dapat dilihat dalam aliran dikator, kolonialisme dan feodalisme.

f. Sosialisme

Menurut teori sosialisme yang dikatakan baik adalah perilaku sesuai

dengan adat istiadat atau kebiasaan yang berlaku pada suatu golongan

tertentu. Teori ini yang masih banyak ditemui dan dipegang tegus oleh

masyarakat di Indonesia.
g. Humanisme Teori ini menyatakan bahwa yang baik adalah yang

mengikuti intuisi manusia, tidak melanggar hak asasi dan berjalan sesuai

dengan kodratnya.

h. Religiosisme

Pandangan terhadap perilaku baik pada teori ini berhubungan dengan

kepercayaan berdasarkan perintah dan larangan dari firman Tuhan.

Keyakinan ini dikenal dengan keyakinan teologis yang pada dasarnya

mengajarkan kebaikan bagi manusia, mengatur kehidupan yang

didasarkan pada firman Tuhan dalam kitab suci masing-masing

kepercayaan (Triyanti, D., dkk., 2022).

E. Hak dan Kewajiban Bidan

Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan

pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas. Hak mengandung suatu

individualisme yang merugikan solidaritas dalam masyarakat. Tidak bisa disangkal

bahwa hak-hak manusia mempunyai ciri individual. Berikut merupakan hak bidan yaitu:

a. Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan

profesinya.

b. Bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingkat/jenjang pelayanan

kesehatan.

c. Menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang bertentangan dengan peraturan

perundangan dan kode etik profesi.

d. Bidan berhak atas privasi dan menuntut apabila nama baiknya dicemarkan baik

oleh pasien, keluarga maupun profesi lain.


e. Mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan

maupun pelatihan.

f. Mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan jenjang karier danabatan yang

sesuai.

g. Mendapatkan kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.

Sedangkan kewajiban merupakan tugas yang harus dijalankan oleh setiap manusia

untuk mempertahankan dan membuka haknya. Keadilan adalah pelaksanaan dari

keseimbangan antara hak dan kewajibannya. Adapun kewajiban bidan adalah sebagai

berikut:

a. Mematuhi peraturan tempat kerja sesuai dengan hubungan hukum antara

bidan dan tempat kerja.

b. Memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi

dengan menghormati hak pasien.

c. Merujuk pasien dengan penyulit ke pelayanan kesehatan lain sesuai dengan

kebutuhan pasien.

d. Memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami atau keluarga.

e. Memberi kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai

dengan keyakinannya.

f. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien atau

menjaga privasi pasien.

g. Memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan

serta risiko yang mungkin terjadi.


h. Meminta persetujuan tertulis atau informed consent atas tindakan yang akan

dilakukan.

i. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.

j. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menambah

ilmu pengetahuannya melalui pendidikan formal dan non formal.

k. Bekerjasama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secara timbal balik

dalam memberikan asuhan kebidanan (Patimah, S., dkk., 2016).

F. Etika Profesi Bidan

Profesi adalah segala sesuatu hal yang berkaitan denganbidang yang sangat

dipengaruhi oleh pendidikan dankeahlian. Dengan demikian, profesi adalah pekerjaan

yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup yang

mengandalkan keahlian. Artinya yaitu seseorang yang menekuni suatu profesi dengan

keahlian tertentu disebut profesional, sedangkan profesional sendiri mempunyai makna

yang mengacu pada sebutan orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang

penampilan hidup seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan profesinya

dengan mengandalkan, mempraktikkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam

suatu kegiatan tertentu sesuai dengan keahliannya (Purba, S., dkk.,2020) Berikut

merupakan pengertian profesi menurut beberapa ahli yaitu:

a. Abraham Flexman

Profesi adalah aktivitas yang bersifat intelektual berdasarkan ilmu pengetahuan,

digunakan untuk tujuan praktik pelayanan, dapat dipelajari terorganisir secara

internal dan artistik mendahulukan kepentingan orang lain.


b. Chin Yakobus

Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan khusus yang

telah disepakati dalam beberapa bidang ilmu, melaksanakan cara-cara dan

peraturan anggota profesi tertentu.

c. Suessman

Profesi berorientasi pada pelayanan memiliki ilmu pengetahuan teoritik otonomi

dan kelompok pelaksana.

II. Berikut merupakan ciri-ciri sebuah profesi yaitu:

i. Pekerjaan seumur hidup.

ii. Mempunyai motivasi kuat karena panggilan.

iii. Memiliki kelompok ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus.

iv. Mengambil keputusan berdasarkan aplikasi prinsip- prinsip dan teori.

v. Berorientasi pada pelayanan.

vi. Pelayanan berdasarkan kebutuhan objektif dan saling percaya antara

profesi dan klien.

vii. Mempunyai wadah bentuk organisasi.

viii. Memiliki standar etik dan standar profesi yang ditetapkan.

III. Berikut merupakan karakteristik dari sebuah profesi yaitu:

i. Memiliki pengetahuan yang melandasi keterampilan pelayanan.

ii. Mampu memberikan pelayanan yang unik kepada orang lain.

Contoh: Bidan mempunyai keunikan yang tergambar dalam perannya

meningkatkan kesehatan bagi dirinya dan keluarganya dengan


menghargai martabat manusia dan memperlakukan wanita sebagai wanita

seutuhnya.

iii. Mempunyai pendidikan yang sesuai standar.

iv. Pengendalian terhadap standar praktik.

IV. Bidan merupakan sebuah profesi yang mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:

i. Mengembangkan pelayanan masyarakat. yang unik kepada

ii. Anggota dipersiapkan melalui suatu program pendidikan formal yang

ditujukan untuk maksud profesi yang bersangkutan agar dapat

melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya secara

profesional.

iii. Memiliki serangkaian ilmu pengetahuan ilmiah dalam melaksanakan

profesinya.

iv. Memiliki standar praktik.

v. Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan

profesi sesuai dengan kebutuhan pelayanan.

vi. Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana

pengembangan kompetensi (Nugraheni, 2020).

G. Etika Profesi

Etika profesi adalah etika yang khusus yang digunakan sebagai pedoman

etika/norma-norma pada profesi tertentu, misalnya etika profesi bidan. Kode etik profesi

ini harus diindahkan oleh setiap anggota profesi yang bersangkutan di masyarakat. Etika

profesi ini berisikan petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana suatu profesi harus

menjalankan profesinya, larangan-larangan, ketentuan- ketentuan yang boleh dan tidak


boleh dilaksanakan, tidak hanya dalam menjalankan tugas profesinya, melaikan juga

tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Fungsi etika ini adalah memberi

arah bagi perilaku manusia tentang apa yang baik atau buruk, apa yang benar atau salah,

hak dan kewajiban moral, dan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan (Yuwono,

2013).

Tujuan dalam merumuskan kode etik profesi adalah untuk kepentingan anggota

dan organisasinya yaitu sebagai berikut:

 Menjungjung tinggi martabat dan citra profesi.

 Menjaga dan memelihara kesejahteraan anggota profesi.

 Meningkatkan pengabdian anggota profesi.

 Meningkatkan mutu profesi.

Sedangkan prinsip kode etik profesi terdiri atas:

 Menghargai otonomi.

 Melakukan tindakan yang benar.

 Mencegah tindakan yang dapat merugikan.

 Memperlakukan manusia secara adil.

 Menjelaskan dengan benar.

 Menepati janji yang telah disepakati.

 Menjaga kerahasiaan.

Kode etik profesi bidan ditetapkan oleh organisasi profesi Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

Penetapan dilaksanakan dalam Kongres IBI. Kode etik profesi bidan mempunyai pengaruh
dalam kedisiplinan di kalangan profesi bidan. Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun

tahun 1986, dan petunjuk pelaksanaannya disahkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBI

tahun 1991. Kode etik bidan Indonesia terdiri atas 7 bab, yaitu:

1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat.

2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya.

3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya.

4. Kewajiban bidan terhadap profesinya.

5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri

6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air.

7. Penutup (Farelya, G., dan Nurrobikha, 2018).

Pengetahuan kode etik kebidanan merupakan landasan utama bagi bidan untuk

memberikan asuhan kebidanan, karena kode etik kebidanan adalah salah satu ciri profesi

bidan dalam menentukan, mempertahankan dan meningkatkan standar profesi serta

mencerminkan semua bidan dalam penilaian moral bagi klien atau masyarakat sekitar

termasuk juga tenaga medis lainnya (Nuryuniarti,dan Septiani, 2017).

H. Peranan Etika dalam Pelayanan Kebidanan

Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan hal yang penting, karena sering

terjadinya kurang pemahaman praktisi pelayanan kebidanan terhadap etika. Bidan

berperan sebagai pemberi layanan harus mampu menjamin pelayanan yang profesional

dan akuntabilitas serta sesuai dengan aspek legal kebidanan. Oleh karena itu, moralitas

bidan sangat penting untuk dipahami dan dijaga. Moralitas merupakan suatu gambaran

manusiawi yang menyeluruh dan hanya terdapat pada manusia (Nardina, E.A., dkk.,

2021).
Landasan bidan dalam memberikan pelayanan sesuai dengan fungsi dan

moralitasnya yaitu sebagai berikut:

 Menjamin terjaganya otonomi pihak terkait, khususnya bidan dan klien.

 Menjaga untuk melakukan tindakan yang baik dan mencegah agar tidak

dilakukan tindakan yang berpotensi merugikan atau membahayakan pihak

lain.

 Menjaga privasi dari setiap individu.

 Melakukan perbuatan secara adil dan bijaksana.

 Menuntun penilaian terhadap dapat diterima atau tidaknya suatu tindakan

berdasarkan kesesuaian dengan moral.

 Menuntun dan mengarahkan konsep berfikir dalam bertindak dan

menganalisis masalah.

 Membantu menggali informasi yang benar.

 . Membawa pergaulan yang baik dalam masyarakat maupun organisasi

profesi.

 . Mengatur sikap dan perilaku dalam profesi dan kehidupan di masyarakat

(Sudra, dkk., 2021).

 Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik

 Mengatur hal-hal yang bersifat praktik.

Judul buku : ETIKA PROFESI KEBIDANAN


Penulis:

Dina Dewi Anggraini, S.S.T.Keb., M.Kes.Sulistyani Prabu Aji, M.Kes.Rizqy Wahyuni Imran

S.ST., M.Kes. Hj. Dra. Eulisa Fajriana. M.Kes. Susanti, S. ST., M.Biomed. M. Nur Dewi

Kartikasari, S.ST., M.Kes. Lili Purnama Sari, S.ST., M.Kes.

Penerbit: PT GLOBAL EKSEKUTIF TEKNOLOGI

2022

Anda mungkin juga menyukai