Anda di halaman 1dari 14

MATERI ETIKA PROFESI BIDAN

(konsep dasar etika, etika profesi bidan, kode etik bidan)


Dosen Pengampu : Betty A. Sahertian, S.Pd.,M.Kes

Disusun Oleh :
Nama : Rahmawati Laisouw
NIM : P07124021036
Mata Kuliah : Etika Dalam Hukum Kesehatan

KEMENTERIAN KESEHTAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENTRIAN KESEHATAN MALUKU
PRODI D-III KEBIDANAN AMBON 2022/2023
I. KONSEP DASAR ETIKA
1. Pengertian etika
Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti nilai-nilai dan norma
tentang apa yang baik dan apa yang tidak baik. Berlaku untuk suatu kelompok
atau masyarakat moral tertentu. Etika adalah kesepakatan bersama apa yang
baik atau buruk bagi kelompok masyarakat tertentu.
2. Faktor-faktor yang melandasi etika
1) Nilai

Nilai merupakansesuatu yang memiliki konotasi positif. nilai,  menurut


hang Jonas ( filsufJerman) bias disebut juga “ The addres of a yes”
Nilai memiliki tiga ciri :

a. Berkaitan dengan subjek.


b. Tampil dalam suatu konsep yang praktis di mana subjek ingin
membuat  sesuatu.
c. Menyangkut sifat ditambah oleh  subjek pada sifat-sifat yang
dimiliki oleh objek.
2) Norma

Norma, sebagaimana dalam KBBI yaitu aturan atau kaidah yang


mengikat warga dalam suatu komunitas dan digunakan sebagai acuan,
tatanan panduan, dan pengendali perilaku yang dianggap sesuai dan
dapat diterima.

3) Sosial Budaya

Faktor social budaya muncul dan berkembang melalui konstruksi social


dalam suatu komunitas dan juga dipengaruhi oleh kondisi
perkembangan Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi).

4) Religius

Faktor religious menjadi salah satu landasan etika karena agama


memiliki muatan ajaran moral yang dijadikan pegangan oleh
penganutnya dan sekaligus menjadi motivasi kuat pembentuk moral
dan atau etik sehingga factor religious menjadi salah satu unsur yang
penting dalam landasan etika

5) Kebijakan / Policy

Pengaruh dan political will dari pemerintah / Stakeholder  juga turut


member arah dan mewarnai berkembangnya etika. (Tajmiati, Astuti,&
Suryani,2016).

3.Sistematika etika
 Etika umum
Etika umum membahas tentang hal yang berhubungan dengan kondisi
manusia untuk bertindak secara etis dalam mengambil suatu kebijakan
yang berdasarkan teori-teori dan prinsip moral.
Secara umum etika dilandasi oleh beberapa factor yaitu :
1) Nilai
Menurut filsuf Jerman Hang Jonas “nilai” yaitu the addres of a yes,
yaitu sesuatu yang ditunjukkan dengan “ya”. Nilai memiliki konotasi
yang positif.
2) Norma
Yaitu aturan atau kaidah yang digunakan sebagai tolak ukur untuk
menilai sesuatu.
3) Etika social/profesi
Yaitu kode etik bidan yang perlu dipahami oleh bidan
 Etika khusus
Merupakan aplikasi dari prinsip etika umum, etika ini dikhususkan untuk
profesi tertentu seperti kedokteran, etika perawat, etika rumah sakit,
etika kebidanan, etika perekam media dan informasi kesehatan.
4. Tipe etika
 Etika deskriptif
Melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, misalnya adat
kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-
tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan.
 Etika normative
Merupakan bagian terpenting dari etika, bersifat preskriptif
(memerintahkan), tidak melukiskan melainkan menentukan benar atau
tidaknya tingkah laku atau anggapan moral.
 Metaetika
Kata “meta” berasal dari bahasa yunani yang berarti melebihi atau
melampaui. Metaetika mempelajari logika khusus dari ucapan-ucapan
etis. (Bertens, 2004 : 15-19)

5. Teori etika
a. Hedonisme

Kata hedonism diambil dari bahasa Yunani, yaitu "hedone "yang


memiliki pengertian kesenangan. Dalam  kamus besar bahasa
Indonesia  (KBBI).  Pengertian hedonisme adalah pandangan yang
menganggap kesenangan dan kenikmatan materise bagai tujuan
utama dalam hidup. menurut Burhanuddin (1997),  hedonisme
adalah sesuatu yang dianggap baik, sesuai dengan kesenangan
yang datangkannya.  Dengan sesuatu yang  hanya menentangkan
kesusahan, penderitaan, ternyata tidak menyenangkan merupakan
sesuatu yang dinilai tidak baik. Collins Gem (1993)  merumuskan
pengertian hedonism sebagai sebuah doktrin yang menyatakan
bahwa kesenangan merupakan hal yang paling penting di dalam
hidup titik dengan kata lain, Indonesia merupakan suatu paham yang
dianut oleh orang-orang yang mencari kesenangan hidup semata-
mata.

b. Eudemonisme
Eudemonisme atau eudaemonisme,  atau dapat juga
diejaeudaimonisme,  terkait dengan etika , dapat diartikan yakni
sebagai teorirealisasi diri yang menjadikan kebahagiaan atau juga
kesejahteraan pribadi adalah sebagai yang utama baik bagi manusia
kebahagiaan memang biasanya itu dianggap sebagai keadaan
pikiran yang dihasilkan dari atau menyertai beberapa tindakan.
Arsitoteles  menjawab pertanyaan "Apa itu eudamonia?" sebagai 
"bukanlah suatu keadaan pikiran akibat atau menyertai kegiatan atau
aktivitas tertentu tetapi merupakan nama untuk kegiatan atau
aktivitas ini sendiri.

Dalam KBBI, eudemonisme  ini diartikan sebagai aliran filsafat


etika yaitu mengenai menafsirkan tujuan manusia sehingga
tercapainya kebahagiaan yang Paripurna akibat mekarnya segala
potensi manusia. Prinsip pokok dalam paham ini yakni suatu
kebahagiaan bagi diri sendiri serta kebahagiaan bagi orang lain.
Arsitoteles  juga mengemuka bahwa untuk dapat mencapai
eudaimonia  inidiperlukan 4 hal  yaitu :

1.  Kesehatan, kebebasan, kemerdekaan, kekayaan, serta


kekuasaan
2.  kemauan
3.  Perbuatan baik
4.  Pengetahuan batiniah

c. Utilitarian

Etika  utilitarian  merupakan teori etika yang dikemukakan


David Hume (1711-1770), Dan dirumuskan secara definitif oleh
Jeremy Betham  dan John Stuart Mill (1806-1873 .Betham 
berpendapat bahwa ada 1 prinsip moral yang utama yakni
"prinsiputilitas" dimana prinsip ini menuntut agar  setiap kali kita
menghadapi pilihan dari antara tindakan alternative atau kebijakan,
sosial, kita mengambil suatu pilihan yang mempunyai konsekuensi,
yang secara menyeluruh paling baik bagi setiap orang yang terlibat
didalamnya.

Betham dan Mil  Merumuskan teori utilitarian klasik kedalam tiga


pertanyaan berikut ini :

1. Tindakan harus dinilai benar atau salah dari sisi akibat-akibat


(konsekuensi).
2. Kebahagiaan atau ketidakbahagiaan yang diakibatkan
merupakan pertimbangan yang penting untuk mengukur akibat-
akibat, sedangkan pertimbangan yang lain dianggap tidak
revelan.
3. Utilitarisme  menuntut orang bersikap keras, tidak pilih kasih,
karena kesejahteraan setiap orang dianggap sama pentingnya.

Menurut Ross Polee (1993)  tuntutan untuk bersikap keras dan


tidak pilih kasih ini merupakan kelemahan dari utilitarisme dan
berpotensi timbulnya hubungan khusus bagi orang yang dekat
dengan subjek pelaku, misalkan tidak mungkin (atau kau akan
sangat sulit) seseorang mempermalukan semua orang secara sama,
antara orang lain dengan keluarga dekat. Dengan  Pemikiran ini
maka moral utilitarian juga berpotensi menghilangkan kehangatan
dan keharmonisan hubungan personal antar manusia.

d. Deontologi

Etika deontology adalah pandangan etika normative yang 


menilai moralitas suatu tindakan berdasarkan kepatuhan pada
peraturan titik etika kadang-kadang disebut etika berbasis
"kewajiban tanda kutif atau "obligasi" karena peraturan
memberikan kewajiban kepada seseorang. Etika deontology
biasanya dianggap sebagai lawan dan konsekuen sosialis
meetikapragmatis dan etika kebajikan (Bioetika,2019).
6. Peranan etika dan moral dalam pelayanan kebidanan

a. Kompeten dalam meberikan pelayanan kebidanan


b. Melaksanakan praktik kebidanan berdasarkan fakta/evidence
based
c. Mengambil keputusan secara bertanggung jawab
d. Menggunakan dan mendayakan teknologi secara etis
e. Menempatkan pemahaman yang benar antara budaya dan etnik
f. Memberdayakan dan mengajarkan aspek promosi kesehatan,
informed choice, dan berperan serta dalam pengambilan
keputusan
g. Bersikap sabar dengan landasan rasional dan melakukan
advokasi
h. Bersikap bersahabat dengan perempuan, keluarga dan
masyarakat (Tajmiati, Astuti & Suryani,2016)

7. Hak dan kewajiban bidan

 Hak bidan yaitu :

1. Bidan berhak untuk mendapatkan perlindungan hokum dalam


melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
2. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standard profesi pada
setiap tingkat jenjang pelayanan kesehatan.
3. Bidan berhak menolak keinginan pasien dan keluarga yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
4. Bidan berhak atas privasi melakukan tuntutan apabila nama
baiknya dicemarkan.
5. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik
melalui pendidikan maupun pelatihan.
6. Perbedaan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan jenjang
akhir dan jabatan yang sesuai.
7.  Dan berhak untuk mendapatkan kompensasi dan kesejahteraan.

Kewajiban bidan yaitu :


1. Bidan wajib mematuhi peraturan yang berlaku di RS sesuai
dengan peraturan antara bidan dan serta pelayanan di mana dia
bekerja.
2. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai
dengan standard profesi bidan dengan menghormati hak pasien.
3. Bidan wajib melakukan rujukan pasien dengan penyulit kepada
dokter yang memiliki kemampuan sesuai dengan kebutuhan
pasien.
4. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk
menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya.
5. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk
didampingi suami atau keluarga.
6. Bidan wajib merahasiakan segala informasi yang berkaitan
dengan pasiennya.
7. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan
yang akan dilakukan beserta resiko yang mungkin timbul.
8. Bidan wajib meminta persetujuan secara tertulis (informed
consent)  atas tindakan yang akan dilakukan.
9. Bidan wajib melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan
yang telah diberikan kepada pasien.
10. Bidan wajib mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi melalui pendidikan formal dan informal.
11. Bidan wajib menjalin kerjasama dengan profesi lain dan pihak
yang terkait dalam memberikan asuhan kebidanan.

II. ETIKA PROFESI BIDAN


1. Pengertian Profesi
Profesi adalah segala sesuatu hal yang berkaitan dengan bidang yang sangat
dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian.
2. Pengertian Profesional
Sesuatu yang bersangkutan dengan profesi atau memerlukan kepandaian
khusus dalam menjalankan pekerjaan yang mengharuskan adanya
pembayaran untuk melakukannya.
3. Etika Profesi
Adalah etika yang khusus yang digunakan sebagai pedoman etika/norma-
norma pada profesi tertentu, misalnya etika profesi bidan. Kode etik profesi ini
harus diindahkan oleh setiap anggota profesi yang bersangkutan
dimasyarakat. Etika profesi ini berisikan petunjuk bagi anggota profesi
tentang bagaimana suatu profesi harus menjalankan profesinya, larangan-
larangan, ketentuan-ketentuan yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan,
tidak hanya dalam menjalankan tugas profesinya, melainkan juga tingkah
laku dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Fungsi etika ini adalah
memberi arah bagi perilaku manusia tentang apa yang benar atau salah, hak
dan kewajiban moral, dan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan
(Yuwono, 2013).
4. Etika pelayanan kebidanan
Merupakan hal yang penting, karena sering terjadinya kurang pemahaman
praktisi pelayanan kebidanan terhadap etika. Bidan berperan sebagai
pemberi layanan harus mampu menjamin pelayanan yang professional dan
akuntabilitas serta sesuai dengan aspek legal kebidanan. Oleh karena itu,
moralitas bidan sangat penting untuk dipahami dan dijaga. Moralitas
merupakan suatu gambaran manusiawi yang menyeluruh dan hanya terdapat
pada manusia (Nardina, E.A., dkk., 2021)
Landasan bidan dalam memberikan pelayanan sesuai dengan fungsi dan
moralitasnya yaitu sebagai berikut :
1. Menjamin terjaganya otonomi pihak terkait, khususnya bidan dank lien.
2. Menjaga untuk melakukan tindakan yang baik dan mencegah agar tidak
dilakukan tindakan yang berpotensi merugikan atau membahayakan pihak
lain.
3. Menjaga privasi dari setiap individu.
4. Melakukan perbuatan secara adil dan bijaksana.
5. Menuntut penilaian terhadap dapat diterima atau tidaknya suatu tindakan
berdasarkan kesesuaian dengan moral.
6. Menuntut dan mengarahkan konsep berfikir dalam bertindakn dan
menganalisis masalah.
7. Membantu menggali informasi yang benar.
8. Membawa pergaulan yang baik dalam masyarakat maupun organisasi
profesi.
9. Mengatur sikap dan perilaku dalam profesi dan kehidupan di masyarakat
(Sudra, dkk.,2021).
10. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik.
11. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik.
12. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya
yang disebut sebagai kode etik profesi (Olii, dan Astuti.2022).
5. Pelaksanaan etika dalam pelayanan kebidanan
Bidan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan menggunakan prinsip
sebagai berikut prinsip kerja bidan adalah :
1. Kompeten dalam pelayanan kebidanan
2. Praktek berdasarkan fakta/evidence based
3. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
4. Pemakaian teknologi secara etis
5. Memahami perbedaan budaya dan etnik
6. Memberdayakan/mengajarkan untuk promosi, informed choise dan ikut
serta dalam pengambilan keputusan
7. Sabar tapi rational, advokasi
8. Bersahabat dengan perempuan, keluarga dan masyarakat
III. KODE ETIK BIDAN
1. Pengertian kode etik
Kode etik adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi
dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya dimasyarakat.
Kode etik juga diartikan sebagai suatu cirri profesi yang bersumber dari nilai-
nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pengetahuan
komperehensif suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi anggota dalam
melaksanakan pengabdian profesi.
2. Tujuan kode etik
Menurut Riyanti (2018) Tujuan kode etik yaitu supaya professional meberikan
jasa yang sebaik-baiknya kepada para pemakai atau para nasabahnya.
Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan dari yang tidak
professional. Jadi ketaatan tersebut terbentuk dari masing-masing orang
bukan karena suatu paksaan, dengan demikian tenaga professional merasa
jika dia melanggar kode etiknya sendiri maka profesinya akan rusak dan yang
rugi dia sendiri kode etik bukanlah merupakan kode yang kaku karena
hakikatnya perkembangan zaman maka kode etik mungkin menjadi pusing
atau sudah tidak sesuai dengan tuntunan zaman.
3. Kode etik bidan Indonesia
 Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas
pengabdiannya.
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menunjung tinggi
harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra
bidan.
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman
pada peran tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien,
keluarga dan masyarakat.
4. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, menghormati hak klien, dan menghormati nilai-nilai
yang berlaku dimasyarakat.
5. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang
sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang
dimilikinya.
6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam
hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.

 Kewajiban bidan terhadap tugasnya


1. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap
klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi
yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.
2. Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai
kewenangan dalam mengambil keputusan mengadakan konsultasi dan
atau rujukan.
3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan
atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan
atau diperlukan sehubungan kepentingan klien.
 Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatinya
untuk menciptakan suasana kerja yang serasi.
2. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati
baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
 Kewajiban bidan terhadap profesinya
1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan
memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
2. Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan
kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra
profesinya.
 Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
1. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dalam
melaksanakan tugas profesinya dengan baik.
2. Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.
 Kewajiban bidan terhadap pemerintah nusa, bangsa, dan tanah air
1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan
ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya
dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat.
2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikirannya kepada pemerintahan untuk meningkatkan mutu
jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan
kesehatan keluarga.
4. Kode etik bidan Internasional
1) Hubungan dengan perempuan sebagai klien.
2) Praktik kebidanan.
3) Kewajiban profesi bidan.
4) Peningkatan pengetahuan dan praktik kebidanan (Riyanti, 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Rano Indradi Sudra, Destri Maya Rani, Nur Alim Lakhmudiem, Irma Yanti, Astri
Nurdiana, Evita Aurilia Nardina, Irma Hamdayani Pasaribu, Rina Marlina. (2021).
Etika Profesi & Hukum Kesehatan Dalam Praktik Kebidanan. Medan: Yayasan
Kita Menulis.

Niken Bayu Argaheni, Yulinda Aswan, Ninik Azizah, Dame Evaline


Simangunsong, Puji Hastuti, Cahyaning Setyo Hutumo, Fitriyani Pulungan, Ajeng
Hayuning Tiyas, Nur Hidayah, Sri Banun, Titi Istiqoma. (2022). Etika Profesi
Praktik Kebidanan. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Evita Aurilia Nardina, Etni Dwi Astuti, Wahyuni, Yusria, Noviyati Rahardjo Putri,
Dina Dewi Anggraini, Siti Maryani, Puji Hastuti, Niken Bayu Argaheni, Winarsih,
Hanna Sriyanti Saragih. (2021). Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan. Medan:
Yayasan Kita Menulis.

Dina Dewi Anggraini, Sulistyani Prabu Aji, Rizqy Wahyuni Imran, Hj. Dra. Eulisa
Fajriana, Susanti, M. Nur Dewi Kartikasari, Lili Purnama Sari. (2022). Etika
Profesi Kebidanan. Sumatra Barat: PT Global Eksekutif Teknologi.

Gita Farelya, Nurrobikha. (2018). Etikolegal Dalam Pelayanan Kebidanan.


Yogyakarta: CV Budi Utama.

Riyanti. (2018). Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan. Malang: Wineka Media.

Anda mungkin juga menyukai