Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ETIK DALAM KEPERAWATAN PALIATIF

Dosen Pembimbing : Ns. Wiyadi, S.Kep.,M.Sc

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Jesinta Alri Meisy Putri

Muhammad Oktariq

Risky K. Igo

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEPERAWATAN
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
MAKALAH ETIK DALAM KEPERAWATAN PALIATIF
Dosen Pembimbing : Ismansyah S. Kp., M. Kep.

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Jesinta Alri Meisy Putri

Muhammad Oktariq

Risky K. Igo

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEPERAWATAN
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etika Keperawatan adalah Etika (Yunani kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari

kebiasaan”) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang

menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan

penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Praktek

keperawatan sebagai suatu pelayanan profesional diberikan berdasarkan ilmu

pengetahuan, menggunakan metodologi keperawatan dan dilandasi kode etik

keperawatan.

Kode etik keperawatan mengatur hubungan antara perawat dan pasien,

perawat terhadap petugas, perawat terhadap sesama anggota tim kesehatan, perawat

terhadap profesi dan perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air. Pada

hakikatnya keperawatan sebagai profesi senantiasa mangabdi kepada kemanusiaan,

mendahulukan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi, bentuk

pelayanannya bersifat humanistik, menggunakan pendekatan secara holistik,

dilaksanakan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan serta menggunakan kode

etik sebagai tuntutan utama dalam melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan.

Dengan memahami konsep etik, setiap perawat akan memperoleh arahan

dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang merupakan tanggung jawab moralnya

dan tidak akan membuat keputusan secara sembarangan.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah perbedaan etik dengan hukum?

2. Apa saja teori etik?


3. Bagaimana bentuk pengaplikasikan etik dalam keperawatan paliatif?

4. Bagaimana filosofi teraupetik dalam advokasi pasien di rumah sakit?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui perbedaan etik dengan hukum

2. Untuk mengetahui teori etik

3. Agar dapat mengaplikasikan etik dalam keperawatan paliatif

4. Agar mengetahui filosofi teraupetik dalam advokasi pasien di rumah sakit


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

1. Pengertian Etika

Kata “etika” dalam bahasa yunani adalah “ethos” (tunggal), yang berarti

kebiasaan-kebiasaan tingkah laku manusia, adab, akhlak, watak, perasaan, sikap dan

cara berfikir serta “taetha” (jamak), yang berarti adab kebiasaan. Dalam bahasa

inggris, “ethics”, berarti ukuran tingkah laku atau perilaku manusia yang baik,

tindakan yang tepat, yang harus dilaksanakan oleh manusia sesuai dengan moral pada

umumnya. Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang

hak dan kewajiban moral.

Etik merupakan perilaku dan sikap yang menuntun perawat dalam bertindak

sebagai anggota profesi. Etika keperawatan sebagai tuntutan bagi profesi bersumber

dari pemyataan Florence Nightingale dalam ikrarnya (Nightingale Pledge) yang

merupakan ikrar profesi keperawatan kepada masyarakat yaitu profesi keperawatan

berkewajiban membantu yang sakit untuk mencapai keadaan sehat, membantu yang

sehat mempertahankan kesehatannya, dan membantu mereka yang tidak dapat

disembuhkan untuk menyadari potensinya serta membantu seseorang yang

menghadapi kematian untuk hidup seoptimal mungkin sampai menjelang ajal (Yetti,

2014).

Etika dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang adat istiadat,

kebiasaan yang baik dan buruk secara moral serta motif atau dorongan yang

mempengaruhi perilaku manusia dalam berhubungan dengan orang lain yang

berdasarkan pada aturan-aturan serta prinsip yang mengandung tanggung jawab


moral. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan tidak baik, peraturan untuk

perbuatan atau tindakan yang mempunyai prinsip benar atau salah, prinsip moralitas

karena etika mempunyai tanggung jawab moral. (Utami dkk, 2016).

Etika keperawatan merupakan standar acuan untuk mengatasi segala macam

masalah yang dilakukan oleh praktisi keperawatan terhadap para pasien yang tidak

mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya (Amelia, 2013). Misalnya

seorang perawat sebelum melakukan tindakan keperawatan pada pasien, harus

terlebih dahulu menjelaskan tujuan dari tindakan yang akan dilakukannya serta

perawat harus menanyakan apakah pasien bersedia untuk dilakukan tindakan tersebut

atau tidak. Dalam hal ini perawat menunjukkan sikap menghargai otonomi pasien.

Jika pasien menolak tindakan maka perawat tidak bisa memaksakan tindakan

tersebut sejauh pasien paham akan akibat dari penolakan tersebut. (Utami dkk, 2016)

Dengan adanya kode etik, diharapkan para profesional perawat dapat memberikan

jasa sebaik-baiknya kepada pasien. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan

yang tidak profesional. Kode etik keperawatan disusun oleh organisasi profesi, dalam

hal ini di Indonesia adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (Utami dkk,

2016)

2. Pengertian Hukum

Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan

tujuan untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah

terjadinya kekacauan. Hukum memiliki tugas untuk menjamin bahwa adanya

kepastian hukum dalam masyarakat. Oleh sebab itu setiap masyarat berhak untuk

memperoleh pembelaan didepan hukum. Hukum dapat diartikan sebagai sebuah

peraturan atau ketetapan/ ketentuan yang tertulis ataupun yang tidak tertulis untuk
mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan sangsi untuk orang yang

melanggar hukum.

3. Perbedaan Etika dan Hukum

a) Etika berlaku untuk lingkungan profesi. Hukum berlaku

untuk umum.

b) Etika disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi. Hukum disusun oleh

badan pemerintahan.

c) Etika tidak seluruhnya tertulis. Hukum tercantum secara terinci dalam kitab

undang undang dan lembaran atau berita negara.

d) Sanksi terhadap pelanggaran etika berupa tuntunan. Sanksi terhadap

pelanggaran hukum berupa tuntutan.

e) Penyelesaian pelanggaran etika tidak selalu disertai bukti fisik. Penyelesaian

pelanggaran hukum bukti fisik.

B. Teori Etika Keperawatan

Teori etika merupakan penuntun untuk membuat keputusan etis praktik

professional (Fry,1991 dalam buku Suhaemi, 2010). Teori etik digunakan dalam

pembuatan keputusan bila terjadi konflik antara prinsip dan aturan. Ahli filsafat moral

telah mengembangkan beberapa teori etik, yang secara garis besar dapat

diklasifikasikan menjadi teori teleologi dan deontology.

1. Teleologi

Teleologi (berasal dari bahasa Yunani, darin kata telos, berarti akhir). Istilah

teleologi dan utilitarianisme sering digunakkan saling bergantian. Teleologi

merupakan suatu doktrin yang menjelaskan fenomena berdasarkan akibat yang


dihasilkan atau konsekuensi yang dapat terjadi. Pendekatan ini sering disebut

dengan ungkapan the end justifies the means atau makna dari suatu tindakan

ditentukan oleh hasil akhir yang terjadi. Teori ini menekankan pada pencapaian

hasil akhir yang terjadi. Pencapaian hasil akhir dengan kebaikan yang maksimal

dan ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia (Kellly, 1987 dalam buku

Suhaemi, 2010).

Teori teleologi atau utilitarianisme dapat dibedakan menjadi rule

utilitarienisme dan act utilitarianisme. Rule utilitarianisme berprinsip bahwa

manfaat atau niiali suatu tindakan bergantung pada sejauh mana tindakan tersebut

memberikan kebaikan atau kebahagiaan kepada manusia. Act utilitarianisme

bersifat lebih terbatas; tidak melibatkan aturan umum, tetapi berupaya

menjelaskan pada suatu situasi tertentu dengan pertimbangan terhadap tindakan

apa yang dapat memberikan kebaikan sebanyak-banyaknya atau ketidakbaikan

sekecil-kecilnya pada individu. Contoh penerapan teori ini; bayi yang lahir cacat

lebih baik diizinkan meninggal daripada nantinya menjadi beban masyarakat.

2. Deontologi

Deontologi (berasal dari bahasa Yunani, Deon, berarti tugas) berprinsip pada

aksi atau tindakan. Menurut Kant, benar atau salah bukan ditentukan oleh hasil

akhir atau konsekuensi dari suatu tindakan, melainkan oleh nilai moralnya. Dalam

konteks ini, perhatian difokuskan pada tindakann melakukan tanggung jawab

moral yang dapat memberikan penentu apakah tindakan tersebut secara moral

benar atau salah. Kant berpendapat bahwa prinsip moral atau yang terkait dengan

tugas harus bersifat universal, tidak kondisional, dan imperative.

Contoh penerapan deontologi adalah seorang perawat yang yakin bahwa klien

harus diberi tahu tentang yang sebenarnya terjadi walaupun kenyataan tersebut
sangat menyakitkan. Contoh lain: seorang perawat menolak membantu

pelaksanaan abortus karena keyakinan agamanya yang melarang tindakan

membunuh. Dalam menggunakan pendekatan teori ini, perawat tidak

menggunakan pertimbangan, misalnya tindakan abortus dilakukan untuk

menyelamatkan nyawa ibunya karena setiap tindakan yang mengakhiri hidup

(dalam hal ini calon bayi) merupakan tindakan buruk secara moral.

C. Prinsip Etika Keperawatan

Menurut Nasrullah (2014), prinsip etik keperawatan adalah menghargai hak dan

martabat manusia, tidak akan berubah. Prinsip dasar keperawatan antara lain :

1. Autonomy (otonomi) adalah suatu bentuk respek terhadap seseorang dan sebagai

persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.Otonomi juga diartikan

sebagai kemandirian dan kebebasan individu untuk menuntut perbedaan diri.

2. Beneficience (berbuat baik) adalah suatu bentuk wujud kemanusiawian dan juga

memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejadian yang disebabkan oeh diri

sendiri dan orang lain.

3. Justice (keadilan) adalah suatu bentuk terapi adil terhadap orang lain yang

menjunjung tinggi prinsip moral, legal dan kemanusiaan, prinsip keadilan juga

diterapkan pada Pancasila. Negara Indonesia pada sila ke 5 yakni keadilan sosial

bagi seluruh Indonesia. Dengan ini menunjukkan bahwa prinsip keadilan

merupakan suatu bentuk prinsip yang dapat menyeimbangkan dunia.

4. Non maleficience (tidak merugikan) adalah sebuah prinsip yang mempunyai arti

bahwa setiap tindakan yang dilakukan pada seseorang tidak menimbulkan secara

fisik maupun mental.

5. Veracity (kejujuran) Merupakan suatu nilai yang menjunjung tinggi untuk

menyampaikan kebenaran apa yang sebenarnya terjadi.


6. Fidelity (loyalitas/ketaatan), Pada prinsip ini dibutuhkan orang yang dapat

menghargai janji dan berkomitmen kepada orang lain.

7. Confidentiality (kerahasiaan), Prinsip yang harus dilakukan oleh semua manusi

yang ada dibumi ketika mengiyakan suatu rahasia yang diberikan oleh orang lain.

8. Accountability (akuntabilitas) Prinsip ini berhubungan dengan fidelity yang berarti

bahwa tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk

menilai orang lain. Prinsip ini juga diartikan sebagai standar pasti yang mana

tindakan seseorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau

tanpa terkecuali.

D. Aplikasi Etika dalam Praktik

Beberapa pengaplikasian etik dalam praktik keperawatan paliatif antara lain

seperti:

1. Persetujuan tindakan medis/infomed consent untuk pasien paliatif. Pasien harus

memahami pengertian, tujuan dan pelaksanaan perawatan paliatif.

2. Resusitasi/Tidak resisutasi pada pasien paliatif. Keputusan dilakukan atau tidak

dilakukan tindakan resusitasi dapat dibuat oleh pasien yang kompeten atau oleh

Tim perawatan paliatif. Informasi tentang hal ini sebaiknya telah di informasikan

pada saat pasien memasuki atau memulai perawatan paliatif.

3. Medikolegal Euthanasia. Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan

sesuatu untuk memperpanjang hidup seseorang pasien atau sengaja melakukan

sesuatu untukmemperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang pasien, dan ini

dilakukan untuk kepentingan pasien sendiri.

E. Filosofi Teraupetik dan Advokasi Pasien Komite RS

Perawat harus selalu menerapkan teraupetik dalam proses merawat pasien di

rumah sakit. Maka dari itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
prosesnnya, yaitu:

1. Perawat senantiasa memelihara hubungan yang baik antar sesama perawat dan

dengan tenaga kesehatan lainnya seperti dokter, ahli gizi, apoteker, teknologi

laboratorium medik dan lain lain, baik dalam memelihara keserasian suasana

lingkungan kerja maupun dalm mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara

menyeluruh.

2. Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan keterampilan dan

pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan

pengalaman dari profesi lain bidang perawatan


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral

yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi keperawatan adalah milik

dan dilaksanakan oleh semua anggota profesi keperawatan, yaitu perawat. Secara umum

tujuan etika profesi keperawatan adalah menciptakan dan mempertahankan kepercayaan

klien kepada perawat, kepercayaan diantara sesama perawat, dan kepercayaan masyarakat

kepada profesi keperawatan.

B. Saran

Sebagai seorang calon perawat, hendaknya dapat memahami konsep dari etika

keperawatan agar dapat mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari pelaksanaan

praktik keperawatan nantinya.


DAFTAR PUSTAKA

Amelia, N. 2013.Prinsip Etika Keperawatan. Yogyakarta: D-Medika Hasyim, dkk. 2012.

Etika Keperawatan. Yogyakarta: Bangkit

Hendrik. 2013. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta:EGC

Hidayat, A. A. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

PPNI. 2016. Kode Etik Keperawatan. Disalin dari http://www.https://ppni-

inna.org/index.php/public/information/announce-detail/1

Utami, N. W, dkk. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan : Etika

Keperawatan dan Keperawatan Professional . Jakarta : Pusdik SDM Kemenkes RI

Yeti, K. (2014) Kepedulian pada Akhir Hidup Manusia dalam Perspektif . Carol Gilligan:

Suatutelaah etik pada kematian yang telah diperkirakan. Disertasi.

Anda mungkin juga menyukai