Anda di halaman 1dari 21

KELAS MATRIKULASI

KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF

“Perspektif dan Konsep Keperawatan Paliatif”

Oleh : Kelompok 1

1. KOMANG PANDE DEWI AYUNI (P07120216001)


2. PUTU INDAH PRAPTIKA SUCI (P07120216002)
3. KADEK DWI DHARMA PRADNYANI (P07120216003)
4. EKA WAHYU RIFANI MEILIA DEWI (P07120216004)
5. NI KOMANG SRI ARDINA (P07120216005)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Perspektif dan
Konsep Keperawatan Menjelang Ajang dan Paliatif.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Prinsip Umum Keperawatan Menjelang
Ajal dan Paliatif. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

Denpasar, 30 Juni 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................3
A. Latar Belakang....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...............................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................4
BAB II............................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................5
1. Perspektif keperawatan paliatif...........................................................................5
2. Pengertian keperawatan paliatif .........................................................................5
3. Sejarah keperawatan paliatif ..............................................................................7
4. Tujuan keperawatan paliatif ...............................................................................9
5. Prinsip keperawatan paliatif................................................................................9
6. Bentuk pelayanan keperawatan paliatif.............................................................12
7. Lingkup kegiatan keperawatan paliatif.............................................................15
8. Tempat dan organisasi keperawatan paliatif ....................................................16
BAB III.........................................................................................................................18
PENUTUP....................................................................................................................18
A. Kesimpulan.......................................................................................................18
B. Saran..................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19

BAB I

2
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Perawatan paliatif merupakan pendekatan untuk meningkatkan kualitas hidup


pasien dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa, dengan
cara meringankan penderitaan terhadap rasa sakit dan memberikan dukungan
fisik, psikososial dan spiritual yang dimulai sejak tegaknya diagnose hingga akhir
kehidupan pasien (World Health Organization, 2014). Perawatan paliatif juga
merupakan suatu pendekatan dalam perawatan pasien yang terintegrasi dengan
terapi pengobatan untuk mengoptimalkan kualitas hidup pasien dengan penyakit
kronis atau mengancam jiwa (National Consensus Project for Quality Palliative
Care, 2009).
Pelayanan perawatan paliatif yang diberikan memiliki beberapa aspek yaitu
fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Aspek fisik dalam perawatan meliputi
pemberian asuhan terhadap reaksi patofisiologis seperti nyeri, gejala lain dan efek
samping yang dialami pasien. Aspek social dalam perawatan yaitu memberikan
pemahaman kepada pasien dan keluarga tentang penyakit dan komplikasinya,
gejala, efek samping dari pengobatan seperti kecacatan yang berpengaruh
terhadap hubungan interpersonal, kapasitas pasien untuk menerima dan kapasitas
keluarga untuk menyediakan kebutuhan perawatan. Aspek psikologis yaitu
memberikan asuhan terhadap reaksi seperti depresi, stress, kecemasan, serta
pelayanan terhadap proses berduka dan kehilangan. Aspek spiritual dalam
perawatan meliputi pemberian asuhan terhadap masalah keagamaan seperti
harapan dan ketakutan, makna, tujuan, kepercayaan tentang kehidupan setelah
kematian, rasa bersalah, pengampunan dan kehadiran rohaniawan sesuai
keinginan pasien dan keluarga.

B. RUMUSAN MASALAH

3
1. Bagaimanakah perspektif dari keperawatan paliatif ?
2. Apakah pengertian keperawatan paliatif ?
3. Bagaimanakah sejarah keperawatan paliatif?
4. Apakah tujuan dari keperawatan paliatif?
5. Apakah prinsip – prinsip dari keperawatan paliatif ?
6. Bagaimanakah bentuk pelayanan dari keperawatan paliatif?
7. Apakah lingkup kegiatan keperawatan paliatif?
8. Bagaimanakah tempat dan organisasi keperawatan paliatif ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuh mengetahui perspektif dari keperawatan paliatif.
2. Untuh mengetahui pengertian keperawatan paliatif.
3. Untuh mengetahui sejarah keperawatan paliatif.
4. Untuh mengetahui tujuan dari keperawatan paliatif.
5. Untuh mengetahui prinsip – prinsip dari keperawatan paliatif .
6. Untuh mengetahui bentuk pelayanan dari keperawatan paliatif.
7. Untuh mengetahui lingkup kegiatan keperawatan paliatif.
8. Untuh mengetahui tempat dan organisasi keperawatan paliatif .

BAB II

4
PEMBAHASAN

A. PERSPEKTIF KEPERAWATAN PALIATIF


Perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi maupun keyakinan tentang suatu

hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara – cara

tertentu. Perspektif membimbing setiap orang untuk menentukan bagian yang relevan

dengan fenomena yang terpilih dari konsep-konsep tertentu untuk dipandang secara

rasional. Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa perspektif adalah kerangka kerja

konseptual, sekumpulan asumsi, nilai, gagasan yang mempengaruhi perspektif

manusia sehingga menghasilkan tindakan dalam suatu konteks situasi tertentu.

Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas

hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit

yang dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan membantu meringankan

penderitaan, identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan

masalah lain baik fisik, psikososial dan spiritual (WHO, 2017). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa perspektif keperawatan paliatif merupakan suatu kumpulan

asumsi atau keyakinan seseorang terhadap suatu hal sehingga menghasilkan tindakan

yang memiliki tujuan untuk memperbaiki kualitas hidup pasien yang menghadapi

masalah dengan penyakitnya.

B. PENGERTIAN KEPERAWATAN PALIATIF


Keperawatan paliatif merupakan bagian penting dalam perawatan pasien yang
terminal yang dapat dilakukan secara sederhana dengan memprioritaskan kualitas
hidup dan bukan kesembuhan dari penyakit pasien. Perawatan paliatif adalah
pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga mereka yang
menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit yang mengancam jiwa, melalui

5
pencegahan dan pemulihan penderitaan dengan cara identifikasi dini dan penilaian
sempurna serta pengobatan nyeri dan masalah lain, fisik , psikososial dan spiritual.
Contoh perawatan paliatif adalah sebagai berikut :
1. Memberikan kelegaan dari rasa sakit dan gejala-gejala menyedihkan lainnya,
2. Menegaskan kehidupan dan menganggap mati sebagai proses normal,
3. Tidak bermaksud mempercepat atau menunda kematian,
4. Mengintegrasikan aspek psikologis dan spiritual dari perawatan pasien,
5. Menawarkan sistem pendukung untuk membantu pasien hidup seaktif mungkin
hingga kematian,
6. Menawarkan sistem pendukung untuk membantu keluarga mengatasi selama
pasien sakit dan dalam kesedihan mereka sendiri,
7. Menggunakan pendekatan tim untuk memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga
mereka, termasuk konseling berkabung, jika diindikasikan,
8. Dapat diterapkan pada awal perjalanan penyakit, bersamaan dengan terapi lain
yang dimaksudkan untuk memperpanjang hidup, seperti kemoterapi atau terapi
radiasi, dan mencakup penyelidikan yang diperlukan untuk lebih memahami dan
mengelola komplikasi klinis yang menyusahkan.
Perawatan paliatif tidak hanya memberikan dampak terhadap pasien perawatan
paliatif namun juga pada keluarga pasien paliatif. Keluarga pasien paliatif bertindak
sebagai family care giver atau terkadang disebut juga dengan informal care giver.
Family care giver memberikan perawatan yang dilakukan di rumah dan tidak
profesional sehingga perawatan tersebut tidak perlu melakukan pembayaran seperti
halnya formal care giver yang perawatannya dilakukan oleh tenaga profesional
seperti tenaga medis di rumah sakit, psikiater, maupun pusat perawatan lainnya yang
memerlukan pembayaran.

C. SEJARAH KEPERAWATAN PALIATIF DI DUNIA DAN DI INDONESIA


1. Sejarah Keperawatan Paliatif di Dunia

6
Munculnya palliative care di dunia dimulai dari sebuah gerakan rumah sakit
pada awal abad ke-19. Kaum beragama menciptakan hospice yang memberikan
perawatan untuk orang sakit dan sekarat di London dan Irlandia. Dalam beberapa
tahun terakhir, perawatan paliatif telah menjadi suatu pergerakan yang besar yang
mempengaruhi banyak penduduk. Pergerakan ini dimulai sebagai sebuah gerakan
yang dipimpin relawan di Negara-Negara Amerika dan telah berkembang menjadi
bagian penting dari sistem perawatan di kesehatan.
Palliative care dan hospice telah berkembang pesat sejak tahun 1960-an.
Perawatan bagi mereka yang akan segera meninggal pertama didirikan di Inggris
melalui loka karya Cicely Saunders di Rumah Sakit Khusus St. Christopher. Rumah
Sakit Khusus tersebut pindah ke Amerika Serikat pada tahun 1970-an. Rumah Sakit
khusus pertama di Amerika Serikat adalah Rumah Sakit New Haven yang kemudian
menjadi Rumah Sakit Khusus Connecticut. Rumah Sakit tersebut kemudian
menyebar ke seluruh negara. Cicely Saunders seorang pekerja yang merintis
perawatan ini memiliki peranan penting dalam menarik perhatian pasien pada akhir
kehidupannya saat mengidap penyakit ganas stadium lanjut.
Palliative care mulai didefinisikan sebagai subyek kegiatan ditahun 1970 dan
datang untuk menjadi sinonim dengan dukungan fisik, sosial, psikologis, dan spiritual
pasien dengan penyakit yang membatasi hidup. Standar perawatan pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1997 di Jepang. Pendidikan palliative care masuk dalam
kurikulum sekolah-sekolah kedokteran dan semua sekolah keperawatan. Dua puluh
layanan yang terkait dengan palliative care tersedia di seluruh negeri diantaranya
terdapat tiga belas organisasi yang dibangun di Singapura untuk menyediakan
palliative care. Modul palliative care ditambahkan ke kurikulum sekolah kedokteran.
Pemerintah mulai menerapkan di setiap kabupaten dan rumah sakit umum untuk
memperkenalkan suatu palliative care pada tahun 1998 di Malaysia. Palliative care
dimasukkan ke dalam rencana kesehatan nasional Mongolia. Modul palliative care
termasuk dalam kurikulum sekolah kedokteran di Mongolia. Sebuah program
pendidikan palliative care telah diterapkan untuk asisten keperawatan di Selandia

7
Baru. Empat puluh satu pelayanan palliative care ini sudah tersebar di seluruh negeri
dan mulai tahun 2005 palliative care diakui sebagai spesialisasi medis di Australia.
2. Sejarah Keperawatan Paliatif di Indonesia
Sejarah dan perkembangan palliative care di Indonesia bermula dari adanya
perubahan yang terus-menerus setiap rapat kerja untuk membahas sistem
penanggulangan penyakit kanker pada tahun 1989. Penanggulangan penyakit kanker
ini harus dilaksanakan secara paripurna dengan mengerjakan berbagai intervensi
mulai dari pencegahan, deteksi dini, terapi, dan perawatan paliatif. Pada tanggal 19
Februari 1992 baru mulai diperkenalkan di Rumah Sakit Dr. Soetomo (Surabaya),
disusul Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (Jakarta), Rumah Sakit Kanker Dharmais
(Jakarta), Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo (Makassar), Rumah Sakit Dr. Sardjito
(Yogyakarta), dan Rumah Sakit Sanglah (Denpasar). Di Rumah Sakit Dr. Soetomo
perawatan paliatif dilakukan oleh Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri.
Pelayanan yang diberikan meliputi rawat jalan, rawat inap (konsultatif), rawat rumah,
day care dan respite care.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia menerbitkan surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor: 812/Menkes/SK/VIII/2007 pada tanggal 19 Juli 2007
yang berisi keputusan Menkes tentang kebijakan palliative care. Dengan terbitnya
surat keputusan tersebut diharapkan bisa menjadi pedoman-pedoman pelaksanaan
palliative care di seluruh Indonesia serta mendorong lajunya pengembangan
palliative care secara kualitas maupun kuantitas.
Dasar yang menjadi acuan diterbitkannya peraturan tersebut yaitu :
a. Kasus penyakit yang belum dapat disembuhkan jumlahnya semakin meningkat
pada pasien dewasa maupun anak.
b. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien dengan penyakit
yang belum dapat disembuhkan selain dengan perawatan kuratif dan rehabilitatif
juga diperlukan perawatan paliatif bagi pasien dengan stadium terminal. Pada
peraturan tersebut, menjelaskan bahwa kondisi pelayanan kesehatan yang belum
mampu memberikan pelayanan yang dapat menyentuh dan memenuhi kebutuhan
pasien dengan penyakit stadium terminal yang sulit disembuhkan. Pada stadium

8
tersebut prioritas layanan tidak hanya berfokus pada penyembuhan, akan tetapi
juga berfokus pada upaya peningkatan kualitas hidup yang terbaik pada pasien
dan keluarganya. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut maupun
terminal dapat mengakses layanan kesehatan seperti rumah sakit baik umum
maupun swasta, puskesmas, rumah perawatan, dan rumah hospis.
D. TUJUAN KEPERAWATAN PALIATIF
Perawatan paliatif ini bertujuan untuk membantu pasien yang sudah mendekati
ajalnya, agar pasien aktif dan dapat bertahan hidup selama mungkin. Perawatan
paliatif ini meliputi mengurangi rasa sakit dan gejala lainnya, membuat pasien
menganggap kematian sebagai proses yang normal, mengintegrasikan aspek-aspek
pikokologis dan spritual. Selain itu perawatan paliatif juga bertujuan agar pasien
terminal tetap dalam keadaan nyaman dan dapat meninggal dunia dengan baik dan
tenang. Adapun tujuan lain dari perawatan paliatif adalah untuk mengurangi
penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga
memberikan support kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal,
yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual,
tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya. Perawatan paliatif meliputi :
1. Menyediakan bantuan dari rasa sakit dan gejala menyedihkan lainnya,
2. Menegaskan hidup dan memepercepat atau menunda kematian,
3. Mengintegrasikan aspek-aspek psikologis dan spiritual perawatan pasien,
4. Tidak mempercepat atau memperlambat kematian,
5. Meredakan nyeri dan gejala fisik lain yang mengganggu,
6. Menawarkan sistem pendukung untuk membantu keluarga menghadapi penyakit
pasien dan kehilangan mereka.

E. PRINSIP KEPERAWATAN PALIATIF


Prinsip perawatan paliatif yaitu menghormati dan menghargai martabat serta
harga diri pasien dan keluarganya (Ferrel & Coyle, 2007). Perawatan paliatif terkait
dengan seluruh bidang perawatan mulai dari medis, perawatan, psikologis, sosial,
budaya, dan spiritual, sehingga secara praktis prinsip perawatan paliatif dapat

9
disamakan dengan prinsip pada praktik medis yang baik. Prinsip dasar perawatan
paliatif yaitu :
1. Sikap peduli terhadap pasien
Termasuk sensitivitas dan empati. Perlu dipertimbangkan segala aspek dari
penderitaan pasien, bukan hanya masalah kesehatan. Pendekatan yang dilakukan
tidak boleh bersifat menghakimi. Faktor karakteristik, kepandaian, suku, agama atau
faktor individual lainnya tidak boleh mempengaruhi perawatan.
2. Menganggap pasien sebagai seorang individu
Setiap pasien adalah unik. Meskipun memiliki penyakit ataupun gejala-gejala
yang sama, namun tidak ada satu pasien pun yang sama persis dengan pasien lainnya.
Keunikan inilah yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan perawatan paliatif
untuk tiap individu.
3. Pertimbangan kebudayaan
Faktor etnis, ras, agama dan faktor budaya lainnya bisa jadi mempengaruhi
penderiatan pasien. Perbedaan-perbedaan ini harus diperhatikan dalam perencanaan
perawatan.
4. Persetujuan
Persetujuan dari pasien adalah mutlak diperlukan sebelum perawatan dimulai
atau diakhiri. Mayoritas pasien ingin dilibatkan dalam pengambilan keputusan,
namun dokter cenderung untuk meremehkan hal ini. Pasien yang telah diberi
informasi memadai dan setuju dengan perawatan yang diberikan akan lebih patuh
mengikuti segala usaha perawatan.
5. Pemilih tempat dilakukannya perawatan
Untuk menentukan tempat perawatan, baik pasien dan keluarganya harus ikut
serta dalam diskusi ini.
6. Komunikasi
Komunikasi yang baik antar dokter dan pasien maupun dengan keluarga adalah
sangat penting dan mendasar dalam pelaksanaan perawatan paliatif.

7. Aspek klinis : perawatan yang sesuai

10
Semua perawatan paliatif harus sesuai dengan stadium dan proporis dari penyakit
yang diderita pasien. Hal ini penting karena pemberian perawatan yang tidak sesuai,
baik itu lebih maupun kurang, hanya akan menambah penderitaan pasien. Pemberian
perawatan yang berlebihan berisiko memberikan harapan palsu kepada pasien.
Demikian juga perawatan yang dibawah standar akan mengakibatkan kondisi pasien
memburuk. Hal ini berhubungan dengan masalah etika yang akan dibahas kemudian.
Perawatan yang diberikan hanya karena dokter merasa harus melakukan sesuatu
meskipun itu sia-sia adalah tidak etis.
8. Perawatan komprehensif dan terkoordinasi dari berbagai bidang profesi
Perawatan paliatif memberikan perawatan yang bersifat holistik clan integratif,
sehingga dibutuhkan sebuah tim yang mencakup keseluruhan aspek hidup pasien
serta koordinasi yang baik dari masing-masing anggota tim tersebut untuk
memberikan hasil yang maksimal kepada pasien dan keluarga.
9. Kualitas perawatan yang sebaik mungkin.
Perawatan medis secara konsisten, terkoordinasi, dan berkelanjutan. Perawatan
medis yang konsisten akan mengurangi kemungkinan terjadinya perubahan kondisi
yang tidak terduga, dimana hal ini akan sangat mengganggu baik pasien maupun
keluarga.
10. Perawatan yang berkelanjutan
Pemberian perawatan simptomatis dan suportif dari awal hingga akhir
merupakan dasar tujuan dari perawatan paliatif. Masalah yang sering terjadi adalah
pasien dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain sehingga sulit untuk
mempertahankan perawatan.
11. Mencegah terjadinya kegawatan
Perawatan paliatif yang baik mencakup perencanaan teliti untuk mencegah
terjadinya kegawatan fisik dan emosional yang mungkin terjadi dalam perjalanan
penyakit. Pasien dan keluarga harus diberitahukan sebelumnya mengenai masalah-
masalah yang sering terjadi, dan membentuk rencana untuk meminimalisasi stress
fisik dan emosional.

11
12. Bantuan kepada sang perawat
Perawatan paliatif yang baik mencakup perencanaan teliti untuk mencegah
terjadinya kegawatan fisik dan emosional yang mungkin terjadi dalam perjalanan
penyakit. Pasien dan keluarga harus diberitahukan sebelumnya mengenai masalah-
masalah yang sering terjadi, dan membentuk rencana untuk meminimalisasi stress
fisik dan emosional.
13. Pemeriksaan ulang
Perlu terus dilakukan pemeriksaan mengenai kondisi pasien, mengingat pasien
dengan penyakit lanjut kondisinya akan cenderung menurun dari waktu ke waktu.

F. BENTUK PELAYANAN KEPERAWATAN PALIATIF


Perawatan paliatif adalah perawatan pada seorang pasien dan keluarganya yang
memiliki penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan cara memaksimalkan
kualitas hidup pasien serta mengurangi gejala yang mengganggu, mengurangi nyeri
dengan memperhatikan aspek psikologis dan spiritual. Perawatan ini juga
menyediakan sistem pendukung untuk menolong keluarga pasien menghadapi
kematian dari anggota  keluarga yang dicintai sampai pada proses perkabungan.
Dimulai sejak penyakit terdiagnosis. Perawatan paliatif adalah perawatan kesehatan
terpadu yang bersifat aktif dan menyeluruh, dengan pendekatan multidisiplin yang
terintegrasi antara dokter, perawat, terapis, petugas sosial-medis, psikolog,
rohaniawan, relawan, dan profesi lain yang diperlukan.
Latar belakang perlunya perawatan  paliatif  adalah karena meningkatnya jumlah 
pasien dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan baik pada dewasa dan anak
seperti  penyakit kanker, penyakit degeneratif,  penyakit paru obstruktif 
kronis, cystic fibrosis, stroke, parkinson, gagal jantung (heart failure), penyakit
genetika dan penyakit infeksi seperti HIV/AIDS yang memerlukan perawatan paliatif,
di samping kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Bentuk pelayanan
paliatif bisa dilakukan di rumah sakit, puskesmas, rawat jalan, rawat inap, dan
sebagainya.

12
Palliative care / perawatan (terapi) paliatif terbagi menjadi beberapa macam
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Palliative Care Religius
Agama merupakan hubungan antara manusia dengan tuhan. Terapi religius
sangat penting dalam memberikan palliative care. Kurangnya pemenuhan kehidupan
beragama, menimbulkan masalah pada saat terapi. Pengetahuan dasar dari masing-
masing agama sangat membantu dalam mengembangkan palliative care. Terkadang
palliative care spiritual sering disamakan dengan terapi paliatif religious. Palliative
care spiritual bisa ditujukan kepada pasien yang banyak meyakini akan adanya Tuhan
tanpa mengalami ritual suatu agama dan bisa juga sebagai terapi religius dimana
selain meyakini ritual agama memiliki tata cara beribadah dalam suatu agama. Dalam
agama islam perawatan paliatif yang bisa diterapkan adalah :
a) Doa dan dzikir
b) Optimisme
c) Sedekah
d) Shalat Tahajud
e) Puasa
2. Terapi Paliatif Radiasi
Terapi paliatif radiasi merupakan salah satu metode pengobatan dengan
menggunakan radiasi / sinar untuk mematikan sel kanker yang akan membantu
pencegahan terhadap terjadinya kekambuhan. Terapi radiasi dapat diberikan melalui
dua cara. Pertama dengan menggunakan cara radiasi eksterna, dan kedua dengan
brakiterapi. Radiasi eksterna adalah suatu teknik radiasi dimana sumber radiasi
berada di luar tubuh pasien. Radiasi ini menggunakan suatu mesin yang
mengeluarkan radiasi yang ditujukan kea rah sel kanker. Brakiterapi adalah suatu
teknik radiasi dimana sumber radiasi diletakkan di dalam tubuh pasien dekat dengan
sel kanker tersebut. Peran radioterapi pada palliative care terutama adalah untuk
mengatasi nyeri, yaitu nyeri yang disebabkan oleh infiltrasi tumor local.
3. Terapi Paliatif Kemoterapi

13
Pemakaian kemoterapi pada stadium paliatif adalah untuk memperkecil masa
tumor dan kanker dan untuk mengurangi nyeri, terutama pada tumor yang
kemosensitif. Beberapa jenis kanker yang sensitif terhadap kemoterapi dan mampu
menghilangkan nyeri pada lymphoma. Myeloma, leukemia, dan kanker
tentis.Pertimbangan pemakaian kemoterapi paliatif harus benar-benar
dipertimbangkan dengan menilai dan mengkaji efek positif yang diperoleh dari
berbagai aspek untuk kepentingan pasien.
4. Pembedahan
Tindakan pembedahan pada perawatan paliatif bermanfaat untuk mengurangi
nyeri dan menghilangkan gangguan fungsi organ tubuh akibat desakan massa tumor /
metastasis. Pada umumnya pembedahan yang dilakukan adalah bedah ortopedi /
bedah untuk mengatasi obstruksi visceral. Salah satu contoh tindakan pembedahan
pada stadium paliatif adalah fiksasi interna pada fraktur patologis / fraktur
limpeding / tulang panjang.
5. Terapi Musik
Alunan musik dapat mempercepat pemulihan penderita stroke, demikian hasil
riset yang dilakukan di Finlandia. Penderita stroke yang rajin mendengarkan music
setiap hari, menurut hasil riset itu ternyata mengalami Peningkatan pada ingatan
verbalnya dan memiliki mood yang lebih baik dari pada penderita yang tidak
menikmati musik. Musik memang telah lama digunakan sebagai salah satu terapi
kesehatan, penelitian di Finlandia yang dimuat dalam Jurnal Brain itu adalah riset
pertama yang membuktikan efeknya pada manusia. Temuan ini adalah bukti pertama
bahwa mendengarkan music pada tahap awal pasca stroke dapat meningkatkan
pemulihan daya kognitif dan mencegah munculnya perasaan negative.
6. Psikoterapi
Gangguan citra diri yang berkaitan dengan dampak perubahan citra fisik, harga
diri dengan citra fungsi sosial, fungsi fisiologis, dan sebagainya dapat dicegah /
dikurangi dengan melakukan penanganan antisipatorik yang memadai. Tetapi hal ini
belum dapat dilaksanakan secara optimal karena kondisi kerja yang belum
memungkinkan.

14
7. Hipnoterapi
Hipnoterapi merupakan salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari
manfaat sugesti untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan, dan perilaku. Hipnoterapi
bisa bermanfaat dalam menerapi banyak gangguan psikologis-organis seperti
hysteria, stress, fobia (ketakutan terhadap benda-benda tertentu atau keadaan
tertentu), gangguan kecemasan, depresi, perilaku merokok, dan lain-lain.
Penting bagi pasien agar bisa memiliki akses ke ahli kesehatan yang
mengkhususkan diri dalam kesehatan mental, sehingga mampu membantu mereka
agar lebih kuat menjalani setiap masalah psikologis yang harus mereka hadapi.
Ketakutan tentang masa depan sering menjadi perhatian besar bagi pasien, dan tak
jarang mereka kadang merasa perlu untuk mengungkapkan hal tersebut. Untuk
membantu kecemasan mereka, perawatan ini menawarkan :
a. Konseling
b. Visualisasi
c. Terapi kognitif
d. Terapi obat
e. Terapi manajemen relaksasi stres juga bagian dari perawatan paliatif yang
melibatkan pemberian dukungan emosional, bagi pasien yang merasa
membutuhkannya.
Selain kepada penderitanya, perawatan ini juga memberi dukungan kepada seluruh
anggota keluarga dan pelaku rawat lainnya. Perawatan ini dilakukan mulai dari tahap
diagnosis, sepanjang pengobatan, hingga jelang ajal dan pasca kematian. Hal ini
bertujuan agar pasien bisa mendapatkan kualitas hidup yang baik sebelum
menghadapi kematian yang tidak pernah diketahui waktu pastinya.

G. LINGKUP KEGIATAN PERAWATAN PALIATIF


1. Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi :
a. Penatalaksanaan nyeri,
b. Penatalaksanaan keluhan fisik lain,
c. Asuhan keperawatan,

15
d. Dukungan psikologis,
e. Dukungan social,
f. Dukungan kultural dan spiritual,
g. Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement).

2. Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap, rawat jalan, dan


kunjungan/rawat rumah.

H. TEMPAT DAN ORGANISASI PERAWATAN PALIATIF


1. Tempat Perawatan Paliatif
a. Rumah sakit
Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang memerlukan pengawasan
ketat, tindakan khusus atau peralatan khusus. Perawatan paliatif kebanyakan terdapat
di rumah sakit pemerintah seperti RS Hasan Sadikin Bandung, RSCM, RSK
Dharmais, RSU Dr. Soetomo Surabaya, RS Sanglah Bali, RS Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar dan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Indikasi pelayanan
paliatif di rumah sakit :
1) Pasien dengan gejala dan tanda yang belum teratasi.
2) Pasien stadium terminal dan keluarga pasien menghendaki perawatan di rumah
sakit.
3) Pasien kanker yang memerlukan tindakan medis seperti pungsi peritoneum,
pungsi pleura dll.
4) Pasien yang memerlukan perawatan respite karena keluarga tidak sanggup
(kelelahan) melakukan perawatan di rumah dalam jangka waktu tertentu (1-3
hari).
b. Puskesmas
Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan. Contoh di puskesmas
Balongsari, Surabaya kegiatan dalam gedung (poli klinik rawat jalan) hari Senin dan
Rabu pukul 09.00 – 11.00 WIB.

16
c. Rumah singgah/panti (hospis)
Untuk pasien yang tidak memerlukan tindakan khusus atau peralatan khusus,

tetapi belum dapat dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga

kesehatan. Hospis merupakan pelayanan paliatif yang suportif dan terkoordinasi, bisa

disiapkan di rumah atau RS dengan memberi pelayanan fisik, psikologis, sosial dan

spiritual untuk pasien yang menunggu ajal dan keluarganya. Jika dilakukan di rumah

sakit, maka ruang perawatan akan dibuat senyaman mungkin seperti berada di rumah.

Di Indonesia Hospice Care sudah ada di bawah program Yayasan Kanker Indonesia

sejak 1996. Tim hospice care terdiri dari dokter, perawat, relawan medis dan non

medis.

d. Rumah pasien
Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat, tindakan khusus atau
ketrampilan perawatan yang tidak mungkin dilakukan oleh keluarga.
2. Organisasi Perawatan Paliatif
Menurut tempat pelayanan/sarana kesehatan, organisasi perawatan paliatif dapat
dibagi menjadi :
a. Kelompok Perawatan Paliatif dibentuk di tingkat puskesmas.
b. Unit Perawatan Paliatif dibentuk di rumah sakit kelas D, kelas C dan kelas B non
pendidikan.
c. Instalasi Perawatan Paliatif dibentuk di Rumah sakit kelas B Pendidikan dan
kelas A.
d. Tata kerja organisasi perawatan paliatif bersifat koordinatif dan melibatkan
semua unsur terkait.

17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi maupun keyakinan tentang suatu
hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara – cara
tertentu. Keperawatan paliatif merupakan bagian penting dalam perawatan pasien
yang terminal yang dapat dilakukan secara sederhana dengan memprioritaskan
kualitas hidup dan bukan kesembuhan dari penyakit pasien. Perawatan paliatif ini
bertujuan untuk membantu pasien yang sudah mendekati ajalnya, agar pasien aktif
dan dapat bertahan hidup selama mungkin. Prinsip perawatan paliatif yaitu
menghormati dan menghargai martabat serta harga diri pasien dan keluarganya

B. SARAN
Perawatan paliatif ini sangat diperlukan untuk orang-orang dengan tahap terminal
sehingga bisa lebih mempersiapkan diri dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup dari pasien. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca
dan bisa digunakan sebagai referensi bacaan yang mendidik.

18
DAFTAR PUSTAKA

_________(2013). Pedoman Teknis Pelayanan Paliatif Kanker. Online Available :


http://www.pptm.depkes.go.id/cms/frontend/ebook/PEDOMAN_PALIATIF_ac
acia_15_Mei_2013.pdf. Diakses pada 29 juni 2020 pukul 15.00 Wita
_________(2015). Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI
Stop Kanker. Online Available :
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
kanker.pdf. Diakses pada 29 Juni 2020 pukul 15.20 Wita
_________(2015). Panduan Asuhan Keperawatan Paliatif di Rumah. Online
Available : http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/handle/123456789/2226.
Diakses pada 29 Juni 2020 pukul 15.48 Wita
Emanuel, L. L. & Librach, S. L. 2007. Palliative Care : Core Skill and Clinical
Competence. Saunders Elsevier : Philadelphia.

Ferrell, B.R. & Coyle, N. (Eds.). 2007. Textbook of palliative nursing, 2nd ed. New
York, NY: Oxford University Press

Irawan, Erna. 2013. Pengaruh Perawatan Paliatif Terhadap pasien Kanker Stadium
Akhir: Literature Review. Jurnal Ilmu Keperawatan, 1(1). Fakultas Ilmu
Keperawatan : Universitas BSI.

Kemenkes RI. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor


812/MENKES/SK/VII/2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif. Online
Available :
http://dinkes.surabaya.go.id/portal/files/kepmenkes/skmenkes812707.pdf.
Diakses pada 29 Juni 2020 pukul 16.25 Wita
Mc Dermott, E. 2005. Advocating Hospice and Palliative Care (Report of the 2nd
Global Summit of National Hospice and Palliative Care Associations).
Lancaster University : UK.

Pratitis, Nindia. 2016. Efektivitas Problem Solving Training untuk Menurunkan Stres
Perawatan pada Family Caregiver Pasien Paliatif : Literature Review. Jurnal
Psikologi Indonesia, 5 (3), hal 204-214. Fakultas Psikologi : Universitas
Surabaya.

Ramadhani, Kusuma. 2016. Prinsip Dasar dari Perawatan Paliatif. Online Available
: https://www.scribd.com/document/318746769/Prinsip-Dasar-Dari-Perawatan-
Paliatif . Diakses pada 30 Juni 2020 pukul 22.46 Wita

19
Risky, Candra Swari. 2019 Perawatan yang Dibutuhkan Seseorang Saat Mendekati
Ajal. Online Available : https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-
unik/perawatan-paliatif-saat-mendekati-ajal/. Diakses tanggal 30 Juni 2020
pukul 20.11 WITA

Rochmawati, E., Wiechula, R., & Cameron, K. 2016. Current Status Ofpalliative
Care Services in Indonesia : a Literature Review. International Nursing
Review 

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Perawatan Paliatif. Online Available :


http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/16227/BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y. Diakses pada 30 Juni 2020 pukul 22.25 Wita
Universitas Esa Unggul. Makalah Konsep Keperawatan Paliatif. Online Available :
https://www.academia.edu/35340932/MAKALAH_konsep_kep._paliatif?
auto=download. Diakses pada 30 Juni 2020 pukul 22.15 Wita
World Health Organization. 2017. Definition of Palliative Care. Online Available :
http://www.who.int/cancer/palliative/definition/en/. Diakses pada 29 Juni 2020
pukul 17.51 Wita

20

Anda mungkin juga menyukai