Anda di halaman 1dari 19

MODEL KONSEPTUAL DAN TEORI KEPERAWATAN KOMUNITAS

“COMMUNITY AS CLIENT OR PARTNERSHIP MODEL (McFarlane)”

Fasilitator
Dr. Yulianto,S.Kep.,Ns.,M.Mkes

Disusun oleh :
Ade Fatika Pratama (0118002)
Diah Ayu Wulandari (0118011)
Miftakhul Jannah (0118024)
Nuraida Dwi Cipta (0118029)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2021
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa :

Kami mempunyai fotocopy dari makalah ini yang bisa kami reproduksi jika makalah yang
dikumpulkan hilang atau rusak.

Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang lain kecuali yang
telah dituliskan dalam referensi atau daftar pustaka, serta tidak ada seorangpun yang
membuatkan makalah ini untuk kami.

Jika di kemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, kami bersedia mendapatkan
sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Kamis, 11 Maret 2021

Tanda Tangan
Nama NIM
Mahasiswa
Ade Fatika Pratama 0118002
Diah Ayu Wulandari 0118011
Miftakhul Jannah 0118024
Nuraida Dwi Cipta 0118029

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin, rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah dengan judul “Model
Konseptual dan Teori Keperawatan Komunitas Community as Client or Partnership Model
(McFarlane)” ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan
Komunitas 2. Melalui makalah ini, saya berharap agar saya dan pembaca mampu memahami
dengan baik tentang Model Konseptual dan Teori Keperawatan Komunitas Community as Client
or Partnership Model (McFarlane).
Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapatkan banyak bimbingan dan dukungan dari
bapak Dr. Yulianto,S.Kep.,Ns.,M.MKes selaku fasilitator dalam materi yang dibahas pada
makalah ini. Dan tidak lupa anggota kelompok yang ikut serta dalam penyelesaian makalah ini.

Saya berharap agar makalah yang telah saya susun ini dapat memberikan pengetahuan
serta perkembangan wawasan yang cukup bagi pembaca dan penulis yang lain. Saya juga
berharap agar makalah ini menjadi acuan yang baik dan berkualitas.

Mojokerto, 11 Maret 2021

Penulis

3
DAFTAR ISI

Lembar Pernyataan..........................................................................................................................2
Kata Pengantar.................................................................................................................................3
Daftar Isi..........................................................................................................................................4
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah................................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................6
BAB II. PEMBAHASAN
A. Definisi community as partner............................................................................................7
B. Konsep community as partner.............................................................................................7
C. Aplikasi community as partner...........................................................................................8
D. Pendekatan paradigma keperawatan community as partner.............................................10
E. Asuhan keperawatan community as partner......................................................................12
BAB III. PENUTUP
A. Simpulan............................................................................................................................18
B. Saran..................................................................................................................................18
Daftar Pustaka................................................................................................................................19

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, serta
bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka perlu adanya perawat kesehatan
komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam dalam hal pencegahan, pemeliharaan,
promosi kesehatan dan pemulihan penyakit, yang bukan saja ditujukan kepada individu,
keluarga, tetapi juga dengan masyarakat dan inilah yang disebut dengan keperawatan
komunitas.
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan.
Model community as partner merupakan salah satu dari model keperawatan komunitas
yang berproses dalam komunitas sebagai mitra atau partner dalam menangani masalah
kesehatan, meningkatkan derajat kesehatan dan pencegahan masalah keperawatan
komunitas. Model Comunity as partner terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian
komunitas dan proses keperawatan. Roda pengkajian komunitas terdiri (1) inti komunitas
(the community core), (2) Subsistes komunitas (the community subsystem), dan (3) persepsi
(perseption). Model ini lebih berfokus pada perawatan kesehatan masyarakat untuk
berpartisipasi penuh dalam meningkatkan kesehatannya. (Anderson, community as a
partner). Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lengkap mengenai model community as a
partner.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi community as partner ?
2. Bagaimana konsep community as partner ?
3. Bagaimana aplikasi community as partner ?
4. Bagaimana pendekatan paradigma keperawatan community as partner ?
5. Bagaimana asuhan keperawatan community as partner ?

5
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi community as partner.
2. Untuk mengetahui konsep community as partner.
3. Untuk mengetahui aplikasi community as partner.
4. Untuk mengetahui pendekatan paradigma keperawatan community as partner.
5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan community as partner.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Community as Partner


Teori komunitas sebagai mitra (community as partner) adalah teori praktis yang
diturunkan dari model teori konseptual sistem (Conceptual teori Sistem Model), yang
dikembangkan dan dipublikasikan oleh Bety Neuman pada tahun 1970. Model sistem ini
merefleksikan sifat klien sebagai sistem terbuka. Keahlian Neuman dalam bidang kesehatan
jiwa, mendasari konsep utama yang membentuk model ini, adalah stressor, mekanisme
pertahanan, dan homeostatis sebagai sebuah sistem yang dinamis. Rekasi dari sistem
mengakibatkan suatu kondisi seimbang/equlibrium (sakit). Neuman juga menggunakan
konsep tiga tingkatan pencegahan sebagai pendekatan dalam intervensi keperawatan.
Anderson dan Mc Farlane mengawali pembentukan teori yang diberi nama komunitas
sebagai klien (Comunity as a Client). Dalam perkembangannya, teori tersebut berubah
menjadi komunitas sebagai mitra (Comunity as partner) atas dasar keyakinan bahwa
komunitas adalah subjek asuhan yang memiliki potensi dan memiliki otonomi untuk
menentukan status kesehatannya. Istilah partner lebih tepat karena memiliki nilai partisipasi
aktif komunitas untuk mencapai tujuan bersama.
B. Konsep Community as Partner
Konsep utama teori Community as partner adalah roda pengkajian komunitas dan
proses keperawatan. Dua bagian utama dari konsep roda pengkaian komunitas meliputi inti
komunitas (core) dan 8 subsistem.
Core terdiri dari demografi, statistik penting, sejarah, etnis/budaya, dan persepsi
terhadap kesehatan.
Sedangkan, subsistem terdiri dari :
1. Lingkungan fisik
2. Pendidikan
3. Ekonomi
4. Keamanan dan transportasi
5. Politik dan pemerintah
6. Pelayanan kesehatan dan sosial
7. Komunikasi
8. Rekreasi
Core dan sub sistem dikelilingi oleh garis pertahanan sebagai sistem respon yang
ditampilkan oleh komunitas sebagai reaksi terhadap stressor yang masuk. Lingkaran utuh

7
sebagai garis pertahanan normal adalah level kesehatan yang ditampilkan komunitas.
Lingkaran putus-putus adalah garis pertahanan fleksibel yang mengelilingi komunitas
sebagai “a buffer zone” yang menggambarkan suatu level kesehatan yang dimanis sebagai
hasil dari respons sementara terhadap stressor. Delapan sub sistem dibagi oleh garis putus-
putus sebagai garis pertahanan resisten untuk menunjukan bahwa masing-masing
mempunyai pengaruh dan dipengaruhi oleh yang lainnya. Stressor adalah tekanan yang
menghasilkan stimulus berpotensi menyebabkan ketidakseimbangan. Status
ketidakseimbangan dikenal sebagai derajat reaksi.
Intervensi keperawatan dibedakan kedalam tiga tingkatan pencegahan. Pencegahan
primer bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan komunitas melalui
kegiatan promosi dan proteksi kesehatan. Pencegahan sekunder bertujuan untuk mencegah
akibat lanjut atau kecacatan melalui kegiatan perawatan dan rehabilitas.
Model konseptual adalah sintesis seperangkat konsep dan pernyataan yang
mengintegrasikan konsep-konsep tersebut menjadi suatu kesatuan. Model keperawatan dapat
didefinisikan sebagai kerangka pikir, sebagai satu cara melihat keperawatan, atau satu
gambaran tentang lingkup keperawatan. Model ini sebagai panduan proses keperawatan
dalam pengkajian komunitas; analisa dan diagnosa; perencanaan; implementasi komunitas
yang terdiri dari tiga tingkatan pencegahan; primer, sekunder, dan tersier, dan program
evaluasi (Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999).
Konsep Community as partner diperkenalkan Anderson dan McFarlane yang
merupakan pengembangan dari model Neuman yang menggunakan pendekatan totalitas
manusia untuk menggambarkan status kesehatan klien. Komunitas sebagai klien/partner
berarti bahwa kelompok masyarakat tersebut turut berperan serta secara aktif dalam
meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengatasi masalah kesehatannya.
C. Aplikasi Community as Partner
Inti Komunitas (core) mengidentifikasi :
1. Sejarah terjadinya atau perkembangan komunitas yang berkontribusi pada terjadinya isu
dan kecenderungan masalah kesehatan komunitas;
2. Demografi meliputi karakteristik komunitas (usia, jenis kelamin, agama, status
perkawinan, latar belakang pendidikaan dan pekerjaan;
3. Statistik penting (angka kelahiran, angka kesakitan, angka kematian, dll)
4. Etnis dan budaya komunitas ( suku atau ras, adat atau kebiasaan yang mempengaruhi
kesehatan, bahasa yang digunakan).

8
Metode pengkajian yang efektif dan efisien digunakan untuk mengkaji data inti
komunitas meliputi: wawancara kepada informan kunci, angket dan data sekunder melalui
profil kesehatan.
Sedangkan pada subsistem :
1. Lingkungan fisik meliputi iklim atau cuaca, perumahan terkait dengan kepadatan,
pencahayaan, ventilasi, bangunan (usia, bahan, arsitektur, lingkungan terbuka kuliatas
dan kepemilikan), batas wilayah, dan tempat kumpul. Metode pengkajian melalui
winshield survey, adalah berjalan mengelilingi komunitas menggunakan semua indra.
2. Pendidikan menkaji fasilitas pendidikan yang digunakan masyarakat berupa jenis
fasilitas (milik pemerintah atau non pemerintah), tingkat institusi pendidikan (dasar,
menengah, tinggi), karakteristik pengguna, layanan yang digunakan, disediakan,
sumber-sumber yang dimiliki, dan lokasi. Metode pengkajian yang efektif digunakan
adalah wawancara, data sekunder, atau winshield survey.
3. Ekonomi mengkaji karakteristik finansial dan karakteristik pekerja. Karakteristik
finansial mengidentifikasi penghasilan keluarga berasarkan indikator Upah Minimal
Regional (UMR). Karakteristik pekerja mengidentifikasi status pekerja, kategori pekerja
dan kelompok khusus yang bekerja (seperti single parent dan anak). Metode pengkajian
yang dapat digunakan adalah survey rumah tangga atau data sekunder melalui profil.
4. Keamanan dan transportasi keamanan mengidentifikasi pelayanan dan perlindungan
terhadap komunitas berkaitan dengan kebakaran, kepolisian, kritisenter dan sanitasi (air,
limbah, sampah). Fasilitas yang penting dikaji adalah ketersediaan dan kemudahan
akses terhadap nomor telepon dinas kebakaran dan dinas kepolisian. Pengelolaan
sanitasi dapat menjadi sumber ancaman terhadap keamanan berkaitan dengan dampak
wabah penyakit akibat tidak terjaminnya keamanan sanitasi lingkungan. Kajian
transportasi meliputi kondisi jalan dan jenis kendaraan yang digunakan oleh komunitas
baik transportasi umum maupun transportasi keluarga. metode pengkajian yang dapat
digunakan untuk mengkaji data keamanan komunitas adalah survey, sementara
transportasi menggunakan winshield survey.
5. Politik dan pemerintahan mengidentifikasi partai politik dan partisipasinya dalam
pelayanan kesehatan, jenis pemerintahan (RT atau RW, Kelurahan atau Desa) dan
kebijakan kesehatan (pelayanan, dana sehat atau asuransi). Pelayanan kesehatan dan
sosial meliputi ketersediaan, jenis, waktu pelayanan, sumber daya, karakteristik
pengguna, dan pembiayaan pelayanan kesehatan dan sosial. Metode pengkajian yang
efektif adalah wawancara kepada pimpinan unit terkait.

9
6. Komunikasi mengidentifikasi berbagai cara komunitas untuk melakukan komunikasi,
terdiri dari jenis (formal atau informal), bentuk (rapat, menggunakan sistem informasi
dan teknologi, frekuensi, mingguan atau bulanan). Lingkup dan cara sirkulasi rekreasi
mengidentifikasi jenis, lokasi, pengguna, dan biaya pengguna. Metode pengkajian
komunikasi efektif menggunakan wawancara dan rekreasi efektif menggunakan metode
winshield survey.
7. Metode pengumpulan data lain yang umumnya digunakan pada pengkajian keperawatan
komunitas adalah Focus Grup Discussion (FGD) / Diskusi kelompok dan skrining
kesehatan. FGD harus memenuhi syarat yaitu homogen, jumlah 6-12 orang, waktu
pelaksanaan 30-90 menit, ada moderator dan perekam atau notulen FGD digunakan
untuk mengidentifikasi fenomena spesifik menyangut sekelompok orang yang lebih
efektif didapatkan datanya melalui diskusi, misalnya tentang praktik budaya,
penyalahgunaan obat, perilaku kekerasan, dan perilaku lainnya yang dianggap sebagai
perilaku penimpangan dalam komunitas. Skrining kesehatan bertujuan untuk
mendeteksi faktor resiko kesehatan komunitas, dapat dilakukan melalui pemeriksaan
kesehatan fisik dan mental menggunakan instrumen khusus. Misalnya pemeriksaan
perkembangan balita, pengukuran tekanan darah untuk mengidentifikasi hipertensi,
pemeriksaan darah untuk mengukur kadar HB, gula, kolesterol, asam urat, pengukuran
kepadatan tulang untuk mengidentifikasi osteoporosis dan pemeriksaan status mental
lansia usia untuk mengidentifikasi status demensia. Metode pengumpulan data lainnya
yang jarang digunakan pada penkajian komunitas adalah observasi (banyak digunakan
pada penelitian ethnography) dan Delphy proses (Serial survey menggunakan media
elektronik).
D. Pendekatan Paradigma Keperawatan Community as Partner
Model komunitas sebagai mitra (community as partner) dikembangkan berdasarkan
model Neuman dengan pendekatan totalitas manusia untuk menggambarkan masalah
kesehatan yang ada.
Model ini sekaligus menekankan bahwa primary health care (PHC) sebagai filosofi
yang mendasari komunitas untuk turut aktif meningkatkan kesehatan, mencegah dan
mengatasi masalah melalui upaya pemberdayaan komunitas dan kemitraan. Ada tiga
pendekatan utama primary health care (PHC) yaitu memberikan pelayanan kesehatan dasar
dengan teknologi tepat guna, menjalin kerja sama lintas sektoral dan meningkatkan peran
serta masyarakat. Oleh karenanya model ini sangat menitik beratkan pada kemitraan,
melalui kemitraan komunitas akan merasa masalah kesehatannya juga menjadi tanggung
jawabnya.

10
Pada model health care system menurut Neuman bahwa klien adalah sebagai sifat
terbuka, dimana klien dan lingkungannya berada dalam interaksi yang dinamis dan memiliki
tiga garis pertahanan, yaitu fleksible line of defense dan resistance defence. Dalam model
community as partner ada dua komponen penting yaitu roda pengkajian komunitas dan
proses keperawatan. Roda pengkajian komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu inti
(core) sebagai intrasistem terdiri dari demografi, riwayat, nilai dan keyakinan komunitas.
Ekstrasistemnya terdiri dari delapan subsistem yang mengelilingi inti yaitu lingkungan fisik,
pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan
sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Sedangkan proses keperawatan yang dimaksud
mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Hitchcock,
Schubert, Thomas, 1999; Anderson & Mc Farlane, 2000; Ervin, 2002).

11
E. Asuhan Keperawatan Community as Partner
 Pengkajian
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap
masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh
masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis dan sosial ekonomi maupun spiritual dapat ditentukan.
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk mengenal
komunitas.  Mengidentifikasi faktor positif dan negatif yang berbenturan dengan masalah
kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan
merancang strategi promosi kesehatan.
Yang dikaji meliputi demografi, riwayat, nilai keyakinan dan riwayat kesehatan
individu yang dipengaruhi oleh subsystem komunitas yang terdiri dari lingkungan fisik,
pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan
sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Aspek-aspek tersebut dikaji melalui pengamatan
langsung, data statistik, angket dan wawancara.
 Pengumpulan Data
Tujuan pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukam tindakan yang harus
diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis,
sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Kegiatan
pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
1) Data Inti
a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Riwayat terbentuknya sebuah komunitas (lama/baru). tanyakan pada
orang-orang yang kompeten atau yang mengetahui sejarah area atau daerah
itu.
b) Data demografi
Karakteristik orang-orang yang ada di area atau daerah tersebut, distribusi
(jenis kelamin, usia, status perkawinan, etnis), jumlah penduduk.
c) Vital statistik
Meliputi kelahiran, kematian, kesakitan dan penyebab utama kematian
atau kesakitan.
d) Nilai dan kepercayaan
Nilai yang dianut oleh masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan,
kepercayaan-kepercayaan yang diyakini yang berkaitan dengan kesehatan,

12
kegiatan keagamaan di masyarakat, kegiatan-kegiatan masyarakat yang
mencerminkan nilai-nilai kesehatan.
2) Data Subsistem
a) Lingkungan fisik
Catat lingkungan tentang mutu air, flora, perumahan, ruang, area hijau,
binatang, orang-orang, bangunan buatan manusia, keindahan alam, air, dan
iklim.
b) Pelayanan kesehatan dan sosial
Catat apakah terdapat klinik, rumah sakit, profesi kesehatan yang
praktek, layanan kesehatan publik, pusat emergency, rumah perawatan atau
panti werda, fasilitas layanan sosial, layanan kesehatan mental, dukun
tradisional/pengobatan alternatif.
c) Ekonomi
Catat apakah perkembangan ekonomi di wilayah komunitas tersebut maju
dengan pesat, industri, toko, dan tempat-tempat untuk pekerjaan, adakah
pemberian bantuan sosial (makanan), seberapa besar tingkat pengangguran,
rata-rata pendapatan keluarga, karakteristik pekerjaan.
d) Keamanan dan transportasi
Apa jenis transportasi publik dan pribadi yang tersedia di wilayah
komunitas, catat bagaimana orang-orang bepergian, apakah terdapat trotoar
atau jalur sepeda, apakah ada transportasi yang memungkinkan untuk orang
cacat. Jenis layanan perlindungan apa yang ada di komunitas (misalnya:
pemadam kebakaran, polisi, dan lain-lain), apakah mutu udara di monitor,
apa saja jenis kegiatan yang sering terjadi, apakah orang-orang merasa aman.
e) Politik dan pemerintahan
Catat apakah ada tanda aktivitas politik, apakah ada pengaruh partai yang
menonjol, bagaimana peraturan pemerintah terdapat komunitas (misalnya:
pemilihan kepala desa, walikota, dewan kota), apakah orang-orang terlibat
dalam pembuatan keputusan dalam unit pemerintahan lokal mereka.
f) Komunikasi
Catat apakah orang-orang memiliki TV dan radio, apa saja sarana
komunikasi formal dan informal yang terdapat di wilayah komunitas, apakah
terdapat surat kabar yang terlihat di stan atau kios, apakah ada tempat yang
biasanya digunakan untuk berkumpul.

13
g) Pendidikan
Catat apa saja sekolah-sekolah dalam area beserta kondisi, pendidikan
lokal, reputasi, tingkat drop-out, aktifitas-aktifitas ekstrakurikuler, layanan
kesehatan sekolah, dan tingkat pendidikan masyarakat.
h) Rekreasi
Catat dimana anak-anak bermain, apa saja bentuk rekreasi utama, siapa
yang berpartisipasi, fasilitas untuk rekreasi dan kebiasaan masyarakat
menggunakan waktu senggang.
 Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari :
1) Data subjektif: yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas, yang diungkapkan
secara langsung melalui lisan.
2) Data objektif: data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran.
 Sumber Data
1) Data primer: data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau
perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas
berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2) Data sekunder : data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesejatan pasien atau medical record. (wahit,
2005)
 Cara Pengumpulan Data
1) Wawancara atau anamnesa
2) Pengamatan
3) Pemeriksaan fisik
 Pengolahan Data
1) Klasifikasi data atau kategorisasi data
2) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan tally
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data analisis data
Tujuan analisis data :
- menetapkan kebutuhan komuniti;
- menetapkan kekuatan;
- mengidentifikasi pola respon komuniti;

14
- mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
5) Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
6) Prioritas masalah
Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria:
- Perhatian masyarakat;
- Prevalensi kejadian;
- Berat ringannya masalah;
- Kemungkinan masalah untuk diatasi;
- tersedianya sumber daya masyarakat;
- aspek politis.
 Diagnosa Keperawatan
Data-data yang dihasilkan dari pengkajian kemudian dianalisa seberapa besar stressor
yang mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul dalam masyarakat
tersebut. Kemudian dijadikan dasar dalam pembuatan diagnosa atau masalah keperawatan.
Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen yaitu problem, etiologi, sign symptom.
Diagnosa keperawatan terdiri dari masalah kesehatan, karakteristik populasi dan
lingkungan yang dapat bersifat aktual dan potensial. Masalah aktual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin
timbul kemudian.American Nurses Of Association (ANA).
Dengan demikian diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan
pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan.
 Intervensi Keperawatan
Perencanaan merupakan tindakan pencegahan primer, sekunder, tersier yang cocok
dengan kondisi klien (keluarga, masyarakat) yang sesuai dengan diagnosa yang telah
ditetapkan. Proses didalam tahap perencanaan ini meliputi penyusunan, pengurutan masalah
berdasarkan diagnosa komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan masalah), penetapan
tujuan dan sasaran, menetapkan strategi intervensi dan rencana evaluasi.
 Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat pencegahan (Anderson dan
Mcfarlene, 1985), yaitu :
a) Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau disfungsi dan
diaplikasikan ke populasi sehat pada umumnya, mencakup pada kegiatan kesehatan

15
secara umum dan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit. Misalnya, kegiatan
penyuluhan gizi, imunisasi, stimulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
b) Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya masalah kesehatan.
Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan intervensi yang tepat
untuk menghambat proses penyakit atau kelainan sehingga memperpendek waktu
sakit dan tingkat keparahan. Misalnya mengkaji dan member intervensi segera
terhadap tumbuh kembang anak usia bayi sampai balita.
c) Pencegahan tersier
Pencegahan tersier adalah kegiatan yang menekankan pada pengembalian
individu pada tingkat fungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga.
Pencegahan ini dimulai ketika terjadinya kecacatan atau ketidakmampuan yang
menetap bertujuan untuk mengembalikan ke fungsi semula dan menghambat proses
penyakit.
 Evaluasi
Evaluasi perbandingan antara status kesehatan klien dengan hasil yang diharapkan.
Evaluasi terdiri dari tiga yaitu evaluasi struktur, evaluasi proses dan evaluasi hasil. Tugas
dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai dengan kriteria
evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam
memberikan asuhan keperawatan.
a) Evaluasi struktur
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan sekeliling
tempat pelayanan keperawatan diberikan. Aspek lingkungan secara langsung atau
tidak langsung mempengaruhi dalam pemberian pelayanan. Persediaan
perlengkapan, fasilitas fisik, rasio perawat-klien, dukungan administrasi,
pemeliharaan dan pengembangan kompetensi staf keperawatan dalam area yang
diinginkan.
b) Evaluasi proses
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah perawat
dalam memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa tekanan, dan sesuai
wewenang. Area yang menjadi perhatian pada evaluasi proses mencakup jenis
informasi yang didapat pada saat wawancara dan pemeriksaan fisik, validasi dari
perumusan diagnose keperawatan, dan kemampuan tehnikal perawat.

16
c) Evaluasi hasil
Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien. Respons prilaku klien
merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan terlihat pada pencapaian
tujuan dan kriteria hasil.

17
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Konsep utama teori Community as partner adalah roda pengkajian komunitas dan
proses keperawatan. Dua bagian utama dari konsep roda pengkaian komunitas meliputi inti
komunitas (core) dan 8 subsistem. Core terdiri dari demografi, statistik penting, sejarah,
etnis/budaya, dan persepsi terhadap kesehatan. Sedangkan, subsistem terdiri dari lingkungan
fisik, pendidikan, ekonomi, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintah, pelayanan
kesehatan dan sosial, komunikasi, dan rekreasi.
Teori ini merupakan pengembangan dari model health care system menurut Betty
Neuman. Komunitas sebagai klien/partner berarti bahwa kelompok masyarakat turut
berperan serta secara aktif dalam meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengatasi
masalah kesehatannya.
B. Saran
Penulis berharap akademik dapat menyediakan sumber buku dengan tahun dan penerbit
terbaru sebagai bahan informasi yang penting dalam pembuatan makalah ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/287158342/138339074-124502331-Konsep-Community-as-
Partner-Diperkenalkan-Anderson-Dan-McFarlane-Model-Ini-Merupakan-Pengembangan-Dari-
Model-Neuman-Yang-Menggunak
Diakses pada : Maret 2021

https://www.scribd.com/document/392671581/Comunity-as-Partner
Diakses pada : Maret 2021

19

Anda mungkin juga menyukai