Anda di halaman 1dari 13

KONSEP POSYANDU BALITA

DAN POSYANDU LANSIA

NAMA KELOMPOK 7:
1. AFIFATUSSHOLIKHAH 0118004
2. AGUSTIN MEGA A. 0118005
3. ELA FARERA 0118013
4. ELLSA AVIANA 0118014
5. SERLY PRASETYA O. 0118037

PRODI : S1- KEPERAWATAN / 3A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
Konsep posyandu balita dan posyandu lansia .

    Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
    
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
    
    Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Mojokerto, 26 April 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................1

DAFTAR ISI........................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................3
B. Rumusan Masalah .......................................................................................3
C. Tujuan Masalah ...........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

1.1 PEMBAHASAN KONSEP POSYANDU BALITA


A. Pengertian Posyandu Balita.........................................................................4
B. Tujuan Posyandu Balita...............................................................................4
C. Sasaran Posyandu Balita.............................................................................5
D. Pembentukan Posyandu Balita....................................................................5
E. Pelaksanaan Posyandu Balita......................................................................5
1.2 PEMBAHASAN KONSEP POSYANDU LANSIA
A. Pengertian Posyandu Lansia........................................................................6
B. Tujuan Posyandu Lansia..............................................................................7
C. Sasaran Posyandu Lansia.............................................................................7
D. Pembentukan Posyandu Lansia...................................................................7
E. Pelaksanaan Posyandu Lansia.....................................................................8
F. Kendala dalam Posyandu Lansia................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................11
B. Saran .........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................12

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Upaya pengembangan
kualitas sumberdaya manusia yang mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat
dilaksanakan secara merata apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat
seperti posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien, dan dapat menjangkau semua
sasaran yang membutuhkan pelayanan, salah satunya adalah layanan tumbuh kembang
anak (Depkes RI, 2006).
Upaya kesehatan yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat terutama para lansia yaitu dengan dibentuknya pelayanan dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), peran serta masyarakat dalam rujukan kesehatan.
Upaya kesehatan melalui Puskesmas merupakan upaya menyeluruh dan terpadu yang
meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Departemen Kesehatan,
Departemen Dalam Negeri serta Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan
Keluarga telah merumuskan tatanan tersebut yang dilaksanakan dalam bentuk Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu), yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk masyarakat
secara rutin setiap bulannya (Departemen Kesehatan RI, 2009).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep posyandu balita ?
2. Bagaimana konsep posyandu lansia ?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui konsep posyandu balita.
2. Untuk mengetahui konsep posyandu lansia

3
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 PEMBAHASAN KONSEP POSYANDU BALITA


A. PENGERTIAN
 Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat sekaligus
memperoleh pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan antara lain : gizi,
imunisasi, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan penanggulangan diare.
 Posyandu adalah salahsatu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
Angka Kematian Ibu dan Bayi.
 Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Besumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006).
 Posyandu diasumsikan sebagai salah satu pendekatan yang tepat untuk
menurunkan angka kematian dan kesakitan balita serta dapat meningkatkan status
gizi balita (Adisasmito, 2007).

B. TUJUAN
Secara umum tujuan penyelenggaraan Posyandu adalah sebagai
berikut (Depkes RI, 2006):
a.Mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), anak balita dan angka
kelahiran.
b.Mempercepat penurunan AKI (Angka Kematian Ibu), Ibu hamil dan nifas.
c.Mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS).
d.Meneingkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang mengunjang sesuai kebutuhan.
e.Meningkatkan daya jangkau pelayanan kesehatan. Sasaran dalam pelayanan
kesehatan di Posyandu adalah bayi (usia kurang dari 1 tahun) anak balita (usia 1-5
tahun), ibu hamil, ibu menyusui dan wanita PUS (pasangan usia subur).

4
C. SASARAN
Sasaran dalam pelayanan posyandu (Ambarwati, 2009) :
1. Bayi berusia kurang dari 1 tahun
2. Anak balita usia 1 –5 tahun
3. Ibu Hamil
4. Ibu Menyusui
5. Ibu Nifas
6. Wanita usia subur.

D. PEMBENTUKAN
Menurut Mubarak (2009) posyandu bentuk dari beberapa pos seperti ini:
1.Pos penimbangan balita
2.Pos imunisasi
3.Pos keluarga berencana desa
4.Pos kesehatan

E. PELAKSANAAN (Kegiatan & hal lain yang terakait)


1. Lima kegiatan posyandu (pancakrida posyandu)
a. Kesehatan ibu dan anak
1. Ibu hamil
Pelayanan meliputi :
 Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh
kader kesehatan.
 Bila ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran tekanan darah,
pemeriksaan hamil bila ada tempat atau ruang periksa dan pemberian
imunisasi Tetanus Toxoid. Bila ditemukan kelainan maka segera dirujuk ke
Puskesmas.
 Bila dimungkinkan diselenggarakan kelompok ibu hamil pada hari buka
Posyandu yang kegiatannya antara lain : penyuluhan tentang tanda bahaya
kehamilan, persalinan, persiapan menyusui, KB dan gizi ibu hamil,
perawatan payudara dan pemberian ASI, peragaan perawatan bayi baru
lahir dan senam ibu hamil.
2. Ibu nifas dan menyusui
Pelayanannya meliputi :
 Penyuluhan kesehatan, KB, ASI, dan gizi, perawatan jalan lahir.
 Pemberian vitamin A dan tablet besi
 Perawatan payudara
 Senam ibu nifas
 Bila ada petugas kesehatan dan tersedia ruangan maka dapat dilakukan
pemeriksaan payudara, tinggi fundus uteri, dan pemeriksaan lochea.
3. Bayi dan anak balita
 Jenis pelayanan untuk bayi dan balita mencakup :

5
 Penimbangan
 Penentuan status gizi
 Penyuluhan tentang kesehatan bayi dan balita
 Jika ada petugas kesehatan dapat ditambahkan pemeriksaan kesehatan,
imunisasi, dan deteksi dini tumbuh kembang. Bila ditemukan adanya
kelainanakan dirujuk ke Puskesmas.
b. Kelurga berencana
Pelayanan KB di Posyandu yang diselenggarakan oleh kader adalah pemberian
pil dan kondom. Bila ada petugas keehatan maka dapat dilayani KB suntik dan
konseling KB.
c. Peningkatan gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Bentuk pelayanannya
meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan,
penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup
besi (Fe). Untuk ibu hamil dan ibu nifas diberikan tablet besi dan yodium untuk
daerah endemis gondok.
d. Penanggulangan diare
Pelayanan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare antara lain dengan cara
penyuluhan tentang diare dan pemberian oralit atau larutan gula garam
e. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan bila ada petugas
kesehatan Puskesmas. Jenis pelayanan imunisasi yang diberikan yang sesuai
program, baik untuk bayi, balita maupun untuk ibu hamil, yaitu : BCG, DPT,
hepatitis B, campak, polio, dan tetanus toxoid.

2. Tujuh kegiatan posyandu (saptakrida posyandu)


Dalam keadaan tertentu Posyandu dapat menambah kegiatan baru, misalnya:
a. Kesehatan ibu dan anak
b. Keluarga berencana
c. Imunusasi
d. Peningkatan gizi
e. Penanggulangan diare
f. Sanitasi dasar
g. Penyediaan obat esensial&Pembentukan posyandu

1.2 PEMBAHASAN KONSEP POSYANDU LANSIA

A. PENGERTIAN
 Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat lansia di wilayah
tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.

6
 Posyandu lansia adalah bentuk pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat
atau UKBM yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan
masyarakat, khususnya pada penduduk lanjut usia
 Komisi Nasional Lanjut Usia (2010) disebutkan bahwa Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di
masyarakat, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh
masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah
dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan
pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif.
 Menurut Kemenkes (2011), posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk
masyarakat lanjut usia di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, dan di
gerakkan oleh masyarakat agar lanjut usia mendapatkan pelayanan kesehatan yang
memadai dan merupakan kebijakan pemerintah

B. TUJUAN
Tujuan umum dari Posyandu Lansia adalah meningkatkan kesejahteraan Lansia
melalui kegiatan Posyandu Lansia yang mandiri dalam masyarakat. Tujuan
khususnya, meliputi:
 Meningkatnya kemudahan bagi Lansia dalam mendapatkan pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan.
 Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan Lansia, khususnya aspek
peningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan aspek pengobatan dan pemulihan.
 Berkembangnya Posyandu Lansia yang aktif melaksanakan kegiatan dengan
kualitas yang baik secara berkesinambungan (Depkes RI, 2003).

C. SASARAN
Sasaran pelaksanaan pembinaan POKSILA, terbagi dua yaitu:
1. Sasaran langsung, yang meliputi pra lanjut usia (45-59 tahun), usia lanjut (60-69
tahun), usia lanjut risiko tinggi (>70 tahun atau 60 tahun atau lebih dengan
masalah kesehatan.
2. Sasaran tidak langsung, yang meliputi keluarga dimana usia lanjut berada,
masyarakat di lingkungan usia lanjut, organisasi sosial yang peduli terhadap
pembinaan kesehatan usia lanjut, petugas kesehatan yang melayani kesehatan usia
lanjut, petugas lain yang menangani Kelompok Usia Lanjut dan masyarakat luas
(Depkes RI, 2003).

D. PEMBENTUKAN
Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan Kesehatan
fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat
(KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau
ancaman masalah kesehatan yang dihadapi.
Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu Lansia
seperti tercantum dalam situs Pemerintah Kota adalah: 

7
1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam
kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat
tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit.
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
4. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama satu menit.
5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat
6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
gula (diabetes mellitus)
7. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit ginjal.
8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan
kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7.
9. Penyuluhan Kesehatan.

Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat seperti
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan
gizi lanjut usia dan kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai
untuk meningkatkan kebugaran.
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan, sarana
dan prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat
terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa,
meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium
sederhana, thermometer, Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia.

E. PELAKSANAAN (Kegiatan & hal lain yang terakait)


Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap Lansia,
mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan adalah sistim 5
tahapan (5 meja) sebagai berikut:
1) Tahap pertama: pendaftaran Lansia sebelum pelaksanaan pelayanan.
2) Tahap kedua: pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan Lansia, serta
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
3) Tahap ketiga: pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan
pemeriksaan status mental.

8
4) Tahap keempat: pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium
sederhana).
5) Tahap kelima: pemberian penyuluhan dan konseling (Depkes RI, 2003).

F. Kendala Pelaksanaan Posyandu Lansia


Beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu antara
lain :
1. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu. 
Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman
pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu,
lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan
segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan
pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar
pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu
mengikuti kegiatan posyandu lansia
2. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau
Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu
tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya
tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu
ini berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia
merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus
menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat
mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu.
Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya
motivasi untuk menghadiri posyandu lansia.
3. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia
untuk datang ke posyandu. Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong
minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga
bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk
mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa
jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan
bersama lansia.
4. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.
Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas
kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap

9
yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan
yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang
adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan
merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu
apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu
respons.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Diperlukan keaktifan peran serta masyarakat dalam mengelola dan
memanfaatkan Posyandu karena Posyandu adalah milik masyarakat, dilaksanakan
oleh masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan umum. Dimana kegiatan tersebut
dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan
pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Untuk mewujudkan
tujuan posyandu tersebut maka perlu dibarengi dengan mutu pelayanan kesehatan
yang berkualitas oleh kader posyandu baik untuk posyandu balita maunpun posyandu
lansia.

B. SARAN
Sebaiknya pelayanan ini harus di gerakkan dengan sebaik-baiknya agar mendapat
hasil semaksimal mungkin dan dapat meningkatkan kesehatan di desa setempat.
Harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat dan kami juga berharap semoga angka
kesakitan dan kematian di Indonesia dapat menurun dan diturunkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Cavenett. (2013). Konsep Dasar Posyandu. Journal of Chemical Information and


Modeling, 53(9), 1689–1699.

Khoiri, A. (2008). Konsep Posyandu. Modul Peatihan Sistem Informasi Posyandu, 1–26.
https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/57839/16.LAMPIRAN
modul.pdf?sequence=16

Purwati, E. (2016). Hubungan Pekerjaan Pengetahuan. Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 1, 27–
61.

Bruno, L. (2019). Lanjut Usia. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–
1699. http://eprints.umm.ac.id/45744/3/BAB II.pdf

Ii, B. A. B., & Lansia, A. P. (2009). Analisis Faktor Yang, Dwi Haryani , Keperawatan S I UMP ,
2014. 10–41.

12

Anda mungkin juga menyukai