Anda di halaman 1dari 21

DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP

POS PELAYANAN TERPADU

Dosen Pengampu : Kamrin S.KM,M.Kes

OLEH:

KELOMPOK 4

1. Intan Tiara (J1A122037)

2. Aisyah Nurul Musyarrafah (J1A122004)

3. Fitra Sawfla Insani (J1A122029)

4. Aurel Amelia Putri Taoha (J1A122014)

5. Asnita Sari (J1A122009)

6. Niken Patricia Ramadhani (J1A122054)

7. Miftahul Wahida (J1A122050)

8. Jayanti (J1A122041)

9. Malida (J1A122047)

10. Linda Eka Putri (J1A122045)

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALUOLEO

2022
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pengertian Dan Ruang Lingkup Pos Pelayanan Terpadu” tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Dosen Kamrin S.KM,M.Kes dalam mata kuliah Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Selain itu, makalah ini pula bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Pos Pelayanan Terpadu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen Kamrin S.KM,
M.Kes selaku dosen yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
juga mengucapkan terima kasih pada seluruh pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul................................................................................................I
Daftar Pustaka...................................................................................................II
Daftar Isi ............................................................................................................III
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2
2.1 Definisi Posyandu .......................................................................... 2
2.2 Manfaat Posyandu .......................................................................... 2
2.3 Penyelenggaraan Posyandu ............................................................ 5
2.4 Pembentukan Posyandu ................................................................. 6
2.5 Kader Posyandu dan Perannya dalam Posyandu ........................... 6
2.6 Pesan Kader Posyandu ...................................................................10
BAB III PENUTUP ...........................................................................................17
3.1 Kesimpulan ....................................................................................17
3.2 Saran ..............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata
tanggungjawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di
masyarakat, termasuk kader. Peran kader dalam penyelenggaraan
Posyandu sangat besar karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan
kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke
Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi posyandu?
2. Bagaimana manfaat posyandu?
3. Bagaimana penyelenggaraan posyandu?

4. Bagaimana pembentukan posyandu?

5. Bagaimana kader posyandu dan perannya dalam posyandu?

6. Bagaimana pesan kader posyandu?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi posyandu
2. Mengetahui manfaat posyandu
3. Mengetahui penyelenggaraan posyandu

4. Mengetahui pembentukan posyandu

5. Mengetahui kader posyandu dan perannya dalam posyandu

6. Mengetahui pesan kader posyandu

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Posyandu

Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh


dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen Kesehatan
RI. 2006)
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan
kesehatan dan keluarga berencana.(Effendi, Nasrul. 1998: 267)
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari
dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan
anak balita. (Pusat Promosi Kesehatan.2012)

2.2 Manfaat Posyandu

Adapun manfaat Posyandu, yaitu memberikan layanan kesehatan ibu dan


anak, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare.

1. Kesehatan ibu dan anak


Ibu: Pemeliharaan kesehatan ibu di posyandu, Pemeriksaan kehamilan
dan nifas, pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil
penambah darah, Imunisasi TT untuk ibu hamil.

Pemberian Vitamin A: Pemberian vitamin A dosis tinggi pada bulan


Februari dan Agustus (Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU.
2007). Akibat dari kurangnya vitamin A adalah menurunnya daya tahan
tubuh terhadap serangan penyakit. (Dinas Kesehatan RI. 2006: 95)

Penimbangan Balita: Penimbangan balita dilakukan tiap bulan di posyandu


(Dinas Kesehatan RI. 2006: 95). Penimbangan secara rutin di posyandu
untuk pemantauan pertumbuhan dan mendeteksi sedini mungkin
penyimpangan pertumbuhan balita. Dari penimbangan yang kemudian
dicatat di KMS, dari data tersebut dapat diketahui status pertumbuhan

2
balita (Dinas Kesehatan RI. 2006: 54), apabila penyelenggaraan posyandu
baik maka upaya untuk pemenuhan dasar pertumbuhan anak akan baik
pula.

KMS adalah kartu untuk mencatat dan memantau perkembangan balita


dengan melihat garis pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan
pada KMS dapat diketahui status pertumbuhan anaknya.

Kriteria Berat Badan balita di KMS:

 Berat badan naik :


Berat badan bertambah mengikuti salah satu pita warna, berat badan
bertamabah ke pita warna diatasnya.
 Berat badan tidak naik :
Berat badanya berkurang atau turun, berat badan tetap, berat badan
bertambah atau naik tapi pindah ke pita warna di bawahnya.
 Berat badan dibawah garis merah Merupakan awal tanda balita gizi
buruk. Pemberian makanan tambahan atau PMT, PMT diberikan
kepada semua balita menimbang ke posyandu. (Departemen Kesehatan
RI. 2006: yang 104)
2. Keluarga Berencana
Pelayanan Keluarga Berencana berupa pelayanan kontrasepsi kondom, pil
KB, dan suntik KB.
3. Imunisasi
Di posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi. Macam
imunisasi yang diberikan di posyandu adalah:
 BCG untuk mencegah penyakit TBC.
 DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus.
 Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan.
 Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit kuning).
4. Peningkatan Gizi

Dengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita, sangat

tepat untuk meningkatkan gizi balita (Notoadmodjo, Soekidjo. 2003: 205).

3
Peningkatan gizi balita di posyandu yang dilakukan oleh kader berupa

pemberian penyuluhan tentang ASI, status gizi balita, MP-ASI, Imunisasi,

Vitamin A, stimulasi tumbuh kembang anak, diare pada balita (Dinas

Kesehatan RI. 2006: 24).

5. Penanggulangan diare

Penyediaan oralit di posyandu (Dinas Kesehatan RI. 2006: 127).

Melakukan rujukan pada penderita diare yang menunjukan tanda bahaya di

Puskesmas. (Departemen Kesehatan RI. 2006: 129). Memberikan

penyuluhan penggulangan diare oleh kader posyandu. (Departemen

Kesehatan RI. 2006: 132)

Selain itu, dalam Buku Saku Posyandu (Pusat Promosi Kesehatan.2012)


menyebutkan bahwa manfaat posyandu adalah sebagai berikut:

1. Bagi Masyarakat
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan
pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita.
b. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi
kurang atau gizi buruk.
c. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A.
d. Bayi memperoleh imunisasi lengkap.
e. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet
tambah darah (Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
f. Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe).

g. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu


dan anak.
h. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas
dan ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.
i. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu,
bayi, dan anak balita.

4
2. Bagi Kader
a. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih
lengkap.
b. Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang
anak balita dan kesehatan ibu.
c. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya
dalam bidang kesehatan.
d. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak
dan kesehatan ibu.
(Pusat Promosi Kesehatan.2012)

2.2 Penyelenggaraan Posyandu

a. Pengelola posyandu
Dalam penyelenggaraannya, pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh
masyarakat pada saat musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus
Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan
bendahara.
Berikut ini beberapa kriteria pengelola Posyandu:
1. Sukarelawan dan tokoh masyarakat setempat.
2. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi, dan mampu
memotivasi masyarakat.
3. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.

(Pusat Promosi Kesehatan.2012)

b. Waktu dan Lokasi Posyandu


Penyelenggaraan Posyandu sekurang-kurangnya satu (1) kali dalam
sebulan. Jika diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari satu (1) kali
dalam sebulan. Hari dan waktunya sesuai dengan hasil kesepakatan
masyarakat.
Posyandu berlokasi di setiap desa/kelurahan/RT/RW atau dusun, salah
satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau tempat khusus
yang dibangun oleh swadaya masyarakat. Tempat penyelenggaraan

5
kegiatan Posyandu sebaiknya berada di lokasi yang mudah dijangkau oleh
masyarakat.
(Pusat Promosi Kesehatan.2012)

2.4 Pembentukan Posyandu

Langkah-langkah pembentukan Posyandu.


1. Mempersiapkan para petugas/aparat sehingga bersedia dan memiliki
kemampuan mengelola serta membina Posyandu.
2. Mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh masyarakat sehingga
bersedia mendukung penyelenggaraan Posyandu.
3. Melakukan Survei Mawas Diri (SMD) agar masyarakat mempunyai
rasa memiliki, melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi dan
potensi yang dimiliki.
4. Melakukan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk
mendapatkan dukungan dari tokoh masyarakat.
5. Membentuk dan memantau kegiatan Posyandu dengan kegiatan
pemilihan pengurus dan kader, orientasi pengurus dan pelatihan
kader Posyandu, pembentukan dan peresmian Posyandu, serta
penyelengaraan dan pemantauan kegiatan Posyandu(Pusat Promosi
Kesehatan.2012).

2.5 Kader Posyandu dan Perannya dalam Posyandu

Kader posyandu adalah seorang yang karena kecakapannya atau


kemampuannya diangkat, dipilih dan atau ditunjuk untuk memimpin
pengembangan posyandu disuatu tempat atau desa (Depkes, 2008)
Setiap warga keluarahan setempat laki-laki maupun perempuan yang
bisa membaca dan menulis huruf latin, mempunyai waktu luang, memiliki
kemampuan dan mau bekerja sukarela dengan tulus ikhlas bisa menajdi
kader. (Rahaju, 2005).
Kader posyandu bertanggung jawab terhadap masyarakat setempat
serta pimpinan-pimpinan yang ditunjuk oleh pusat pelayanan kesehatan.

6
Diharapkan mereka dapat melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh para
pembimbing dalam jalinan kerjasama dari sebuah tim kesehatan. (Heru,
1995)
Dalam Buku Saku Posyandu, menyebutkan bahwa Peran Kader
Posyandu adalah sebagai berikut:
a. Sebelum Hari Buka Posyandu
1. Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan Posyandu.
2. Menyebarluaskan informasi tentang hari buka Posyandu melalui
pertemuan warga setempat atau surat edaran.
3. Melakukan pembagian tugas antar kader, meliputi pendaftaran,
penimbangan, pencatatan, penyuluhan, pemberian makanan
tambahan, serta pelayanan yang dapat dilakukan oleh kader.
4. Melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas
lainnya terkait dengan jenis layanan yang akan diselenggarakan.
Jenis kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan
Posyandu sebelumnya atau rencana kegiatan yang telah ditetapkan
berikutnya.
5. Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian makanan
tambahan. Bahan-bahan penyuluhan sesuai permasalahan yang di
dihadapi para orangtua serta disesuaikan dengan metode
penyuluhan, misalnya: menyiapkan bahan-bahan makanan apabila
ingin melakukan demo masak, lembar balik untuk kegiatan
konseling, kaset atau CD, KMS, buku KIA, sarana stimulasi balita.
6. Menyiapkan buku-buku catatan kegiatan Posyandu

(Pusat Promosi kesehatan.2012)

b. Saat Hari Buka Posyandu


1. Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu
nifas, ibu menyusui, dan sasaran lainnya.
2. Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan kesehatan
anak pada Posyandu, dilakukan penimbangan, pengukuran tinggi
badan, pengukuran lingkar kepala anak, pemantauan aktifitas anak,
pemantauan status imunisasi anak, pemantauan terhadap tindakan

7
orangtua tentang pola asuh yang dilakukan pada anak, pemantauan
tentang permasalahan anak balita, dan lain sebagainya.
3. Membimbing orangtua melakukan pencatatan terhadap berbagai
hasil pengukuran dan pemantauan kondisi anak balita.
4. Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak balita. Dalam
kegiatan ini, kader bisa memberikan layanan konsultasi, konseling,
diskusi kelompok dan demonstrasi dengan orangtua/keluarga anak
balita.
5. Memotivasi orangtua balita agar terus melakukan pola asuh yang
baik pada anaknya, dengan menerapkan prinsip asih-asah-asuh.
6. Menyampaikan penghargaan kepada orangtua yang telah datang ke
Posyandu dan minta mereka untuk kembali pada hari Posyandu
berikutnya.
7. Menyampaikan informasi pada orangtua agar menghubungi kader
apabila ada permasalahan terkait dengan anak balitanya.
8. Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada hari
buka Posyandu.
(Pusat Promosi kesehatan.2012)

c. Sesudah Hari Buka Posyandu


1. Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari
buka Posyandu, anak yang kurang gizi, atau anak yang mengalami
gizi buruk rawat jalan, dan lain-lain.
2. Memotivasi masyarakat, misalnya untuk memanfaatkan
pekarangan dalam rangka meningkatkan gizi keluarga, menanam
tanaman obat keluarga, membuat tempat bermain anak yang aman
dan nyaman. Selain itu, memberikan penyuluhan tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
3. Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, pimpinan wilayah
untuk menyampaikan hasil kegiatan Posyandu serta mengusulkan
dukungan agar Posyandu terus berjalan dengan baik.
4. Menyelenggarakan pertemuan, diskusi dengan masyarakat, untuk
membahas kegiatan Posyandu. Usulan dari masyarakat

8
digunakan sebagai bahan menyusun rencana tindak lanjut kegiatan
berikutnya.
5. Mempelajari Sistem Informasi Posyandu (SIP). SIP adalah
sistem pencatatan data atau informasi tentang pelayanan yang
diselenggarakan di Posyandu. Manfaat SIP adalah sebagai
panduan bagi kader untuk memahami permasalahan yang ada,
sehingga dapat mengembangkan jenis kegiatan yang tepat dan
sesuai dengan kebutuhan sasaran.
6. Format SIP meliputi:
- Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, kematian ibu hamil,
melahirkan, nifas.
- Catatan bayi dan balita yang ada di wilayah kerja Posyandu; jenis
kegiatan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan sasaran.
- Catatan pemberian vitamin A, pemberian oralit, pemberian
tablet tambah darah bagi ibu hamil, tanggal dan status pemberian
imunisasi.
- Catatan wanita usia subur, pasanganusia subur, jumlah rumah
tangga, jumlah ibu hamil, umur kehamilan, imunisasi ibu
hamil, risiko kehamilan, rencana penolong persalinan, tabulin,
ambulan desa, calon donor darah yang ada di wilayah kerja
Posyandu(Pusat Promosi kesehatan.2012).

Peranan kader dalam kegiatan posyandu sangat besar. Menurut Depkes


RI (2000) ada dua peran kader yaitu:
1. Peran kader saat posyandu (sesuai dengan sistem lima meja) adalah:
a. Melaksanakan pendaftaran (pada meja I)
b. Melaksanakan penimbangan bayi balita (pada meja II)
c. Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan (pada meja III)
d. Memberikan penyuluhan (pada meja IV)
e. Memberi dan membantu pelayanan yang dilakukan oleh petugas
puskesmas (pada meja V)
2. Peran kader di luar posyandu adalah:

9
a. Menunjang pelayanan KB, KIA, imunisasi, gizi dan penanggulangan

diare.

b. Mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan posyandu.

c. Menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai dengan

permasalahan yang ada, seperti pemberantasan penyakit menular,

penyehatan rumah, pembersihan sarang nyamuk, pembuangan

sampah, penyediaan sarana air bersih,menyediakan sarana jamban

keluarga, pemberian pertolongan pertama pada penyakit, P3K dan

dana sehat.

2.6 Pesan Kader Posyandu

A. Pesan Kader tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

1. Mendorong keluarga untuk melakukan persalinan di


fasilitas kesehatan dengan pertolongan tenaga kesehatan
agar ibu dan bayi selamat dan sehat.
2. Mengajak keluarga untuk mendorong ibu dalam memberikan
ASI Eksklusif dari usia 0-6 bulan agar bayi tumbuh sehat.
3. Mendampingi keluarga untuk menimbang bayi dan balita di
Posyandu setiap bulan agar terpantau pertumbuhan dan
perkembangannya.
4. Mengajak keluarga untuk bergotong royong dalam penyediaan
air bersih di lingkungan agar terhindar dari penyakit.
5. Mendorong keluarga untuk membiasakan diri buang air besar
di jamban.
6. Menggerakkan masyarakat untuk terbiasa mencuci tangan
menggunakan sabun dengan air bersih mengalir.

10
7. Mengajak keluarga untuk menjadikan rumah bebas jentik
nyamuk dengan 3M plus seminggu sekali agar terhindar dari
Demam Berdarah.
8. Menggerakkan masyarakat agar giat makan sayur dan buah
secara rutin.
9. Menggerakkan masyarakat agar melakukan aktivitas fisik
minimal 30 menit setiap hari.
10. Mendorong masyarakat menjadikan rumah tempat bebas asap
rokok(Pusat Promosi kesehatan.2012).

B. Pesan Kader untuk Ibu Hamil

1. Seorang ibu sebaiknya hamil pada usia 20-30 tahun. Karena pada
usia tersebut tubuh wanita telah siap secara fisik maupun mental
untuk hamil dan melahirkan.
2. Untuk menjaga kesehatan ibu dan anak sebaiknya jarak
antara anak pertama dan kedua paling sedikit dua tahun.
Kesehatan ibu akan terancam jika melahirkan dengan jarak
waktu terlalu dekat, demikian pula bayi yang akan lahir
sebelum waktunya dengan berat badan lahir rendah.
3. Hamil lebih dari empat kali, dapat membahayakan kesehatan
ibu dan anak. Ibu yang telah 4 (empat) kali menjalani kehamilan
dan persalinan akan mudah menderita kurang darah, pendarahan
pada masa nifas dan kemungkinan bayi meninggal.(Pusat
Promosi kesehatan.2012)

C. Pemeriksaan Kehamilan

1. Memeriksakan kehamilan secara rutin. Ibu hamil perlu


memeriksakan diri ke petugas kesehatan minimal 4 kali selama
kehamilan; mengukur tinggi badan pada saat pertama kali
datang; mengukur LILA, menimbang berat badan, mengukur
tekanan darah dan besarnya kandungan setiap kali periksa.
2. Minum pil tambah darah selama 90 hari.

11
3. Meminta imunisasi Tetanus Toxoid (TT) kepada petugas
kesehatan untuk mencegah tetanus pada bayi.
4. Mengikuti kelas ibu hamil.
5. Mempersiapkan kelahiran (persalinan). Ibu perlu bertanya
kepada bidan atau dokter tanggal perkiraan persalinan
didampingi suami, dan mempersiapkan biaya persalinan.
6. Merawat diri dan kehamilan dengan baik. Yaitu, dengan
cara mandi dan gosok gigi teratur, mengurangi kerja berat,
istirahat berbaring dengan posisi miring sekurangnya 1 jam di
siang hari, melakukan perawatan payudara dengan cara
membersihkan puting secara rutin(Pusat Promosi
kesehatan.2012).
7. Makanan yang Sehat bagi Ibu Hamil.
8. Makanlah aneka ragam makanan tanpa pantangan dalam
jumlah yang lebih banyak dari sebelum hamil, jangan lupa
makan sayur dan buah.
9. Gunakan garam beryodium setiap kali memasak.
10. Biasakan makan pagi.
11. Minumlah air matang, sebaiknya 8 gelas / hari.
12. Hindari minuman beralkohol.
13. Apabila ibu hamil mengalami mual, muntah, dan tidak
nafsu makan, pilih makanan yang tidak berlemak dan
menyegarkan seperti roti, ubi, singkong, biskuit, dan buah.
Makan dengan porsi kecil dan sering.
14. Tidak dibolehkan minum jamu, minuman keras, atau
merokok karena akan membahayakan kandungan.
(Pusat Promosi kesehatan.2012)

D. Menjaga Kebersihan Diri

1. Ibu hamil harus mandi sebanyak 2 kali sehari dengan


menggunakan sabun, menggosok gigi paling sedikit 2 kali
sehari yaitu pada pagi hari dan sebelum tidur. Mandi yang

12
teratur dan bersih menghindarkan ibu dari penyakit kulit seperti
gatal gatal dan dengan menggosok gigi secara teratur untuk
mencegah sakit gigi dan gusi.
2. Setiap kali mandi sebaiknya ibu hamil mengganti baju dan
pakaian dalam dari bahan yang dapat menyerap keringat.
(Pusat Promosi kesehatan.2012)

E. Mengenali Tanda-tanda pada Ibu Hamil

1. Pendarahan pada hamil muda atau hamil tua.


2. Bengkak kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala dan atau
kejang.
3. Demam atau panas tinggi.
4. Air ketuban keluar sebelum waktunya.
5. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak
bergerak.
6. Muntah terus dan tidak mau makan
(Pusat Promosi kesehatan.2012)

F.Pesan Kader untuk Ibu Bersalin

G.Pertolongan Persalinan

Persalinan pada ibu hamil harus ditolong oleh bidan/dokter. Karena


di tangan ahlinya persalinan akan bersih, aman dan akan
menghindari ibu serta bayinya dari penyakit dan kematian
(Pusat Promosi kesehatan.2012)

H.Mengenali Tanda-tanda Persalinan

1. Mulas-mulas secara teratur yang semakin lama makin sering.


2. Perut terasa keras bila diraba.
3. Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir.
4. Keluarnya cairan ketuban dari jalan lahir akibat pecahnya
selaput ketuban.

13
5. Jika kader mengetahui ada salah satu tanda-tanda tersebut pada
ibu hamil, maka segeralah membawa ibu hamil ke Puskesmas
terdekat atau meminta pertolongan dokter/bidan
(Pusat Promosi kesehatan.2012)

I. Mengenali Tanda-tanda Bahaya pada Ibu bersalin

1. Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas.


2. Pendarahan lewat jalan lahir.
3. Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir.
4. Ibu tidak kuat mengejan atau mengalami kejang.
5. Air ketuban keruh dan berbau.
6. Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar.
7. Ibu gelisah akan mengalami kesakitan yang hebat.
8. Jika kader mengetahui ada salah satu tanda-tanda tersebut,
maka segeralah membawa ibu yang akan melahirkan tersebut ke
Puskesmas terdekat atau meminta pertolongan dokter/bidan(Pusat
Promosi kesehatan.2012).

J. Pesan Kader untuk Ibu Nifas

Hal yang Harus dilakukan oleh Ibu Nifas tentang ASI

1. Berikan ASI segera pada bayi yang baru lahir, karena ASI yang
pertama kali (kolostrum) mengandung zat kekebalan yang
melindungi bayi terhadap penyakit. Istirahat cukup supaya ibu
sehat dan ASI keluar banyak.
2. Ibu dapat menyusui sesering mungkin semau bayi paling
sedikit 8 kali sehari.
3. Jika bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui.
4. Ibu dapat menyusui sampai payudara terasa kosong, lalu
pindah ke payudara disisi yang lain.
5. Ibu harus membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun
saat akan memegang bayi, sesudah buang air besar atau

14
kecil, dan sesudah menceboki anak(Pusat Promosi
kesehatan.2012).

K. Menjaga Kesehatan pada Ibu Nifas

1. Minum 2 kapsul Vitamin A warna merah (200.000 SI): 1 kapsul


segera setelah melahirkan, dan minum lagi 1 kapsul setelah 24 jam
berikutnya selambatnya 27 hari setelah melahirkan (masa nifas).
2. Minum 1 tablet tambah darah setiap hari selama 40 hari.
3. Periksa ke bidan/dokter/fasilitas kesehatan minimal 3 kali pada
minggu pertama, minggu kedua, dan minggu keenam.
4. Makan dengan pola gizi seimbang, lebih banyak daripada saat hamil.
5. Istirahat/tidur cukup dan banyak minum air putih.
6. Menjaga kebersihan alat kelamin dan mengganti pembalut sesering
mungkin. (Pusat Promosi kesehatan.2012)

L. Mengenali Tanda-tanda Bahaya Pada Ibu Nifas

1. Pendarahan lewat jalan lahir.


2. Keluar cairan berbau dari jalan lahir.
3. Demam lebih dari 2 hari.
4. Bengkak di muka, tangan dan kaki, kadang disertai dengan sakit
kepala dan kejang-kejang.
5. Payudara bengkak kemerahan disertai rasa sakit.
6. Dapat mengalami gangguan jiwa.
7. Jika kader mengetahui ada salah satu tanda-tanda tersebut,
maka segeralah membawa ibu nifas tersebut ke Puskesmas
terdekat atau meminta pertolongan dokter/bidan. (Pusat Promosi
kesehatan.2012)

M. Pentingnya Ibu Nifas Ikut Program KB

1. Ibu nifas mempunyai waktu yang cukup untuk menyusui,


merawat bayi serta menjaga kesehatan ibu dan keluarga.

15
2. Untuk mengatur agar jarak kehamilan 2 tahun atau lebih(Pusat
Promosi kesehatan.2012.)

N. Jenis-jenis Alat KB dan Cara Menggunakannya

Alat ber-KB untuk Suami:

1. Kondom, dipasang pada alat kemaluan suami yang sudah tegang


setiap kali melakukan hubungan seksual.
2. Vasektomi, dokter akan melakukan operasi kecil untuk
mengikat/memotong saluran sperma/air mani.

Alat ber-KB untuk Istri:

1. Pil, diminum secara teratur setiap hari secara terus menerus, untuk
ibu yang sedang menyusui minum pil KB khusus.
2. Suntik, disuntikkan pada pantat sebelah kanan/kiri setiap 1 atau 3
bulan sekali tergantung dari jenis suntikan.
3. Implant, dipasang di lengan atas ibu.
4. IUD, dipasang di rahim 2 hari atau 6-8 minggu setelah persalinan.
5. Tubektomi, dokter akan melakukan operasi kecil untuk
menjepit/ memotong saluran telur. (Pusat Promosi kesehatan.2012)

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keberhasilan pengelolaan Posyandu memerlukan dukungan yang


kuat dari berbagai pihak, baik dukungan moril, materil, maupun finansial.
Selain itu diperlukan adanya kerjasama, tekanan dan pengabdian para
pengelolanya termasuk kader.

Apabila kegiatan Posyandu terselenggara dengan baik akan


memberikan kontribusi yang besar, dalam menurunkan angka kematian
ibu, bayi, dan anak balita.

3.2 Saran
1. Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca dalam
memahami posyandu secara keseluruhan, dari pengertiannya hingga
kegiatan yang berlangsung didalamnya, serta pihak yang terkait dalam
pelaksanaanya.
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai kajian ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Cessnasari. Ke Posyandu Terthindar Busung lapar. http://suaramerdeka.com


diunduh pada 16 November 2013

Departemen kesehatan RI. 2000. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Departemen kesehatan RI. 2006. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Departemen kesehatan RI. 2008. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.


Jakarta: EGC.

Kementrian Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan. 2012. Buku Saku Posyandu.


Jakarta. Kementrian Kesehatan RI

Kependudukan dan Biostatik FKM USU. Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta
Masyarakat dalam UPKM. http://www.library.usu.ac.id diunduh pada 16
November 2013

Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Widiastuti. Pemanfaatan Penimbangan Balita di Posyandu.


http://www.irc.kmpk.ugm.ac.id diunduh pada 16 November 2013

Z Fitriyah. 2011. Peran Serta Kader Posyandu. http://repository.usu.ac.id diunduh


pada 17 November 2013

18

Anda mungkin juga menyukai