Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI MASYARAKAT

Oleh kelompok 2

1. Ainnisa Ibrahim hamid


2. Ari mariana abuk nahak
3. Agita Anggreini D.J. Lopes
4. Marlina lidia fraga
5. Boy margarita malaipada

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA KUPANG
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah  Kesehatan masyarakat tentang Konsep
pelayanan kesehatan ibu dan anak. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan bagi kami
dalam membuat makalah selanjutnya, akan kami terima dengan senang hati. Tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Akhirnya, tiada gading yang tak retak, meskipun dalam penyusunan makalah ini
kami telah mencurahkan kemampuan, namun kami sangat menyadari bahwa hasil
penyusunan makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan data dan referensi
maupun kemampuan kami. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran serta kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Apabila terdapat kejanggalan-kejanggalan dalam
penyusunan makalah ini. kami mohon maaf dan sekali lagi kami mengucapkan terimakasih.
                                                                         

Penulis
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 3
1.1. Latar Belakang.............................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................... 3
1.3. Tujuan......................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 4
2.1. Pengertian pelayanan kesehatan.................................................................... 4
2.2 pengertian upaya kesehatan ibu dan anak................................................... 4
PENUTUP......................................................................................................... 8
A. kesimpulan........................................................................................................ 8
B. Saran.............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut

pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak

balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat

dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan

dan persalinan. Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk

dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat tranportasi atau

komunikasi (telepon genggam, telepon rumah), pendanaan, pendonor darah,

pencacatan pemantauan dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula

pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah

keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.

Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya

kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi

ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

(NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses

tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas

manusia seutuhnya.

Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan

angka kematian ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian

neonatal 16 per 1000 kelahiran hidup. Namun sampai saat ini sasaran tersebut belum

tercapai.
Menurut data survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun2007:

1. Angka kematian Neonatal di Indonesia sebesar 19 kematian/1000 kelahiran

hidup

2. Angka kematian Bayi 26,9 kematian/1000 kematian hidup

3. Angka kematian Balita sebesar 44 kematian/1000 kelahiran hidup

4. Angka kematian Ibu Hamil dan saat melahirkan masih mencapai 228/100.000

kelahiran hidup.

1.2 Rumusan Masalah

2. Apa yang di maksud dengan pelayanan kesehatan

3. Apa yang di maksud dengan upaya pelayanan kesehatan

4. Bagaimana program KIA

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah :

1. Untuk melengkapi tugas mata kuliah kesehatan masyarakat

2. Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang konsep pelayanan KIA di

masyarakat
BAB II

PEMBAHASAN

I. Konsep Pelayanan Kesehatan

1.1 Pengertian Pelayanan Kesehatan

Sebelum pelayanan kesehatan dibahas terlebih dahulu kita harus mengetahui definisi

dari kesehatan itu sendiri. Berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009

tentang kesehatan merupakan hak asasi dan sekaligus sebagai investasi,

sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan

oleh seluruh komponen bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan

pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Selanjutnya pengertian pelayanan kesehatan menurut Pohan (2007) merupakan

suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu layanan kesehatan kedalam

terminologi operasional, sehingga semua orang yang terlibat dalam layanan kesehatan

akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia layanan kesehatan, penunjang

layanan kesehatan ataupun manajemen organisasi layanan kesehatan, dan akan

bertanggung gugat dalam melaksanakan tugas dan perannya masing-masing.

Sedangkan menurut Notoadmodjo (2010) mengatakan bahwa pelayanan kesehatan

adalah tempat atau sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.

Dilihat dari sifat upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan, umumnya dibedakan

oleh:

a. Sarana pelayanan kesehatan primer (Primary Care) Adalah sarana atau pelayanan

kesehatan bagi kasus-kasus atau penyakitpenyakit ringan. Sarana kesehatan

primer ini adalah yang paling dekat bagi masyarakat, artinya pelayanan kesehatan

yang paling pertama menyentuh masalah kesehatan di masyarakat. Misalnya:

Puskesmas, Poliklinik, dokter praktik swasta dan sebagainya.


b. Sarana pelayanan kesehatan tigkat dua (Secondary Care) Adalah sarana atau

pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau penyakit-penyakit dari

pelayanan kesehatan primer, karena peralatan atau keahliannya belum ada.

Misalnya: Puskesmas dengan rawat inap (Puskesmas RI), Rumah Sakit

Kabupaten, Rumah Sakit tipe D dan C dan Rumah bersalin.

c. Sarana pelayanan kesehatan tingkat tiga (Tertiary Care) Adalah sarana pelayanan

kesehatan rujukan bagi kasus-kasus yang tidak dapat ditangani oleh sarana-sarana

pelayanan kesehatan primer seperti disebutkan diatas. Misalnya: Rumah Sakit

Provinsi, Rumah Sakit tipe B atau A.

1.2 UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK

Upaya Kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut

pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu meneteki, bayi dan anak

balita serta anak prasekolah. Dalam KIA keluarga mempunyai peran yang besar dalam

mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap

kritisnya, dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran

seorang ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya

dari usia bayi sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua

terutaa ibunya. (Asfryati, 2003)

A. Tujuan Program KIA

Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan

hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan

keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta

meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal


yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Sedangkan

tujuan khusus program KIA adalah :

1. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam mengatasi

kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam

upaya pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan

sebagainya.

2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara

mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan

Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.

3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu

bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.

4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu meneteki,

bayi dan anak balita.

5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan

seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak

prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.

B. Prinsip Pengelolaan Program KIA

Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan

jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pelayanan KIA

diutamakan pada kegiatan pokok :

1. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu yang

baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.

2. Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan

pertolongan oleh tenaga professional secara berangsur.


3. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan

maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan

pengamatannya secara terus menerus.

4. Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bulan) dengan mutu

yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.

C. Pelayanan dan Jenis Indikator KIA

1. Pelayanan antenatal :

Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa

kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal. Standar minimal “5 T “

untuk pelayanan antenatal terdiri dari :

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

b. Ukur Tekanan darah

c. Pemberian Imunisasi TT lengkap

d. Ukur Tinggi fundus uteri

e. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.

Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 8 kali selama kehamilan dengan

ketentuan waktu minimal 3 kali pada triwulan pertama, minimal 2 kali pada

triwulan kedua, dan minimal 3 kali pada triwulan ketiga.

2. Pertolongan Persalinan

Jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat :

a. Tenaga profesional : dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan,

pembantu bidan dan perawat.

b. Dukun bayi : Terlatih ialah dukun bayi yang telah mendapatkan latihan

tenaga kesehatan yang dinyatakan lulus.


Tidak terlatih ialah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga

kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.

c. Deteksi dini ibu hamil berisiko :

Faktor risiko pada ibu hamil diantaranya adalah :

1) Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun .

2) Anak lebih dari 4

3) Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang 2 tahun atau

lebih dari 10 tahun

4) Tinggi badan kurang dari 145 cm

5) Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas kurang dari 23,5

cm

6) Riwayat keluarga mendeita kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat

kengenital.

7) Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul.

Risiko tinggi kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dan normal yang secara

langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi . Risiko tinggi pada

kehamilan meliputi :

1) Hb kurang dari 8 gram %

2) Tekanan darah tinggi yaitu sistole lebih dari 140 mmHg dan diastole

lebih dari 90 mmHg

3) Oedema yang nyata

4) Eklampsia

5) Perdarahan pervaginam

6) Ketuban pecah dini

7) Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu.

8) Letak sungsang pada primigravida


9) Infeksi berat atau sepsis

10) Persalinan premature

11) Kehamilan ganda

12) Janin yang besar

13) Penyakit kronis pada ibu antara lain Jantung, paru, ginjal.

14) Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan.

Risiko tinggi pada neonatal meliputi :

1) BBLR atau berat lahir kurang dari 2500 gram

2) Bayi dengan tetanus neonatorum

3) Bayi baru lahir dengan asfiksia

4) Bayi dengan ikterus neonatorum yaitu ikterus lebih dari 10 hari setelah

lahir

5) Bayi baru lahir dengan sepsis

6) Bayi lahir dengan berat lebih dari 4000 gram

7) Bayi preterm dan post term

8) Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang

9) Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan.

D. Manajemen Kegiatan KIA

Pemantauan kegiatan KIA dilaksanakan melalui Pemamtauan Wilayah setempat-

KIA (PWS-KIA) dengan batasan :

Pemamtauan Wilayah Setempat KIA adalah alat untuk pengelolaaan kegiatan KIA

serta alat untuk motivasi dan komunikasi kepada sector lain yang terikat dan

dipergunakan untuk pemamtauan program KIA secara teknis maupun non teknis.

Melalui PWS-KIA dikembangkan indikator-indikator pemantauan teknis dan non

teknis, yaitu :
1. Indikator Pemantauan Teknis : Indikator ini digunakan oleh para pengelola

program dalam lingkungan kesehatan yang terdiri dari :

a. Indikator Akses

b. Indikator Cakupan Ibu Hamil

c. Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

d. Indicator penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat

e. Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan

f. Indikator Neonatal

2. Indikator Pemamtauan Non teknis :

Indikator ini dimaksudnya untuk motivasi dan komunikasi kemajuan

maupun masalah operasional kegiatan KIA kepada para penguasa di wilayah,

sehingga di mengerti dan mendapatkan bantuan sesuai keperluan. Indikator-

indikator ini dipergunakan dalam berbagai tingkat administradi, yaitu :

a. Indikator pemerataan pelayanan KIA

Untuk ini dipilih AKSES (jangkauan) dalam pemamtauan secara

teknis memodifikasinya menjadi indicator pemerataan pelayanan yang

lebih dimengerti oleh para penguasa wilayah.

b. Indikator efektivitas pelayanan KIA :

Untuk ini dipilih cakupan (coverage) dalam pemamtauan secara

teknnis dengan memodifikasinya menjadi indicator efektivitas program

yang lebih dimengerti oleh para penguasa wilayah.

Kedua indicator tersebut harus secara rutin dijabarkan per bulan, perdesa

serta dipergunakan dalam pertemuan-pertemuan lintas sektoral untuk

menunjukkan desa-desamana yang masih ketinggalan.

Pemantauan secara lintas sektoral ini harus diikuti dengan suatu

tindak lanjut yang jelas dari para penguasa wilayah perihal : peningkatan
penggerakan masyarakat serta penggalian sumber daya setempat yang

diperlukan.

E. Strategi Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Strategi Promosi Peningkatan KIA serta percepatan penurunan AKI dan AKB

adalah melalui Advokasi, Bina Suasana dan Pemberdayaan Masyarakat yang

didukung oleh Kemitraan.

1. Advokasi

Advokasi merupakan upaya strategis dan terencana untuk mendapatkan

komitmen dan dukungan dari para pengambil keputusan dan pihak terkait

(stakeholders) dalam pelayanan KIA.

2. Bina Suasana

Bina Suasana merupakan upaya menciptakan opini publik atau lingkungan

sosial, baik fisik maupun non fisik, yang mendorong individu, keluarga dan

kelompok untuk mau melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

terkait dengan upaya peningkatan KIA serta mempercepat penurunan AKI dan

AKB. Bina suasana salah satunya dapat dilakukan melalui sosialisasi kepada

kelompok-kelompok potensial, seperti organisasi kemasyarakatan, kelompok

opini dan media massa. Bina suasana perlu dilakukan untuk mendukung

pencapaian target program KIA.

3. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya menumbuhkan kesadaran,

kemauan, kemampuan masyarakat dalam mencegah dan mengatasi masalah KIA.

Melalui kegiatan ini, masyarakat diharapkan mampu berperilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) dan berperan serta dalam pemberdayaan masyarakat di bidang

KIA.
4. Kemitraan

Kemitraan dalam penanganan masalah KIA adalah kerjasama formal antara

individu-individu, kelompok-kelompok peduli KIA atau organisasi-organisasi

kemasyarakatan, media massa dan swasta/dunia usaha untuk berperan aktif

dalam upaya peningkatan KIA di masyarakat.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan adanya program KIA maka akan tercapai kemampuan hidup

sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan

keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)

serta meningkatnya derajat kesehatan. anak untuk menjamin proses tumbuh

kembang optimal.

3.2 Saran

Dengan adanya program-program Puskesmas melalui program kesehatan

keluarga seperti Antenatal Care (ANC) kepada seluruh ibu hamil. Maka bidan

harus lebih mampu mengawasi kesehatan ibu hamil beserta anaknya. Dengan

adanya program ini para tenaga kesehatan juga harus lebih mampu

memprogramkan apa yang harus disiapkan dan dilakukan apabila seorang ibu

hamil akan melahirkan, seperti mempersiapkan kendaraan ambulan jika di desa ,

mengontrol kesehatan ibu hamil, dan menyiapkan alat untuk situasi gawat

darurat.
DAFTAR PUSTAKA

Notoadmodjo, S. 2008. Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Rineka Cipta.

Mubarak, dkk. 2007. Kesehatan Ibu dan Anak KIA. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kementerian Kesehatan RI. Rencana Operasional Promosi Kesehatan Ibu dan

Anak.  (www.promkes.depkes.go.id accesed 19 November 2014)

Anda mungkin juga menyukai