Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ASKEB KOMUNITAS

ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1:

ISMAWATUL M FAIDA
JUANITA OCKTO
KONNI WAREMBA
SITI NURUL
QOMARIA RAMADHANI
NOVELA WANIMBOW

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SORONG
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN MANOKWARI
2014 2015
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
kelimpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan MAKALAH
ini tepat pada waktunya

Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan
ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
dalam penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Sehingga dapat selesai dengan baik
dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima
masukan,saran dan usul atau kritik guna penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Manokwari, 30-Maret-2015

Penulis
DAFTAR ISI
Daftar Isi ......................................

Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .....

1.2. Rumusan Masalah .....

1.3. Manfaat .......................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Kebidanan Komunitas.............

B.Tujuan Kebidanan Komunitas

C.Luka serviks.

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan....................................

3.2. Saran.....

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kita tentu masih ingat lagu Kasih Ibu yang begitu indah kita nyanyikan ketika masih
anak-anak. Kasih ibu memang tak terhingga namun nasibnya sungguh tragis. Data United
Nations Development Programme (UNDP) menyebutkan bahwa dari 5.000.000 kelahiran
yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat
komplikasi kehamilan atau persalinan. Rasio kematian ibu melahirkan di Indonesia
merupakan yang tertinggi di ASEAN, yaitu 1 dari 65. Rasio ini sangat jauh tertinggal jika
dibandingkan dengan negara tetangga, Thailand, yang hanya memiliki rasio ibu meninggal 1
dari 1.100. Itu berarti setiap tahunnya di Indonesia ada 20.000 anak piatu yang terlahir tanpa
pernah merasakan air susu ibu serta kasih sayang ibu kandungnya. Apakah yang menjadi
penyebab tingginya AKI di Indonesia?
Angka kematian ibu dan bayi yang tinggi harus dicegah, mengingat kematian ibu
berdampak sangat luas bagi keluarga dan anak-anak yang ditinggalkannya. Upaya penurunan
angka kematian ibu dan bayi dapat dilakukan dengan cara salah satunya pengelolaan
persalinan yang benar atau pengamatan dan pencatatan keadaan ibu dan janin ke dalam status
ibu bersalin. untuk menjamin kelangsungan hidup ibu dan bayi, bidan harus menerapkan
Asuhan Persalinan Normal (APN) sebagai dasar dalam melakukan pertolongan persalinan
dan pencegahan dan penatalaksanaan komplikasi yang terjadi. Dan beberapa tugas tambahan
bidan di komunitas yaitu pengelolaan obat sederhana juga pendataan keluarga tugas bidan
sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di desa. Bidan merupakan salah satu tenaga
kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan angka kesakitan dan kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan
pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek
pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat
bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja
yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia berada. Untuk menjamin kualitas tersebut
diperlukan suatu standar profesi sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan
yang diberikan dalam seluruh aspek pengabdian profesinya kepada individu, keluarga dan
masyarakat, baik dari aspek input, proses dan output.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Defenisi kebidanan komunitas ?
2. Apa itu tujuan pelayanan kebidanan komunitas?
3. Apa itu kematian ibu dan Bayi ?

1.3 Tujuan

Dalam pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui

1. Definisi Kebidanan Komunitas


2. Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas
3. Kematian ibu dan Bayi dalam Kebidanan Komunitas
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kebidanan Komunitas

Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat


baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayanan
kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan reproduksi termasuk
usia wanita adiyuswa secara paripurna. Hubungan-hubungan individual dalam sebuah
komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu system kepercayaan
atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit sehingga
diperlukan bidan di masyarakat. Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan
melayani keluarga dan masyarakat yang mencakup bidan sebagai penyedia layanan dan
komunitas sebagai sasaran yang dipengaruhi oleh IPTEK dan lingkungan. Komunitas
digambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana seorang tinggal beserta aspek-
aspek sosialnya. Hubungan-hubungan individual dalam sebuah komunitas akan
membangun dan mendukung terbentuknya suatu system kepercayaan atau keyakinan baik
tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit. Masyarakat setempat menunjuk pada
bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan
batas-batas tertentu dimana factor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih
besar diantara para anggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah
kehidupan social yang ditandai oleh suatu derajat hubungan social tertentu

B. Tujuan Kebidanan Komunitas

Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian dari upaya kesehatan keluarga.


Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya kesehatan di masyarakat
yang ditujukan kepada keluarga. Penyelenggaraan kesehatan keluarga bertujuan untuk
mewujudkan keluarga kecil, sehat, bahagia dan sejahtera. Kesehatan anak
diselenggarakan untuk mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Jadi tujuan dari pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan kesehatan ibu dan
anak balita di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat sejahtera dalam
komunitas tertentu. Sebagai bidan yang bekerja di komunitas maka bidan harus
memahami perannya di komunitas, yaitu :

1. Sebagai Pendidik
2. Sebagai Pelaksana (Provider)

Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan kebidanan kepada
komunitas. Disini bidan bertindak sebagai pelaksana pelayanan kebidanan. Sebagai
pelaksana, bidan harus menguasai pengetahuan dan teknologi kebidanan.

3. Sebagai Pengelola
4. Sebagai Peneliti
5. Sebagai Pemberdaya
6. Sebagai Pembela klien (advokat )
7. Sebagai Kolaborator
8. Sebagai Perencana

C. Kematian Ibu dan bayi

Sebagai seorang bidan yang bekerja di komunitas, harus mengetahui dan


memahami beberapa pokok permasalahan yang terjadi di komunitas, diantaranya
kematian ibu dan bayi. Kematian ibu adalah kematian perempuan selama masa
kehamilan,atau dalam 42 minggu hari setelah persalinan dari setiap penyebab yang
berhubungan dengan dan atau diperburuk oleh kehamilan atau penangannya, tetapi bukan
karena kecelakaan. Definisi lain yaitu bahwa kematian ibu adalah kematian yang terjadi
pada ibu selama masa kehamilan atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa
melihat usia dan lokasi kehamilan, oleh setiap penyebab yang berhubungan dengan atau
diperberat oleh kehamilan atau penanganannya tetapi bukan oleh kecelakaan atau
incidental (faktor kebetulan) (Depkes RI, 2009).
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator
penting untuk menilai tingkat kesejahteraan suatu negara dan status kesehatan
masyarakat. Kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang terjadi saat hamil,
bersalin dan masa nifas (dalam 42 hari) setelah persalinan.jumlah kematian ibu
melahirkan di Indonesia mencapai angka 307 per 100.000 kelahiran.

Berdasarkan penyebab kematian ibu bisa dibedakan menjadi langsung dan tidak
langsung.

1. Penyebab langsung
1. Perdarahan (42%)
2. Keracunan kehamilan/ Eklampsi (13%)
3. Keguguran/aborttus (11%)
4. Infeksi (10%)
5. Partus lama/ peralinan macet ((%)
6. Penyebab lain (!5%)
2. Penyebab tidak langsung
1. Pendidikan ibu-ibu terutama yang ada di pedesaan masih rendah.
2. Sosial ekonomi dan sosial budaya Indonesia yang mengutamakan bapak
dibandingkan ibu.
3. 4 terlalu dalam melahirkan, yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan
terlalu banyak.
4. 3 terlambat, yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat untuk dikirim ke
tempat pelayanan kesehatan dan terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan.

Pendekatan yang dikembangkan untuk menurunkan angka kematian ibu disebut Making
Pregnancy Safer (MPS), yang mengandung 3 pesan kunci, yaitu:

1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih.


2. Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat
(memadai).
3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang
tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.

Kegiatan yang dilakukan dalam menurunkan AKI, yaitu;

1. Peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan, meliputi:


1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
2. Penyediaan pelayanan kegawatdaruratan yang berkualitas dan sesuai standar.
3. Mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan
komplikasi keguguran.
4. Pemantapan kerjasama lintas program dan sektor.
2. Peningkatan kapasitas manajemen pengelola program.
3. Sosialisasi dan advokasi.

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi saat setelah bayi lahir sampai bayi belum
berusia tepat 1 tahun. Angka kematian bayi (AKB) mencapai 35 per 1.000 kelahiran
hidup. Definisi lain yaitu Kematian bayi adalah kematian yang terjadi saat setelah bayi
lahir sampai bayi belum berusia tepat 1 tahun (Depkes RI, 2009). Penyebab kematian
bayi meliputi asfiksi, infeksi, hipotermi, BBLR, trauma persalinan. Penyebab lain
meliputi pemberian makan secara dini, pengetahuan yang kurang tentang perawatan bayi,
tradisi (masyarakat tidak percaya pada tenaga kesehatan), serta sistem rujukan yang
kurang efektif.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kematian bayi yaitu:

1. Peningkatan kegiatan imunisasi pada bayi.


2. Peningkatan ASI Eksklusif, status gizi, deteksi dini dan pemantauan tumbuh kembang.
3. Pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi.
4. Program Manajemen Tumbuh Kembang Balita Sakit dan Manajemen Tumbuh Kembang
Balita Muda.
5. Pertolongan persalinan dan penatalaksanaan bayi baru lahir dengan tepat.
6. Diharapkan keluarga memiliki pengetahuan, pemahaman dan perawatan pasca persalinan
sesuai standar kesehatan.
7. Program ASUH.
8. Keberadaan bidan desa.
9. Perawatan neonatal dasar.

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu,
yang manjadi indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan obstetri dan
ginekologi di suatu wilayah. Menurut SDKI tahun 2007, AKI di Indonesia tahun 2007
sebesar 248/100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan AKI menurut SDKI
tahun 2003 sebesar 307/100.000 kelahiran hidup, AKI tersebut sudah jauh menurun,
namun masih jauh dari target MDGs 2015 yaitu sebesar 102/100.000 kelahiran hidup.
Sehingga masih memerlukan kerja keras dari semua komponen untuk mencapai target
tersebut. Bidan sebagai tenaga kesehatan dalam tatanan pelayanan kebidanan komunitas
di lini terdepan, mempunyai peranan penting dalam penurunan AKI yang dinilai masih
tinggi.

Angka kematian ibu dikatakan masih tinggi karena :

1. Jumlah kematian ibu yang meninggal mulai saat hamil hingga 6 minggu setelah
persalinan per 100.000 persalinan tinggi
2. Angka kematian ibu tinggi adalah angka kematian yang melebihi dari angka target
nasional
3. Tingginya angka kematian, berarti rendahnya standar kesehatan dan kualitas pelayanan
kesehatan yang diberikan, dan mencerminkan besarnya masalah kesehatan.

Angka kematian Ibu(AKI) menurut Survei Demografi Kesehatan


Indonesia(SDKI,2003) masih cukup tinggi,yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup. Berarti
kematian ibu terjadi 18.300 setiap tahun ,1.500 setiap bulan,352 setiap minggu,50 setiap
hari dan 2 jam ,dengan estimasi ibu bersalin (Bulin)/tahun=5 juta.

Menurut SDKI tahun 2003, AKB sebesar 35/1000 kelahiran hidup. Sedangkan
berdasarkan perhitungan BPS tahun 2007 sebesar 27/1000 kelahiran hidup. Adapun
target AKB pada MDGs 2015 sebesar 17/1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi
meliputi : Gangguan perinatal (34,7%), Sistim pernapasan (27,6 %), Diare (9,4%), Sistim
pencernaan (4,3%) dan Tetanus (3,4%).

Sebagian besar kematian perempuan disebabkan komplikasi karena hamil dan bersalin,
yakni :

No Penyebab kematian ibu Jumlah (presentasi)


28%
1 Perdarahan
24%
2 Eklampsi
11%
3 Infeksi
5%
4 aborsi yang tidak aman
3%
5 trauma obstetric
11%
6 lain-lain

Perdarahan 28%, eklampsi 24%, infeksi 11%,aborsi yang tidak aman 5%


persalinan lama, trauma obstetric 3 % dan lain-lain 11%. Penyebab kematian ibu terbesar
adalah perdarahan dan eklampsi, kedua sebab itu sebenarnya dapat dicegah dengan
pemeriksaan antenatal care yang memadai atau penerapan teknolgi kesehatan yang ada.
Namun demikian ,banyak factor yang mempengaruhi baik politis maupun teknis,
sehingga teknologi kesehatan kurang dapat diterapkan secara sempurna di tingkat
Masyarakat.. pada saat kesehatan didekatkan ke masyarakat belum tentu masyarakat
memanfaatkan.nya karena berbagai alas an yang dikategorikan sebagai penyebab tidak
langsung kematian ibu,yakni social ekonomi pendidikan ,kedudukan dan peranan wanita
,social budaya dan transportasi. Hal tersebut sangat memicu terjadinya tiga terlambat
empat terlalu yaitu keterbatasannya kesempatan memperoleh informasi dan pengetahuan
baru, hambatan membuat keputusan, terbatasnya akses memperoleh informasi pendidikan
memadai dan kelangkaan pelayanann kesehatan yang peka terhadap kebutuan perempuan
Survey WHO tahun 2002 dan 2004 menyebutkan, kematian bayi baru lahir

No Penyebab kematian Bayi Jumlah


Asfiksia 27%
1
BBLR 210%
2
Tetanus 4%
3
Malnutrisi 54%
4
Diare 19%
5
Pneumonia 19%
6
Campak 7%,
7
Malaria 5%.

Disebabkan asfiksia 27%, BBLR 24%, tetanus 10%, sisanya infeksi, pendarahan
dan masalah asupan. Kematian anak, masih menurut WHO, di sebabkan malnutrisi
sebesar 54% yang bermuara pada berbagai penyakit, yaitu diare 19%, pneumonia 19%,
campak 7%, malaria 5%.

Departemen umum Departemen Kesehatan RI menurut Menkes adalah menurunkanangka


kematian bayi dan 33/1000 menjadi 26/1000 kelahiran hidup . demikian pula,prevalensi
gizi kurang pada balita ditekan dari 25,8 % menjadi 20%,umur harapan hidup .dari
66,2tahun menjadi 70,6 tahun. Untuk mencapai target tersebut telah disiapkan
Departemen Kesehatan dalam empat strategi pokok yakni :

1. Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan


2. Mendekatkan akses keluarga miskin daan rentan terhadap layanan kesehatan berkualitas
3. Meningkatkan surveilence
4. Meningkatkatk pembiayaan dibidang kesehatan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat


baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayanan
kesehatan ibu dan anak (KIA) secara paripurna. Namun dalam kebidanan Komunitas
terdapat juga issue kesehatan yang menajdi sebuah masalah kebidanan di Komunitas
yang dijumpai dalam kebidan komunitas dan menjadi salah satu peran tugas dan
tanggung jawab bidan dalam menangani masalah tsebut diantaranya Kematian ibu
dan bayi.

3.2. Saran

Secara professional, bidan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, partnership


dengan perempuan untuk kelancaran untuk memberi support pada masyarakat. Bidan
juga lebih memperhatikan pada issue kematian ibu dan bayi dalam kebidanan komunitas.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 1999. Bidan di Masyarakat, Jakarta (BA-3).


Meilani, Niken dkk, 2009. Kebidanan Komunitas. Fitramaya. Yogyakarta.
Suriani, dkk, 2009, Dasar-dasar Asuhan Kebidanan Komunitas,
Nogotirto,Yogyakarta.
Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. EGC. Jakarta.
Syahlan, J.H, 1996. Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya,
Jakarta.
Yulifah, Rita. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai