C. Hak-Hak Reproduksi
Hak reproduksi adalah kesamaan hak antara laki-laki dan perempuan tanpa
memendang perbedaan kelas sosial, suku, umur, agama dan lain-lain untuk memutuskan
secara bebas dan bertanggung jawab (kepada diri, keluarga dan masyarakat) mengenai
jumlah anak, jarak antar anak, serta untuk menetukan waktu kelahiran anak dan dimana
akan melahirkan.
Hak-hak reproduksi antara lain :
1. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi
2. Laki-laki dan perempuan berhak memperoleh informasi lengkap tentang
seksualitas, kesehatan reproduksi, manfaat dan efek samping obat-obatan, alat dan
tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi.
3. Adanya hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman dan efektif, terjangaku
dan dapat diterima sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan dan tak melawan hukum.
4. Perempuan berhak memperoleh peleyanan kesehatan yang dibutuhkan yang
memungkinkan sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan serta
memperoleh bayi yang sehat.
5. Hubungan suami istri didasari penghargaan terhadap pasangan masing-masing dan
dilakukan dalam situasi dan kondisi yang diinginkan bersama tanpa unsur
paksaan, ancaman dan kekerasan
6. Remaja , baik laki-laki maupun perempuan berhak memperoleh informasi yang
tepat dan benar tentang reproduksi remaja, sehingga dapat berperilaku sehat dan
menjalani kehidupan seksual yang bertanggung jawab.
7. Laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi yang mudah diperoleh
lengkap dan akurat mengenai penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS.
Tujuan PPAM :
a. Mengidentifikasi satu atau beberapa organisasi dan individu yang mampu
mengkoordinasi dan menyelenggarakan PPAM
b. Mencegah dan mengelola kekerasan seksual dan akibatnya
c. Menekan penularan HIV melalui:
Melaksanakan tindakan pencegahan umum (Universal Precaution) terhadap
HIV/AIDS
Menjamin tersedianya kondom secara gratis
d. Mencegah peningkatan morbiditas dan mortalitas maternal dan bayi baru lahir
dengan :
Menyediakan kit yang berisi alat persalinan yang bersih untuk dapat
digunakan oleh ibu guna menjamin persalinan bersih di rumah.
Menyediakan kit persalinan guna menjamin persalinan yang bersih dan
aman.
Memantapkan sistem rujukan untuk mengelola kasus gawat bencana
kebidanan
e. Merencanakan pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif, terintegrasi
dengan puskesmas dan rumah sakit.
3. Komponen-Komponen PPAM
a. Identifikasi organisasi dan individu untuk memfasilitasi koordinasi dan
implementasi PPAM.
b. Pencegahan dan manajemen kekerasan seksual dan akibatnya.
c. Pencegahan morbiditas dan mortalitas maternal dan bayi baru lahir
d. Menekan penularan HIV
e. Perencanaan pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif yang terintegrasi
dalam pelayanan kesehatan dasar.
2. Seks
Seks adalah perbedaan organ biologis antara perempuan dan laki-laki terutama
pada bagian reproduksi.
3. Seksualitas
Seksualitas adalah totalitas pribadi, tampil ketika berdiri, tersenyum, berpakaian
tertawa dan menangis, menunjukkan siapa diri kita.
2. Faktor psikologis, lebih rumit lagi. Motif-motif atau naluri dasar perempuan
kebanyakan berbeda dengan naluri kaum pria. Saat melakukan hubungan seksual,
lelaki sepenuhnya bermotif biologis. Bagi perempuan, hubungan seksual didasarin
motif psikologis. Orgasmus bagi perempuan lebih berkonotasi mental ketimbang
fisik.
C. Analisis Gender
Analisis gender adalah proses menganalisis data dan informaasi secara sistematis
tentang laki – laki dan perempuan untuk menidentifikasikan daa mengungkapkan
kedudukan, fungsi, peran dan tanggung jawab laki – laki dan perempuan, serta faktor –
faktor yang mempengaruhinya.
E. Peran Gender
Ada tiga jenis peran gender sebagai berikut. :
1. Peran produktif adalah peran yang dilakukan oleh seseorang, menyangkut
pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dikonsumsi maupun
untuk diperdagangkan. Peran ini sering pula disebut dengan peran di sector
publik.
2. Peran reproduktif adalah peran yang dijalankan oleh seseorang untuk kegiatann
yang berkaitan dengan pemeliharaan sumber daya manusia dan pekerjaan urusan
rumah tangga, seperti mengasuh anak, memasak, mencuci pakaian dan alat-alat
rumah tangga, menyetrika, membersihkan rumah, dan lain-lain. Peran reproduktif
ini disebut juga peran di sektor domestik.
3. Peran sosial adalah peran yang dilaksanakan oleh seseorang untuk berpartisipasi
di dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti gotong-royong dalam
menyelesaikan beragam pekerjaan yang menyangkut kepentingan bersama.
F. Konsep KB
1. Pengertian KB
Keluarga berencana merupakan usaha suami istri untuk mengukur jumlah dan
jarak anak yang diinginkan.
2. Manfaat KB
a. Manfaat KB bagi ibu :
1. Perbaikan kesehatan
2. peningkatan kesehatan
3. waktu yang cukup untuk mengasuh anak
4. waktu yang cukup untuk istirahat
5. menikmati waktu luang
6. dapat melakukan kegiatan lain
b. Manfaat KB bagi anak :
1. dapat tumbuhan dengan wajar dan sehat
2. memperoleh perhatian , pemeliharaan makanan yang cukup
3. perencanaan kesempatan pendidikan lebih baik
3. Macam-Macam Metode KB
1. Metode kontrasepsi sederhana dan alamiah (MAL-KONDOM)
Metode amenorea laktasi (MAL)
Metode kalender
Metode suhu basal
Metode ledir serviks
Metode barier
Spermisida
Kondom
2. Tujuan Konseling
a. Meningkatkan penerimaan
b. Menjamin pilihan yang cocok
c. Menjamin penggunaan cara yang efektif
d. Menjamin kelangsungan yang lebih lama
3. Jenis-Jenis Konseling
a. Konseling awal
b. Konseling pemilihan cara
c. Konseling pemantapan
d. Konseling pengayoman
e. Konseling perawatan atau pengobatan
4. Keuntungan Konseling
a. Klien dapat memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhannya
b. Puas terhadap pilihannya dan mengurangi keluhan atau penyesalan
c. Cara dan lama penggunaan yang sesuai serta efektif
d. Membangun rasa saling percaya
e. Menghormati hak klien dan petugas
f. Menambah dukungan terhadap pelayanan KB
g. Menghilangkan rumor dan konsep yang salah
b. Informed Consent
Informed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarga
atas informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan
terhadap klien.
Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut diatas, khusus bagi bidan yang menjalankan
program pemerinah mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan pelayann kesehatan
yang meliputi :
1. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan
pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit
2. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusu penyakit kronis tertentu
(dilakukan di bawah supervisi dokter)
3. Penangan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan
4. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak
usia sekolah dan remaja, dan penyuluhan lingkungan
5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah
6. Melaksanakan pelayanan keidanan komunitas
7. Melaksanakan dikteri dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi
Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya
8. Pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
melalui informasi dan edukasi
9. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program pemerintah
Khusus untuk pelayanan alat kontasepsi bawah kulit, asuhan antenal terintegrasi,
penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan
memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta
pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA), hanya
dapat dilakukan oleh bidan yang telah mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut.
MATERI 7 “ CRITICAL THINKING, KLINIKAL JUDGEMEN
DAN PROBLEM SOLVING”
A. Pengertian Critical Thinking, Klinikal Judgemen dan Problem Solving
1. Critical Thinking
Merupakan proses berfikir secara aktif dalam menerapkan, menganalisis,
mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dan atau dihasilkan
melalui observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai acuan
dalam meyakini suatu konsep dan atau dalam melakukan tindakan.
2. Klinikal Judgemen
Penilaian klinis merupakan penerapan informasi berdasarkan pengamatan actual
pada klien yang dikombinasikan dengan data subjektif dan objektif yang mengarah
pada kesimpulan akhir/ analisis/diagnosis.
3. Problem Solving
Merupakan suatu proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode
untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-
penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis, dan berfokus pada
klien.
A. Pengertian Penduduk
Penduduk adalah mereka yang berada di dalam dan bertempat tinggal atau
berdomisili di dalam suatu wilayah negara (menetap), lahir secara turun temurun dan
besar di negara tersebut.
B. Dinamika Penduduk
Dinamika kependudukan adalah perubahan penduduk. Perubahan tersebut selalu
terjadi dan dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1992 Tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera disebut sebagai perkembangan
kependudukan.
Yang diperlukan dalam pengukuran dinamika kependudukan adalah :
a. Indikator
Indikator diperlukan untuk mengetahui dan mempelajari dengan tepat berbagai
keadaan atau perubahan yang terjadi pada penduduk disuatu negara. Indikator dalam
demografi terdiri dari beberapa hal, yaitu :
Jumlah penduduk
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, umur, susku bangsa, pendidikan,
agama, pekerjaan dan lain-lain.
Proses demografi yang mempengaruhi jumlah dan komposisi penduduk.
b. Parameter
Ukuran atau satuan yang memberikan penilaian kuantitatif. Dikenal 2 macam
pengukuran, yaitu :
Angka absolut
Angka relatif
D. Transisi Penduduk
Transisi demografi adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortalitas yang besar.
A. Sejarah KB di Indonesia
Kontasepsi terdiri dari dua kata, yaitu kontra (menolak) dan konsepsi (pertemuan
antara sel telur yang mantang sengan sel sperma), maka kontrasepsi dapat diaartikan
sebagai cara untuk mencegah pertemuan antara sel telur dan sel sperma sehingga tidak
terjadi pembuahan dan kehamilan. Sebelum abad ke-20, konsep pengaturan kehamilan
sudah dilakukan dengan metode yang beragam dan unik. Misalnya, perempuan china
meminum timbal dan merkuri untuk mengontrol fertilitasnya yang sering berujung pada
kejadian infertilitas (kemandulan) bahkann kematian.
Di indonesia, sejak zaman dulu telah dipakai obat dan jamu tertentu untuk mencegah
kehamilan. Di Irian Jaya, telah lama dikenal ramuan dari daun-daunan yang khasiatnya
dapat mencegah kehamilan. Dalam masyarakat Hindu Bali, hanya ada nama untuk empat
orang anak sebagai suatu cara agar pasangan suami istri mengatur kelahiran anaknya
sampai empat saja.
Keluarga Berencana modern di indonesia, mulai dikenal pada tahun 1953.
Sekelompok ahli kesehatan, kebidanan, dan tokoh masyarakat telah mulai membantu
masyarakat memecahkan masalah-masalah penduduk. Pada tanggal 23 Desember 1957,
mereka mendirikan wadah dengan nama Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
(PKBI) dan bergerak secara silent operation membantu masyarakat memerlukan bantuan
secara sukarela. Jadi PKBI adalah pelopor pergerakan Keluarga Berencana Nasional.
Berdasarkan hasil penandatanganan Deklarasi Kependudukan PBB 1967 oleh
beberapa kepala negara, maka dibentuklah suatu lembaga program keluarga berencana
dan dimasukkan dalam program pemerintah sejak Pelita I berdasarkan Instruksi Presiden
Nomor 26 tahun 1968 yang dinamakan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN)
sebagai lembaga semi pemerintah.
Pada tahun 1970 diubah menjadi Badan Pemerintah dengan nama Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang bertanggung jawab kepada presiden dan
bertugas mengkoordinasikan perencanaan, pengawasan, dan penilaian pelaksanaan
program Keluarga Berencana.
C. Organisasi-Organisasi di Indonesia
1. Organisasi non pemerintah yaitu PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia)
Terbentuk tgl 23 Desember 1957,di jalan Sam Ratulangi No.29 Jakarta. Atas
prakarsa dr. Suharto yang didukung oleh Prof. Sarwono Prawirohardjo,dr
H.M.Judono,dr.Hanifa wiknjosastro dan dr.Hurustiati Subandrio. Pelayanan yang
diberikan berupa nasehat perkawinan,termasuk pemeriksaan kesehatan calon suami
istri,pemeriksaan dan pengobatan kemandulan dlm perkawinandan pengaturan
kehamilan.
VISI PKBI
Mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui keluarga.
MISI PKBI
Memperjuangkan penerimaan dan praktek keluarga bertanggung jawab
dalam keluarga Indonesia melalui pengembangan program,pengembangan
jaringan dan kemitraan dg semua pihak pemberdayaan masyarakat di bidang
kependudukan secara umum dan secara khusus di bidang kesehatan reproduksi yg
berkesetaraan dan berkeadilan gender.
b. Tujuan
Keluarga dg anak ideal
Keluarga sehat
Keluarga berpendidikan
Keluarga sejahtera
Keluarga berketahanan
Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
Keluarga tumbuh seimbang
MATERI 10 “KESEHATAN WANITA SEPANJANG SIKLUS
KEHIDUPAN”
A. Siklus Kehidupan Wanita : Fase Konsepsi, bayi dan Balita, Remaja, Dewasa dan
Usia Lanjut
1. Fase Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur didalam
tuba fallopi.
3. Fase Remaja
Tahapan pubertas/remaja
Masa remaja awal (10-12 tahun)
- Merasa lebih dekat dengan teman sebaya
- Merasa ingin bebas
- Lebih banyak memperhatikan keadan tubuhnya dan mulai suka berkhayal
Masa remaja tengah (13-15 tahun)
- Ingin mencari identitas diri
- Ada keinginan untuk berkencan atau mulai tertarik dengan lawan jenis
- Timbul perasaan cinta yang mendalam
- Kemampuan berpikir abstrak makin berkembang
- Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual
Masa remaja akhir (16-19 tahun)
- Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
- Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
- Memiliki citra terhadap dirinya
- Dapat mewujudkan perasaan cinta
- Memiliki kemampuan berpikir abstrak
4. Fase Dewasa
Kehamilan dan persalinan yang aman
Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
Menjaga jarak kehamilan dan jumlah kehamilan dengan menggunakan alat
kontrasepsi (Kb)
Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi
Deteksi dini kanker payudara dan leher Rahim
Pencegahan dan manajemen infertilitas
2. Fase Bayi
Lingkungan
Kondisi ibu
Sikap orang tua
Aspek psikologi pada masa bayi
Sistem reproduksi
3. Fase Balita
Ada 2 faktor yang mempengaruhi wanita pada fase ini:
Faktor Dalam
Hal-hal yang diwariskan dari orangtua, misalnya bentuk tubuh.
Kemampuan Intelektual
Keadaan Hormonal tubuh
Emosi dan Sifat
Faktor Luar
Keluarga
Gizi
Budaya Setempat
Kebiasaan anak dalam Personal Hygiene
4. Fase Remaja
Masalah Gizi
Anemia dan Kurang Gizi Kronis
Pertumbuhan yang terhambat pada remaja putri.
Masalah Pendidikan
Buta Huruf
Pendidikan rendah
Masalah Lingkungan dan Pekerjaan
Lingkungan dan suasana yang kurang memperhatikan kesehatan remaja dan
bekerja yang akan mengganggu Kesehatan Reproduksi.
Lingkungan sosial yang kurang sehat dapat menghambat bahkan merusak
kesehatan fisik, mental dan emosional remaja.
Masalah Seks dan Seksualitas
Pengetahuan yang tidak lengkap tentang masalah seksualitas, misalnya mitos
yang tidak benar.
Kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang berkaitan dengan
seksualitas.
Penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA yang mengarah pada penularan
HIV/AIDS.
Penyalahgunaan seksual
Kehamilan Remaja
Kehamilan Pra-Nikah atau diluar ikatan Pernikahan.
Masalah Seks dan Seksualitas
Pengetahuan yang tidak lengkap tentang masalah seksualitas, misalnya mitos
yang tidak benar.
Kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang berkaitan dengan
seksualitas.
Penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA yang mengarah pada penularan
HIV/AIDS.
Penyalahgunaan seksual
Kehamilan Remaja
Kehamilan Pra-Nikah atau diluar ikatan Pernikahan.
5. Fase Dewasa
Masalah Seks dan Seksualitas
Pengetahuan yang tidak lengkap tentang masalah seksualitas, misalnya mitos
yang tidak benar.
Kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang berkaitan dengan
seksualitas.
Penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA yang mengarah pada penularan
HIV/AIDS.
Penyalahgunaan seksual
Kehamilan Remaja
Kehamilan Pra-Nikah atau diluar ikatan Pernikahan
Perkembangan organ reproduksi
Tanggapan seksual
Kedewasaan psikologi
A. Pengertian Program KB
Program KB adalah tindakan yang membantu idividu/ pasutri untuk mndapatkan
objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yaang tidak diinginkan, emngatur
interval di antara ehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. (WHO)
B. Tujuan Program KB
a. Tujuan umum
Membentuk keluarga kecil sesuai dengann kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga
dengaan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan
sejahtera yang dapat memnuhi kebutuuhan hidupnya.
b. Tujuan Lain
Pengaturan kelahiran, pendewaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga.
c. Kesmimpulan
Tujuan Prgram KB adalah
1. Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak , keluarga dan bangsa.
2. Mengurang angka kelahiran untuk menaikan taraf hidup rakyat dan bngsa.
3. Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB, termasuk KB dan KR
(Kesehatan Reproduksi)
C. Sasaran KB
1. Laki-Laki
2. Perempuan
3. Pasangan Usia Subur
D. Ruang Lingkup Program KB
1. Keluarga Berencana
2. Kespro remaja
3. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
4. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
5. Keserasian kebijakan kependudukan :
6. Pengelolaan SDM aparatur:
7. Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan :
8. Penigkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Negara :
B. Indikator Pemantauan
1. Pada bayi
a. Pertumbuhan
Berat badan
Tinggi badan
Lingkar kepala dan lengan
2. Anak
a. Aspek pemantauan perkembangan
Gerak Kasar atau Motorik Kasar
Berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap
tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti berdiri, duduk, berlari, berjalan,
dll.
Gerak halus atau motorik halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang
melibatkan bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot kecil tetapi
memerlukan koordinasi cermat seperti menulis, menggambar, dll.
Kemampuan bicara dan bahasa
Berhubungan dengan kemampuan untuk member respon terhadap suara,
berbicara, berkomunikasi, dan mengikuti perintah.
Sosialisasi dan kemandirian
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri bersosialisasi dan
bereaksi dengan lingkungan (makan, bermain, membereskan mainan)
3. Remaja
a. Perubahan Hormonal
b. Perubahan Somatic
Perubahan Tinggi Badan
Perubahan BB
Perubahan proporsional tubuh
Organ Reproduksi
System pencernaan
System pernafasan
c. Perkembangan Psikologis
Perkembangan kognitif
Perkembangan psikologis
4. Dewasa
a. Siklus mentruasi lebih dari normal
b. Periode fungsi reproduksi lebih dari maksimal (puncak 24-30) tahun, jika > dari
30 tahun akan menurun.
c. Pertumbuhan usia reproduksi:
d. Perkembangan
e. indikator pemantauan
5. Usia Lanjut
a. Klimakterium
b. Menopause
c. Indikator pemantauan
- Status gizi (BB/TB)
- TD
- Nadi
- Proteinuria
- Reduksi
- Keluhan penyakit
B. Nilai Wanita
Nilai wanita adalah angka kepandaian, potensi, atau mutu yang dimiliki oleh
seorang wanita.
C. Peran Wanita
Peran wanita adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
social yang diberikan kepada wanita. Peran menerangkan pada apa yang harus dilakukan
wanita dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan mereka sendiri dn
harapan orang lain.
Peran wanita antara lain :
a. Peran wanita dalam keluarga
b. Peran wanita dalam masyarakat
Homoseksual/Lesbian/Biseksual
Homoseksual sendiri adalah rasa ketertarikan romantis dan atau seksual atau
perilaku antara individu berjenis kelamin atau bergender sama.
Istilah umum dalam homoseksualitas yang sering digunakan adalah lesbi
untuk perempuan pecinta sesama jenis dan gay untuk pria pecinta sesama jenis,
walaupun gay dapat merujuk pada pria atau wanita.
Incest
Incest adalah hubungan seksual yang terjadi antar anggota keluarga. Anggota
keluarga yang dimaksud adalah anggota keluarga yang mempunyai hubungan pertalian
darah.
Pedhopilia
Pedopelia adalah suatu kelainan seksual (dan kejiwaan) pada seseorang yang
punya ketertarikan pada anak di bawah umur (children). Atau penyimpangan
seksual di mana anak-anak adalah objek seksual disukai.
3. Drug Abuse
Penyalahgunaan obat dimaksud bila suatu obat digunakan tidak untuk
tujuan mengobati penyakit, akan tetapi digunakan dengan sengaja untuk mencari atau
mencapai kesadaran tertentu karena pengaruh obat pada jiwa.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai subjek dan objek
dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Pendidikan juga merupakan proses sadar dan
sistematis disekolah, keluarga, dan masyarakat untuk menyaqmpaikan suatu maksud dari
suatu konsep yang sudah diterapkan.
5. Upah
Fenomena perempuan bekerja bukanlah barang baru ditengah masyarakat kita.
Sebenarnya tidak ada perempuan yang benar-benar menganggur, biasanya para perempuan
juga memiliki pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya entah itu dengan
mengelola sawah, membuka warung dirumah, mengkreditkan pakaian dan lain sebagainya.
MATERI 15 “ DIMENSI SOSIAL WANITA DAN PERMASALAHANYA”
A. Perkosaan
Perkosaan adalah tindak kekerasan atau kejahatan seksual berupa hubungan seksual
yang dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan dengan kondisi:
a. Tidak atas kehendak dan persetujuan perempuan.
b. Dengan ”persetujuan” perempuan namun di bawah ancaman.
c. Dengan “persetujuan” perempuan namun melalui penipuan.
B. Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual adalah segala macam segala bentuk prilaku yang berkonotasi
seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi
sasaran hingga menimbulkan reaksi negatif seperti rasa malu,marah,tersinggung, dan
sebagainya pada diri orang yang menjadi korban pelecehan.
5. Single Parent
Single parent adalah seseorang yang tidak menikah atau berpisah yang telah
memutuskan sebagai orang tua tunggal dalam rumah tangga.
6. Home Less
Homeless atau gelandangan adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan tidak
sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat, serta tidak
mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup
mengembara di tempat umum.
A.