Anda di halaman 1dari 32

MATERI 1 “ KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI”

A. Pengertian Kesehatan Reproduksi


Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh,
yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang
berkaitan dengan sistem reproduksi serta fungsi dan prosesnya. (Departemen Kesehatan
RI bekerjasama dengan United Nation Population Fund, 2002).

B. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi


 Ruang lingkup sesuai definisi di atas sangat luas, karena mencakup keseluruhan
kehidupan manusia sejak lahir hingga mati.
 Secara rinci ruang lingkup kesehatan reproduksi adalah pendekatan siklus hidup (life
cycle approach)

Menurut Depkes RI (2001) ruang lingkup kesehatan reproduksi sebenarnya sangat


luas, sesuai dengan definisi yang tertera di atas, karena mencakup keseluruhan kehidupan
manusia sejak lahir hingga mati. Dalam uraian tentang ruang lingkup kesehatan
reproduksi yang lebih rinci digunakan pendekatan siklus hidup (life-cycle approach),
sehingga diperoleh komponen pelayanan yang nyata dan dapat dilaksanakan. Secara
lebih luas, ruang lingkup kespro meliputi :
1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2. Keluarga Berencana
3. Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR), terrmasuk
PMS-HIV / AIDS
4. Pencegahan dan penangulangan komplikasi aborsi
5. Kesehatan Reproduksi Remaja
6. Pencegahan dan Penanganan Infertilitas
7. Kanker pada Usia Lanjut dan Osteoporosis
8. Berbagi aspek Kesehatan Reproduksi lain misalnya kanker serviks, mutilasi
genetalia, fistula dll.

C. Hak-Hak Reproduksi
Hak reproduksi adalah kesamaan hak antara laki-laki dan perempuan tanpa
memendang perbedaan kelas sosial, suku, umur, agama dan lain-lain untuk memutuskan
secara bebas dan bertanggung jawab (kepada diri, keluarga dan masyarakat) mengenai
jumlah anak, jarak antar anak, serta untuk menetukan waktu kelahiran anak dan dimana
akan melahirkan.
Hak-hak reproduksi antara lain :
1. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi
2. Laki-laki dan perempuan berhak memperoleh informasi lengkap tentang
seksualitas, kesehatan reproduksi, manfaat dan efek samping obat-obatan, alat dan
tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi.
3. Adanya hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman dan efektif, terjangaku
dan dapat diterima sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan dan tak melawan hukum.
4. Perempuan berhak memperoleh peleyanan kesehatan yang dibutuhkan yang
memungkinkan sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan serta
memperoleh bayi yang sehat.
5. Hubungan suami istri didasari penghargaan terhadap pasangan masing-masing dan
dilakukan dalam situasi dan kondisi yang diinginkan bersama tanpa unsur
paksaan, ancaman dan kekerasan
6. Remaja , baik laki-laki maupun perempuan berhak memperoleh informasi yang
tepat dan benar tentang reproduksi remaja, sehingga dapat berperilaku sehat dan
menjalani kehidupan seksual yang bertanggung jawab.
7. Laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi yang mudah diperoleh
lengkap dan akurat mengenai penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS.

D. PPAM Kespro pada Krisis Kesehatan


1. Definisi PPAM (Paket Pelayanan Awal Minimum)
PPAM merupakan serangkaian kegiatan prioritas kespro yang harus
dilaksanakan segera pada tahap awal bencana untuk menyelamatkan jiwa khususnya
pada kelompok perempuan dan remaja perempuan.

Tujuan PPAM :
a. Mengidentifikasi satu atau beberapa organisasi dan individu yang mampu
mengkoordinasi dan menyelenggarakan PPAM
b. Mencegah dan mengelola kekerasan seksual dan akibatnya
c. Menekan penularan HIV melalui:
 Melaksanakan tindakan pencegahan umum (Universal Precaution) terhadap
HIV/AIDS
 Menjamin tersedianya kondom secara gratis
d. Mencegah peningkatan morbiditas dan mortalitas maternal dan bayi baru lahir
dengan :
 Menyediakan kit yang berisi alat persalinan yang bersih untuk dapat
digunakan oleh ibu guna menjamin persalinan bersih di rumah.
 Menyediakan kit persalinan guna menjamin persalinan yang bersih dan
aman.
 Memantapkan sistem rujukan untuk mengelola kasus gawat bencana
kebidanan
e. Merencanakan pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif, terintegrasi
dengan puskesmas dan rumah sakit.

2. Pentingnya PPAM dlam Situasi Darurat Berencana


a. Mencegah kekerasan seksual
b. Mengurangi penularan HIV
c. Transfusi darah yang aman

3. Komponen-Komponen PPAM
a. Identifikasi organisasi dan individu untuk memfasilitasi koordinasi dan
implementasi PPAM.
b. Pencegahan dan manajemen kekerasan seksual dan akibatnya.
c. Pencegahan morbiditas dan mortalitas maternal dan bayi baru lahir
d. Menekan penularan HIV
e. Perencanaan pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif yang terintegrasi
dalam pelayanan kesehatan dasar.

E. Kebijakan dan Strategi Nasional tentang Pelayanan Kesehatan Reproduksi pada


Situasi Darurat Bencana
Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam upaya meningkatkan akses & kualitas
pelayanan kesehatan perempuan sesuai dengan siklus kehidupannya.
Kebijakan pelayanan kespro pada situasi krisis kesehatan :
a. Kegiatan terkait kespro pada situasi kisis kesehatan dilaksanakan pada setiap
tahap krisis mulai dari pra-krisis, kondisi krisis sampai kondisi paska krisis.
b. Pelayanan kespro pada situasi krisis kesehatan dilaksanakan dengan PPAM
kespro pada saat awal krisis.
c. Pelayanan kespro komprehensif diintegrasikan pada pelayanan kesehatan dasar
segera setelah situasi stabil.
d. Respon kespro pada situasi krisis kesehatan dilakukan secara terkoordinir dengan
lintas program/lintas sektor terkait, organisasi profesi dan LSM terkait .

MATERI 2 “KONSEP GENDER DALAM KESEHATAN REPRODUKSI”


A. Definisi Gender, Seks dan Seksualitas
1. Gender
Gender adalah perbedaan peran dan tanggung jawab sosial bagi perempuan dan
laki-laki yang dibentuk oleh budaya.
Jadi gender timbul akibat konstruksi sosial, sehingga dapat berbeda pada suatu
budaya dengan budaya yang lain, dari waktu ke waktu sehingga dapat berubah dan
atau diubah bila diinginkan.

2. Seks
Seks adalah perbedaan organ biologis antara perempuan dan laki-laki terutama
pada bagian reproduksi.

3. Seksualitas
Seksualitas adalah totalitas pribadi, tampil ketika berdiri, tersenyum, berpakaian
tertawa dan menangis, menunjukkan siapa diri kita.

B. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Gender


1. Faktor fisiologis, menjadi penting karena seksual hormone dan enzim pada lelaki
dan perempuan tidak sama. Beberapa hormon dan enzim diproduksi lebih banyak
oleh lelaki, begitu juga sebaliknya. Beberapa hormon mempengaruhi penyempitan
pori-pori, sehingga perempuan mempunyai kulit yang lebih halus dari kaum pria. Di
beberapa kasus trangender, faktor faktor biologis menjadi kurang penting, karena
walaupun secara fisik seseorang berjenis kelamin lelaki, tapi reproduksi kelenjar
progresteron berlebih menempatkannya sebagai perempuan.

2. Faktor psikologis, lebih rumit lagi. Motif-motif atau naluri dasar perempuan
kebanyakan berbeda dengan naluri kaum pria. Saat melakukan hubungan seksual,
lelaki sepenuhnya bermotif biologis. Bagi perempuan, hubungan seksual didasarin
motif psikologis. Orgasmus bagi perempuan lebih berkonotasi mental ketimbang
fisik.

C. Analisis Gender
Analisis gender adalah proses menganalisis data dan informaasi secara sistematis
tentang laki – laki dan perempuan untuk menidentifikasikan daa mengungkapkan
kedudukan, fungsi, peran dan tanggung jawab laki – laki dan perempuan, serta faktor –
faktor yang mempengaruhinya.

No. SEKS GENDER


1. Tetap. Dapat berubah/berkembang sesuai
kemajuan IPTEK.
2. Tidak dapat bergantian antara laki – Dapat bergantian antara laki-laki
laki dan perempuan. dan perempuan.
3. Perbedaan biologis, hormonal, Perbedaan peran, fungsi, hak,sikap,
anatomi dan fisiologi merupakan perilaku dibentuk oleh masyarakat.
pemberian tuhan & diciptakan oleh
tuhan.
4. Berlaku dimana saja Tergantung budaya setempat
D. Perbedaan Seks dan Gender

E. Peran Gender
Ada tiga jenis peran gender sebagai berikut. :
1. Peran produktif adalah peran yang dilakukan oleh seseorang, menyangkut
pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dikonsumsi maupun
untuk diperdagangkan. Peran ini sering pula disebut dengan peran di sector
publik.
2. Peran reproduktif adalah peran yang dijalankan oleh seseorang untuk kegiatann
yang berkaitan dengan pemeliharaan sumber daya manusia dan pekerjaan urusan
rumah tangga, seperti mengasuh anak, memasak, mencuci pakaian dan alat-alat
rumah tangga, menyetrika, membersihkan rumah, dan lain-lain. Peran reproduktif
ini disebut juga peran di sektor domestik.
3. Peran sosial adalah peran yang dilaksanakan oleh seseorang untuk berpartisipasi
di dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti gotong-royong dalam
menyelesaikan beragam pekerjaan yang menyangkut kepentingan bersama.

F. Konsep KB
1. Pengertian KB
Keluarga berencana merupakan usaha suami istri untuk mengukur jumlah dan
jarak anak yang diinginkan.

2. Manfaat KB
a. Manfaat KB bagi ibu :
1. Perbaikan kesehatan
2. peningkatan kesehatan
3. waktu yang cukup untuk mengasuh anak
4. waktu yang cukup untuk istirahat
5. menikmati waktu luang
6. dapat melakukan kegiatan lain
b. Manfaat KB bagi anak :
1. dapat tumbuhan dengan wajar dan sehat
2. memperoleh perhatian , pemeliharaan makanan yang cukup
3. perencanaan kesempatan pendidikan lebih baik

c. Manfaat KB bagi keluarga


1. Menurunkan resiko terjangkitnya kanker rahim dan kanker servik
2. Menurunkan angka kematian maternal serta peningkatan IPM
3. Menghindari kehamilan yang tidak diinginkan
4. Dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak
5. Mencegah penularan penyakit berbahaya
6. Lebih menjamin tumbuh kembang bayi dan anak
7. Dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga
8. Pendidikan anak lebih terjamin
9. Dapat menentukan kualitas sebuah keluarga

d. Manfaat KB bagi Negara


Untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera khususnya bagi ibu dan anak
serta mengendalikan pertambahan penduduk suatu negara sesuai dengan Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) yaitu dengan jalan mengendalikan
jumlah kelahiran.

3. Macam-Macam Metode KB
1. Metode kontrasepsi sederhana dan alamiah (MAL-KONDOM)
 Metode amenorea laktasi (MAL)
 Metode kalender
 Metode suhu basal
 Metode ledir serviks
 Metode barier
 Spermisida
 Kondom

2. Metode Kontrasepsi hormonal


 Pil
 Pil progestin / minipil
 Suntik
 Implant
 AKDR dengan progestin (steroid)

MATERI 3 “ ASKEB KESPRO DAN KB DENGAN SOAP”


MATERI 4 “PROGRAM KIE DAN KONSELING DALAM PELLAYAN
KESPRO & KB”
A. Program KIE dalam Pelayanan Kespro dan KB
1. Tujuan KIE
a. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik KB sehingga tercapai penambahan
peserta baru.
b. Membina kelestarian peserta KB
c. Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio cultural yan dapat menjamin
berlangsungnya proses penerimaan.
d. Untuk mendorong terjadinya proses perubahan perilaku kearah yang positif,
peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat (klien) secara wajar
sehingga masyarakat melaksanakannya secara mantap sebagai perilaku yang
sehat dan bertanggung jawab.

2. Jenis Kegiatan KIE


KIE dapat dikelompokkan menjadi 3 kegiatan :
a. KIE individu : suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas KIE
dengan individu sasaran program KB
Contoh : seorang bidan yang memberikan konseling pada klien yang datang ke
polindes ingin menggunakan alat kontrasepsi.
b. KIE kelompok : suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas KIE
dengan kelompok (2-15 orang)
Contoh : bidan memberikan konseling KB kepada kelompok dasawisma
c. KIE massa : suatu proses KIE tentang program KB yang dapat dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat dalam jumlah besar.
Contoh : bidan memberikan konseling KB kepada anggota PKK yang berjumlah
30 orang di desa sukamaju

3. Prinsip Langkah KIE


Prinsip yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan KIE adalah :
1. Memperlakukan klien dengan sopan, baik, dan ramah.
2. Memahami, menghargai dan menerima keadaan ibu ( status pendidikan, social
ekonomi dan emosi ) sebagaimana adanya.
3. Memberikan penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
4. Menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari kehidupan
sehari – hari.
5. Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaan dan risiko yang dimiliki ibu.
B. Konseling dalam Pelayanan Kespro dan KB
1. Pengertian Konseling
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara
konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang mengalami suatu
masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.

2. Tujuan Konseling
a. Meningkatkan penerimaan
b. Menjamin pilihan yang cocok
c. Menjamin penggunaan cara yang efektif
d. Menjamin kelangsungan yang lebih lama

3. Jenis-Jenis Konseling
a. Konseling awal
b. Konseling pemilihan cara
c. Konseling pemantapan
d. Konseling pengayoman
e. Konseling perawatan atau pengobatan

4. Keuntungan Konseling
a. Klien dapat memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhannya
b. Puas terhadap pilihannya dan mengurangi keluhan atau penyesalan
c. Cara dan lama penggunaan yang sesuai serta efektif
d. Membangun rasa saling percaya
e. Menghormati hak klien dan petugas
f. Menambah dukungan terhadap pelayanan KB
g. Menghilangkan rumor dan konsep yang salah

5. Jenis Konseling dan Konselor


a. Konseling awal
b. Konseling pemilihan cara
c. Konseling pemantapan
d. Konseling pengayoman
e. Konseling perawatan atau pengobatan
Konselor
Peran Konselor KB :
Proses konseling dalam praktik pelayanan kebidanan terutama pada pelayanan
keluarga berencana tidak terlepas dari konselor. Tugas seorang konselor adalah :
 Sahabat, pembimbing dan memberdayakan klien untuk membuat pilihan yang
paling sesuai dengan kebutuhannya
 Memberi informasi yang obyektif, lengkap, jujur dan akurat tentang berbagai
metode kontrasepsi yang tersedia.
 Membangun rasa saling percaya, termasuk dalam proses pembuatan Persetujuan
Tindakan Medik.

6. Informed Choice & Informed Consent


a. Informed Choice
Informed choice adalah suatu kondisi peserta/calon peserta Kb yang memilih
kontrasepse didasari oleh pengetahuan cukup setelah mendapat informasi yang
lengkap melalui KIP/K.

b. Informed Consent
Informed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarga
atas informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan
terhadap klien.

7. Hal-Hal Penting yang Harus Diperhatikan


a. Keterpaduan
b. Mutu
c. Media dan Jalur
d. Efektif (berorientasi pada penambahan pengetahuan dan perubahan perilaku
kelompok sasaran
e. Dilaksanakan bertahap, berulang, dan memperhatikan kepuasan sasaran.
f. Menyenangkan.
g. Berkesinambungan.
MATERI 5 “ EVIDENCE BASED”
A. Pengertian Evidence Based
Evidence based adalah proses sistematis untuk mencari, menilai dan menggunakan hasil
penelitian sebagai dasar untuk pengambilan keputusan klinis.

B. Evidence Based dalam Pelayanan Kespro dan KB


Pembaruan Kriteria Penggunaan Kontrasepsi (US MEC) Berdasarkan CDC (Center OF Desease
Control) , 2010 Revisi Metode Penggunaan Kontrasepsi Selama Masa Postpartum.
Penggunaan kontrasepsi selama masa postpartum penting dilakukan untuk mencegah kehamilan
yang tidak diinginkan dan memperpanjang interval kelahiran, yang dapat menimbulkan masalah
kesehatan ibu dan anak. Pada tahun 2010, CDC telah mempublikasikan U.S. Medical Eligibility
Criteria for Contraceptive Use (US MEC) yang merupakan pedoman penggunaan kontrasepsi, yang
dilengkapi dengan evidence-based sebagai pertimbangan dalam pemilihan metode kontrasepsi. Dalam
pemilihan metode kontrasepsi ini, keamanan penggunaan menjadi hal utama yang harus diperhatikan
khususnya untuk wanita yang dengan karakteristik atau kondisi kesehatan tertentu, termasuk wanita
yang masih dalam masa postpartum. Baru-Baru ini, CDC telah melakukan penilaian terhadap evidence
yang memberikan informasi mengenai keamanan penggunaan kontrasepsi hormonal pada masa
postpartum.

C. Contoh-Contoh Praktik Pelayanan Kespro dan KB


Langkah-langkah evidence based :
1. Merumuskan sebuah pertanyaan klinis yang dapat dijawab.
2. Menemukan bukti yang terbaik
3. Menilai bukti secara kritis
4. Mengaplikasikan Bukti

MATERI 6 “ KEWENANGAN BIDAN DALAM ASUHAN KESPRO DAN KB


SESUAI PERMENKES 1464/2010 “
Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, dengan kewenangan :

1. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan


keluarga berencana
2. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut diatas, khusus bagi bidan yang menjalankan
program pemerinah mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan pelayann kesehatan
yang meliputi :

1. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan
pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit
2. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusu penyakit kronis tertentu
(dilakukan di bawah supervisi dokter)
3. Penangan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan
4. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak
usia sekolah dan remaja, dan penyuluhan lingkungan
5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah
6. Melaksanakan pelayanan keidanan komunitas
7. Melaksanakan dikteri dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi
Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya
8. Pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
melalui informasi dan edukasi
9. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program pemerintah

Khusus untuk pelayanan alat kontasepsi bawah kulit, asuhan antenal terintegrasi,
penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan
memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta
pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA), hanya
dapat dilakukan oleh bidan yang telah mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut.
MATERI 7 “ CRITICAL THINKING, KLINIKAL JUDGEMEN
DAN PROBLEM SOLVING”
A. Pengertian Critical Thinking, Klinikal Judgemen dan Problem Solving
1. Critical Thinking
Merupakan proses berfikir secara aktif dalam menerapkan, menganalisis,
mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dan atau dihasilkan
melalui observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai acuan
dalam meyakini suatu konsep dan atau dalam melakukan tindakan.

2. Klinikal Judgemen
Penilaian klinis merupakan penerapan informasi berdasarkan pengamatan actual
pada klien yang dikombinasikan dengan data subjektif dan objektif yang mengarah
pada kesimpulan akhir/ analisis/diagnosis.

3. Problem Solving
Merupakan suatu proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode
untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-
penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis, dan berfokus pada
klien.

B. Penerapan critical Thinking, Klinikal Judgemen dan Problem Solving dalam


Asuhan Kespro dan KB
Penerapan dari critical thinking, clinical judgement dan problem solving adalah
‘Evidence Based Health Care”. Evidence based health care merupakan penerapan
berfikir kritis berdasarkan metode ilmiah yang digunakan dalam pengambilan keputusan
bidang kesehatan. Salah satu tujuan penerapan evidence based health careadalah untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
MATERI 8 “KONSEP KEPENDUDUKAN DI INDONSESIA”

A. Pengertian Penduduk
Penduduk adalah mereka yang berada di dalam dan bertempat tinggal atau
berdomisili di dalam suatu wilayah negara (menetap), lahir secara turun temurun dan
besar di negara tersebut.

B. Dinamika Penduduk
Dinamika kependudukan adalah perubahan penduduk. Perubahan tersebut selalu
terjadi dan dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1992 Tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera disebut sebagai perkembangan
kependudukan.
Yang diperlukan dalam pengukuran dinamika kependudukan adalah :
a. Indikator
Indikator diperlukan untuk mengetahui dan mempelajari dengan tepat berbagai
keadaan atau perubahan yang terjadi pada penduduk disuatu negara. Indikator dalam
demografi terdiri dari beberapa hal, yaitu :
 Jumlah penduduk
 Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, umur, susku bangsa, pendidikan,
agama, pekerjaan dan lain-lain.
 Proses demografi yang mempengaruhi jumlah dan komposisi penduduk.
b. Parameter
Ukuran atau satuan yang memberikan penilaian kuantitatif. Dikenal 2 macam
pengukuran, yaitu :
 Angka absolut
 Angka relatif

C. Faktor-Faktor Demografi yang Memengaruhi Pertumbuhan Penduduk


1. Angka Kelahiran (Fertilitas)
 Angka kelahiran khusus (Age Specific Birth Rate / ASBR)
 Angka kelahiran umum (General fertility Rate / GFR)
2. Angka Kematian (Mortalitas)
 Angka kematian kasar ( Crude Death Rate / CDR )
 Angka kematian khusus ( Age Specific Death Rate / ASDR )
 Angka kematian bayi ( Infant Mortality Rate / IMR )
3. Migrasi
Jenis-jenis migrasi:
 Transmigrasi (perpindahan dari satu daerah(pulau) untuk menetap ke daerah
lain di dalam wilayah Republik Indonesia)
 Urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota besar )
 Emigrasi (perpindahan penduduk dari dalam negeri kemudian menetap di luar
negeri )
 Imigrasi (perpindahan penduduk dari luar negeri kemudian menetap di dalam
negeri )
 Re-emigrasi ( kembali ke tempat asal )

D. Transisi Penduduk
Transisi demografi adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortalitas yang besar.

E. Masalah Kependudukan di Indonesa


a. Jumlah penduduk besar
b. Pertumbuhan penduduk cepat.
c. Persebaran penduduk tidak merata.
d. Kualitas penduduk rendah.
e. Komposisi penduduk sebagian besar berusia muda.

MATERI 9 “SEJARAH KB DI INDONESIA“

A. Sejarah KB di Indonesia
Kontasepsi terdiri dari dua kata, yaitu kontra (menolak) dan konsepsi (pertemuan
antara sel telur yang mantang sengan sel sperma), maka kontrasepsi dapat diaartikan
sebagai cara untuk mencegah pertemuan antara sel telur dan sel sperma sehingga tidak
terjadi pembuahan dan kehamilan. Sebelum abad ke-20, konsep pengaturan kehamilan
sudah dilakukan dengan metode yang beragam dan unik. Misalnya, perempuan china
meminum timbal dan merkuri untuk mengontrol fertilitasnya yang sering berujung pada
kejadian infertilitas (kemandulan) bahkann kematian.
Di indonesia, sejak zaman dulu telah dipakai obat dan jamu tertentu untuk mencegah
kehamilan. Di Irian Jaya, telah lama dikenal ramuan dari daun-daunan yang khasiatnya
dapat mencegah kehamilan. Dalam masyarakat Hindu Bali, hanya ada nama untuk empat
orang anak sebagai suatu cara agar pasangan suami istri mengatur kelahiran anaknya
sampai empat saja.
Keluarga Berencana modern di indonesia, mulai dikenal pada tahun 1953.
Sekelompok ahli kesehatan, kebidanan, dan tokoh masyarakat telah mulai membantu
masyarakat memecahkan masalah-masalah penduduk. Pada tanggal 23 Desember 1957,
mereka mendirikan wadah dengan nama Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
(PKBI) dan bergerak secara silent operation membantu masyarakat memerlukan bantuan
secara sukarela. Jadi PKBI adalah pelopor pergerakan Keluarga Berencana Nasional.
Berdasarkan hasil penandatanganan Deklarasi Kependudukan PBB 1967 oleh
beberapa kepala negara, maka dibentuklah suatu lembaga program keluarga berencana
dan dimasukkan dalam program pemerintah sejak Pelita I berdasarkan Instruksi Presiden
Nomor 26 tahun 1968 yang dinamakan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN)
sebagai lembaga semi pemerintah.
Pada tahun 1970 diubah menjadi Badan Pemerintah dengan nama Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang bertanggung jawab kepada presiden dan
bertugas mengkoordinasikan perencanaan, pengawasan, dan penilaian pelaksanaan
program Keluarga Berencana.

B. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan KB di Indonesia


1. Sosial ekonomi
2. Budaya
3. Pendidikan
4. Agama
5. Status wanita

C. Organisasi-Organisasi di Indonesia
1. Organisasi non pemerintah yaitu PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia)
Terbentuk tgl 23 Desember 1957,di jalan Sam Ratulangi No.29 Jakarta. Atas
prakarsa dr. Suharto yang didukung oleh Prof. Sarwono Prawirohardjo,dr
H.M.Judono,dr.Hanifa wiknjosastro dan dr.Hurustiati Subandrio. Pelayanan yang
diberikan berupa nasehat perkawinan,termasuk pemeriksaan kesehatan calon suami
istri,pemeriksaan dan pengobatan kemandulan dlm perkawinandan pengaturan
kehamilan.
 VISI PKBI
Mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui keluarga.

 MISI PKBI
Memperjuangkan penerimaan dan praktek keluarga bertanggung jawab
dalam keluarga Indonesia melalui pengembangan program,pengembangan
jaringan dan kemitraan dg semua pihak pemberdayaan masyarakat di bidang
kependudukan secara umum dan secara khusus di bidang kesehatan reproduksi yg
berkesetaraan dan berkeadilan gender.

2. Organisasi pemerintah yaitu BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana


Nasional)
Keputusan Presiden Nomor 8 tahun 1970 tentang pembentukan badan untuk
mengelola program KB yang telah dicanangkan sebagai program nasional.
Penanggung jawab umum penyelenggaraan program ada pada presiden dan
dilakukan sehari-hari oleh Menteri Negara Kesejahteraan Rakyat yang dibantu
Dewan Pembimbing Keluarga Berencana.

a. Tugas pokok BKKBN


 Menjalankan koordinasi,integrasi dan sinkronisasi terhadap usaha-usaha
pelaksanaan program keluarga berencana nasional yg dilakukan oleh unit-
unit pelaksana.
 Mengajukan saran-saran kepada pemerintah mengenai pokok kebijaksanaan
dan masalah-masalah penyelenggaraan program keluarga berencana
nasional.
 Menyusun pedoman pelaksanaan Keluarga Berencana atas dasar pokok-
pokok kebijaksanaan yang ditetapkanoleh pemerintah.
 Mengadakan kerjasama antara Indonesia dg negara-negara asing maupun
badan-badan internasional dalam bidang keluarga berencana selaras dg
kepentingan Indonesia dan sesuai dg prosedur yang berlaku.
 Mengatur penampungan dan mengawasi penggunaan segala jenis bantuan yg
berasal dari dalam negeri maupun bantuan dari luar negeri sesuai dg
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah.

b. Tujuan
 Keluarga dg anak ideal
 Keluarga sehat
 Keluarga berpendidikan
 Keluarga sejahtera
 Keluarga berketahanan
 Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
 Keluarga tumbuh seimbang
MATERI 10 “KESEHATAN WANITA SEPANJANG SIKLUS
KEHIDUPAN”

A. Siklus Kehidupan Wanita : Fase Konsepsi, bayi dan Balita, Remaja, Dewasa dan
Usia Lanjut
1. Fase Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur didalam
tuba fallopi.

2. Fase Bayi dan Balita


 Asi Ekslusif dan penyapihan yang layak
 Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang
 Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
 Pencegahan dan penaggulangan kekerasan
 Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
 Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: pengutamaan jenis kelamin, sunat
perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan dan kematian BBLR, penyakit lain
disemua usia dan kekerasan
 Pendekatan yang dilakukan: pendekatan kesehatan, kesehatan lingkungan,
pelayanan kesehatan primer, imunisasi, pelayanan antenatal, persalinan, postnatal,
menyusui serta pemberian suplemen, dll.

3. Fase Remaja
Tahapan pubertas/remaja
 Masa remaja awal (10-12 tahun)
- Merasa lebih dekat dengan teman sebaya
- Merasa ingin bebas
- Lebih banyak memperhatikan keadan tubuhnya dan mulai suka berkhayal
 Masa remaja tengah (13-15 tahun)
- Ingin mencari identitas diri
- Ada keinginan untuk berkencan atau mulai tertarik dengan lawan jenis
- Timbul perasaan cinta yang mendalam
- Kemampuan berpikir abstrak makin berkembang
- Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual
 Masa remaja akhir (16-19 tahun)
- Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
- Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
- Memiliki citra terhadap dirinya
- Dapat mewujudkan perasaan cinta
- Memiliki kemampuan berpikir abstrak
4. Fase Dewasa
 Kehamilan dan persalinan yang aman
 Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
 Menjaga jarak kehamilan dan jumlah kehamilan dengan menggunakan alat
kontrasepsi (Kb)
 Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
 Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
 Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi
 Deteksi dini kanker payudara dan leher Rahim
 Pencegahan dan manajemen infertilitas

5. Fase Usia Lanjut


 Perhatian pada masalah meno/andro-pause
 Perhatian pada penyakit utama degenerative, termasuk rabun, gangguan mobilitas
dan osteoporosis.
 Deteksi dini kanker Rahim dan kanker payudara
 Masalah yang mingkin terjadi pada tahap ini: penyakit sistem sirkulasi,
kekerasan, prolaps/osteoporosis, kanker saluran reproduksi, payudara/prostat,
ISR/IMS/HIV/AIDS
 Pendekatan yang dapat dilakukan: dipengaruhi oleh pengalaman reproduksi
sebelumnya, diagnosis, informasi dan pengobatan dini.

B. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Setiap Fase


1. Fase Konsepsi
 Keturunan
 Fertilitas
 Kecukupan gizi
 Kondisi Sperma dan Ovum
 Faktor Hormonal
 Faktor Psikologis

2. Fase Bayi
 Lingkungan
 Kondisi ibu
 Sikap orang tua
 Aspek psikologi pada masa bayi
 Sistem reproduksi

3. Fase Balita
Ada 2 faktor yang mempengaruhi wanita pada fase ini:
Faktor Dalam
 Hal-hal yang diwariskan dari orangtua, misalnya bentuk tubuh.
 Kemampuan Intelektual
 Keadaan Hormonal tubuh
 Emosi dan Sifat

Faktor Luar
 Keluarga
 Gizi
 Budaya Setempat
 Kebiasaan anak dalam Personal Hygiene

4. Fase Remaja
Masalah Gizi
 Anemia dan Kurang Gizi Kronis
 Pertumbuhan yang terhambat pada remaja putri.
Masalah Pendidikan
 Buta Huruf
 Pendidikan rendah
Masalah Lingkungan dan Pekerjaan
 Lingkungan dan suasana yang kurang memperhatikan kesehatan remaja dan
bekerja yang akan mengganggu Kesehatan Reproduksi.
 Lingkungan sosial yang kurang sehat dapat menghambat bahkan merusak
kesehatan fisik, mental dan emosional remaja.
Masalah Seks dan Seksualitas
 Pengetahuan yang tidak lengkap tentang masalah seksualitas, misalnya mitos
yang tidak benar.
 Kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang berkaitan dengan
seksualitas.
 Penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA yang mengarah pada penularan
HIV/AIDS.
 Penyalahgunaan seksual
 Kehamilan Remaja
 Kehamilan Pra-Nikah atau diluar ikatan Pernikahan.
Masalah Seks dan Seksualitas
 Pengetahuan yang tidak lengkap tentang masalah seksualitas, misalnya mitos
yang tidak benar.
 Kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang berkaitan dengan
seksualitas.
 Penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA yang mengarah pada penularan
HIV/AIDS.
 Penyalahgunaan seksual
 Kehamilan Remaja
 Kehamilan Pra-Nikah atau diluar ikatan Pernikahan.

5. Fase Dewasa
Masalah Seks dan Seksualitas
 Pengetahuan yang tidak lengkap tentang masalah seksualitas, misalnya mitos
yang tidak benar.
 Kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang berkaitan dengan
seksualitas.
 Penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA yang mengarah pada penularan
HIV/AIDS.
 Penyalahgunaan seksual
 Kehamilan Remaja
 Kehamilan Pra-Nikah atau diluar ikatan Pernikahan
 Perkembangan organ reproduksi
 Tanggapan seksual
 Kedewasaan psikologi

6. Fase Usia Lanjut


 Faktor hormonal
 Kejiwaan
 Lingkungan
 Pola makan
 Aktifitas fisik
MATERI 11 “ PROGRAM KB DI INDONESIA”

A. Pengertian Program KB
Program KB adalah tindakan yang membantu idividu/ pasutri untuk mndapatkan
objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yaang tidak diinginkan, emngatur
interval di antara ehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. (WHO)

B. Tujuan Program KB
a. Tujuan umum
Membentuk keluarga kecil sesuai dengann kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga
dengaan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan
sejahtera yang dapat memnuhi kebutuuhan hidupnya.

b. Tujuan Lain
Pengaturan kelahiran, pendewaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga.

c. Kesmimpulan
Tujuan Prgram KB adalah
1. Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak , keluarga dan bangsa.
2. Mengurang angka kelahiran untuk menaikan taraf hidup rakyat dan bngsa.
3. Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB, termasuk KB dan KR
(Kesehatan Reproduksi)

d. Berdasarkan RENSTRA 2005-2006


Tujuan KB meliputi
1. Keluarga dengan anak ideal
2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpenddikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berpengetahuan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak rerokduksinya
7. Keluarga tumbuh seimbang (PTS)

C. Sasaran KB
1. Laki-Laki
2. Perempuan
3. Pasangan Usia Subur
D. Ruang Lingkup Program KB
1. Keluarga Berencana
2. Kespro remaja
3. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
4. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
5. Keserasian kebijakan kependudukan :
6. Pengelolaan SDM aparatur:
7. Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan :
8. Penigkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Negara :

E. Strategi Pendekatan dan Cara Operasional Program Pelayanan KB


1. Keserasian kebijakan kependudukan
2. Pengelolaan SDM aparatur:
3. Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
4. Penigkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Negara

F. Dampak Program KB Terhadap Pencegahan Kelahiran


1. Penurunan angka kematian ibu dan anak
2. Penanggulangan masalah reproduksi
3. Peningkatan kesejahteraan keluarga
4. Peningkatan derajat kesehatan
5. Peningkatan mutu dan pelayan KB dan KR
6. Peningkatan system pengelolaan dan kapasitas SDM
7. Pelaksanaan tugas dan pimpinan managemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan
pemerintahan berjalan lancar

MATERI 12 “TUMBUH KEMBANG WANITA SEPANJANG DAUR


KEHIDUPAN, GANGGUAN DAN PERMASALAHANNYA”

A. Aspek yang di Kaji dalam Setiap Tahap Kehidupan


1. Fisik
Aspek fisik yang perlu dikaji dalam lingkup kesehatan wanita sama dengan
pengkajian yang dilakukan pada manusia dewasa, antara lain :
a. Kondisi fisik (tanda-tanda vital)
b. Nutrisi
c. Cairan dan elektrolit
d. Higiene personal
e. Istirahat – tidur
f. Kasih sayang dan seks
g. Aktualisasi diri
h. Rasa aman dan nyaman
2. Psikososial
Aspek psikososial yang dikaji, meliputi :
a. Identitas seksual perubahan fisik dan sikap dari wanita yang menunjukkan
identitasnya sebagai wanita
b. Identitas kelompok kepuasaan hidup dalam sebuah kelompok dan penerimaan
c. Konsep diri (peran, identitas diri, gambaran diri atau citra tubuh, harga diri)
d. Kecemasan dan masalah kehidupan
e. Kondisi lingkungan sosial
f. Faktor pendukung dari keluarga dan masyarakat
g. Komunikasi atau hubungan dalam kelompok, keluarga dan masyarakat (perasaan
dihargai)

B. Indikator Pemantauan
1. Pada bayi
a. Pertumbuhan
 Berat badan
 Tinggi badan
 Lingkar kepala dan lengan
2. Anak
a. Aspek pemantauan perkembangan
Gerak Kasar atau Motorik Kasar
Berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap
tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti berdiri, duduk, berlari, berjalan,
dll.
Gerak halus atau motorik halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang
melibatkan bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot kecil tetapi
memerlukan koordinasi cermat seperti menulis, menggambar, dll.
Kemampuan bicara dan bahasa
Berhubungan dengan kemampuan untuk member respon terhadap suara,
berbicara, berkomunikasi, dan mengikuti perintah.
Sosialisasi dan kemandirian
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri bersosialisasi dan
bereaksi dengan lingkungan (makan, bermain, membereskan mainan)

3. Remaja
a. Perubahan Hormonal
b. Perubahan Somatic
 Perubahan Tinggi Badan
 Perubahan BB
 Perubahan proporsional tubuh
 Organ Reproduksi
 System pencernaan
 System pernafasan
c. Perkembangan Psikologis
 Perkembangan kognitif
 Perkembangan psikologis

4. Dewasa
a. Siklus mentruasi lebih dari normal
b. Periode fungsi reproduksi lebih dari maksimal (puncak 24-30) tahun, jika > dari
30 tahun akan menurun.
c. Pertumbuhan usia reproduksi:
d. Perkembangan
e. indikator pemantauan

5. Usia Lanjut
a. Klimakterium
b. Menopause
c. Indikator pemantauan
- Status gizi (BB/TB)

- TD

- Nadi

- Proteinuria

- Reduksi

- Keluhan penyakit

C. Masalah / Gangguan Kespro dan Upaya Penanggulangannya


1. Infertilitas
Yaitu pasangan atau suatu kesatuan hasil interaksi biologik yang tidak mampu
menghasilkan kehamilan dan kelahiran bayi hidup. Macam infertilitas :
a. Infertilitas primer
Jika istri belum berhasil hamil walaupun bersenggama teratur dan
dihadapkan pada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut.
b. Infertilitas sekunder
Jika istri pernah hamil akan tetapi tidak berhasil hamil lagi walaupun
bersenggama teratur dan dihadapkan pada kemungkinan kehamilan selama 12
bulan berturut-turut.
c. Infertilitas idiopatik
Bentuk infertilitas yang setelah pemeriksaan lengkap kedua pasangan
dinyatakan normal dan ditangani setelah 2 tahun tidak juga berhasil hamil.

2. Seksual Transmited (STD)/Infeksi Menular Seksual (IMS)/HIV-AIDS


a. Melakukan hubungan seksual hanya dengan pasangan yang setia
b. Menggunakan kondom
c. Bila terinfeksi PMS mencari pengobatan bersama pasangan seksual
d. Menghindari hubungan seksual bila terjadi PMS
3. Gangguan Haid
a. Aminore
b. Oligominore
c. Poliminore
d. Menoragia atau Hipermenorea
e. Hipmenorea
f. Metroragia

4. Pelvic Inflamatory Diseases (PID)


Penyakit radang panggul (salpingitis, PID) adalah suatu peradangan pada
peradangan tuba falopii, terutama terjadi pada wanita yang secara seksual aktif,
resiko terutama ditemukan pada wanita yang memakai IUD.

5. Unwanted Pregnancy dan Aborsi


a. Unwanted Pregnancy
Hubungan seks bebas merupakan hubungan seks yang liar yang dilakukan
secara illegal dalam artian sudah menyalahi norma-norma yang ada.
b. Aborsi
Aborsi adalah upaya terminasi kehamilan dengan alasan sosial, ekonomi dan
kesehatan.

D. Hormon Replacement Therapy (HRT)


Hormone replacement therapy atau yang diterjemahkan sebagai terapi sulih hormon
didefinisikan sebagai :
a. Terapi menggunakan hormon yang diberikan untuk mengurangi efek defisiensi
hormon.
b. Pemberian hormon (estrogen, progesteron atau keduanya) pada wanita
pascamenopause atau wanita yang ovariumnya telah diangkat, untuk menggantikan
produksi estrogen oleh ovarium
MATERI 13 “ SKRINING UNTUK PENYAKIT KEGANASAN”
Skrining, dalam pengobatan, adalah strategi yang digunakan dalam suatu populasi
untuk mendeteksi suatu penyakit pada individu tanpa tanda-tanda atau gejala penyakit itu.

A. Deteksi Dini Ca Cerviks


Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai
akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan
normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
Tes Skrining Kanker Mulut Rahim (Serviks)
 Test PAP Smear
 Iva test

B. Deteksi Dini Ca Mammae


Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit
neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma.
Cara deteksi dini kanker payudara adalah :
1. Pemeriksaan Payudara Sendiri (Teknik Sadari)
2. Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter
3. Pemeriksaan Radiologi (Mammografi dan/atau USG)
4. Biopsi tanpa pembedahan (Fine Needle Aspiration Biopsy atau Core Biopsy).
5. Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter dapat mendeteksi sampai 85% kasus kanker
payudara.
6. Pemeriksaan Mammografi dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker payudara.
7. Biopsi dapat mendeteksi sampai 91% kanker payudara.
8. Tetapi bila ketiga pemeriksaan dini dilakukan semuanya, maka kanker payudara dapat
dideteksi secara dini hingga 99,5%.
9. Pemeriksaan Payudara Sendiri (Teknik SADARI)
10. Pemeriksaan SADARI sebaiknya dilakukan mulai usia remaja. Dilakukan sebulan
sekali, pada hari ke-7 sampai hari ke-10 dihitung dari hari pertama haid. Bila wanita
telah menopause, SADARI dilakukan pada tanggal yang sama setiap bulan, misalnya
tanggal 10.

C. Deteksi Dini PMS


Penyakit menular seksual merupakan penyakit yang menular melalui hubungan
seksual.penyakit menular ini akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual
dengan berganti ganti pasangan baik melalui vagina maupun anal.
Cara mendeteksi PMS
 Tampak diwajah
Mengenali tanda tanda pada wanita
 Keputihan berwarna kuning atau hijau
 Keputihan yang berbau
 Perdarahan diluar siklus haid atau sesudah berhubungan intim
 Nyeri saat hubungan
 Nyeri perut bawah
Pada pria :
 Keluarnya cairan pada penis
 Iritasi pada alat kelamin.

MATERI 14 “DIMENSI SOSIAL WANITA DAN


PERMASALAHANNYA”
A. Status Sosial Wanita
Status social wanita adalah kedudukan seorang wanita yang akan mempengaruhi
bagaimana seseorang wanita diperlakukan, bagaimana dia dihargai dan kegiatan apa
yang boleh dilakukan.

B. Nilai Wanita
Nilai wanita adalah angka kepandaian, potensi, atau mutu yang dimiliki oleh
seorang wanita.

C. Peran Wanita
Peran wanita adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
social yang diberikan kepada wanita. Peran menerangkan pada apa yang harus dilakukan
wanita dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan mereka sendiri dn
harapan orang lain.
Peran wanita antara lain :
a. Peran wanita dalam keluarga
b. Peran wanita dalam masyarakat

D. Permasalahan Kesehatan Wanita dalam imensi Sosial dan Upaya Mengatasinya


1. Kekerasan
 Psikis
 Fisik
 Ekonomi
 Seksual

2. Perkembangan Seksual yang Menyimpang


 Seks bebas
Seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual
terhadap lawan jenis maupun sesama jenis yang dilakukan di luar hubungan
pernikahan mulai dari necking, petting sampai intercourse dan bertentangan
dengan norma-norma tingkah laku seksual dalam masyarakat yang tidak bisa
diterima secara umum.
 Sodomi
Sodomi adalah istilah hukum yang digunakan dalam untuk merujuk kepada
tindakan seks "tidak alami“ ,yang bergantung pada yuridiksinya dapat terdiri atas
seks oral atau seks anal atau semua bentuk pertemuan organ non-kelamin dengan
alat kelamin, baik dilakukan secara heteroseksual, homoseksual, atau antara
manusia dan hewan.

 Homoseksual/Lesbian/Biseksual
Homoseksual sendiri adalah rasa ketertarikan romantis dan atau seksual atau
perilaku antara individu berjenis kelamin atau bergender sama.
Istilah umum dalam homoseksualitas yang sering digunakan adalah lesbi
untuk perempuan pecinta sesama jenis dan gay untuk pria pecinta sesama jenis,
walaupun gay dapat merujuk pada pria atau wanita.

 Incest
Incest adalah hubungan seksual yang terjadi antar anggota keluarga. Anggota
keluarga yang dimaksud adalah anggota keluarga yang mempunyai hubungan pertalian
darah.

 Pedhopilia
Pedopelia adalah suatu kelainan seksual (dan kejiwaan) pada seseorang yang
punya ketertarikan pada anak di bawah umur (children). Atau penyimpangan
seksual di mana anak-anak adalah objek seksual disukai.

3. Drug Abuse
Penyalahgunaan obat dimaksud bila suatu obat digunakan tidak untuk
tujuan mengobati penyakit, akan tetapi digunakan dengan sengaja untuk mencari atau
mencapai kesadaran tertentu karena pengaruh obat pada jiwa.

4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai subjek dan objek
dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Pendidikan juga merupakan proses sadar dan
sistematis disekolah, keluarga, dan masyarakat untuk menyaqmpaikan suatu maksud dari
suatu konsep yang sudah diterapkan.

5. Upah
Fenomena perempuan bekerja bukanlah barang baru ditengah masyarakat kita.
Sebenarnya tidak ada perempuan yang benar-benar menganggur, biasanya para perempuan
juga memiliki pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya entah itu dengan
mengelola sawah, membuka warung dirumah, mengkreditkan pakaian dan lain sebagainya.
MATERI 15 “ DIMENSI SOSIAL WANITA DAN PERMASALAHANYA”

A. Perkosaan
Perkosaan adalah tindak kekerasan atau kejahatan seksual berupa hubungan seksual
yang dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan dengan kondisi:
a. Tidak atas kehendak dan persetujuan perempuan.
b. Dengan ”persetujuan” perempuan namun di bawah ancaman.
c. Dengan “persetujuan” perempuan namun melalui penipuan.

B. Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual adalah segala macam segala bentuk prilaku yang berkonotasi
seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi
sasaran hingga menimbulkan reaksi negatif seperti rasa malu,marah,tersinggung, dan
sebagainya pada diri orang yang menjadi korban pelecehan.

1. Wanita ditempat Kerja


 Pekerjaan diluar rumah adalah orang yang bekerja diluar rumah yang memperoleh
imbalan upah dianggap pekerjaan dan karenanya mendapat penghargaan sosial
llebih tinggi dibandingkan pekerjaan rumah tangga.
 Pekerjaan didalam rumah ialah seseorang yang bekerja untuk mengurus rumah
tangga dan memelihara anak, telah diberi nilai sebagai pengangguran dan dianggap
bukan pekerja.

2. Wanita di Pusat Rehabilitasi


(Wanita pemakai atau pecandu narkoba bisanya terganggu atau menderita secara
fisik penyakit) mental (perilaku salah), spiritual (kekacauan nilai-nilai luhur) dan
sosial (rusak komunikasi).
Pusat rehabilitas adalah tempat atau sarana yang digunakan untuk proses
pemulihan atau perbaikan untuk kembali seperti semula, seperti untuk masalah
ketergantungan narkoba, penyandang cacat baik fisik maupun mental dan masalah
lainnya. Rehabilitasi wanita adalah suatu program yang mencakup penilaian awal,
pendidikan pasien, pelatihan, bantuan psikologis maupun pencegahan penyakit bagi
wanita.

3. Perkawinan di Usia Muda dan Tua


a. Perkawinan Usia Muda
Adalah perkawinan yang dilakukan dibawah usia reproduktif, yaitu < 20
tahun. 21,75% anak perempuan diperkotaan dan 47,79% anak perempuan di
perdesaan menikah pada usia dibawah 16 tahun.
b. Perkawinan Usia Tua
Adalah perkawinan yang melewati batas reproduktif yaitu > 35 tahun.
4. Wanita Seks Komersial
Pekerja seks komersial adalah suatu pekerjaan dimana seorang perempuan
menggunakan atau mengeksploitasi tubuhya dengan melakukan hubungan seksual
untuk mendapatkan uang.

5. Single Parent
Single parent adalah seseorang yang tidak menikah atau berpisah yang telah
memutuskan sebagai orang tua tunggal dalam rumah tangga.

6. Home Less
Homeless atau gelandangan adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan tidak
sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat, serta tidak
mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup
mengembara di tempat umum.

C. Praktik Tradisional yang Berakibat pada Masa Anak


1. Pemotongan Alat Kelamin Perempuan
2. Keutamaan Anak Laki-Laki dan Pengaruhnya pada Status Anak Perempuan
3. Pembunuhan Bayi Perempuan
4. Kawin Usia Muda dan Mas Kawin
5. Hamil muda
6. Tindak kekerasan terhadap perempaun
MATERI 16 “ PERENCANAAN KELUARGA, MELKAUKAN PENAPISAN DAN
PELAYANAN KONTRASEPSI BERNAGAI METODE DAN PENCEGAHAN
INFEKSI DALAM PELAYANAN KESPRO DAN KB”

A.

Anda mungkin juga menyukai