1. Kesehatan Reproduksi
kesehatan fisik, mental, dan social yang utuh, bukan hanya bebas dari
Cholil (2006) dalam Rohan dan Siyoto (2013) dikatakan kesehatan reproduksi
adalah suatu keadaan seahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak
semata-mata/ bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang
reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam
segala hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi-fungsi dan proses reproduksi.
Kesehatan Reproduksi berasal dari kata “sehat” Definisi sehat menurut Word
Health Organitation (WHO) adalah kesehatan mental, fisik, dan sosial yang
utuh. Dengan demikian, sehat berarti bukan sekedar tidak adanya penyakit
ataupun kecacatan, akan tetapi juga kondisi psikis dan sosial yang
mendukung Perempuan
8
9
dapat dilaksanakan.
mutilasi genital, dan fistula. (Lestari, Ulfina dan Suparmi, 2013; h. 2).
kesehatan reproduksi.
sehat.
jawab.
tua, terlalu banyak anak, dan terlalu dekat jarak antar kelahiran),
h.
269)
2. Masa subur
Masa subur adalah masa dimana terjadinya pelepasan sel telur pada
pada remaja atau perkiraan masa subur 3-5 hari sebelum dan
3. Kesehatan WUS
14
Kelompok remaja usia 10-19 tahun memiliki proposal 18,3% dari total
berkualitas.
1) Persiapan fisik
b) Usia baik untuk hamil 20-30 tahun, < 20 dan > 30 disebut
menentukan
15
3) Skrining Wus
setiap individu.
canggih.
h.
27-30).
16
4. Genetalia Interna
a) Vagina
Ukuran
17
2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada
1)
Peritonium
2) Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar,
3)
Endometrium
c) Tuba fallopii
d) Ovarium
kiri dan kanan uterus dibawah tuba uterina dan terikat disebelah
periode menstruasi.
19
menstruasi.
6. Mioma uteri
a. Definisi
pun
20
(Sibagariang,
2010; h. 115).
b. Etiologi
dengan
21
2011; h. 274).
dikupas
22
c. Patofisiologi
mioma uteri. Hipotesis ini didukung oleh adanya mioma uteri yang
dengan teori cell nest atau genitoblas. Pendapat ini lebih lanjut
d. Klasifikasi
menyebabkan hidroureter.
610).
e. Perubahan sekunder
hanya
26
yang lunak ini tumor sukar dibedakan dari kista ovarium atau
suatu kehamilan.
f. Komplikasi
ini terjadi pada mioma dan hal ini terjadi pada 30% penderita. Bila
terjadi secara kronis maka dapat terjadi anemia defisiensi zat bezi
endometrium
28
miometrium. (Anwar,
2011; h. 276-277).
h. Nyeri
i. Efek penekanan
dapat
29
Rasa nyeri. Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat
yang
30
dismenore.
h.
343).
31
sebagai berikut:
letaknya diserviks.
mioma.
892-
893).
didalamnya,
32
n. Diagnosis
mioma
33
a) Anamnesa
bagian bawah.
anemia.
b) Pemeriksaan fisik
endometrial karsinoma.
mulai kistik
35
2010; h. 326).
o. Penanganan
p. Pengobatan
atas pemikiran
37
a. Pengobatan operatif.
memerlukan histerektomi.
dapat
38
uterus keseluruhan.
b. Radioterapi
344-
345).
39
MIOA UTERI
7. Mioma intramural
kemunduran yang tidak terjadi suatu alat saja tetapi pada seluruh
atau
40
a. Definisi
dalam pertumbuhnnya
41
Gejala atau keluhan dari tumor jinak mioma rahim tergantung dari
infertilitas melalui distorsi atau blok pada tuba falopi dan distorsi
d. Komplikasi
1) Degenerasi ganas
h.
276).
sekitar pelvik.
disertai gumpalan.
(2) Spotting.
perdarahan
menstruasi panjang.
a) Menoragia
(melebihi
b) Metroragia
8. Infertilitas
a. Definisi
sekitar
ketidakmampuan
45
b. Klasifikasi
bulan.
c. Penyebab infertilitas
pelepasan sel telur dari kelenjar ovarium dimana sel telur ini di
daerah ini atau ada tumor yang tumbuh disekitar tubuh ini.
dilakukan miomektomi.
sebagai zat
47
tubuh
e) Umur
21-
48
f) Hiperprolaktinemia
gonadotropin
49
2010; h. 115).
b) Mioma uteri
h.
114-115).
tidak
50
Jika
51
h. 26-27).
d) Masalah serviks
e) Infeksi panggul
f) Polip
g) Sel telur
siklus antara
220).
d. Pencegahan infertilitas/kemandulan
mulai dari faktor genetika atau bawaan sejak lahir dan ada yang
h. 123-124).
54
e. Pemeriksaan
seperti berikut:
1) Pemeriksaan dalam
suhu basal tubuh, uji lender rahim dan sitologi vagina, dan
3) Pemeriksaan khusus
a. Pemeriksaan histeroskopi
rahim.
b. Pemeriksaan laparaskopi
.
55
c. Pemeriksaan ultrasonografi
d. Pemeriksaan hormonal
f. Prognosis infertilitas
dan lamanya
56
g. Penatalaksanaan infertilitas
atau parlodel.
tabung). (Lestari,
2013; h. 50-51).
4) Pembedahan
5) Terapi
h. Penanganan infertilitas
pemberian
60
pemberian oral.
a. Definisi
(Kinasih,
2018; h. 171).
b. Perawatan praoperasi
c. Persiapan operasi
sebelum
61
pembedahan
2018; h.
148).
yakni tahap pascadini dan pasca lanjut. Pasca dini di fokuskan pada
11. Laparatomi
a. Definisi
yaitu:
1) Midline incision
b. Pre operasi
pasien diukur vital sign tekanan darah, denyut jantung, dan laju
pinggang, kemudian
63
d. Post laparatomi
2) Mempercepat penyembuhan.
sebelum operasi.
1) Fase pertama
menjadi
65
sebagai kerangka.
2) Fase kedua
3) Fase ketiga
kembali.
4) Fase keempat
khuusus biasanya tidak jauh dari ruang operasi agar jika terjadi
tana keluhan.
66
6) Langkah VI - Pelaksanaan
dilakukan sebagian oleh ibu atau orang tua, bidan atau anggota
kesehatan. (Varney,h.26-28).
68
a. Data Subyektif
b. Data Objektif
2) Data ini memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta yang
2012, h. 41-42)
c. Analisa/Assesment
(PMK, 2007)
objektif dan
69
d. Perencanaan / Plan
telah
70
a) Data subjektif
Anamnesa
atau budayanya.
asuhan.
kelelahan.
71
8) Riwayat menstruasi
c) Lama pernikahan,
a) Pola makan
dari
73
(1) Menu
dikonsumsi ibu.
b) Pola minum
74
c) Pola istirahat
sampaikan
75
d) Aktifitas sehari-hari
kembali.
e) Personal hygiene
f) Aktifitas seksual
seksual
76
b) Data Objektif
berjalan.
(2) Kesadaran
tidak s
(c) Mulut dan gigi : lidah bersih, gigi : ada karies tidaknya
kebersihan c) Assessment
tidak,
d) Planning
keluarga berencana.
Keluarga Berencana.
Pasal 51
dan
80
Pasal 18
keluarga berencana.
Pasal 21
dan dokumentasi.
81
2) Standar II : Pengkajian
Definisi operasional :
analisa kebidanan
diagnose kebidanan
Definisi operasional
5) Standar V ; Tindakan
Definisi operasional :
telah tersedia.
Definisi operasional :
9) Standar XI : Dokumentasi
Definisi operasional :
asuhan kebidanan.
asuhan
1) STANDAR I : Pengkajian
a) Pernyataan Standar
kondisi klien.
b) Kriteria Pengkajian
pemeriksaan penunjang).
Kebidanan
a) Pernyataan standar
a) Pernyataan Standar
85
b) Kriteria perencanaan
klien/keluarga.
4) STANDAR IV : Implementasi
a) Pernyataan standar
b) Kriteria
spiritual-kultural
86
consent)
secara berkesinambungan
5) STANDAR V : Evaluasi
a) Peryataan standar
b) Kiteria Evaluasi
atau pasien.
a) Pernyataan standar
pemeriksaan
kebidanan
Pasal 1
89
Pengetahuan Dasar.
1) Pengetahuan Dasar
haid.
2) Keterampilan Dasar
system reproduksi.
90
3) Ketermpilan Tambahan
(IBI,
2010 h. 22).
91
DAFTAR PUSTAKA