BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
C. Hak-hak Reproduksi
Hak reproduksi perorangan adalah hak yang dimiliki oleh setiap
orang, baik laki-laki maupun perempuan (tanpa memandang perbedaan
kelas sosial, suku, umur, agama, dll) untuk memutuskan secara bebas dan
bertanggung jawab (kepada diri, keluarga, dan masyarakat) mengenai
jumlah anak, jarak antar anak, serta penentuan waktu kelahiran anak dan
akan melahirkan. Hak reproduksi ini didasarkan pada pengakuan akan
hak-hak asasi manusia yang diakui di dunia internasional (Depkes RI,
2002).
5
Jadi, hak reproduksi dapat dijabarkan secara praktis antara lain sebagai
berikut :
Akan tetapi sampai sekarang arti gender sendiri masih banyak ambigu
dengan pemaknaan gender. Sebagaimana dikemukakan oleh Kerstan
(1995), gender tidak bersifat biologis melainkan dikonstruksikan secara
sosial. Gender tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari melalui
sosialisasi. Oleh sebab itu menurutnya gender dapat berubah. Sebagaimana
halnya dalam sosialisasi pada umumnya, maka dalam sosialisasi gender
agen penting yang berperan pun terdiri atas keluarga, kelompok bermain,
media massa, dan juga budaya.
Budaya yang berprngaruh terhadap gender :
1. Budaya di Bali
Salah satu budaya yang mempengaruhi gender yaitu budaya
patriaki atau patrilinial. Budaya patriaki merupakan suatu budaya
dimana yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
berada di pihak ayah. Dalam sistem kekerabatan masyarakat
khususnya Bali.
Bali termasuk dalam kelompok kekerabatan patrilinial yang
dianut oleh masyarakat yang sangat jelas menempatkan kaum laki-laki
pada kedudukan yang lebih tinggi. Laki-laki berkedudukan sebagai
ahli waris, sebagai pelanjut nama keluarga, sebagai penerus keturunan,
sebagai anggota masyarakat adat dan juga mempunyai peranan dalam
pengambilan keputusan keluarga maupun masyarakat luas.
Dalam masyarakat yang menganut sistem kekerabatan partilinial
kaum perempuan justru sebaliknya yaitu mempunyai kedudukan yang
sangat rendah, tidak sebagai ahli waris, tidak sebagai pelanjut
keturunan, tidak sebagai penerus nama keluarga karena dalam
perkawinan (pada umumnya) perempuan mengikuti suami dan juga
tidak menjadi anggota masyarakat adat.
2. Budaya di India
Salah satu budaya yang masih dianut di India sampai saat ini
adalah budaya Patriaki. Budaya patriaki adalah sebuah sistem sosial
yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama yang sentral
dalam organisasi sosial. Dimana Ayah memiliki otoritas terhadap
11
hubungan seksual secara teratur dan benar tanpa usaha pencegahan lebih
dari satu tahun (Kumalasari, 2012)
Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil sesudah 12 bulan atau
enam bulan pada wanita berusia lebih dari 35 tahun tanpa menggunakan
kontrasepsi dan melakukan hubungan seksual aktif (Kusmiran, 2013).
Infertilitas adalah kurangnya atau hilangnya kemampuan
menghasilkan keturunan.Satu dari beberapa jenis infertilitas yang
dipercaya disebabkan adanya antibody di dalam tubuh wanita yang
mengganggu fungsi sperma (Kamus Saku Kedokteran Dorland) .
Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin selama satu tahun,
dengankehidupan keluarga harmonis serta telah berhubungan seks selama
satu tahun tapi belum dikaruniai keturunan atau hamil (Manuaba, 2009).
Infertilitas dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Infertilitas primer adalah suatu keadaan ketika pasangan usia subur
(PUS) yang telah menikah lebih dari satu tahun melakukan hubungan
seksual secara teratur dan benar tanpa usaha pencegahan, tetapi belum
juga terjadi kehamilan, atau belum pernah melahirkan anak hidup.
2. Infertrilitas sekunder adalah suatu keadaan ketika PUS yang sudah
mempunyai anak, sulit untuk memperoleh anak lagi, walaupun sudah
melakukan hubungan seksual secara tertur dan benar tanpa usaha
pencegahan (Kumalasari, 2012).
Penanganan :
3. Trikonomiasis
5. Klamidia
6. HIV-AIDS
7. Herpes
9. Hepatitis B (HBV)
Tipe : Viral
C. Gangguan Menstruasi
Gangguan menstruasi adalah kondisi ketika siklus menstruasi
mengalami anomali atau kelainan. Hal ini bisa berupa perdarahan
menstruasi yang terlalu banyak atau terlalu sedikit, siklus menstruasi yang
tidak beraturan, dan bahkan tidak haid sama sekali.
Gangguan menstruasi merupakan keluhan yang sering menyebabkan
seorang wanita datang berobat ke dokter atau ke tempat pertolongan
pertama. Keluhan gangguan menstruasi bervariasi dari ringan sampai berat
23
6. Mudah lelah
7. Mudah lapar
8. Konstipasi
9. Gelisah
10. Kram perut
11. Diare
12. Absen Menstruasi
13. Darah yang dikeluarkan berbau khas
Pencegahan dan Pengobatan Gangguan Menstruasi
1. Pencegahan
a. Menyeimbangkan hormon tubuh dengan Nutrisi yang cepat
diserap dan dibutuhkan setiap sel dalam tubuh
b. Memperbaiki pola makan dengan memenuhi asupan Nutrisi
yang dibutuhkan tubuh sehingga mengurangi craving makanan
yang tidak sehat dan tidak teratur
c. Menyeimbangkan dan memperbaiki kerja sistem saraf tubuh,
termasuk di otak sehingga tidak mudah stress
d. Melancarkan pencernaan dan mengontrol nafsu makan sehinga
mencegah berat badan berlebihan
e. Cegah dan atasi anemia
f. Olahraga. Berolahraga dapat mengurangi nyeri haid.
g. Aktivitas seksual. Terdapat laporan bahwa kram akibat haid
bisa berkurang akibat orgasme.
h. Rasa hangat. Nyeri dan kram akibat haid bisa dikurangi dengan
berendam pada air hangat atau menempelkan kompres hangat
pada bagian abdomen.
i. Kebersihan menstruasi. Ganti pembalut setiap 4-6 jam. Hindari
menggunakan pembalut atau tampon berparfum, serta
deodoran wanita yang dapat mengiritasi bagian kewanitaan.
Douching tidak disarankan, karena dapat membunuh bakteri
alami yang hidup di vagina. Mandi seperti biasa sudah cukup
(Barsom SH., et. al. 2004).
25
2. Pengobatan
a. Biopsi endometrium, Pada tes biopsi endometrium, dokter
akan mengambil sedikit sampel dari jaringan dinding rahim
Anda. Hal ini berguna untuk mendiagnosis adanya gangguan
seperti endometriosis, ketidakseimbangan hormon, atau adanya
potensi kanker. Endometriosis beserta kondisi-kondisi lainnya
juga dapat didiagnosis dengan prosedur laparoskopi. Pada
prosedur ini, dokter memasukkan alat kecil bernama
laparoskop melalui sayatan kecil di perut, yang kemudian
diarahkan menuju rahim dan ovarium.
b. Histeroskopi, Prosedur ini menggunakan alat kecil bernama
histeroskop yang dimasukkan melalui vagina dan serviks.
Dengan alat ini, dokter dapat melihat dengan jelas bagian
rahim Anda untuk mengetahui adanya kelainan seperti fibroid
atau polip.
c. USG, Tes ultrasonografi atau USG juga dapat dilakukan untuk
mendiagnosis gangguan haid. Tes USG menggunakan
gelombang suara untuk menghasilkan gambar rahim Anda.
d. MRI scan
e. Kuretase
f. Periksa hormone
g. Pengobatan hormon, seperti obat-obatan estrogen atau
progestin, mungkin akan diresepkan oleh dokter untuk
membantu mengatasi pendarahan berlebih saat menstruasi
h. Jika Anda mengalami rasa sakit yang luar biasa saat sedang
datang bulan, dokter akan meresepkan obat-obatan seperti
ibuprofen atau acetaminophen.
i. Penggunaan obat aspirin sangat tidak disarankan karena justru
dapat memperparah aliran darah menstruasi. Anda juga dapat
mencoba mandi air hangat atau menggunakan kompres air
hangat untuk meringankan kram perut akibat menstruasi.
26
1. Risiko Fisik
Perdarahan dan komplikasi lain merupakan salah satu risiko
aborsi. Aborsi yang berulang selain bisa mengakibatkan
32
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh mencakup
fisik, mental dan kehidupan sosial,yang berkaitan dengan alat,fungsi serta
proses reproduksi.
Hak reproduksi adalah bagian dari hak asasi yang meliputi hak setiap
pasangan dan individual untuk memutuskan secara bebas dan
bertanggung jawab jumlah, jarak, dan waktu kelahiran anak, serta untuk
memiliki informasi dan cara untuk melakukannya.
Istilah seks umumnya digunakan untuk merujuk kepada persoalan
reproduksi dan aktivitas seksual (love-making activities), selebihnya
digunakan istilah gender.
Gender berbeda dengan jenis kelamin (seks). Konsep seks atau jenis
kelamin mengacu pada perbedaan biologis pada perempuan dan laki-laki;
pada perbedaan antara tubuh laki-laki dan perempuan. Sedangkan gender
adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan
antara laki-laki dan perempuan secara sosial. Gender adalah konsep
hubungan sosial yang membedakan fungsi dan peran antara laki-laki dan
perempuan.
Mead mengemukakan bahwa dalam sejarah dan kebudayaan masyarakat
Barat dikenal perbedaan kepribadian antara laki-laki dan perempuan.
Dalam klasifikasi tersebut perempuan umumnya dikaitkan dengan cirri
kepribadian tertentu seperti watak keibuan, tidak agresif, berhati lembut,
suka menolong, emosional, tergantung, memanjakan, peduli terhadap
keperluan orang lain dan mempunyai seksualitas feminism. Laki-laki,
dipihak lain dikaitkan dengan cirri kepribadian keras, agresif, menguasai
dan seksualitas kuat.
Gender bersifat dinamis, dapat berbeda karena perbedaan adat istiadat,
budaya, agama, dan sistem nilai dari bangsa, masyarakat dan suku bangsa
tertentu. Selain itu gender dapat berubah karena perjalanan sejarah,
36
DAFTAR PUSTAKA