Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan Kontrasepsi di Indonesia memegang teguh prinsip hak asasi
manusia. Hal ini disesuaikan dengan semangat ICPD 1994. Artinya
pemerintah memberikan kebebasan yang bertanggagung jawab bagi pasangan
usia subur untuk menentukan jumlah, penjarangan dan pembatasan kehamilan
serta informasi dan cara untuk memenuhi hak-hak reproduksinya tersebut.
Berdasarkan hasil pertemuan tingkat tinggi di London pada tanggal 11 juli
2012, maka komunitas internasional melalui family planning 2020 (FP 2020)
menyepakati suatu komitmen untuk perluasan akses pelayanan kontrasepsi,
memperbaiki akses distribusi alat dan obat kontrasepsi serta
mengatasi/mengurangi hambatan yang ditemui (Wahyuni, 2020).
Indonesia merupakan salah satu Negara yang jumlah penduduknya
sangat besar. Sebagai Negara kepulauan, penduduk di Indonesia tersebar di
berbagai provinsi yang ada di Indonesia. Jumlah penduduk yang ada di setiap
provinsi berbadah dan jumlahnya terus bertambah. Pertumbuhan penduduk
yang besar dan pesebaran tidak merata menjadi sumber permasalahan di
Indonesia (Wahyuni, 2020).
Masalah kependudukan di Negara Indonesia ditandai oleh tiga hal,
yakni jumlah pen duduk yang kian meningkat, menyebaran penduduk sangat
timpang dan situasi struktur umur penduduk (Wahyuni, 2020).
Menurut World Health Organization (WHO) (2018) penggunaan
kontrasepsi telah meningkat di banyak bagian dunia, terutama di Asia
dan Amerika Latin dan terendah di Sub-Sahara Afrika. Secara global,
pengguna kontrasepsi modern seperti pil KB, suntik KB,
implan/norplant/susuk, AKDR/IUD/spiral, vasektomi dan tubektomi
telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun 1990 menjadi

2
57,4% pada tahun 2014. Secara regional, proporsi Wanita Usia Subur
(WUS) 15-49 tahun melaporkan penggunaan metode kontrasepsi
modern telah meningkat minimal 6 tahun terakhir. Di Afrika
dari 23,6% menjadi 27,6%, di Asia telah meningkat dari 60,9% menjadi
61,6%, sedangkan Amerika latin dan Karibia naik sedikit dari 66,7%
menjadi 67,0%. Diperkirakan 225 juta perempuan di negara-negara
berkembang ingin menunda atau menghentikan kesuburan tapi tidak
menggunakan metode kontrasepsi apapun dengan alasan sebagai
berikut: terbatas pilihan metode kontrasepsi dan
pengalaman efek samping. Kebutuhan yang belum terpenuhi untuk
kontrasepsi juga masih terlalu tinggi. Ketidakadilan ini didorong oleh

pertumbuhan populasi (WHO, 2018).


Indonesia berdasarkan hasil survey penduduk antar sensus (SUPAS)
2015 jumlah penduduk di Indonesia pada 2020 sebanyak269,6 juta jiwa.
Dimana jumlah penduduk laki-laki 135,34 juta jiwa, lebih banyak
dibandingkan jumlah perempuan yang hanya 134,27 juta jiwa. Sensus
penduduk terakhir dilakukan pada 2010 dan sensus berikutnya dilakukan
pada 2020 (Wahyuni, 2020).
Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI,
2016) memperlihatkan proporsi peserta KB yang terbanyak adalah suntik
(85,6%), pil (81,4%), IUD (58,1%), implan (45,8%), MOW (Metode Operasi
Wanita) (20,3%), MOP (Metode Operasi Pria) (11,9%), kondom (49,7%), dan
sisanya merupakan KB tradisional seperti pantang berkala maupun senggama
terputus (Profil Kesehatan Indonesia, 2016).
Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah (2019) Peserta
Keluarga Berencana (KB), berjumlah 59.463 atau 77,64% dan Perkiraan
Permintaan Masyarakat (PPM) berjumlah 76.594. Peserta KB Aktif
berjumlah 415.747 atau 78,53% dari PUS 529.394. Dari data statistik rutin

3
tersebut, pencapaian peserta KB tertinggi, Kabupaten Toli-toli dengan capaian
13.807 aseptor, Kota Palu dengan capaian 9.677 aseptor, Kabupaten
Donggala dengan capaian 7.154 aseptor (DinKes Sulawesi Tengah, 2019).
Laju jumlah penduduk yang tinggi tidak di imbangi dengan
ketersediaan berbagai sarana dan prasarana, fasilitas-fasilitas umum. Selain itu
tidak di imbangi dengan pencapaian kualitas SDM yang tinggi. Maka akan
muncul dampak atau permasalahan-permasalahan. Jika terus menerus
dibiarkan maka akan terjadi ledakan penduduk. Ledakan penduduk sebagai
akibat pertumbuhan penduduk yang cepat dan memberikan dampak yang
buruk bagi kehidupan social-ekonomi masyarakat. Besarnya jumlah penduduk
yag besar itu menjadi masalah dan memiliki dampak positif maupun
negative. Keluarga berencana dan pelayanan alat kontrasepsi merupakan salah
satu solusi untuk mengurangi pertambahan penduduk (Leli, 2019).
Keluarga berencana (KB) merupakan tindakan membantu individu
atau pasangan suami istri yang menghindari kelahiran yang tidak di inginkan,
mendapat kelahiran yang memang di inginkan, megatur interval di antara
kelahiran. KB merupakan proses yang disadari oleh pasangan untuk
memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran. Tujuan dari KB
yaitu meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga
kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia. KB diharapkan dapat
menghasilkan penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang
bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga (Dina, 2020).
Melalui program KB, diharapkan dapat membantu BKKBN dalam
mewujudkan Indonesia sehat melalui “Peningkatan Pelayanan KB dan
Kesehatan Reproduksi Mencapai Indonesia Sehat”. Keluarga Berencana
merupakan suatu upaya untuk mengatur jumlah anak dan jarak kelahiran.
Dengan jumlah anak yang ideal, masyarakat bisa mengelola kehidupan
keluarganya dengan baik sehingga kontrasepsi tidak bisa dimaknai dengan

4
membatasi jumlah kelahiran tetapi lebih jauh lagi dimaknai secara positif
untuk mengatur dan menata kependudukan serta merencanakan keluarga
melalui pendekatan siklus manusia (BKKBN, 2019).
Kontrasepsi mantap adalah suatu tindakan untuk membatasi keturunan
dalam jangka waktu yang tidak terbatas yang dilakukan terhadap salah
seorang dari pasangan suami istri atas permintaan yang bersangkutan secara
mantap dan sukarela (Wahyuni, 2020) .
Metode Kontrasepsi mantap adalah metode kontrasepsi paling efektif
yang tahan lama, efisien, nyaman dan biayanya relatif murah. Tingkat
kegagalan KB mantap pada setahun pertama sangatlah rendah yakni 0,05%
untuk MOW dan 0,1% untuk MOP. KB mantap tidak bergantung pada
kemampuan mengingat kalender haid ataupun kepatuhan minum pil atau
kunjungan suntik ke dokter (Wahyuni, 2020).
Rendahnya pengguna kontrasepsi mantap karena tidak munculnya
minat dalam diri akseptor untuk memilih kontrasepsi mantap. Menurut Eni
Astuti (2018), menjelaskan minat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya jumlah anak, sosial budaya, ekonomi dan pengetahuan. Teori
Health Belief Model (HBM) Lewin (1954) dalam Notoatmodjo (2008)
mengungkapkan bahwa rendahnya minat penggunaan kontrasepsi mantap
dipengaruhi oleh persepsi individu mengenai ancaman dan pertimbangan
untung rugi. Sehubungan dengan teori HBM, kecenderungan yang ada saat ini
berdasarkan penelitian Marikar dkk tahun 2015 adalah bahwa KB mantap
cenderung diminati oleh ibu yang berusia kurang produktif (>30 tahun),
berpendidikan tinggi (SMA), tidak dilarang oleh agamanya, memiliki anak
lebih dari 3, berpengetahuan cukup mengenai KB mantap dan berpendapatan
diatas UMR (Leli, 2017).

5
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran minat pengguna kontrasepsi mantap pada
pasangan usia subur untuk menuju Indonesia sehat.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui apa yang dimaksut dengan KB mantap.
b. Mengetahui macam-macam jenis KB mantap.
c. Mengetahui keuntungan dan kerugian dari KB mantap
C. Manfaat
1. Bagi Instansi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
wacana kepustakaan mengenai minat Pasangan Usia Subur (PUS) untuk
menggunakan kontrasepsi mantap.
2. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan masukan kepada masyarakat terutama pada pasangan
usia subur tentang pentingnya menggunakan alat kontrasepsi sebagai
media untuk menjarangkan anak atau mengatur jarak kelairan anak.

6
BAB II

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : KB Mantap

Penyuluh : Windy

Sasaran : WUS, PUS, Ibu pasca persalinan

Jumlah sasaran : 15 0rang

Tempat : Desa Langkapa

Waktu : 08:30 WITA

Hari/Tanggal : Selasa, 5 Oktober 2021

A. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM


Setelah diberikan penjelasan tentang kontrasepsi mantap, diharapkan
bapak dan ibu dapat memahami penjelasan tentang jenis kontrasepsi mantap,
keuntungan bahkan efek sampingnya supaya dapat menjadi acuan dalam
memilih jenis kontrasepsi yang akan digunakan.

B. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan bapak dan ibu dapat :
1. Mengetahui apa yang dimaksut dengan KB mantap.
2. Mengetahui macam-macam jenis KB mantap.
3. Mengetahui keuntungan dan kerugian dari KB mantap

7
C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab.
D. MEDIA
Leaflet
E. KEGIATAN

No Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1 Pembukaan a. Memberi salam. a. Menjawab salam


(10 menit) b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
penyuluhan. c. Menjelaskan apa
c. Memberikan yang bapak dan
kesempatan bagi bapak ibu ketahui
dan ibu untuk
menjelaskan apa yang
telah mereka ketahui
2 Inti a. Menjelaskan pengertian a. Memperhatikan
(30 Menit) tentan KB mantap b. Memperhatikan
b. Menjelaskan macam- c. memperhatikan
macam jenis KB mantap
beserta cara kerjanya
c. Menjelaskan
keuntungan dan
kerugian dari KB
mantap
3 Penutup a. melakukan evaluasi a. menjawab
(10 menit) b. menerangkan hasil b. mendengarkan
penyuluhan c. menjawab salam
c. salam penutup
F. Materi

8
Terlampir

9
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keluarga Berencana
Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan membantu individu
atau pasangan suami istri yang menghindari kelahiran yang tidak di inginkan,
mendapat kelahiran yang memang di inginkan, megatur interval di antara
kelahiran. KB merupakan proses yang disadari oleh pasangan untuk
memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran (Dina, 2021).
Menurut WHO (2018), Keluarga Berencana adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran
yang tidak di inginkan, mendapat kelahiran yang di inginkan, mengatur
interval diantara kelahiran, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan
dengan umur suami istri dan menentukan jumlah anak dan keluarga.
B. Kontrasepsi
1. Pengertian
Istilah kontrasepsi beradal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra
yang berarti “melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang
mengakibatkan terjadinya kehamilan. Maksud dari konsepsi adalah
menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya
pertemuan antara sel telur dengan sel sperma (Dina, 2021).
Kontrasepsi bisa juga di artikan sebagai usaha-usaha untuk
mencegah terjadinya kehamilan, usaha itu dapat bersifat sementara, atau
dapat juga bersifat permanen (Prawirahardjo,2008). Kontrasepsi adalah
pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma atau penvegahan
menmpelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim (Dina, 2021)

10
2. Jenis-Jenis Kontrasepsi
Jenis-jenis kontrasepsi menurut Erna (2016) terdiri atas beberapa
jenis, amtara lain sebagai berikut.
a. Metode Sederhana (Tanpa alat)
Jenis (KB alamiah)
1) Metode kelender
2) Metode suhu badan basal (Thermal)
3) Metode lender serviks (Billings)
4) Metode simtotermal
5) MAL
6) Coitus Interuptus
b. Metode Modern
1) Oral kontrasepsi
2) Suntik
3) Implant
4) IUD
c. Kontrasepsi mantap
1) MOW
2) MOP

C. MOW (Metode Operasi Wanita)


1. Pengertian
MOW atau Tubektomi adalah setiap tindakanpada kedua saluran
telur wanita atau saluran bibit pria yang mengakibatkan orang atau
pasangan yang bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lag.
Kontrasepsi mantap pada wanita atau MOW (Metode Operasi Wanita)
atau tubektomi yaitu tindalan pengikatan dan pemotongan saluran telur
agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma (Erna Setiyaningrum. 2016).

11
2. Jenis-Jenis MOW (Erna, 2016)
a. Minilaparotomi
b. laparoskopi
3. Mekanisme Kerja MOW
Dengan mengoklusi tuba fallopi mengikat dan memotong atau
memasang cincin) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum
(Erna, 2016).
4. Keuntungan MOW
Keuntungan MOW menurut Erna Setiyaningrum (2016) yaitu :
a) Motivasi hanya dilakukan 1 kali saja, sehinggatidak diperlukan
motivasi yang berulang-ulang.
b) Efektifitas hampir 100%.
c) Tidak mempengaruhi libido seksual.
d) Kegagalan dari pihak pasien.
e) Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding).
f) Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang
serius.
g) Tidak ada efek samping jangka panjang.
h) Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anstesi local.
i) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada
produksi hormone ovarium)
5. Kerugian MOW
Kerugian dari kontrasepsi MOW (Medis Operasi Wanita) menurut
Erna Setiyaningrum (2016), adalah:
a) Harus dipertimbangkan sifat menetap metode kontrasepsi ini. (tidak
dapat dipulihkan kembali), kecuali dengan rekanalisai.
b) Klien dapat menyesal di kemudian hari.
c) Resiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anastesi
umum).

12
d) Rasa sakit atau tidak nyaman dalam jangka pendek setelah tindakan.
e) Dilakukan oleh dokter terlatih (dibutuhkan doter spesialis genokologi
untuk proses laparoskopi).
f) Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS (Erna,
2016)
6. Keuntungan Non Kontrasepsi
Klien mempunyai hak untuk berubah pikiran setiap waktu sebelum
prosedur ini. Informent consent harus diperoleh dan standart consent form
harus ditanda tangani oleh klien sebelum prosedur dilakukan (Erna
Setiyaningrum, 2016).
7. Indikasi
Indikasi kontrasepsi MOW menurut Erna Setiyaningrum (2016)
adalah :
a) Umur antara 25-30 tahun dengan 3 anak atau lebih.
b) Umur antara 30-35 tahun dengan 2 anak atau lebih.
c) Umur antara 35-40 tahun dengan 1 anak atau lebih.
d) Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan
kehendaknya.
e) Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius.
f) Pasca persalinan.
g) Pasca keguguran.
h) Paham dan secara sukarena sejuta setuju dengan prosedur ini.
8. Persyaratan Peserta Kontrasepsi Mantap
Tiga syarat untuk mejadi peserta kontap menurut Lenny Irmawati
(2020), yaitu:
a) Syarat sukarela
Calon peserta secara sukarela, tetap memilih kontap setelah
diberi konseling mengenai jenis-jenis kontrasepsi, efek samping,
keefektifan, indikasi, kontraindiksi, serta waktu pelaksanaan.

13
b) Syarat bahagia
Setelah syarat sukarela terpenuhi, maka perlu dinalai pula syarat
kebahagiaan kluarga. Meliputi terkait dalam perkawinan yang syah
dan harmonis, memiliki sekurang-kurangnya dua anak yang hidup
sehat baik fisik maupun mental, dan umur istri sekitar 25 trahun
(kematangan kepribadian).
c) Syarat sehat
Setelah syarat bahagia terpenuhi, maka syarat kesehatan perlu
dilakukan pemeriksaan.
9. Waktu Dilakukan
a) Setiap waktu selama siklus haid apabila diyakini secara rasional klien
tersebut tidak hamil.
b) Hari ke 6 hingga ke 13 dari siklus mentruasi (fase proliferasi).
c) Pasca persalinan
1) Manila : di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12
minggu
2) Laparoskopi : tidak tepat untuk klien-klien pasca persalinan (Erna
Setiyaningrum, 2016).

D. MOP
1. Pengertian
Vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi pada pria yang
aman, sederhana dan efektif, memakan waktu operasi yang singakt dan
tidak memerlukan anestesi umum (Erna Setiyaningrum, 2016).
Menurut Saifuddin (2006) vasektomi adalah prosedur klinik untuk
menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi
vase deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses
fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi (Erna Setiyaningrum,
2016).

14
2. Jenis-Jenis MOP
Jenis-Jenis MOP menurut Erna (2016) yaitu :
a. Standar
b. Vasektomi tanpa pisau
3. Mekanisme kerja
Dengan mengoklusi tuba fallopi (mengikat atau memotong atau
memasang cincin) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
Vasektomi merupakan operasi kecil dimana vas deferens yang berfungsi
debagai saluran transportasi spermatozoa dipotong dan disumbat. Setelah
operasi minor in spermatozoa akan terbendung pada ujung vas testis yang
telah di sumbat. Karena vasektomi tidak mempengaruhi fungsi dari
kelenjar-kelenjar asesoris maka produksi saluran semen tetap berlangsung
dan pria yang di vasektomi tetap berehakulasi dan ejakulatnya tanpa
mengandung sel spermatozoa. Testis juga tidak terpengaruh dan tetap
berfungsi penuh sehingga pria tetap mempunyai perasaan, keinginan dan
kemampuan seksual yang sama dengan sebelum vasektomi (Erna, 2016).
4. Keuntungan
Menurut Erna (2016) Keuntungan dari kontrasepsi MOP yaitu :
a. Efektif.
b. Aman dan hampir tidak ada mobilitas.
c. Sederhana.
d. Cepat, hanya memelurkan waktu 5-10 menit,
e. Menyenangkan bagi aseptorkarena memelurkan anestesi local saja.
f. Biaya rendah.
5. Indikasi MOP
MOP merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi
reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria
dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga
(Erna, 2016).

15
6. Kontra Indikasi MOP (Erna, 2016)
a. Infeksi kulit local, misal scables.
b. Infeksi traktusgenetalia.
c. Kelainan scrotum.
d. Penyakit sistematik.
e. Riwayat perkawinan, psikologis atau seksual yang tidak stabil.
E. Keuntungan Dan Kerugian
Keuntungan dari kontrasepsi mantap ini antara lain :
1. Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi.
2. Tidak menggangu kehidupan suami istri.
3. Tidak mempengaruhi ASI.
4. Lebih aman (keluhan lebih sedikit).
5. Praktis(hanya memerlukan satu kali tindakan).
6. Lebih efektif (tingkat kegagalan sangat kecil).
7. Lebih ekonomis (Leli, 2017).

Kerugian dalam menggunakan kontrasepsi mantai yaitu :


1. Harus di pertimbangkan sifat permanen metode kontrasepi ini tidak dapat
dipulihkan kembali.
2. Klieb resiko menyesal dikemudian hari.
3. Resiko komplikasi kecil meningkay apabila digunakan anastesi umum.
4. Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
5. Tidak melindungi dari IMS (Leli, 2017).

16
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan membantu individu atau
pasangan suami istri yang menghindari kelahiran yang tidak di inginkan,
mendapat kelahiran yang memang di inginkan, megatur interval di antara
kelahiran. KB merupakan proses yang disadari oleh pasangan untuk
memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran (Dina, 2021).
Istilah kontrasepsi beradal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra yang
berarti “melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan
antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan terjadinya
kehamilan. Maksud dari konsepsi adalah menghindari atau mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan
sel sperma (Dina, 2021).
Kontrasepsi mantap adalah suatu tindakan untuk membatasi keturunan
dalam jangka waktu yang tidak terbatas yang dilakukan terhadap salah
seorang dari pasangan suami istri atas permintaan yang bersangkutan secara
mantap dan sukarela. Adapun jenis KB mantap yaitu MOW dan MOP (Erna,
2016).
Kegiatan penyuluhan tentang kontrasepsi mantap yang di laksanakan
di desa Langkapa Kecamatan Kulawi Selatan Kabupaten Sigi dapat berjalan
dengan baik, peserta sangat antusias mendengarkan pemateri dan memahi
materi yang di sampaikan.

17
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Penyuluh mengharapkan meningkatnya minat masyarakat
mengenai penggunaan kontrasepsi mantap, sehingga penggunaan
kontrasepsi mantap oleh masyarakat khususnya desa Langkapa Kecamatan
Kulawi Selatan Kabupaten Sigi dapat meningkat .
2. Bagi petugas kesehatan
Penyuluh mengharapkan bagi petugas kesehatan mampu
memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kontrasepsi mantap,
dengan dampingan, dorongan dan motivasi yang diberikan petugas
kesehatan dan membuat masyarakat tertarik serta menimbulkan minat
masyarakat untuk menggunakan kontrasepsi mantap.

18
DAFTAR PUSTAKA

World Health Organization (WHO). 2018. World Population Datashee. Changing


Age Structures.

Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah. Profil Kesehatan Sulawesi Tengah. 2019. Palu:
Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah.

Wahyuni, Dkk. 2020. “Kebidanan Komunitas”. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.

Irnawati, Lenny, Dkk. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pelyanan Alat Kontrasepsi”.
Sumatra Barat: Insan Cendekia Mandiri.

Dewi Anggraini, Dina. 2021. “Pelayanan Kontrasepsi”. Jakarta: Yayasan Kita


Menulis.

Setiyaningrum, Erna. 2016. ”Pelayanan Keluarga Berencana”. Jakarta: Trans Info


Media.

Sumiarni, Leli. 2019. “Hubungan Sikap Dan Pendapatan Keluarga Dengan Pemilihan
Kontrasepsi Mantap Pada Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Bangko” dalam
Jurnal Kesehatan dan Sains Terapan volume 1 (hlm.16-26). Bangko: STIKes
Marangin.

19
LAMPIRAN

20
LEAFLET

21

Anda mungkin juga menyukai