Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM KELUARGA BERENCANA

Disusun oleh:

DEKA MAULYANI

1708020196
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH URWOKERTO

2017

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena
berkat-Nya yang telah membantu kelancaran pembuatan makalah ini tentang
Program Keluarga Berencana yang dibuat untuk memenuhi Ujian Take Home
mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM). Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Kondisi


ini jelas menimbulkan dua sisi yang berbeda. Disatu sisi kondisi tersebut menjadi
salah satu kekuatan yang besar untuk Indonesia tetapi di lain sisi kondisi tersebut
menyebabkan beban negara menjadi semakin besar. Selain menjadi beban negara
juga menimbulkan permasalahan lain. Karena berhubungan dengan tinggi
rendahnya beban negara untuk memberikan penghidupan yang layak kepada setiap
warga negaranya, maka pemerintah memberikan serangkaian usaha untuk
menekan laju pertumbuhan penduduk agar tidak terjadi ledakan penduduk yang
lebih besar. Untuk itu, pemerintah mencanangkan program Keluarga Berencana
(KB) yaitu program pembatasan jumlah anak yakni dua untuk setiap keluarga.
Program KB di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat dan diakui
keberhasilannya di tingkat Internasional. Hal ini terlihat dari angka kesertaan
ber-KB meningkat dari 26% pada tahun 1980, menjadi 50% pada tahun 1991, dan
terakhir menjadi 57% pada tahun 1997.
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif
yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian.
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu
usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi
akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan
pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang
tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima
sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas
wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi.

RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan program KB?
2. Apa tujuan pelayanan KB?
3. Bagaimana peran apoteker dalam program KB?

TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian program KB
2. Untuk mengetahui tujuan program KB
3. Untuk mengetahui peran apoteker dalam Pelayanan KB
BAB II
PEMBAHASAN

A. PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB)


Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan peningkatan kesejahteraan keluarga kecil,
bahagia dan sejahtera.
Keluarga berencana menurut WHO adalah tindakan yang memakai
individu atau pasangan suami istri untuk :
1. Mendapatkan obyek-obyek tertentu
2. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
3. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
4. Mengatur interval diantara kehamilan
5. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami istri
6. Menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hanafi, 2004)

Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha


yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak
positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan
menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut.
Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan
merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan
terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi (Suratun,
2008). Jadi, KB adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan
jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi, untuk
mewujudakan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

B. TUJUAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA

Menurut WHO (2003) program KB bertujuan untuk menunda/ mencegah


kehamilan. Menunda kehamilan bagi PUS (Pasangan Usia Subur) dengan
usia istri kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya.
Alasan menunda / mencegah kehamilan :

1. Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai


anak dulu karena berbagai alasan.
2. Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral, karena peserta masih muda.
3. Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda
masih tinggi frekuensi bersenggamanya, sehingga mempunyai kegagalan
tinggi.
4. Penggunaan IUD (Intra Uterine Divice) bagi yang belum mempunyai
anak pada masa ini dapat dianjurkan, terlebih bagi calon peserta dengan
kontra indikasi terhadap pil oral.

Tujuan umum
1. Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan social ekonomi suatu
keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya.
2. Mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadu dasar bagi
terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran
dan pertumbuhan penduduk Indonesia

Tujuan utama
Tujuan utama program KB nasional adalah untuk memenuhi perintah
masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas,
menurunkan tingkat atau angka kematian Ibu dan bayi serta penanggulangan
masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil yang
berkualitas.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan program KB adalah memperbaiki


kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; mengurangi
angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi
permintaan masyarakat akan pelayanan KB yang berkualitas, termasuk
upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi

C. MANFAAT PROGRAM KB
Manfaat KB Bagi Ibu :
1. Perbaikan kesehatan
2. Peningkatan kesehatan
3. Waktu yang cukup untuk mengasuh anak
4. Waktu yang cukup untuk istirahat
5. Menikmati waktu luang
6. Dapat melakukan kegiatan lain

Manfaat KB Bagi anak :


1. Dapat tumbuh dengan wajar dan sehat
2. Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup
3. Perencanaan kesempatan pendidikan lebih baik

Manfaat Untuk Keluarga:


1. Meningkatkan kesejahteraan keluarga
2. Harmonisasi keluarga lebih terjaga

D. PERAN APOTEKER DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA


Profesi farmasi atau apoteker hingga kini masih belum sangat dikenal luas
oleh masyarakat. Padahal sebenarnya, farmasi juga memiliki peran yang sangat
penting dalam kesehatan masyarakat khususnya dalam program KB. Hal ini karena
yang paling kompeten tentang obat-obatan adalah orang-orang farmasi.
Keterkaitan farmasis dalam fungsi kesehatan masyarakat terutama program KB
adalah dengan memberikan penyuluhan dan penyebaran informasi kesehatan
seperti informasi diit, latihan fisik, konsep health believe.
Peran aktif apoteker di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Melakukan upaya pencegahan angka kehamilan yang tinggi. Upaya ini
diwujudkan melalui:
Pemberian penyuluhan kepada masyarakat tentang program KB
khusunya dalam bagian alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan.
Pembuatan buletin, leaflet, poster, dan iklan layanan masyarakat
seputar program KB dalam rangka edukasi di atas.
Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang
manfaat KB khusunya dalam menunda kehamilan. Hal ini dilakukan
dengan cara menjelaskan alat-alat kontrasepsi yang dapat digunakan
untuk mencegah/menunda kehamilan. Menjelaskan cara
menggunakan dan manfaat yang dihasilkan.
b. Konseling
Tujuan pemberian konseling kepada masyarakat adalah untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan masyarakat tentang
program KB, tujuan serta manfaat yang didapat. Selain itu juga untuk
mengetahui pengetahuan masyarakat tentang cara-cara untuk melaksanakan
program KB seperti cara mencegah/menunda kehamilan, alat dan obat apa
yang digunakan untuk mencegah/menunda kehamilan, bagaimana cara
penggunaannya, dimana ini adalah bagian seorang apoteker.
c. Penyuluhan
Penyuluhan dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.
Penyuluhan langsung dapat dilakukan secara perorangan maupun kelompok,
sedangkan penyuluhan tidak langsung dapat dilakukan melalui penyampaian
pesan-pesan penting dalam bentuk brosur, leaflet atau tulisan dan gambar di
dalam media cetak atau elektronik, misalnya penyuluhan tentang pengertian,
tujuan, dan manfaat program KB, tentang jenis-jenis alat kontrasepsi dan
bagaimana cara penggunaannya.
Apoteker diharapkan dapat memberikan penyuluhan secara personal
dengan masyarakat khususnya perempuan. Penyuluhan secara personal dapat
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang KB. Hendaknya apoteker
memastikan bahwa masyarakat tahu tentang pengertian, tujuan, dan manfaat
dari program KB.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Keluarga berencana adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan
sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta
keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat
langsung dari kehamilan tersebut. Seorang apoteker dalam program KB dapat
berperan dalam melakukan upaya pencegahan angka kehamilan yang tinggi,
memberikan koseling dang peyuluhan mengenai KB, alat kontrasepsi, serta
kehamilan khususnya dalam bagian obat.
DAFTAR ISI

Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta:


PUSTAKA SINAR HARAPAN,

Sulistyawati, A. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika.

Suratun, S. Heryani, & Manurung, S. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan


Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan

Anda mungkin juga menyukai