Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

REMAJA PERIMENOPOUSE KONSEP DASAR KB

Disusun untuk Memenuhi Tugas Remaja Perimenopause

Oleh:

NIA NOVIALINA
NIM: 221000415201111

PROGAM STUDI PENDIDIKAN S1 BIDAN JURUSAN


KEBIDANAN UNIVERSITAS PRIMA NUSANTARA
BUKIT TINGGI 2022/2023
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 KONSEP KELUARGA BERENCANA

a. Pengertian KB

KB adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. KB mencakup layanan,
kebijakan, informasi, sikap, praktik, dan komoditas, termasuk kontrasepsi, yang memberi
wanita, pria, pasangan, dan remaja kemampuan untuk menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan dan memilih apakah dan / atau kapan memiliki anak.Program KB adalah suatu
langkahlangkah atau suatu usaha kegiatan yang disusun oleh organisasi-organisasi KB
dan merupakan program pemerintah untuk mencapai rakyat yang sejahtera berdasarkan
peraturan dan perundang-undangan kesehatan. KB adalah mengatur jumlah anak sesuai
dengan keinginan dan menentukan kapan ingin hamil. Jadi, KB (Family Planning,
Planned Parenthood) adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah
dan jarak kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi, untuk mewujudkan keluarga kecil,
bahagia dan sejahtera.

b. Tujuan KB

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomer 87 tahun 2014


tentang Perkembangan Kependudukan dan Pengembangan Keluarga, Keluarga
Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga, kebijakan KB bertujuan untuk :

1) Mengatur kehamilan yang diinginkan,

2) Menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak,

3) Meningkatkan akses dan kualitas informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan


KB dan kesehatan reproduksi,

4) Meningkatkan partisipasi dan kesertaan pria dalam praktek Keluarga Berencana,

5) Mempromosikan penyusuan bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan.

c. Manfaat KB

Menurut WHO (2018) manfaat KB adalah sebagai berikut.

1).Mencegah Kesehatan Terkait Kehamilan Kemampuan wanita untuk memilih untuk


hamil dan kapan ingin hamil memiliki dampak langsung pada kesehatan dan
kesejahteraannya. KB memungkinkan jarak kehamilan dan penundaan kehamilan
pada
wanita muda yang memiliki risiko masalah kesehatan dan kematian akibat melahirkan
anak usia dini. KB mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, termasuk wanita yang
lebih tua dalam menghadapi peningkatan risiko terkait kehamilan. KB memungkinkan
wanita yang ingin membatasi jumlah keluarga mereka. Bukti menunjukkan bahwa
wanita yang memiliki lebih dari 4 anak berisiko mengalami kematian ibu. Dengan
mengurangi tingkat kehamilan yang tidak diinginkan, KB juga mengurangi kebutuhan
akan aborsi yang tidak aman.

2).Mengurangi AKB KB dapat mencegah kehamilan dan kelahiran yang berjarak dekat
dan tidak tepat waktu. Hal ini berkontribusi pada beberapa angka kematian bayi
tertinggi di dunia. Bayi dengan ibu yang meninggal akibat melahirkan juga memiliki
risiko kematian yang lebih besar dan kesehatan yang buruk.

3).Membantu Mencegah Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired


Immunodeficiency Syndrome (AIDS) KB mengurangi risiko kehamilan yang tidak
diinginkan di antara wanita yang hidup dengan HIV, mengakibatkan lebih sedikit
bayi yang terinfeksi dan anak yatim. Selain itu, kondom pria dan wanita memberikan
perlindungan ganda terhadap kehamilan yang tidak diinginkan dan terhadap IMS
termasuk HIV.

4).Memberdayakan Masyarakat dan Meningkatkan Pendidikan KB memungkinkan


masyarakat untuk membuat pilihan berdasarkan informasi tentang kesehatan seksual
dan reproduksi. KB memberikan peluang bagi perempuan untuk mengejar pendidikan
tambahan dan berpartisipasi dalam kehidupan publik, termasuk mendapatkan pekerjaan
yang dibayar. Selain itu, memiliki keluarga yang lebih kecil memungkinkan orang tua
untuk berinvestasi lebih banyak pada setiap anak. Anak-anak dengan lebih sedikit
saudara kandung cenderung tetap bersekolah lebih lama daripada mereka yang memiliki
banyak saudara kandung.

5).Mengurangi Kehamilan Remaja Remaja hamil lebih cenderung memiliki bayi prematur
atau bayi berat lahir rendah (BBLR). Bayi yang dilahirkan oleh remaja memiliki angka
kematian neonatal yang lebih tinggi. Banyak gadis remaja yang hamil harus
meninggalkan sekolah. Hal ini memiliki dampak jangka panjang bagi mereka sebagai
individu, keluarga dan komunitas.

6) Perlambatan Pertumbuhan Penduduk KB adalah kunci untuk memperlambat


pertumbuhan penduduk yang tidak berkelanjutan dengan dampak negatif yang
dihasilkan pada ekonomi, lingkungan, dan upaya pembangunan nasional dan
regional.
d. Faktor Penggunaan Alat Kontrasepsi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mochache, dkk. (2018) faktor-faktor penentu
penggunaan kontrasepsi adalah pendidikan, memiliki anak, melakukan pemeriksaan
kehamilan pada persalinan terakhir, serta niat untuk menghentikan atau menunda kelahiran
berikutnya. Sedangkan menurut Huda, Laksmono, dan Bagoes (2016) faktor yang
berhubungan dengan perilaku penggunaan kontrasepsi adalah pengetahuan, sikap,
dukungan suami, dan peran tenaga kesehatan.

e. Sasaran Program KB

Menurut Handayani, sasaran program KB dibagi menjadi dua yaitu sasaran secara
langsung dan sasaran tidak langsung. Sasaran secara langsung adalah PUS yang bertujuan
untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara
berkelanjutan. PUS adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur antara sampai
dengan 49 tahun. Sedangkan sasaran secara tidak langsung adalah pelaksana dan pengelola
KB dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran hidup melalui pendekatan kebijakan
kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas dan sejahtera.
Sedangkan sasaran strategis BKKBN tahun 2015 - 2019 yang tertera pada Renstra
BKKBN 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1) Menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)

2) Menurunnya angka kelahiran total (TFR) per WUS (15 - 49 tahun)

3) Meningkatnya pemakaian kontrasepsi (CPR)

4) Menurunnya unmet need

5) Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15 -19 tahun (ASFR 15 – 19 tahun),

6) Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS (15 - 49 tahun).

f. Ruang Lingkup Program KB

Ruang lingkup program KB mencakup sebagai berikut :

a. Ibu.
Dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran.adapun manfaat yang diperoleh oleh
ibu adalah sebagai berikut.
a). Tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu
pendek,sehingga kesehatan ibu dapat terpelihara terutama kesehatan organ
reproduksi.
b). Meningkatkan kesehatan mental dan social yang dimungkinkan oleh adanya waktu
yang cukup untuk mengasuh anak-anak dan beristirahat yang cukup karena
kehadiran akan anak tersebut memang diinginkan.

b. Suami

Dengan memberikan kesempatan suami agar dapat melakukan hal berikut:

a) Memperbaiki kesehatan fisik

b) Mengurangi beban ekonomikeluarga yang ditanggungnya.

c) Seluruh Keluarga

Dilaksanakannya program KB dapat meningkatkan kesehatan fisik, mental dan social setiap
anggota keluarga dan bagi anak dapat memperoleh kesempatan yang lebih besar dalam hal
pendidikan serta kasih saying orang tuannya.

g. Macam-macam Kontrasepsi

a. Kontrasepsi Pasca Persalinan

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan yang bersifat sementara
dan bersifat permanen. Pada wanita pasca persalinan kemungkinan untuk hamil kembali akan
menjadi lebih kecil jika mereka terus menyusui setelah melahirkan.meskipun laktasi dapat
membantu mencegah kehamilan, akan tetapi suatu saat ovulasi tetap akan terjadi. Ovulasi dapat
mendahului menstruasi pertama pasca persalinan dan pembuahan pun akan dapat terjadi. Selain
metode laktasi ada beberapa metode yang bias di gunakan yaitu:

1) Kontrasepsi Non Hormonal


Metode kontrasepsi non hormonal yang ada meliputi: metode laktasi amenorhea (LAM /
lactational amenorrhea method), kondom, spermisid, diafragma, alat kontrasepsi dalam
rahim atau IUD, pantang berkala, dan kontrasepsi mantap (tubektomi atau vasektomi).
Pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR atau IUD) dapat dilakukan segera
setelah proses persalinan atau dalam waktu 48 jam pasca persalinan. Jika lewat
dari waktu tersebut, maka pemakaian AKDR akan di tunda hingga 6-8 minggu.
2) Kontrasepsi Hormonal
Pemakaian kontrasepsi hormonal di pilih yang berisi progestin saja, sehingga dapat
digunakan untuk wanita masa laktasi karena tidak mengganggu produksi ASI serta
tumbuh kembang bayi. Metode ini bekerja dengan cara menghambat ovulasi,
mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma, menghalangi
implantasi ovum pada endometrium dan menurunkan kecepatan transportasi ovum di
tuba.
3) Kontrasepsi Darurat
Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dipakai setelah senggama oleh wanita yang
tidak hamil untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Indikasi kontrasepsi
darurat Untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, bila terjadi kesalahan dalam
pemakaian kontrasepsi seperti:

a. Kondom bocor, lepas atau salah menggunakannya.

b. Diafragma pecah, robek atau diangkat terlalu cepat.

c. Kegagalan senggama, terputus misalnya ejakulasi di vagina atau pada


genetalia eksterna.

d. Salah hitung masa subur.

e. Lupa minum pil KB

f. Tidak menggunakan kontrasepsi.

g. Kontraindikasi kontrasepsi darurat.

h. Hamil atau diduga hamil.

i. Kelebihan kontrasepsi darurat:

j. Tidak menyebabkan keguguran, dapat mencegah kehamilan yang tidak diinginkan

k. Mencegah aborsi

l. Tidak menimbulkan cacat bawaan, bila diketahui ibu hamil

m. Efektif bekerja dengan cepat, mudah, relative murah untuk pemakaian jangka pendek.

n. Kekurangan kontrasepsi darurat.

o. Tidak dapat dipakai secara permanen

p. Tidak efektif setelah 3x 24 jam


1.2 KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan adalah proses komunikasi dan partisipasi yang terus


menerus yang merupakan pernyataan yang disetujui antar alternative atau antar
prosedur untuk dilaksanakan (Suryadi,2012)
Proses pengambilan keputusan adalah bentuk pemilihan dari berbagai alternative
tindakan yang mungkin dipilih melalui proses mekanisme tertentu, dengan harapan akan
menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik. Prosedur pengambilan keputusan meliputi
identifikasi masalah yaitu proses menentukan masalah yang sebenarnya sedang dihadapi,
mengklasifikasikan tujuan-tujuan khusus yang diinginkan, memeriksa berbagai
kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara memilih sesuatu
yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut.

Pengambilan keputusan merupakan alat bantu yang berfungsi ganda, digunakan


sebagai alat bantu kerja bagi provider yang membantu pengambilan keputusan metode
KB, membantu pemecahan masalah dalam penggunaan KB, menyediakan referensi/info
teknis serta alat bantu visual untuk pelatihan provider baru (Direktorat Bina Kesehatan
Ibu Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan RI, 2008).

Pengambilan keputusan cara ber KB biasanya membutuhkan pertimbangan


tentang kelebihan dan kekurangan atas dasar fakta yang ada, persepsi dan interprestasi
klien (WHO, 2014). Keadaan yang sama juga ditemui dalam penelitian Copollo et al
(2013) di kenya bahwa pengambilan keputusan KB dibuat di rumah sebelum pasangan
datang ke pelayanan kesehatan, mereka terutama mendapat informasi dari teman-teman,
media dan kemudian mendapat informasi dari teman-teman, media dan kemudian
mendiskusikannya bersma pasangan. Pemilihan suatu metode, selain mempertimbangkan
efektifitas, efek samping, keuntungan dan keterbatasan-keterbatasan yang melekat pada
suatu metode kontrasepsi, juga ada faktor-faktor individual calon akseptor maupun faktor
eksternal yang pada akhirnya mempengaruhi pengambilan keputusan calon Keputusan

Pengambilan Keputusan. Ada dua macam penerimaan terhadap kontrasepsi yakni


penerimaan awal (initial acceptability) dan penerimaan lanjut (continued acceptability).
Penerimaan awal tergantung pada bagaimana motivasi dan persuasi yang diberikan oleh
petugas KB. Penerimaan lebih lanjut dipengaruhi oleh banyak faktor seperti umur,
daerah (desa atau kota), pendidikan dan pekerjaan, agama, motivasi, adat istiadat, dan
tidak kalah pentingnya sifat yang ada pada cara KB tersebut (Nuryani, 2009)
3 fase dari proses pengambilan keputusan:
1. Intelegence

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pengendentifikasian masalah. Data


diperoleh, diperoleh dan diuji untuk mengetahui masalah yang ada. Data yang
diperoleh merupakan data yang dapat digunakan untuk membantu proses
pengambilan keputusan

2. Design

Tahap ini merupakan tahap dimana proses pemilihan metode atau alat kontrasepsi
dilakukan berdasarkan kriteria yang ada.kriteria yang tersedia adalah umur,
tingkat Pendidikan, jumlah anak dan sikap keberhasilan alat dan kondisi
kesehatan.

3. Tahap pemilihan (choice)

Tahap ini merupakan tahap analisis dari kriteria pemilihan metode atau
alat kontrasepsi. Hasil analisis sesuai dengan kriteria pengguna

4. Tahap Implementasi (Implementation)

Tahap ini merupakan tahap penerapan dari ketiga fase yang telah
dirancang. Pengguna menggunakan fase ini untuk memilih metode atau alat
kontrasepsi

1.3 KONSEP FLASHCARD

1. Pengertian

Media flashcard adalah media pembelajaran dalam kartu bergambar yang berukuran
25X30 cm. Gambar-gambar yang dibuat menggunakan tangan atau foto. Gambar-gambar yang
ada pada flash card merupakan rangkaian pesan yang disajikan dengan keterangan setiap gambar
yang dicantumkan pada bagian belakang kartu (Susilana dan Riyana, 2009;94)

2. Kelebihan dan kekurangan dari media flashcard

a. Kelebihan

a) Mudah dibawa dengan ukuran yag kecil

b) Praktis dilihat dari cara pembuatan dan penggunaannya

c) Gampang diingat dikarenakan menyajikan pesan-pesan pendek pada setiap kartu


yang disajikan

d) Menyenangkan dalam penggunaannya bias melalui permainan

b. Kekurangan

a) Gambar hanya menekankan persepsi indera mata

b) Gambar benda yang terlalu komplek kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran
c) Ukurannya sangat terbatas utuk kelompok besar

3. Cara pembuatan flashcard

a. Siapkan kertas yang tebal untuk menempel gambar-gambar

b. Kertas diberikan tanda dengan pensil atau spidol untuk menentukan ukuran 25X30 cm

c. Potong-potong kertas dan tempel gambar-gambar atau pesan-pesan yang akan


disampaikan

4. Cara penggunaan flashcard

a.Kartu-kartu yang sudah disusun di pegang setinggi dada dan mneghadap ke depan
siswa

b. Cabutlah satu persatu kartu tersebut setelah menerangkan

c. Berikan kartu-kartu yang telah diterangkan tersebut kepada peserta dan mintalah
peserta untuk mengamati kartu tersebut satu persatu, lalu teruskan kepada peserta
yang lain

Penapisan KB adalah

Upaya untuk melakukan tela’ah dan kajian tentang kondisi kesehatan klien dengan kesesuaian
penggunaan metode kontrasepsi yang diinginkan

TUJUAN PENAPISAN KLIEN


• Mengetahui mekanisme kerja alat kontrasepsi dan pengaruhnya terhadap fungsi
normal tubuh
• Menyelaraskan metode yang diinginkan dengan kondisi kesehatan klien
• Menentukan kondisi kesehatan klien yang paling memungkinkan untuk satu
metode terpilih atau !er!agai alternatif yang ada

Perencanaan Keluarga
- Seorang perempuan telah dapat melahirkan segera setelah ia mendapat haid yang pertama
- Kesuburan seseorang perempuan akan terus berlangsung sampai mati haid (menopause)
- Kehamilan dan kelahiran terbaik, artinya resiko paling rendah untuk ibu dan anak
antara 20-35 tahun.
- Persalinan pertama dan kedua paling rendah resikonya
- jarak antara dua kelahiran sebaiknya 2-4 tahun.
Tujuan utama:

Untuk menentukan apakah ada


1. Kehamilan
2. Keadaan yang membutuhkan perhatian khusus
3. Masalah (ex: DM, hipertensi yang membutuhkan pengamatan dan pengel!laan
lebih lanjut

PENAPISAN KLIEN
(alasan untuk tidak melakukan pemeriksaan dalam atau laboratorium)
pada umumnya tidak diperlukan pemeriksaan dalam atau laboratorium karena-
• Sebagian besar klien berusia diantara 10-12 tahun dan sehat
•Insidensi keganasan atau tumor genitalia jarang terjadi pada golongan usia diatas
•Kandungan hormon pada alat kontrasepsi masa kini, berkualitas baik dan efektif pada
dosis rendah sehingga jarang menimbulkan efek samping atau komplikasi serius

DAFTAR TILIK PENAPISAN KLIEN


•Bila semua hasil tilik memberikan jawaban tidak maka metode hormonal dan AKDR dapat
digunakan (setelah kemungkinan hamil dapat disingkirkan)
•Bila hasil tilik lebih banyak memberikan jawavan ‘ya’ maka perlu dilakukan evaluasi
atau penanggulangan lanjutan

KLIEN TIDAK HAMIL APABILA


•Tidak sanggama sejak haid terakhir
•Sedang menggunakan alat kontrasepsi efektif secara baik dan benar
•Dalam 7 hari pertama haid terakhir
•dalam 4 minggu paskapersalinan
•Dalam7 hari paskakeguguran
•Memberi ASI eksklusif dan belum haid

bagaimana bila klien mungkin hamil;


• Pemeriksaan !imanual hanya dapat mendeteksi kehamilan diatas / minggu
• Uji kehamilan tidak selalu mem!erikan kepastian ke*uali !ila menggunakan jenis yang sangat
sensitif
•Jika tidak tersedia uji kehamilan, anjurkan memakai kondom hingga haid berikut atau
ofserfasi kepastian hamil
Prosedur PENAPISAN KLIEN
• Perhatikan kolom Prosedur yang mencantumkan jenis pemeriksaan
• bila semua hasil tilik adalah tidak maka tidak perlu prosedur pemeriksaan
• bererapa jenis metode, penapisan dilakukan pada yang hasil tiliknya

Advokasi dan KIE Kunci Keberhasilan Program KB

Program keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan
hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas. Amanat ini tertuang dalam Pasal 1
ayat 8 Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga.

Lebih dari tiga dasa warsa Program KB Nasional telah menunjukkan keberhasilan yang
diakui secara internasional, terbukti dengan ditunjuknya Indonesia sebagai salah satu Central
of Excelent (Pusat Unggulan) dalam bidang Kependudukan KB dan Kesehatan Reproduksi.
Kepercayaan ini didapat karena program KB telah berhasil merubah sistem nilai sampai dan
perubahan teknologi perilaku dalam penggunaan alat kontrasepsi, dalam upaya mewujudkan
keluarga berkualitas.

Advokasi dan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) yang dilakukan secara intensif dan
terarah dan tepat sasaran merupakan salah satu kegiatan kunci merubah sikap, perilaku dan
sistem nilai. Informasi selalu dibutuhkan dan erat hubungannya dengan pelaksanaan program
KB baik bagi masyarakat, pelaksana maupun para pengelola program. Oleh karena itu sejak
awal pelaksanaan program KB tahun 1970 sampai sekarang dan bahkan waktu mendatang
kekuatan informasi merupakan faktor kunci kelangsungan keberhasilan program
kependudukan dan KB.

Berbagai cara dan media telah dilakukan dalam menyampaikan informasi program KB
kepada masyarakat antara lain melalui KIE perorangan, kelompok, media sederhana, media
tradisional, dan mass media serta lokakarya dan seminar. Seiring dengan perkembangan
teknologi informasi, kegiatan Advokasi dan KIE dapat di tempuh melalui berbagai even
kegiatan dengan memanfaatkan fasilitas teknologi elektonik seperti mobil unit penerangan,
radio, televisi, maupun internet yang memungkinkan diakses masyarakat secara lebih luas.
Melalui sarana modern materi KIE dapat dikemas dalam bentuk film, drama, iklan, PSA
(Public Service Advertising) serta pertunjukan bagi masyarakat. Bahkan dengan MUPEN KB
bukan hanya berfungsi sebagai alat menyampaikan informasi dan hiburan bagi masyarakat
tetapi telah dilengkapi dengan peralatan yang dapat untuk merelay siaran langsung dari
stasiun televisi. Disaming itu MUPEN KB juga memiliki fasilitas canggih lainnya antara lain
Note Book beserta wairless internet conection berupa modem, memungkinkan untuk
mengakses website internet serta mengirim e-mail serta fungsi komunikasi lainnya.
Kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat telah memberikan kemudahan dan
menjadi faktor pendorong peningkatan kualitas kegiatan Advokasi KIE, harus diimbangi oleh
kemampuan sumber daya manusia yang merupakan salah satu ikon penting kegiatan. Perlu
disadari kondisi keterbatasan SDM pelaksana program KB di lini lapangan baik dari sisi
kuantitas maupun kualitas, sehingga perlu ditempuh upaya antisipasi agar pelaksanaan
kegiatan advokasi KIE tetap dapat berjalan sebagaimana mestinya. Inventarisasi dan
identifikasi tenaga pelaksana yang siap pakai secara kualitatif perlu dilaksanakan sehingga
dapat membantu dalam menentukan kebijakan, disamping memberikan pelatihan teknis
operasional yang tepat sasaran.

Pada penggunaan sarana modern faktor SDM pelaksana advolasi KIE, menjadi sangat
berperan mengingat secanggih apapun peralatan yang disediakan, tidak akan berfungsi
optimal apabila para pelaksana tidak memiliki kemampuan sepadan. Kemamuan
mengoperasikan peralatan, penyusunan materi, kreativitas serta inovasi sangat
dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan yang menjadi salah sdatu kunci keberhasilan
program KB ini.
Ditulis oleh :
RA. Listia Hartanto, IPKB Kab. Banyumas

Anda mungkin juga menyukai