Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA BERENCANA DAN KONTRASEPSI

OLEH :

NAMA,S.Kep
NIM.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA
KUPANG
2022
A. KONSEP KELUARGA BERENCANA (KB) DAN KONTRASEPSI
1. KELUARGA BERENCANA
1) Definisi
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Keluarga berencana ( family planning/planned parenthood) merupakan suatu
usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan j arak kehamilan dengan
menggunakan kontrasepsi (Sulistyawati, 2018).
Secara umum (KB) dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya
kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta
keluarga yang bersangkutan dan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat
langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga
yang matang kehamilan menjadi suatu hal yang sangat diharapkan sehingga akan
terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi (Suratun, dkk,
2013).
2) Tujuan KB
a) Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga
b) Dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga yang bahagia
dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
c) Pengaturan kelahiran
d) Pendewasaan usia perkawinan
e) Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga (Sulistyawati, 2018).
3) Sasaran Program KB
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak
langsung, tergantung tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah pasangan
usia subur (PUS) yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15- 49 tahun, karena
kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap
kegiatan seksual dapat mengakibatkan kehamilan. Sedangkan Sasaran tidak langsung
adalah kelompok usia remaja 15- 19 tahun, remaja ini memang bukan merupakan target
untuk menggunakan alat kontrasepsi secara langsung tetapi merupakan kelompok yang
beresiko untuk melakukan hubungan seksual akibat telah berfungsinya alat- alat
reproduksinya ( Suratun, dkk,. 2013).

4) Ruang Lingkup Program KB


Ruang lingkup program KB secara umum adalah sebagai berikut :
a) Ibu
b) Suami
c) Seluruh keluarga
d) Keluarga berencana
e) Kesehatan reproduksi remaja
f) Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
g) Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas (Sulistyawati, 2018).
5) Manfaat Keluarga Berencana (KB)
Menurut WHO (2018) manfaat KB adalah sebagai berikut :
a) Mencegah Kesehatan terkait Kehamilan
Kemampuan wanita untuk memilih untuk hamil dan kapan ingin hamil memiliki
dampak langsung pada kesehatan dan kesejahteraannya. KB memungkinkan jarak
kehamilan dan penundaan kehamilan pada wanita muda yang memiliki risiko
masalah kesehatan dan kematian akibat melahirkan anak usia dini. KB mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan, termasuk wanita yang lebih tua dalam menghadapi
peningkatan risiko terkait kehamilan. KB memungkinkan wanita yang ingin
membatasi jumlah keluarga mereka. Bukti menunjukkan bahwa wanita yang
memiliki lebih dari 4 anak berisiko mengalami kematian ibu. Dengan mengurangi
tingkat kehamilan yang tidak diinginkan, KB juga mengurangi kebutuhan akan
aborsi yang tidak aman.
b) Mengurangi AKB (Angka Kematian Bayi)
KB dapat mencegah kehamilan dan kelahiran yang berjarak dekat dan tidak tepat
waktu. Hal ini berkontribusi pada beberapa angka kematian bayi tertinggi di dunia.
Bayi dengan ibu yang meninggal akibat melahirkan juga memiliki risiko kematian
yang lebih besar dan kesehatan yang buruk.
c) Membantu Mencegah Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired
Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
KB mengurangi risiko kehamilan yang tidak diinginkan di antara wanita yang hidup
dengan HIV, mengakibatkan lebih sedikit bayi yang terinfeksi dan anak yatim.
Selain itu, kondom pria dan wanita memberikan perlindungan ganda terhadap
kehamilan yang tidak diinginkan dan terhadap IMS termasuk HIV.
d) Memberdayakan Masyarakat dan Meningkatkan Pendidikan
KB memungkinkan masyarakat untuk membuat pilihan berdasarkan informasi
tentang kesehatan seksual dan reproduksi. KB memberikan peluang bagi perempuan
untuk mengejar pendidikan tambahan dan berpartisipasi dalam kehidupan publik,
termasuk mendapatkan pekerjaan yang dibayar. Selain itu, memiliki keluarga yang
lebih kecil memungkinkan orang tua untuk  berinvestasi lebih banyak pada setiap
anak. Anak-anak dengan lebih sedikit saudara kandung cenderung tetap bersekolah
lebih lama daripada mereka yang memiliki banyak saudara kandung.
e) Mengurangi Kehamilan Remaja
Remaja hamil lebih cenderung memiliki bayi prematur atau bayi berat lahir rendah
(BBLR). Bayi yang dilahirkan oleh remaja memiliki angka kematian neonatal yang
lebih tinggi. Banyak gadis remaja yang hamil harus meninggalkan sekolah. Hal ini
memiliki dampak jangka panjang bagi mereka sebagai individu, keluarga dan
komunitas.
f) Perlambatan Pertumbuhan Penduduk 
KB adalah kunci untuk memperlambat pertumbuhan penduduk yang tidak 
berkelanjutan dengan dampak negatif yang dihasilkan pada ekonomi, lingkungan,
dan upaya pembangunan nasional dan regional.
2. KONTRASEPSI
1) Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau
pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim (Nugroho dan
Utama, 2014).
2) Macam-Macam Kontrasepsi
a) Kontrasepsi Sederhana
(1) Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet tipis yang dipasang pada penis sebagai
tempat penampungan sperma yang dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga
tidak tercurah pada vagina. Cara kerja kondom yaitu mencegah pertemuan ovum dan
sperma atau mencegah spermatozoa mencapai saluran genital wanita. Sekarang
sudah ada jenis kondom untuk wanita, angka kegagalan dari penggunaan kondom ini
5- 21%.
(2) Coitus Interupstus
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah menghentikan senggama dengan
mencabut penis dari vagina pada saat suami menjelang ejakulasi. Kelebihan dari cara
ini adalah tidak memerlukan alat/obat sehingga relatif sehat untuk digunakan wanita
dibandingkan dengan metode kontrasepsi lain, risiko kegagalan dari metode ini
cukup tinggi.
(3) KB Alami
KB alami berdasarkan pada siklus masa subur dan tidak masa subur, dasar utamanya
yaitu saat terjadinya ovulasi. Untuk menentukan saat ovulasi ada 3 cara, yaitu :
metode kalender, suhu basal, dan metode lendir serviks.
(4) Diafragma
Diafragma merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mencegah sperma mencapai
serviks sehingga sperma tidak memperoleh akses ke saluran alat reproduksi bagian
atas (uterus dan tuba fallopi). Angka kegagalan diafragma 4-8% kehamilan.
(5) Spermicida
Spermicida adalah suatu zat atau bahan kimia yang dapat mematikan dan
menghentikan gerak atau melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina, sehingga
tidak dapat membuahi sel telur. Spermicida dapat berbentuk tablet vagina, krim dan
jelly, aerosol (busa/foam), atau tisu KB. Cukup efektif apabila dipakai dengan
kontrasepsi lain seperti kondom dan diafragma.
b) Kontrasepsi Hormonal
(1) Pil KB
KB Suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet yang berisi
gabungan hormon estrogen dan progesteron (Pil Kombinasi) atau hanya terdiri dari
hormon progesteron saja (Mini Pil). Cara kerja pil KB menekan ovulasi untuk
mencegah lepasnya sel telur wanita dari indung telur, mengentalkan lendir mulut
rahim sehingga sperma sukar untuk masuk kedalam rahim, dan menipiskan lapisan
endometrium. Mini pil dapat dikonsumsi saat menyusui. Efektifitas pil sangat tinggi,
angka kegagalannya berkisar 1-8% untuk pil kombinasi, dan 3-10% untuk mini pil.
(a) Manfaat Pil KB
 Memiliki efektifitas yang tinggi (hampir mempunyai efektifitas tubektomi),
bila digunakan tiap hari.
 Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.
 Tidak mengganggu hubungan seksual.
 Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah
anemia), tidak terjadi nyeri haid.
 Dapat digunakan jangka panjang selama masih ingin menggunakannya untuk
mencegah kehamilan.
 Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
 Mudah dihentikan setiap saat.
 Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.
 Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
 Membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker ovarium dan endometrium,
kista ovarium, penyakit radang panggul, efek Samping.
(b) Efek Samping
 Gangguan siklus haid
 Tekanan darah tinggi
 Kenaikan berat badan
 Jerawat
 Bercak bercak coklat pada wajah
(2) KB Suntik 
Suntik KB ada dua jenis yaitu, suntik KB 1 bulan (cyclofem) dan suntik KB 3
bulan (DMPA). Cara kerjanya sama dengan pil KB. Efek sampingnya dapat
terjadi gangguan haid, depresi, keputihan, jerawat, perubahan berat badan,
pemakaian jangka panjang bisa terjadi penurunan libido, dan densitas tulang.
(3) Implant
Implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit, biasanya dilengan
atas. Cara kerjanya sama dengan pil, implant mengandung levonogestrel.
Keuntungan dari metode implant ini antara lain tahan sampai 5 tahun, kesuburan
akan kembali segera setelah pengangkatan. Efektifitasnya sangat tinggi, angka
kegagalannya 1-3%.
(4) IUD
IUD AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang
bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik (polyethyline), ada yang dililit
tembaga (Cu), dililit tembaga bercampur perak (Ag) dan ada pula yang batangnya
hanya berisi hormon progesteron. Cara kerjanya, meninggikan getaran saluran telur
sehingga pada waktu blastokista sampai ke rahim endometrium belum siap
menerima nidasi, menimbulkan reaksi mikro infeksi sehingga terjadi penumpukan
sel darah putih yang melarutkan blastokista, dan lilitan logam menyebabkan reaksi
anti fertilitas. Efektifitasnya tinggi, angka kegagalannya 1%.
c) Kontrasepsi Mantap (Kontap)
(1) Tubektomi
Tubektomi Suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah keluarnya ovum dengan
cara mengikat atau memotong pada kedua saluran tuba fallopi (pembawa sel telur
ke rahim), efektivitasnya mencapai 99 %.
(2) Vasektomi
Vasektomi merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk menghalangi keluarnya
sperma dengan cara mengikat dan memotong saluran mani (vas defferent) sehingga
sel sperma tidak keluar pada saat senggama, efektifitasnya 99%.
3. Konsep Dasar KB Suntik 3 bulan
a) Pengertian
KB suntik 3 bulan adalah kontrasepsi yang berisi depomedroksi progesterone asetat 150
gram disuntik secara intramuscular di daerah bokong yang diberikan setiap 3 bulan
sekali. (Maryunani, 2016).
b) Suntikan KB Progestin (3 bulan)
Suntikan progestin yang banyak beredar di pasaran adalah yang mengadung Depo
Medrokasi Progesterone Asetat (DMPA) dan diberikan 3 bulan sekali atau 12 minggu
sekali pada bokong atau mesculus gluteusmaximus (dalam) (Meilani, Niken, 2010).
Ada beberapa suntik KB yang mengandung hormone progesterone yaitu :
(a) Depo Provero 150 mg
(b) Dpo Progestin 150 mg
(c) Depo Geston 150 mg
(d) Noristerat 200 mg
c) Cara kerja KB Suntik 3 bulan
(a) Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita.
(b) Mengentalkan lender mulut rahim, sehingga sel mani tidak dapat masuk dalam
rahim.
(c) Menipiskan endometrium. (Maryunani, 2016)
d) Efektivitas KB Suntik 3 bulan
KB suntik 3 bulan memiliki aktivitas yang tinggi, dengan 0,5 kehamilan per 100
perempuan per tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang
telah ditentukan
e) Keuntungan KB suntik 3 bulan
(1) Sangat efektif
(2) Pencegahan kehamilan jangka panjang
(3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
(4) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit
jantung dan gangguan pembekuan darah.
(5) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
(6) Sedikit efek samping
(7) Klien tidak mampu menyimpan obat suntik
(8) Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopouse.
(9) Membantu mencegah kanker endometriumdan kehamilan ektopik 
(10) Menurunkan penyakit jinak payudara
(11) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
(12) Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
f) Keterbatasan KB Suntik 3 bulan
(1) Sering menimbulkan gangguan haid seperti: siklus haiyang memendek atau
memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau
perdarahan bercak (spotting) atau tidak haidsama sekali.
(2) Klien sangat tergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali
untuk suntikan)
(3) Tidak dapat diberikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
(4) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
(5) Tidak menjamin perlindungan terhadap infeksi menular seksual, hepatitis
(6) Virus, atau infeksi virus HIV
(7) Terhambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadi kerusakan/kelainan pada
organ genetalia, melainkan belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya
(tempat suntikan)
(8) Terjadi perubahan pada lipid serum pada pengunaan jangka panjang
(9) Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang
(densitas)
(10) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi (jarang) sakit kepala, nervosis dan jerawatan.
g) Cara Penggunaan KB Suntik 3 Bulan
Cara pemberian kontrasepsi suntikan dapat dilihat, kontasepsisuntikan DMPA diberikan
setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular yang dalam didaerah bokong. Apabila
suntikan diberikan terlalu dangkal, penterapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan
tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari. Pemberian
kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8
minggu. Mulai injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu. Bersihkan kulit yang akan
disuntikkan dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil/isopropyl alcohol 60-90%.
Biarkan kulit sebelum di suntik Setelah kulit kering baru disuntik. Kocok dengan baik
dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu
didinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan
menghilangkannya dengan menghangatkan.
h) Manifestasi
(1) Ibu Yang Boleh Menggunakan KB Suntik 1 Bulan
Usia reproduksi, telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak, ingin
mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi, menyusui ASI pasca
persalinan> 6 bulan, Pasca persalinan dsan tidak menyusui, anemia, nyeri haid hebat,
haid teratur, riwayat kehamilan ektopik dan sering lupa menggunakan pil
kontrasepsi.
(2) Ibu Yang Tidak Boleh Menggunakan KB Suntik 1 Bulan
Hamil atau diduga hamil, menyusui debawah umur 6 mgg pasca ersalinan,
perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya, penyakit hati akut (virus
hepatitis), usia 35 tahun yang merokok, riwayat penyakit jantung, stroke taua dengan
tekanan darah tinggi (>180/110 mmHg), riwayat kelainan tromboemboli atau dengan
kencing manis > 20 tahun, kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala
atau migrain dan keganasan pada payudara
i) Komplikasi KB Suntik 3 bulan
(1) Gangguan Haid
(a) Gejala : tidak mengalami haid, pendarahan bercak-bercak, perdarahan di luar
siklus haid, perdarahan yang lebih lama
(b) Penyebabnya : karena adaadanya ketidakseimbangan hormon sehingga
endometrium mengalami perubahan histologi, keadaan amenorrhea disebabkan
atropi endrometrium.

(2) Depresi
(a) Gejala : perasaan lesu, tidak semangat
(b) Penyebab : diperkirakan adanya hormon progesteron terutama yang berisi lg- non
steroid menyebabkan kekurangan Vit B6 dalam tubuh, dan adanya retensi garam
(3) Perubahan Libido
(a) Gejala : terjadi pnurunan / peningkatan dorongan seksual
(b) Penyebab : penurunan libido terjadi karena efek progesteron terutama yang
bersifat lg non steroid menyebabkan vagina kering, namun demikian faktor psikis
dapat juga berpengaruh dalam hal ini. Sebetulnya libido ini meningkat /
menurun sangat subjektif sifatnya, oleh karena itu gejala ini harus di waspadai
dengan cermat dan seksama untuk memastikan bahwa klien telah mengalami
penurunan / peningkatan libido
(4) Keputihan
(1) Gejala : keluarnya cairan berwarna putih dari vagina atau adanya cairan putih
dari mulut vagina
(2) Penyebab : oleh karena efek progesteron merubah pH vagina, sehingga jamur
mudah tumbuh divagina dan menimbulkan keputihan
(3) Catatan khusus : Keluarnya lendir fisiologi, keputihan fisiologi
(5) Jerawat
(a) Gejala : timbul jerawat pada wajah
(b) Penyebab : terutama lg-na progestine menyebabkan kadar lemak meningkat
(c) Catatan Khusus : jerawat bisa timbul juga karena : alergi terhadap kosmetik,
perawatan kulit yang kurang hygiene dan kulit berminyak 
(6) Rambut Rontok 
(a) Gejala : rambut rontok selama pemakaian suntikan / isa samapi sesudah
penghentian suntikan
(b) Penyebab : Progesteron terutama lg-Norprogestine dapat mempengaruhi fonikel
rambut sehingga timbul kerontokan rambut.
(7) Perubahan BB
(a) Gejala : BB bertambah / naik rata-rata untuk tiap tahun bervariasi antara 2,3–2,9
kg.
(b) Penyebab : belum terlalu jelas.
(c) Gejala sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi / seluruh bagian kepala dan
terasa berdenyut disertai rasa mual yang amat sangat
(d) Penyebab : hal ini biasanay berkaitan dengan reaksi tubuh terhadap progesteron
(8) Mual dan Muntah
(a) Gejala : rasa mual sampai muntah, terjadi pada bulan pertama suntikan
(b) Penyebab : kemungkinan karena reaksi tubuh terhadap hormone progesteron
yang mempengaruhi produksi keasaman lambung

B.  ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS


1. Pengkajian
Pada langkah ini, dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang
diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap. Pengumpulan data ini
meliputi :
a) Data Subjektif 
Data subjektif adalah data yang didapat dari klien sebagai suatu pendapat terhadap
suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut dapat ditentukan nama dengan informasi
atau komunikasi.
Data subjektif meliputi :
(1) Biodata : Identitas pasien dan penanggung jawab (suami, ayah, keluarga).
(a) Nama pasien dikaji untuk membedakan pasien satu dengan yang lain agar
tidak keliru dalam memberikan penanganan.
(b) Umur pasien dikaji untuk mengetahui adanya resiko, apabila dibawah 20
tahun, alat-alat reproduksi belum matang dan jika lebih dari 35 tahun akseptor
KB mendekati menopause.
(c) Agama pasien dikaji untuk mengetahui keyakinan pasien
untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa.
(d) Suku pasien dikaji untuk mengetahui adat dan kebiasaan yang  berhubungan
dengan KB.
(e) Pendidikan pasien dikaji untuk mengetahui sejauh mana tingkat
intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya.
(f) Pekerjaan pasien dikaji untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya, karena mempengaruhi dalam pemenuhan gizi pasien.
(g) Alamat pasien dikaji untuk mempermudah hubungan jika diperlukan dalam
keadaan mendesak sehingga bidan mengetahui tempat tinggal pasien.
(2) Keluhan Utama
Mengetahui keluhan utama/alasan datang ke institusi pelayanan kesehatan dan
kunjungan saat ini apakah kunjungan pertama atau kunjungan ulang
(3) Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan, perkawinan ke, umur klien saat perkawinan
dan lama perkawinan
(4) Riwayat Menstruasi
Meliputi siklus, lama menstruasi, dismenorea, perdarahan pervaginam dan flour
albus
(5) Riwayat kehamilan
Persalinan dan nifas yang lalu untuk mengetahui jumlah paritas dan abortus.
(6) Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui metode yang dipakai, waktu, tenaga dan tempat saat
pemasangan dan berhentinya, keluhan/alasan berhenti Riwayat kesehatan Untuk
mengetahui riwayat penyakit sekarang seperti batuk, pilek ataupun demam.
Riwayat penyakit sistemik yang sedang atau pernah diderita (penyakit jantung,
hipertensi, DM, TBC, ginjal, ASMA, epilepsi, hati, malaria, penyakit kelamin,
HIV/AIDS). Riwayat penyakit sistemik keluarga, riwayat penyakit ginekologi
dan riwayat penyakit sekarang.
b) Data Objektif 
Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan dilihat oleh tenaga kesehatan.
(1) Status generalis
(2) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan pasien secara keseluruhan dengan kriteria baik yaitu
apabila ibu mampu melakukan aktivitas secara mandiri tanpa bantuan atau lemah
apabila ibu tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri (Matondang, 2013).
(3) Kesadaran
Penilaian kesadaran dinyatakan sebagai composmentis yaitu kesadaran normal,
sadar sepenuhnya, dapat menjawab pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
Apatis adalah keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan
sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh. Delirium adalah gelisah, disorientasi,
memberontak, berteriak-teriak. Somnolen kesadaran menurun respon psikomotor
yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang. Stupor
yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi respon terhadap nyeri. Coma yaitu
tidak bisa dibangunkan tidak ada respon terhadap rangsangan apapun.
(4) Tanda-tanda Vital
(a) Tekanan darah
Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi, tekanan darah
normal adalah 120/80 mmHg.
(b) Denyut jantung
Menilai kecepatan, irama suara jantung jelas dan teratur. Denyut  jantung
normal pada orang dewasa adalah 60-80 x/menit.
(c) Pernafasan
Menilai sifat pernafasan dan bunyi nafas dalam 1 menit. Respirasi normal 40-
60 x/menit.
(d) Temperatur 
Temperatur normal rektal axilla yaitu 37°C dan kulit 36,5°C.
Pemeriksaan Antropometri Pemeriksaan atropometri meliputi:
 Berat badan : Untuk memantau berat badan naik atau turun.
 Panjang badan : Untuk mengukur tinggi badan.
(5) Pemeriksaan generalis
(a) Kepala dan leher 
Meliputi edema wajah, mata (kelopak mata pucat, warna sklera), mulut (rahang
pucat, kebersihan, keadaan gigi, karies, karang, tonsil), leher (pembesaran
kelenjar tyroid, pembuluh limfe)
(b) Muka
Pada daerah wajah/muka dilihat simetris atau tidak, apakah warna kulitnya,
ekspresi wajahnya, dan pembengkakan daerah wajah dan kelopak mata.
Dilanjutkan inspeksi konjungtiva untuk mengetahui ada tidaknya kemerahan
atau anemia.
(c) Mata
Pemeriksaan mata dilakukan dengan inspeksi bola mata, kelopak mata,
konjungtiva, sklera, dan pupil.
(d) Telinga
Pengkajian telinga secara umum bertujuan untuk mengetahui keadaan telinga
luar, saluran telinga, gendang telinga/membran timpani, dan pendengaran
(e) Hidung
Hidung dikaji dengan tujuan untuk mengetahui keadaan bentuk dan fungsi
hidung. Pengkajian hidung mulai dari bagian luar, bagian dalam kemudian
sinus-sinus. Pada pemeriksaan hidung juga dilihat apakah ada polip dan
kebersihannya
(f) Mulut dan faring
Pengkajian mulut dan faring dilakukan dengan posisi pasien duduk. Pengkajian
dimulai dengan mengamati bibir, gudi, lidah, selaput lendir, pipi bagian dalam,
lantai dasar mulut, dan palatum kemudian faring
(g) Leher 
Apakah ada pembesaran kelenjar gondok atau tyroid, tumor dan pembesaran
kelenjar getah bening
(h) Payudara
Meliputi bentuk dan ukuran, hiperpigmentasi areola, keadaan puting susu,
retraksi, adanya benjolan/massa yang mencurigakan,  pengeluaran cairan
dan pembesaran kelenjar limfe
(i) Abdomen
Meliputi adanya bentuk, adanya bekas luka, benjolan/masa tumor, pembesaran
hepar, nyeri tekan
(6) Pemeriksaan vulva vagina
(a) Pemeriksaan vulva
Untuk mengetahui adanya perdarahan dan adanya pengeluaran pervaginam.
(b) Inspekulo
Untuk mengetahui keadaan servik (cairan/darah, luka, peradangan atau tanda-
tanda keganasan, keadaan dinding vagina)
(7) Pemeriksaan penunjang dan laboratorium
Data penunjang diperlukan sebagai pendukung diagnosa, apabila diperlukan
misalnya pemeriksaan laboratorium.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons pasien individu,
keluarga dan komunitasterhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan.Jenis jenis
diagnosis keperawatan yaitu diagnosis actual, diagnosis resiko, dan diagnosis promosi
kesehatan. Diagnosis actual menggunakan respons pasien terhadap kondisi kesehatan
ataub proses kehidupannya yang menyebabkan  pasien mengalami masalah kesehatan.
Diagnosis resiko menggambarkan respons  pasien terhadap kondisi kesehatan atau
proses kehidupannya yang dapat menyebabkan pasien beresiko mengalami masalah
kesehatan. Tidak ditemukan tanda/gejala mayor dan minor pada pasien , namun pasien
memiliki factor resiko mengalami masalah kesehatan. Diagnosis promosi kesehatan
menggambarkan adanya kenginan dan motivasi pasien untuk meningkatkan kondisi
kesehatannya ke tingkat yang lebih baik atau optimal. (SDKI, 2016)
Diagnosa keperawatan ditegakan atas dasar data pasien. Kemungkinan diagnosa
keperawatan pada pasien KB suntik 3 bulan adalah sebagai berikut :
a) Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080)
b) Defisit Pengetahuan berhubungan ketidak tahuan menemukan sumber informasi
(D.0111)
c) Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077)
d) Gangguan Citra Tubuh berhubungan dngan perubahan fungsi tubuh (0083)
3. Rencana Keperawatan

DIAGNOSA SLKI (TUJUAN DAN


NO SIKI (INTERVENSI)
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL:
1. Ansietas Tingkat ansietas L. 09093 Reduksi Ansietas I.
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 09314
kurang terpapar keperawatan selama 1x24 jam 1. Monitor tanda-tanda
informasi diharapkan kecemasan dapat ansietas (verbal dan
teratasi. Dengan kriteria hasil: nonverbal)
1. Perilaku gelisah cukup 2. Ciptakan suasana
menurun terapeutik untuk
2. Perilaku tegang cukup menumbuhkan
menurun kepercayaan
3. Verbalisasi khawatir akibat 3. Dengarkan dengan
kondisi yang dihadapi penuh perhatian
sedang 4. Gunakan pendekatan
4. Verbalisasi kebingungan yang tenang dan
cukup menurun meyakinkan
5. Tremor menurun 5. Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang akan terjadi
6. Latih teknik relaksasi

2. Defisit Tingkat penegetahuan L.12111 Edukasi Kesehatan I.


Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 12383
berhubungan ketidak keperawatan selama 1x24 jam 1. Identifikasi
tahuan menemukan diharapkan klien menunjukkan pengetahuan pasien
sumber informasi pengetahuannya mengenai 2. Identifikasi keadaan
kontrasepsi, dengan kriteria umum, penggunaan
hasil: alat kontrasepsi
1. Klien menyatakan sebelumnya, riwayat
kepahaman tentang kondisi obsetri dan
kontrasepsi, jenis ginekologi ibu
kontrasepsi, kelebihan & 3. Sediakan materi atau
kekurangan, serta cara media pendidikan
menggunakannya kesehatan
2. Klien mampu 4. Jelaskan tentang
melaksanakan prosedur kontrasepsi, jenis-
yang dijelaskan secara jenis kontrasepsi,
benar  kekurangan &
3. Klien mampu menjelaskan kelebihan masing2
kembali apa yang kontrasepsi dan cara
dijelaskan perawat/tim penggunaannya
kesehatan lainnya. 5. Jelaskan cara
mengatasi masalah
yang mungkin
muncul setelah
pemakaian
kontrasepsi
6. Berikan kesempatan
pasein untuk
bertanya
7. Diskusikan
pemilihan
kontrasepsi

3. Nyeri Akut Tingkat nyeri L. 08066 Manajemen nyeri


berhubungan Setelah dilakukan tindakan I.08238
dengan agen keperawatan selama 1x24 jam 1. Identifikasi lokasi,
pencedera diharapkan nyeri karakteristik, durasi,
fisiologis  pada klien dapat teratasi, frekuensi, kualitas,
dengan kriteria hasil: dan intensitas nyeri
1. Kemampuan menuntaskan 2. Identifikasi skala
aktivitas meningkat nyeri
2. Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi respons

3. Meringis menurun nyeri non verbal


4. Identifikasi faktor
4. Kesulitan tidur menurun
yang memperingan
5. Gelisah menurun
dan mempeberat nyeri
5. Monitor efek samping
penggunaan analgetik 
6. Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri (mis.
Kmpres hangat,
kompres dingin, terapi
bermain, TENS,
hypnosis, terapi pijat)
7. Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan,
 pencahayaan,
kebisingan)
8. Fasilitasi istirahat dan
tidur 
9. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
10. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
11. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
12. Kolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu

4. Gangguan Citra Citra tubuh L.09067 Promosi Citra Tubuh


Tubuh Setelah dilakukan tindakan I.09305
berhubungan keperawatan selama 1x24 jam 1. Identifikasi harapan
dengan perubahan diharapkan: citra tubuh
fungsi tubuh 1. Verbalisasi perasaan berdasarkan tahap
negative tentang perubahan perkembangan
tubuh menurun 2. Identifikasi budaya,
2. Verbalisasi kekhawatiran agama, jenis kelami,
penolakan/reaksi orang lain dan umur terkait citra
menurun tubuh
3. Melihat bagian tubuh 3. Identifikasi perubahan
membaik  citra tubuh yang
4. Respon nonverbal pada mengakibatkan isolasi
perubahan tubuh membaik  social
5. Verblisasi perubahan gaya 4. Monitor frekuensi
hidup menurun pernyataan kritik
tehadap diri sendiri
5. Monitor apakah
pasien bisa melihat
bagian tubuh yang
berubah
6. Diskusikan perubahn
tubuh dan fungsinya
7. Diskusikan perbedaan
penampilan fisik
terhadap harga diri
8. Diskusikan akibat
perubahan pubertas,
kehamilan dan
penuwaan
9. Diskusikan kondisi
stres yang
mempengaruhi citra
tubuh (mis.luka,
 penyakit, pembedahan)
10. Diskusikan cara
mengembangkan
harapan citra tubuh
secara realistis
11. Diskusikan persepsi
pasien dan keluarga
tentang perubahan
citra tubuh
12. Jelaskan kepada
keluarga tentang
perawatan
perubahan citra
tubuh
13. Anjurka
mengungkapkan
gambaran diri
terhadap citra tubuh
14. Anjurkan
menggunakan alat
bantu (mis. Pakaian,
wig, kosmetik)
15. Anjurkan mengikuti
kelompok
pendukung (mis.
Kelompok sebaya).

4. Implementasi
Tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh
perawat untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan (Tim Pokja SIKI DPP
PPNI, 2018).
Implementasi proses keperawatan merupakan rangkaian aktivitas keperawatan dari hari
ke hari yang harus dilakukan dan didokumentasikan dengan cermat. Perawat melakukan
pengawasan terhadap efektivitas intervensi yang dilakukan bersamaan pula dengan
menilai perkembangan pasien terhadap pencapaian tujuan atau hasil yang diharapkan.
Pada tahap ini, perawat harus melakukan tindakan keperawatan yang ada dalam rencana
keperawatan dan langsung mencatatnya dalam format tindakan keperawatan (Dinarti,
Ayarni, R., Nurhaeni, H., Chairani, R., 2013).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap kelima dari proses keperawatan. Pada tahap ini perawat
membandingkan hasil tindakan yang telah dilakukan dengan kriteria hasil sudah
ditetapkan serta menilai apakah masalah yang terjadi sudah teratasi seluruhnya, hanya
sebagian, atau bahkan belum teratasi seluruhnya. Evaluasi adalah proses yang
berkelanjutan yaitu suatu proses yang digunakan untuk mengukur dan memonitor kondisi
klien untuk mengetahui:
1) Kesesuaian tindakan keperawatan
2) Perbaikan tindakan keperawatan
3) Keluhan klien saat ini
4) Perlunya dirujuk pada tempat kesehatan lain
5) Apakah perlu menyusun ulang prioritas diagnosis supaya kebutuhan klien bisa
terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Affandi Biran. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawiharjo.
BkkbN. 2012. Evaluasi Program Kependudukan dan KB. Semarang
Indriyani, Ratna Imas. 2016. Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB Suntik 3 bulan
terhadap Ny. A di Puskesmas Bojong Rawalumbu Bekasi TAhun 2018. Bekasi:
Akademi Kebidanan Gema Nusantara Bekasi
Rezki, Damayanti.2018. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Metode Suntik 3 Bulan
 Pada Ny.I Di Klinik Bersalin Damayanti Binjai Tahun 2018. Medan: Politeknik
Kesehatan Medan
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI(2019).Standar Luaran Keperawatan Indonesia:Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai