KB adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan,
melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan
keluarga yang berkualitas.KB mencakup layanan, kebijakan, informasi, sikap, praktik, dan komoditas,
termasuk kontrasepsi, yang memberi wanita, pria, pasangan, dan remaja kemampuan untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan dan memilih apakah dan / atau kapan memiliki anak.”
Program KB adalah suatu langkah-langkah atau suatu usaha kegiatan yang disusun oleh organisasi-
organisasi KB dan merupakan program pemerintah untuk mencapai rakyat yang sejahtera
berdasarkan peraturan dan perundang-undangan kesehatan. KB adalah mengatur jumlah anak
sesuai dengan keinginan dan menentukan kapan ingin hamil. Jadi, KB (Family Planning, Planned
Parenthood) adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak
kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi, untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera.
Tujuan KB
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomer 87 tahun Keluarga. Keluarga Berencana,
dan Sistem Informasi Keluarga,2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pengembangan KB
bertujuan untuk:
Sasaran program KB
Sasaran KB adalah orang yang dapat berperan sebagai objek maupun subjek dalam gerakan
keluarga berencana terutama pasangan usia subur yang berusia 15-49 tahun.
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung.
Tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur
(PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan
kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana
dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan
kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas,
keluarga sejahtera.
Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49 tahun, Karena
kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap
kegiatan seksual dapat mengakibatkan kehamilan. PUS diharapkan secara bertahap menjadi
peserta KB yang aktif lestari sehingga memberi efek langsung penurunan fertilisasi
Namun, hingga tahun 2017, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
melaporkan bahwa hanya 61 persen pasangan usia subur di Indonesia yang menggunakan
kontrasepsi.
Dari seluruh pengguna kontrasepsi, sepertiganya menggunakan secara putus-sambung.
Hal ini menunjukkan bahwa banyak orang yang belum memahami benar manfaat kontrasepsi dan
program KB.
Padahal, apabila dilakukan dengan baik dan benar, manfaat KB yang dirasakan bisa sangat beragam.
Berikut beberapa di antaranya:
1. Menghargai Hak Ibu untuk Mengontrol Kesuburan
Walau mengasuh dan membesarkan anak adalah tanggung jawab pasangan suami-istri,
tetapi kehidupan wanita lah yang paling dipengaruhi dengan datangnya buah hati. Karena
itu, manfaat penggunaan KB bagi ibu sangatlah besar.
Setidaknya, selama dua tahun setelah melahirkan, ibu dapat fokus dalam memberikan ASI,
membesarkan anak, dan menyesuaikan diri dengan perubahan tubuhnya.
Dengan menerapkan program KB, kehamilan bisa diatur dengan lebih baik. Ibu pun dapat
berkarya sesuai keinginannya, baik sebagai ibu rumah tangga, bekerja di kantor, atau
menempuh pendidikan lebih lanjut.
Salah satu tujuan program KB juga untuk menurunkan beberapa risiko kanker.
Metode kontrasepsi hormonal yang merupakan gabungan estrogen dan progesteron, misalnya,
dapat menurunkan risiko kanker ovarium dan kanker endometrium.
Selain itu, kontrasepsi yang mengandung progesteron bisa menurunkan risiko mioma di rahim.
Tak hanya untuk menunda kehamilan, penggunaan KB juga bermanfaat bagi kesehatan seksual,
seperti mencegah penularan penyakit menular seksual.
Hal ini hanya berlaku bagi penggunaan kondom sebagai alat kontrasepsi.
Penyakit menular seksual seperti gonore, sifilis, HIV/AIDS mungkin saja dapat terjadi, terutama jika
sering melakukan hubungan seksual selain dengan pasangan.
Kasus depresi usai melahirkan lebih banyak dialami oleh ayah atau ibu yang memiliki anak dengan
jarak terlalu dekat.
Dengan mengatur kehamilan melalui program KB, ayah dan ibu bisa lebih siap mempersiapkan
kehamilan dan menyambut buah hati sehingga kesehatan jiwanya juga lebih terjaga.
Merencanakan kehamilan dengan baik juga akan membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga.
8. Anak Akan Memperoleh ASI Secara Optimal
ASI adalah susu alami yang sangat penting bagi pertumbuhan bayi. Mengatur jarak persalinan akan
memastikan bahwa bayi akan memperoleh ASI yang cukup, yaitu selama enam bulan pertama (ASI
eksklusif) dan dilanjutkan hingga usia dua tahun.
Pemberian ASI yang tepat sangat penting untuk menunjang tumbuh kembang si Kecil. Pemberian ASI
eksklusif dengan tepat pun terbukti dapat mencegah malnutrisi pada anak-anak.
Tak hanya itu, anak juga mendapatkan perhatian yang penuh dari orang tua sehingga membantu
tumbuh kembangnya berjalan dengan baik.
Manfaat KB yang tidak kalah penting adalah untuk membantu membentuk keluarga yang
berkualitas.
Tidak dimungkiri bahwa dalam sebuah keluarga, diperlukan perencanaan terkait jumlah anak,
ekonomi, pendidikan, hingga pola asuh.
Oleh sebab itu, dengan menerapkan KB pada keluarga, maka ayah dan ibu pun bisa menciptakan
keluarga yang baik dan berkualitas.
Tiga macam:
a. Akseptor atau peserta KB baru, yaitu PUS yang pertamakali menggunakan kontrasepsi
setelah mengalami kehamilan yang berakhir dengan keguguran atau persalinan.
b. Akseptor atau peserta KB lama, yaitu peserta yang masih kontrasepsi tanpa diselingi
kehamilan
c. Akseptor atau peserta KB ganti cara, yaitu peserta KB yang ganti Pemakaiannya metode
kontrasepsi ke metode kontrasepsi lainnya.