Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PELAYANAN KB DAN KESEHATAN REPRODUKSI

DOSEN PENGAMPU : Melania Asi,S.SiT,M.Kes

DI SUSUN OLEH:
DEA DAOSIA (P00324021006)
IRNAYATHUL KHATIMAH (P00324021015)
NUR ASIVA(P00324021024)

WA ODE ASRA YANTI (P00324021036)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat Nya sehingga makalah ini dapat tersusu
n hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yan
g telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.Kami b
erharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para pemb
aca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktek kan dalam
kehidupan sehari-hari.Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapka
n kritik dan saran yang membangun dari pembaca

DAFTAR ISI
Halaman Depan
Kata Pengantar..............................................................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang.........................................................................................................................
1.2Rumusan Masalah....................................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Defenisi KB.............................................................................................................................
2.2 Tujuan KB...............................................................................................................................
2.3 Sasaran KB..............................................................................................................................
2.4 Ruang lingkup KB..................................................................................................................
2.5 Manfaat pelayanan KB di pandang dari segi Kesehatan.........................................................
2.6 Akseptor KB...........................................................................................................................
2.7 Pasangan usia subur................................................................................................................
2.8 Kontrasepsi..............................................................................................................................
2.9 Mutu pelayanan KB................................................................................................................
3.0 Sistem Rujukan.......................................................................................................................
3.1 Penyelengaraan pelayanan kontrasepsi berdasarkan pemenkes RI No.21 Tahun 2021..........

BAB III PENUTUP


3.2 Kesimpulan.............................................................................................................................
3.3 Saran........................................................................................................................................
Daftar Pustaka........................................................................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga berencana secara umum adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumla
h kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu dan bayinya dan bagi ayah serta keluarganya a
tau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung
dari kelahiran tersebut (Irianto, 2014), Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengatur
jumlah anak dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu pemerintah mencanang
kan program Keluarga Berencana sebagai cara untuk mencegah dan menunda kehamilan (Sul
istyawati, 2013).
Pentingnya program keluarga berencana (KB) untuk menekan ledakan penduduk. Pro
gram ini mengamanahkan batasan tertentu jumlah anak. Tak hanya terkait pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat, peran KB turut mencegah bertambahnya jumlah angka kematian ib
u (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Seperti diketahui, dekatnya jarak kelahiran antara a
nak yang satu dengan lainnya, serta jumlah anak yang terlalu banyak sedikit banyak akan me
mpengaruhi peningkatan AKB dan AKI. Persentase pemakaian kontrasepsi cara modern adal
ah persentase pasangan usia subur (PUS) yaitu pasangan suami istri berstatus kawin, istrinya
berusia 15-49 tahun, yang sedang menggunakan alat/cara KB modern berupa sterilisasi wanit
a (MOW), sterilisasi pria (MOP), Pil, IUD, Suntik, Susuk KB (Implant) dan kondom. Berdas
arkan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Tahun 2017, realisasi pemakaian kont
rasepsi cara modern pada tahun 2017 adalah 57,6% dari target 60,9% (BKKBN, 2017)adalah
57,6% dari target 60,9% (BKKBN, 2017).
Banyak pilihan alat kontrasepsi yang dapat digunakan oleh aksepstor, dan saat ini pe
merintah sedang gencar meningkatkan capaian peserta KB jangka panjang, Intra Uteri Device
(IUD) merupakan salah satu jenis alat kontasepsi jangka panjang. IUD berfungsi mencegah at
au mengatur kehamilan, sehingga ibu dan pasangannya bisa merencanakan keluarga yang sej
ahtera. IUD yang merupakan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) -KNIK KES merupaka
n salah usaha manusia untuk menekan kesuburan sejak berabad-abad yang lampau (Wiknjosa
stro, 2009).
Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) di Indonesia masih di angka 2,40 ata
u rata-rata Wanita Usia Subur (WUS) memiliki tigtinggi dibandingkan target pemerintah yan
g menargetkan angka TFR sebesar 2,33. Angka kelahiran total (TFR) adalah jumlah anak rat
a-rata yang akan dilahirkan oleh seorang perempuan pada akhir masa reproduksinya apabila p
erempuan tersebut mengikuti pola fertilitas pada saat TFR dihitung atau rata-rata anak yang d
ilahirkan seorang wanita selama masa usia suburnya (BKKBN, 2017).
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2017, cakupan peserta KB aktif metode
kontrasepsi jangka panjang di Jawa Tengah yaitu 20,15 %. Dalam pemilihan alat kontrasepsi.
IUD 7,15% menempati urutan ke-3 terbanyak setelah suntik 62,77% dan pil 17,24%. Menuru
t data Dinas Pengendalian Penduduk Kota Semarang. target pemakaian IUD di Jawa Tengah t
ahun 2018 sebesar 80.541. Sampai dengan bulan September 2018 baru tercapai 45.525 (52%).
Upaya untuk meningkatkan capaian KB juga dilakukan oleh Puskesmas Gayamsari ya
itu dengan mengadakan pelayanan KB gratis setiap Selasa ke-4 tiap bulan. Selain itu Puskes
mas Gayamsari juga memberikan penyuluhan melalui program Komunikasi, Informasi dan E
dukasi (KIE) dalam kelas ibu hamil tentang KB yang diadakan di setiap kelurahan dengan me
dia lembar balik ataupun lear leaflet. Kegiatan KIE dilakukan agar program KB dapat dipaha
mi, dimengerti dan dilaksanakan oleh setiap keluarga. Melalui kegiatan KIE diharapkan dapat
meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang Keluarga Berencana serta jenis layanannya.
Lebih jauh daripada itu diharapkan dengan pemahaman

B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang dapat dibuat mengenai pembuatan maka
lah ini, di antaranya:
A. Apa itu defenisi Kb?
B. Apa tujuan Kb?
C. Apa saja yang mencangkup sasaran Kb ?
D. Ruang lingkup Kb
E. Jelaskan manfaat pelayanan kb di pandang dari segi kesehatan?
F. Apa itu aseptor kb?
G. Apa itu pasangan usia subur (pus)?
H. Jelaskan apaitu kontrasepsi?
I. Bagaimana mutu pelayanan kb.
J. Jelaskan sestem rujukan?
K. Jelaskan tentang pelayanan kontrasepsi berdasarkan pemenkes RI No.21Tahun 2021?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian KB
KB adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas.KB mencakup layanan, kebijakan, informasi, sikap, p
raktik, dan komoditas, termasuk kontrasepsi, yang memberi wanita, pria, pasangan, dan remaj
a kemampuan untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan dan memilih apakah dan /
atau kapan memiliki anak.” Program KB adalah suatu langkah-langkah atau suatu usaha kegi
atan yang disusun oleh organisasi-organisasi KB dan merupakan program pemerintah untuk
mencapai rakyat yang sejahtera berdasarkan peraturan dan perundang-undangan kesehatan. K
B adalah mengatur jumlah anak sesuai dengan keinginan dan menentukan kapan ingin hamil.
Jadi, KB (Family Planning, Planned Parenthood) adalah suatu usaha untuk menjarangkan ata
u merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi, untuk mewuj
udkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

2.2 Tujuan KB
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomer 87 tahun Keluarga. Keluarga Bere
ncana, dan Sistem Informasi Keluarga,2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Peng
embangan KB bertujuan untuk:
1) Mengatur kehamilan yang diinginkan,
2) Menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak.
3) Meningkatkan akses dan kualitas informasi, pendidikan, konseling,Dan pelayanan KB
dan kesehatan reproduksi
4) Meningkatkan partisipasi dan kesertaan pria dalam praktek Keluarga Berencana, d
an
5)Mempromosikan Penyusuan Menjarangkan jarak kehamilan.

2.3 Sasaran program KB

Sasaran KB adalah orang yang dapat berperan sebagai objek maupun subjek dalam ge
rakan keluarga berencana terutama pasangan usia subur yang berusia 15-49 tahun.
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung. Ter
gantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (P
US) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi
secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola
KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependu
dukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera.

a) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49 tahun, Kare
na kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap keg
iatan seksual dapat mengakibatkan kehamilan. PUS diharapkan secara bertahap menjadi pese
rta KB yang aktif lestari sehingga memberi efek langsung penurunan fertilisasi

b) Sasaran Tidak Langsung


Kelompok remaja usia 15 – 19 tahun, remaja ini memang bukan merupakan target unt
uk menggunakan alat kontrasepsi secara langsung tetapi merupakan kelompok yang beresiko
untuk melakukan hubungan seksual akibat telah berfungsinya alat-alat reproduksinya. Sehing
ga program KB disini lebih berupaya promotif dan preventif untuk mencegah terjadinya keha
milan yang tidak diinginkan serta kejadian aborsi.

2.4 Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana (KB)

Keluarga berencana

 Kesehatan reproduksi remaja


 Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
 Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
 Keserasian kebijakankependudukan
 Pengelolaan SDM aparatur
 Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan Ke pemerintahan
 Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.

2.5 Manfaat KB bagi kesehatan

Pemerintah telah mencanangkan program Keluarga Berencana (KB), yakni dua anak l
ebih sehat. Sebenarnya, apa saja manfaat KB dari sisi kesehatan? Yuk, cari tahu!
Tak Cuma Mengatur Kehamilan, Ini Manfaat KB bagi Kesehatan
Program Keluarga Berencana (KB) telah dicanangkan pemerintah selama lebih dari satu deka
de. Salah satu upaya untuk mewujudkannya adalah dengan menggunakan alat kontrasepsi saa
t berhubungan seksual.

Namun, hingga tahun 2017, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) melaporkan bahwa hanya 61 persen pasangan usia subur di Indonesia yang mengg
unakan kontrasepsi.
Dari seluruh pengguna kontrasepsi, sepertiganya menggunakan secara putus-sambung.
Hal ini menunjukkan bahwa banyak orang yang belum memahami benar manfaat kontrasepsi
dan program KB.
Padahal, apabila dilakukan dengan baik dan benar, manfaat KB yang dirasakan bisa sangat be
ragam. Berikut beberapa di antaranya:

 Menghargai Hak Ibu untuk Mengontrol Kesuburan


Walau mengasuh dan membesarkan anak adalah tanggung jawab pasangan suami-istri,
tetapi kehidupan wanita lah yang paling dipengaruhi dengan datangnya buah hati. Karena itu,
manfaat penggunaan KB bagi ibu sangatlah besar.
Setidaknya, selama dua tahun setelah melahirkan, ibu dapat fokus dalam memberikan ASI, m
embesarkan anak, dan menyesuaikan diri dengan perubahan tubuhnya.
Dengan menerapkan program KB, kehamilan bisa diatur dengan lebih baik. Ibu pun dapat ber
karya sesuai keinginannya, baik sebagai ibu rumah tangga, bekerja di kantor, atau menempuh
pendidikan lebih lanjut.

 Melindungi Ibu dari Gangguan Kesehatan Reproduksi


Kehamilan pada usia yang terlalu muda, terlalu tua, atau kehamilan yang jaraknya terl
alu dekat dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan. Beberapa masalah kesehatan yang di
maksud, misalnya hipertensi, preeklampsia, dan sebagainya.
Dengan melakukan program KB, kehamilan dapat direncanakan dengan lebih baik sehingga r
isiko masalah kesehatan tersebut dapat dicegah.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, terdapat 100.000 kematian ibu yang bisa diceg
ah tiap tahunnya jika pasangan suami-istri menggunakan kontrasepsi dengan tepat.

 Mencegah Gangguan Perkembangan pada Anak


Hamil sebelum usia 21 tahun atau setelah usia 35 tahun tanpa persiapan yang matang,
atau kehamilan yang jaraknya berdekatan, dapat berbahaya bagi ibu dan janin yang dikandun
gnya.
Bayi lebih berisiko mengalami berat lahir di bawah normal, gangguan tumbuh kembang, mas
alah pernapasan, retardasi mental, dan lainnya.
Selain itu, terlalu dekatnya waktu melahirkan juga menyebabkan anak lahir dengan berat bad
an rendah.

 Menghindari Terjadinya Kelahiran Prematur


Manfaat KB tak hanya dirasakan oleh ibu, tetapi juga oleh anggota keluarga lain. Kar
ena penggunaan KB dapat mencegah terjadinya kelahiran prematur.
Umumnya kelahiran prematur terjadi pada kehamilan berisiko, misalnya hamil pada usia di at
as 35 tahun atau ada masalah kesehatan seperti diabetes ataupun preeklampsia.
Kehamilan dengan jarak yang terlalu dekat juga meningkatkan risiko bayi mengalami kelahir
an prematur. Kelahiran prematur bisa memberikan efek pada bayi, salah satunya masalah pad
a tumbuh kembangnya. Maka dari itu, kelahiran prematur dapat dicegah dengan memperhatik
an kesehatan ibu dan mempertimbangkan jarak kehamilan berikutnya.

 Menurunkan Risiko Kanker


Salah satu tujuan program KB juga untuk menurunkan beberapa risiko kanker.Metode kontra
sepsi hormonal yang merupakan gabungan estrogen dan progesteron, misalnya, dapat menuru
nkan risiko kanker ovarium dan kanker endometrium. Selain itu, kontrasepsi yang mengandu
ng progesteron bisa menurunkan risiko mioma di rahim.

 Mencegah Penyakit Menular Seksual


Tak hanya untuk menunda kehamilan, penggunaan KB juga bermanfaat bagi kesehata
n seksual, seperti mencegah penularan penyakit menular seksual. Hal ini hanya berlaku bagi
penggunaan kondom sebagai alat kontrasepsi. Penyakit menular seksual seperti gonore, sifilis
HIV/AIDS mungkin saja dapat terjadi, terutama jika sering melakukan hubungan seksual sel
ain dengan pasangan.
 Menjaga Kesehatan Jiwa
Kasus depresi usai melahirkan lebih banyak dialami oleh ayah atau ibu yang memiliki
anak dengan jarak terlalu dekat. Dengan mengatur kehamilan melalui program KB, ayah dan
ibu bisa lebih siap mempersiapkan kehamilan dan menyambut buah hati sehingga kesehatan j
iwanya juga lebih terjaga.Merencanakan kehamilan dengan baik juga akan membantu mening
katkan kesejahteraan keluarga.
 Anak Akan Memperoleh ASI Secara Optimal
ASI adalah susu alami yang sangat penting bagi pertumbuhan bayi. Mengatur jarak pe
rsalinan akan memastikan bahwa bayi akan memperoleh ASI yang cukup, yaitu selama enam
bulan pertama (ASI eksklusif) dan dilanjutkan hingga usia dua tahun. Pemberian ASI yang te
pat sangat penting untuk menunjang tumbuh kembang si Kecil. Pemberian ASI eksklusif den
gan tepat pun terbukti dapat mencegah malnutrisi pada anak-anak. Tak hanya itu, anak juga
mendapatkan perhatian yang penuh dari orang tua sehingga membantu tumbuh kembangnya
berjalan dengan baik.
 Membentuk Keluarga yang Berkualitas
Manfaat KB yang tidak kalah penting adalah untuk membantu membentuk keluarga y
ang berkualitas. Tidak dimungkiri bahwa dalam sebuah keluarga, diperlukan perencanaan ter
kait jumlah anak, ekonomi, pendidikan, hingga pola asuh. Oleh sebab itu, dengan menerapka
n KB pada keluarga, maka ayah dan ibu pun bisa menciptakan keluarga yang baik dan berkua
litas.

2.6 Akseptor Keluarga Berencana (KB)


Akseptor KB adalah anggota masyarakat yang mengikuti gerakan KB dengan melaksa
nakan penggunaan alat kontrasepsi. Akseptor KB menurut sasarannya terbagi menjadi tiga fa
se yaitu fase menunda atau mencegah kehamilan, fase penjarangan kehamilan dan fase meng
hentikan atau mengakhiri kehamilan atau kesuburan. Akseptor KB lebih disarankan untuk Pa
sangan Usia Subur (PUS) dengan menggunakan alat kontrasepsi. Pada PUS inilah yang lebih
berpeluang besar untuk menghasilkan keturunan dan dapat meningkatkan angka kelahiran (M
anuaba, 1998).

Macam-macam Akseptor KB yang diikuti oleh PUS dapat dibagi menjadi Tiga macam:
a) Akseptor atau peserta KB baru, yaitu PUS yang pertamakali menggunakan kontrasepsi se
telah mengalami kehamilan yang berakhir dengan keguguran atau persalinan.
b) Akseptor atau peserta KB lama, yaitu peserta yang masih kontrasepsi tanpa diselingi keh
amilan
c) Akseptor atau peserta KB ganti cara, yaitu peserta KB yang ganti Pemakaiannya metode
kontrasepsi ke metode kontrasepsi lainnya.

2.7 Pasangan usia subur


Pasangan Usia Subur atau yang biasa disingkat sebagai PUS adalah istilah pasangan s
uami-istri yang saat ini hidup bersama, baik yang bertempat tinggal resmi maupun tidak, dan
rentang usia istrinya adalah 20-45 tahunUsia Pasangan Usia Subur memang berada di rentang
20-45 tahun. Pada usia ini pasangan tersebut (baik laki-laki atau perempuan) sudah cukup ma
tang dalam segala hal, termasuk organ reproduksinya yang sudah berfungsi dengan baik. Hal
ini tentunya dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda ataupun cerai.Dala
m menjalani kehidupan berumah tangga, Pasangan Usia Subur ini dapat memperoleh keturun
an, dikarenakan keadaan kedua pasangan tersebut normal. Permasalahan yang sering dialami
oleh Pasangan Usia Subur antara lain: pengaturan tingkat kelahiran, perawatan kehamilan dan
persalinan aman.
Pasangan Usia Subur dan Program Keluarga Berencana (KB)
Keluarga Berencana atau yang biasa disingkat KB adalah salah satu program pemerint
ah yang diselenggarakan untuk membatasi kelahiran guna mengurangi pertumbuhan pendudu
k dan menurunkan laju penduduk.Program keluarga berencana ini sering diterapkan pada PU
S untuk mengontrol laju kelahiran anak sehingga lebih terkontrol. Program Keluarga Berenca
na juga merupakan salah satu upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal me
lahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan ha
k reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Ber-KB pada Pasangan Usia Subur (PUS)
A. Faktor Predisposisi
 Umur
 Pengetahuan
 Riwayat Penyakit Tertentu dan,
 Jumlah Anak Hidup
B. Faktor Pra Mungkin
 Akses terhadap pelayanan alat kontrasepsi
 Pendapatan Keluarga dan,Biaya

C. Faktor Pendorong
 Dukungan dari pasangan
 Informasi dari Tenaga Kesehata

2.8 Kontrapsepsi
Kontrasepsi adalah upaya yang diambil dalam mengatur dan mengontrol angka kelahi
ran bayi dalam masyarakat. Dalam hal ini kontrasepsi ditujukan untuk membentuk keluarga y
ang bahagia dan sejahtera dengan terpenuhinya semua kebutuhan kesehatan anak-anak dan an
ggota keluarga lainnya. Terdapat beberapa jenis alat kontrasepsi yang dapat dipilih. Alat kont
rasepsi pada setiap pasangan berbeda satu sama lain atau dapat tepat hanya dalam periode wa
ktu tertentu. Untuk membantu menentukan pilihan maka dapat mempertimbangkan gaya hidu
p dan riwayat kesehatan. Ketika akan menentukkan pilihan alat kontrasepsi, berikut beberapa
hal yang perlu menjadi pertimbangan :
 Efektifitas alat kontrasepsi.
 Kemungkinan terjadinya efek samping.
 Rencana kehamilan selanjutnya.
 Kenyamanan pribadi.
 Kondisi kesehatan yang mungkin dapat mempengaruhi efektifitas alat kontrasepsi.
 Interaksi obat yang kemungkinan dapat terjadi.

A. Kombinasi Hormon
Hormon kombinasi adalah metode kontrasepsi dengan menggunakan kombinasi horm
on esterogen dan progesteron. Terdapat dua jenis sediaan untuk hormon kombinasi, yaitu sedi
aan pil dan sediaan injeksi.
Pil KB
Kelebihan Pil KB :
a) Sangat efektif.
b) Efek samping jarang terjadi.
c) Tidak mengganggu kegiatan seksual.
d) Mudah dihentikan setiap saat.
e) Kesuburan akan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.
f) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
g) Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
h) Membantu meringankan nyeri yang terjadi pada saat menstruasi.
i) Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium, kanker rahim, kehamilan ektopik, kanker
endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara dan
jerawat.
j) Efek positif dan negatif akan segera hilang ketika obat dihentikan.

Kekurangan Pil KB :
a. Membosankan karena harus menggunakan setiap hari.
b. Tidak boleh diberikan kepada wanita yang sedang menyusui.
c. Terdapat resiko terjadi masalah kecil seperti pembekuan darah.
d. Pada beberapa wanita mengalami efek samping seperti pendarahan, perubahan suasana h
ati dan nyeri payudara.
e. Harus mengingat waktu untuk penggunaan obat.
f. Tidak dapat digunakan oleh wanita dengan kondisi tertentu, seperti penyakit hipertensi/ t
ekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, migrain, dan wanita yang memiliki riwayat ma
salah dengan pembekuan darah.
g. Tidak mencegah terjadinya infeksi menular seksual.

Injeksi Kombinasi Hormon


Kelebihan Injeksi Kombinasi Hormon :
a) Sangat efektif (dalam 1 tahun penggunaan injeksi progestin pada 100 wanita hanya terjad
i 1 kehamilan).
b) Resiko terhadap kesehatan menjadi kecil.
c) Tidak mempengaruhi kegiatan seksual.
d) Tidak diperlukan pemeriksaan organ dalam.
e) Efek samping sangat kecil.
f) Mengurangi nyeri ketika menstruasi.
g) Mengurangi jumlah pendarahan.
h) Mencegah terjadinya anemia, kanker ovarium, kanker endometrium, penyakit payudara j
inak, kista ovarium, kehamilan ektopik, penyakit radang panggul.jinak, kista ovarium, ke
hamilan ektopik, penyakit radang panggul.
i) Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada wanita usia premenopause.

Keterbatasan Injeksi Kombinasi Hormon :


a. Pola menstruasi tidak teratur, pendarahan hanya berupa bercak.
b. Mengalami mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan yang akan hilang setelah suntikan
kedua atau ketiga.
c. Pengguna membutuhkan pelayanan kesehatan dan harus kembali setiap 30 hari untuk m
endapatkan suntikan.
d. Efektivitas berkurang apabila digunakan bersamaan dengan obat epilepsi atau obat tube
rkulosis.
e. Penambahan berat badan.
f. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, virus hepatiti
s B, atau infeksi virus HIV.
g. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.

Metode Amenore Laktasi (MAL)


Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian
Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif. ASI eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi tanpa me
mberi tambahan makanan atau minuman apa pun lainnya. Metode ini memiliki cara kerja me
nunda atau menekan ovulasi. Metode ini tidak memiliki efek samping. Syarat untuk dapat me
nggunakan metode ini adalah menyusui secara eksklusif dan lebih efektif apabila pemberian l
ebih dari 8 kali sehari.
Keuntungan MAL :
1) Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada enam bulan pascapersalinan).
2) Tidak mengganggu aktifitas seksual.
3) Tidak ada efek samping secara sistemik.
4) Tidak memerlukan pengawasan medis.
5) Tidak memerlukan obat atau alat.
6) Tidak memerlukan biaya.
7) Mengurangi pendarahn pascapersalinan.
8) Mengurangi resiko anemia.
9) Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi.

Keterbatasan MAL :
Perlu persiapan sejak perawataan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pa
sca persalinan.Kemungkinan akan sulit dilaksanakan karena kondisi sosial.Efektifitas tinggi h
anya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan.

Hormon Progestin
Hormon progestin adalah metode kontrasepsi dengan menggunakan progestin yang m
erupakan senyawa tiruan dari hormon progesteron. Hormon progestin dibagi menjadi beberap
a bentuk sediaan yaitu pil, injeksi/suntikan, dan implan.
Pil Progestin
Kelebihan Pil Progestin :
a. Efektif bila dikonsumsi setiap hari di waktu yang sama (dalam 1 tahun penggunaan pil pr
ogestin pada 100 wanita terjadi 5 kehamilan).
b. Tidak diperlukan pemeriksaan panggul.
c. Tidak mengganggu hubungan seksual.
d. Segera dapat kembali subur ketika penggunaan dihentikan.
e. Mudah digunakan dan nyaman.
f. Efek samping kecil.
g. Aman digunakan bagi beberapa wanita yang tidak dapat menggunakan pil KB karena m
asalah medis.
h. Aman digunakan bagi ibu menyusui dan tidak mempengaruhi ASI.

Kekurangan Pil Progestin :


 Jadwal menstruasi menjadi tidak teratur.
 Beberapa wanita mengalami efek samping dari penggunaan pil progestin.
 Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
 Waktu penggunaan pil progestin harus lebih tepat daripada penggunaan pil KB. Tidak m
engkonsumsi pil 12 jam dari waktu penggunaan pil progestin dianggap melewatkan dosi
s pada hari tersebut.
 Bila melupakan satu pil saja, akan menyebabkan kegagalan menjadi lebih besar.
 Memiliki faktor resiko terjadinya kanker payudara.
 Efektifitas menjadi rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberkulosis atau obat
epilepsi.
 Tidak mencegah Infeksi Menular Seksual.
 Resiko terjadinya kehamilan ektopik, tetapi resiko ini menjadi lebih rendah jika dibandin
gkan dengan perempuan yang tidak menggunaka. Kehamilan ektopik adalah kehamilan y
ang berada diluar rahim.

Injeksi/ Suntikan Progestin


Kelebihan Injeksi Progestin :
 Sangat efektif (dalam 1 tahun penggunaan injeksi progestin pada 100 wanita hanya terjad
i 1 kehamilan).
 Pencegahan kehamilan jangka panjang.
 Tidak mempengaruhi kegiatan seksual.
 Tidak mengandung estrogen sehigga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung d
an gangguan pembekuan darah.
 Tidak mempengaruhi ASI.
 Sedikit terjadi efek samping.
 Dapat digunakan oleh wanita berusia >35 tahun sampai pre-menopause.
 Membantu mencegah terjadinya kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
 Menurunkan kejadian penyakit payudara yang jinak.
 Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
 Menurunkan krisis anemia bulan sabit.

Keterbatasan Injeksi Progestin :


 Pengguna membutuhkan tempat sarana pelayanan kesehatan.
 Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
 Tidak mencegah terjadinya infeksi menular seksual.
 Kembalinya kesuburan dapat terlambat setelah penghentian pemakaian.Keterbatasan Im
plan Progestin :
 Membutuhkan tindakan pembedahan kecil untuk menanam implan dan pencabutan.
 Tidak mencegah infeksi menular seksual.
 Pengguna tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi, akan tetapi harusper
gi ke klinik untuk pencabutan.
 Efektivitas dapat menurun apabila menggunakan obat untuk tuberkulosis atau obat epile
psi.

Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet sebagai salah satu metode kontrasepsi atau
alat untuk mencegah kehamilan dan penularan penyakit kelamin pada saat berhubungan seks
ual. Memiliki cara kerja menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara
mengemas sperma diujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebu
t tidak tercurah ke dalam reproduksi wanita.
Kelebihan Kondom :
 Efektif mencegah kehamilan bila digunakan dengan benar.
 Tidak mengganggu produksi ASI.
 Tidak mengganggu kesehatan pengguna.
 Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
 Murah dan dapat dibeli secara umum.
 Tidak memerlukan resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus.
 Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda.
 Membantu mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi iritasi bahan karsinogenik e
ksogen pada serviks).
 Mencegah penularan infeksi menular seksual, HIV.
 Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB.
 Mencegah ejakulasi dini.
Keterbatasan Kondom :
Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi.
1. Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung).
2. Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.
3. Rasa malu membeli kondom ditempat umum.
4. Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah.Penguata
n Mutu Pelayanan KB

2.9 Mutu Pelayanan KB


Mutu Pelayanan KB bertujuan untuk meningkatkan mutu atau kualitas pelayanan KB yang d
iberikan oleh tenaga kesehatan, baik pemerintah maupun swasta.Kualitas pelayanan KB dapat
diukur dari 2 aspek, yang pertama adalah tingkat kegagalan penggunaan kontrasepsi dan yang
kedua adalah adanya komplikasi terhadap pemakaian alat kontrasepsi.
“Kualitas KB semakin bagus, apalagi tingkat kegagalan dan komplikasi pemakaian KB itu ke
cil,.Saat ini angka kegagalan Untuk dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan pelaya
nan KB, maka diperlukan peningkatan kompetensi bagi tenaga kesehatan yang melayani KB.
Selain itu petugas kesehatan dituntut memberikan pelayanan KB sesuai dengan standar pelay
anan minimal yang menganut beberapa azas pelayanan KB yang harus transparan dan terbuka,
karena masyarakat harus mendapat informasi yang jelas tentang KB dan alat kontrasepsi yan
g akan digunakan.“Dalam arti ketika di layani KB peserta harus mendapatkan informasi yang
jelas, transparan, ketika mendapat informasi harus diketahui suaminya dan tersedianya alat ko
ntrasepsi alkon serta biaya jelas,” imbuhnya. sebelum menentukan alat kontrasepsi yang digu
nakan, masyarakat juga berhak mendapat penjelasan terkait manfaat dan efek samping dari pe
nggunaan alat tersebut langsung dari tenaga medis.

3.0 Sistem Rujukan


system rujukan, adalah Sistem suatu system jaringan pelayanan kesehatan yang
memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab atas masalah yang timbul, baik secara
vertical ataupun secara horizontal kepada yang lebih mampu.Komunikasi yang baik antara
dokter keluarga dan pasiennya mengenai tatalaksana dan alasan rujukan yang akan
dilaksanakan agar tidak terjadi kesalahpahaman ataupun kekeliruan, pelimpahan
kewenangan tersebut sifatnya tidak tetap, melainkan hanya pada penyakit yang dirujuk saja.
Penanganan selanjutnya dari masalah kesehatan pasien tetap menjadi tanggung jawab dan
wewenang dokter keluarga.
Sistem rujukan ini secara konsepsional menyangkut hal-hal sebagai berikut:Rujukan medis
yang pada dasarnya menyangkut masalah pelayanan medis perorangan, yang antara lain
meliputi:
a) Rujukan kasus untuk keperluan diagnostic, pengobatan, tindakan medik seperti operasi dan
lain-lain;
b) Rujukan bahan pemeriksaan (specimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih
lengkap;
c) Rujukan ilmu pengetahuan, antara lain mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih
kompeten atau ahli untuk melakukan tindakan, memberi pelayanan, ahli pengetahuan dan
teknologi dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
Rujukan kesehatan yang pada dasarnya menyangkut masalah kesehatan masyarakat secara
luas, meliputi:
a) Rujukan sarana dan logistic, antara lain peminjaman peralatan foging , peminjaman alat
laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis
pakai, dan bahan makanan;
b) Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyelidikan kejadian luar biasa,
penanggulangan gangguan kesehatan karena bencana alam;
c) Rujukan operasional, antara lain usaha kesehatan kerja, usaha kesehatan jiwa,
pemeriksaan contoh air bersih.

Jalur rujukan kesehatan meliputi:Rujukan pelayanan medis:


a) Antara masyarakat dengan puskesmas;
b) Antara puskesmas pembantu/bidan desa dengan puskesmas;
c) Intern antara petugas puskesmas/puskesmas rawat inap;
d) Antara puskesmas dengan rumah sakit/laboratorium/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Rujukan pelayanan kesehatan:
a) Dari puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/kota;
b) Dari puskesmas ke instansi lain yang lebih kompeten, baik intrasektoral maupun lintas
sectoral;
c) Jika rujukan di Kabupaten/kota masih belum mampu menanggulangi, dapat diteruskan ke
tingkat propinsi/pusat.

3.1 Pemyelengaraan pelayanan kontrasepsi berdasarkan pemenkes RI N0.21tahun 2021

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
KB adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas.KB mencakup layanan, kebijakan, informasi, sikap, p
raktik, dan komoditas, termasuk kontrasepsi, yang memberi wanita, pria, pasangan, dan remaj
a kemampuan untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan dan memilih apakah dan /
atau kapan memiliki anak.” Program KB adalah suatu langkah-langkah atau suatu usaha kegi
atan yang disusun oleh organisasi-organisasi KB dan merupakan program pemerintah untuk
mencapai rakyat yang sejahtera berdasarkan peraturan dan perundang-undangan kesehatan. K
B adalah mengatur jumlah anak sesuai dengan keinginan dan menentukan kapan ingin hamil.
Jadi, KB (Family Planning, Planned Parenthood) adalah suatu usaha untuk menjarangkan ata
u merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi, untuk mewuj
udkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

Program KB adalah Program yang diberlakukan pemerintah untuk menekan laju pertu
mbuhan penduduk yang semakin tahun semakin meningkat.Program KB mempunyai lebih ba
nyak keuntungan daripada kerugiannya, maka sebaiknya kita juga harus mendukung pemerint
ah untuk melaksanakan program KB dengan cara pembicaraan santai kepada para tetangga, i
kut berpartisipasi dalam rangka penyuluhan program KB dari desa ke desa.Pemerintah harus
menyiapkan semua hal yang diperlukan untuk mensukseskan program KB, seperti pembenah
an infrastruktur posyandu di pedesaan, penyuluhan program KB dll, dan semua hal yang dipe
rlukan setelah program KB ini sukses seperti penyediaan lapangan pekerjaan, agar bisa mene
kan angka pengangguran di Indonesia.
pembicaraan santai kepada para tetangga, ikut berpartisipasi dalam rangka penyuluhan progra
m KB dari desa ke desa.Pemerintah harus menyiapkan semua hal yang diperlukan untuk men
sukseskan program KB, seperti pembenahan infrastruktur posyandu di pedesaan, penyuluhan
program KB dll, dan semua hal yang diperlukan setelah program KB ini sukses seperti penye
diaan lapangan pekerjaan, agar bisa menekan angka pengangguran di Indonesia.
B. Saran
Makalah ini masih banyak kekurangannya, maka dari itu dibutuhkan sumberyang berag
am sebagai penunjang kelengkapan dari penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://images.app.goo.gl/uVwN7sKA1y5wi7jC6
https://www.slideshare.net/martaagustinasirait/ruang-lingkup-program-keluarga-beren
canappt
https://www.klikdokter.com/info-sehat/reproduksi/tak-cuma-mengatur-kehamilan-ini-
manfaat-kb-bagi-kesehatan
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2309/3/BAB%20II.pdf
https://paralegal.id/pengertian/pasangan usia-subur/
https://repisiotory.poltekkes.denpasar.ac.id/7591/3/BAB%.2011.pdf
https://www.academia.edu/378.316/mutu-pelayanan_kebidanan
https://www academia.edu/2037584//pengertian_sistem_rujukan

Anda mungkin juga menyukai