“ KELUARGA BERENCANA ”
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt, karena atas berkat dan rahmat-nya
kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “KELUARGA BERENCANA” ini
dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Dasar
Kependudukan di Prodi S1 Kesehatan Masyarakat, STIKES TENGKU MAHARATU
PEKANBARU. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
dalam penyusunan makalah ini, diantaranya :
1. Ibu Eliza Fitri SKM,. M.Si selaku dosen pengampu MK Ilmu Dasar Kependudukan,
yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini
2. Kedua Orang Tua serta Keluarga yang selalu memberi support dan mendoakan kami
3. Teman-teman kelompok yang telah bekerja sama dalam pembuatan tugas makalah ini
4. Serta pihak-pihak lain yang telah membantu memberi support kepada kami dalam
menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan baik
pengetikan dan tata bahasa kami. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas kekurangan yang
ada dan kami menerima kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan makalah kami ini
agar lebih sempurna. Dan kami berharap semoga makalah kami dapat bermanfaat bagi kami
dan semua para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
A. Kesimpulan .............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program yang berfokus pada pasangan
usia subur atau program pengendalian penduduk yang signifikan berdasarkan pengendalian
kelahiran. Keluarga Berencana ini merupakan metode pencegahan kematian anak dan ibu
serta membantu pasangan suami istri dalam menghindari terjadinya resiko kehamilan tinggi
dan penurunan resiko kematian seorang ibu melalui penundaan kehamilan dan mencegah dari
jarak umur kehamilan (BKKBN, 2019). Program Keluarga Berencana terdiri dari tindakan
promotif dan preventif yang terkoordinasi, menyeluruh dan berkelanjutan.
World Health Organization (WHO) tahun 2020, mengatakan dari 900 juta pada tahun
2001 terjadi peningkatan jumlah wanita yang cukup besar dalam keinginan menggunakan
keluarga berencana di antara 1,9 kategori wanita secara global yang berada pada usia
reproduksi (15-49 tahun) menjadi sekitar 1,1 miliar pada tahun 2000. Akibatnya, tingkat
prevalensi kontrasepsi meningkat dari 47,7% menjadi 49,0%, dan jumlah wanita yang
menggunakan metode kontrasepsi meningkat dari 663 juta menjadi 851 juta. Pada tahun
2030, kemungkinan akan ada tambahan sebesar 70 juta wanita di dunia. Persentase wanita
usia subur yang kebutuhan KB nya terpenuhi dengan alat kontrasepsi kontemporer telah
meningkat secara progresif selama beberapa dekade terakhir, meningkat dari 73,6% pada
tahun 2000 menjadi 76,8% pada tahun 2020 (WHO, 2020).
Menurut informasi dari Profil Keluarga Indonesia, 67,6% pasangan dengan PUS
(orang usia subur) berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana pada tahun 2020. Jumlah ini
naik 63,31% dari 2019 hingga saat ini. Menurut tren akseptor memilih metode kontrasepsi
pada tahun 2020, teknik suntik dipilih oleh 72,9% di antaranya, diikuti oleh pil sebesar
19,4%. Kedua jenis alat kontrasepsi ini kurang berhasil mencegah pembuahan dibandingkan
bentuk kontrasepsi lainnya karena merupakan teknik kontrasepsi jangka pendek. Setiap
tahun, kecenderungan ini terlihat, karena banyak orang menggunakan teknik kontrasepsi
jangka pendek daripada jangka panjang (Profile Kesehatan Indonesia, 2020).
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Selain untuk memenuhi tugas perkuliahan, adapun tujuan kami menyusun makalah ini
adalah untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan kader dalam program Keluarga
Berencana.
2
BAB II
ISI
Dalam kamus besar bahasa indonesia (2018), dituliskan bahwa keluarga berencana
adalah gerekkan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi
kelahiran. Dan keluarga berencana ini adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak
yang diinginkan. Menurut Marmi dan Riyadi (2015), kelurga berencana adalah suatu usaha
yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun
bayinya dan bagi ayah serta keluarga atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan kerugian
sebagai akibat lansung dari kelahiran tersebut. Sementara itu, Purwostuti dan Walyani (2015),
menyatakan bahwa keluarga berencana adalah usaha suami istri untuk mengukur jumlah dan
jarak anak yang diinginkan.
1. Kontrasepsi Alami
3
Ukur suhu basal tubuh
Melakukan metode lendir serviks
a. Kondom
Kondom merupakan suatu kantung karet tipis yang di gunakan untuk
mencegah kehamilan. Kondom juga dapat mencegah terjadinya penularan penyakit
seksual seperti HIV/AIDS dan ini sudah terbukti dalam penelitian seorang ahli di
laboratorium.
Keleihan
4
Kelebihan kondom pria sebagai alat kontrasepsi adalah harganya yang
terjangkau, praktis digunakan, serta mudah didapatkan. Penggunaan kondom
dengan cara yang benar dapat mencegah kehamilan hingga 98%
Kekurangan
penggunaan yang kurang tepat atau kondisi kondom tidak baik (terdapat
robekan atau kebocoran) dapat meningkatkan kegagalan alat kontrasepsi ini.
Selain itu, kondom hanya bisa digunakan satu kali.
b. Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung yang terbuat dari lateks
(karet) yang di insersikan kedalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup
serviks.
Cara kerja kontrasepsi diafragma ini yaitu menahan sperma agar tidak mendapatkan
akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopi) dan
sebagian alat tempat spermisida.
Kelebihan
Diafragma merupakan alat kontrasepsi yang harganya cukup terjangkau
Bisa bertahan lama di dalam rahim
tingkat keberhasilan 98-99 persen selama lima tahun penggunaannya
Dapat digunakan oleh hampir semua wanita.
Melindungi jangka panjang, bahkan hingga 10 tahun, tergantung merek
Kekurangan
5
c. Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk menon-aktifkan atau
membunuh sperma. Cara kerja kontrasepsi ini yaitu menyebabkan sel membrane
sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma dan menurunkan kemampuan
pembuahan sel telur.
Kelebihan
Kekurangan
d. Suntik
Kontrasepsi suntik adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal.
6
(cyclofem). Dan 50 mg Roretindron Enantat dan 5 mg Estradional Valerat yang
diberikan injeksi I.m sebulan sekali.
Pada pemakaian bulan pertama terjadi mual, pendarahan seperti bercak masa
haid
Sakit kepala
Nyeri payudara
Tidak melindungi dari IMS dan HIV/AIDS
7
e. Pil KB
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Minum pil dapat
dilakukan setelah terjadinya keguguran, setelah menstruasi atau pada masa post-
partum bagi para ibu yang tidak menyusui. Dan bagi ibu yang menyusui lebih baik
menunda penggunaan pil selama 6 bulan setelah kelahiran anak ( selama masih
menyusui ).
Kelebihan
Pil KB memiliki tingkat efektivitas yang cukup tinggi dengan risiko kegagalan
rendah.
Mengonsumsi pil KB juga membuat haid semakin lancar.
Kekurangan
8
2. Pil khusus progestin biasanya digunakan oleh ibu menyusui dan wanita yang
tidak boleh mengonsumsi estrogen.Pil KB khusus progestin terdiri dari dua jenis.
Jenis pertama terdiri dari 35 pil yang perlu dikonsumsi pada hari pertama
menstruasi. Jenis kedua terdiri dari 28 pil yang bisa mulai dikonsumsi kapan saja,
tetapi sebaiknya pada hari pertama menstruasi.
Levonorgestrel
Desogestrel
Drospirenone
1. Mencegah kehamilan
2. Membantu menurunkan AKI dan AKB
3. Membantu mencegah Stunting pada anak
4. Memberdayakan masyarakat dan meningkatkan pendidikan KB
5. Mengurangi kehamilan remaja
6. Perlambatan pertumbuhan penduduk
7. Dapat Mencegah Terjadinya Stunting pada anak
8. Membantu mencegah Gizi buruk pada bayi dan balita
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga berencana adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan
sejahtera dengan membatasi kelahiran yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat
kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti KB Alami dan Non Alami. KB sangat
penting untuk menekan laju pertumbuhan penduduk indonesia. Dengan melakukan KB
mampu menciptakan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera ( KKBS ). KB Juga mampu untuk
meminimalisir terjadinya penyakit seperti stunting dan gizi buruk serta pendidikan anak
terpenuhi karena KB akan membantu agar semua kebutuhan keluarga terpenuhi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hospitals, T. M. (2023, maret 29). 9 Alat Kontrasepsi Beserta Kelebihan dan Kekurangannya. 29
Maret 2023, pp. 1-9.
Prof.Dr.Ida Bagus Gde Manuaba, S. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obetetri
Ginekologi dan KB. jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Seri Wahyuni, S. M. (2022). Pelayanan Keluarga Berencana (KB). Malang: Unisma Press.
11